Anda di halaman 1dari 2

Identitas Buku

Judul : Karang Setan


Penulis : Enid Blyton
Jenis Buku : Fiksi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan XIV : Desember 2011
Tebal : X +192 halaman

Karang Setan

Karang Setan adalah novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton, penulis
berkebangsaan Inggris. Novel ini menceritakan kisah petualangan Lima Sekawan yang berlibur di sebuah
mercusuar tua milik Si Utik yang berada di atas Karang Setan. Ada dongeng yang menceritakan bahwa
terdapat harta karun yang disembunyikan disana. Lima Sekawan pun memutuskan untuk menyelidiki
sekeliling gua. Lima Sekawan itu adalah Julian, Dick, George, Anne, dan seekor anjing bernama Timmy.
Petualangan mereka kali ini semakin seru dengan ditemani oleh Si Utik dan monyetnya, Si Iseng.

Pada bab pertama buku ini, Enid Blyton menceritakan bahwa teman Pak Quentin, ayah George, akan
berkunjung ke Pondok Kirrin untuk menyelesaikan pekerjaan. Kedua sarjana itu adalah orang yang senang
akan kesunyian dalam bekerja, padahal disaat yang bersamaan Lima Sekawan juga akan datang untuk
menghabiskan sisa liburan. Tentu Pondok Kirrin akan sangat ramai oleh anak-anak, ditambah teman Pak
Quentin membawa serta anaknya yang bernama Utik dan juga seekor monyetnya bernama Iseng.

Untuk ketentraman bekerja kedua sarjana itu, akhirnya diputuskan Lima Sekawan ditambah Utik dan
Iseng pergi berlibur ke mercusuar milik Si Utik, hadiah ulang tahun dari ayahnya. Tetapi rupanya
mercusuar itu dulu dipakai oleh pencoleng ulung untuk menyesatkan kapal-kapal. Dua keturunannya
sampai sekarang masih mencari tempat persembunyian harta rampasan pencoleng. Mereka merasa
terganggu oleh kedatangan Lima Sekawan dan Si Utik. Jadi kelima anak itu, dengan Timmy dan si Iseng
juga, dikurung dalam mercusuar.

Pada bab-bab berikutnya, pembaca akan dibuat kagum dengan berbagai petualangan dan tantangan yang
dihadapi Lima Sekawan dan Utik di Karang Setan. Pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku ini
memiliki hubungan yang erat dan merupakan kesatuan utuh yang saling melengkapi.

Novel yang disajikan dengan bahasa yang sangat apik dan menarik ini membuat pembaca seakan-akan
seperti ikut berpetualang bersama Lima Sekawan ke Karang Setan. Kekonyolan Iseng si monyet dan
Timmy si anjing membuat cerita yang ada dalam buku ini semakin seru. Hanya satu kekurangan buku ini
yaitu penyelesaiannya yang kurang mengesankan. Namun, dengan cara penyampaian penulis yang
membuat pembaca terhanyut dalam setiap cerita yang disampaikannya, kekurangan tersebut dapat
dianggap sebagai angin lalu.

Meskipun disebut sebagai novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan, di novel ini sama sekali tidak
ada hubungannya dengan novel-novel sebelummya. Setiap seri petualangan Lima Sekawan memiliki
cerita yang berbeda-beda dan di tempat yang berbeda juga. Sehingga, antara novel satu dan lainnya tidak
berhubungan. Novel-novel tersebut hanya memiliki kesamaan dalam tokohnya yaitu Lima Sekawan.

Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan yang dimiliki novel tersebut, novel ini merupakan buku
yang sangat menarik dan cocok untuk dibaca saat memiliki waktu luang. Buku ini memberikan gambaran
tentang sebuah petualangan yang dipenuhi banyak rintangan. Buku ini mengajarkan semangat, kerja
keras, dan sifat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi.
Identitas Buku
Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Tahun Terbit : 2016
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 320 halaman

Sinopsis

Hujan adalah sebuah novel fiksi sains yang menceritakan bumi di masa depan. Jadi, ada dua orang
manusia yang bernama Lail dan Esok yang bertemu pasca letusan gunung di tahun 2042, dimana letusan
ini hanya menyisakan 10% dari seluruh total manusia di bumi dan membuat iklim serta cuaca di bumi
kacau balau.

Esok adalah anak yang jenius dan pintar, juga seorang pencipta mobil terbang yang pertama kali ada di
dunia ini. Lail sendiri adalah tokoh utama wanita yang biasa-biasa saja, khas seorang wanita di novel Tere
Liye. Lail digambarkan sebagai wanita yang sederhana sekaligus berjiwa sosial yang pada akhirnya
menjadi seorang relawan dan perawat.

Lail memiliki perasaan dengan Esok, tetapi seperti khasnya seroang laki-laki jenius, Esok terlalu sibuk
dengan dunianya sehingga tidak bisa selalu bersama Lail.

Jadi, novel ini dibuka dengan adegan dimana Lail mendatangi ahli syaraf untuk memodifikasi ingatannya.
Yup, di zaman itu diceritakan teknologi menjadi sedemikian canggih sehingga ahli syaraf bahkan bisa
memodifikasi ingatan manusia. Elijah sebagai perawat di pusat syaraf itu menjadi penghubung antara Lail
dengan kisahnya yang mengharu biru sebelum pada akhirnya memutuskan pindah planet karena bumi
semakin tidak kondusif lagi.

Ulasan

Latar waktu dan tempat yang digunakan novel ini benar-benar di luar bayangan. Mengambil waktu di
zaman 2045 dimana bumi menjadi serba canggih dan menimbulkan decak kagum para pembaca.
Meskipun digambarkan pula keadaan bumi yang sudah setengah hancur, tetap sulit rasanya
membayangkan kecanggihan seperti itu bisa ada dan eksis. Tetapi, Tere Liye berhasil menciptakan
atmosfer yang nyata sehingga pembaca benar-benar masuk ke latar waktu dan tempat yang sedemikian
berbeda dengan apa yang kita miliki sekarang.

Kelebihan Buku

Buku ini memiliki alur yang apik dan tersusun rapi. Jadi, meskipun menggunakan alur maju dan mundur,
tidak akan membuat bingung pembaca. Selain itu, tempo cerita yang dibuat oleh Tere Liye sangat pas.
Tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Di sisi lain, banyaknya hal-hal baru yang membuat pembaca
terkejut di sepanjang cerita bisa menjadi nilai tambah juga. Alurnya juga tidak tertebak dan membuat
ending yang mengharukan.

Kekurangan Buku

Hujan memiliki tokoh utama Lail yang terkesan pasif. Semua hal yang ia lakukan bukanlah atas inisiatifnya
sendiri, ini yang membuat saya sedikit tidak sreg ketika membaca novel Hujan.
Tetapi, semua kekurangan itu bisa tertutupi oleh tokoh Esok yang mempesona. Jadi, meskipun Lail
digambarakan sebagai perempuan yang lemah dan cengeng, bagi saya pribadi itu dapat dimaafkan.

Anda mungkin juga menyukai