Anda di halaman 1dari 4

Resensi Buku Rakyat Legenda Danau Toba

Identitas karya

Judul Buku: Legenda Danau Toba

Penyusun: TIRA IKRANEGARA

Penerbit: BINTANG INDONESIA, Jakarta

Tahun Terbit: 2010

Jumlah Halaman: 96 halaman

Pendahuluan

Cerita rakyat merupakan kisah imajinasi yang dibuat oleh masyarakat, di mana tidak jelas
pengarangnya dan seolah-olah cerita itu nyata yang terjadi di masa lampau. Bahkan biasanya cerita
rakyat mengandung pesan moral yang bisa kita jadikan pembelajaran. Buku cerita rakyat “Legenda
Danau Toba” yang disusun oleh Tira Ikranegara ini berisi cerita asal mula Danau Toba dan 13 cerita
tambahan lainnya.

Isi Cerita

Cerita utama buku ini adalah “Asal Mula Danau Toba” yang menceritakan seorang pemuda
bernama Toba yang suatu hari saat memancing, menemukan kail pancingnya menangkap ikan besar.
Namun, Toba terkejut saat menemukan ikan besar itu berubah menjadi wanita cantik. Toba langsung
jatuh hati dan akhirnya memutuskan untuk menikahi wanita cantik tersebut. Namun ada persyaratan,
Toba tidak boleh mengungkit asal wanita itu dari seekor ikan. Akhirnya mereka menikah dan hidup
sederhana serta makin lengkap saat dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir yang akan
membawa petaka kepada Toba.

Cerita kedua “Tidak Tahu diri” menceritakan sepasang lalampak dari lending kao. Sandal kanan
dari kulit kerbau jantan dan sandal kiri berasal dari kulit kerbau betina. Mereka milik seorang baginda
raja di bumi Lombok. Kedua sandal itu merupakan suami istri. Sang suami disebut Papuq mame,
sedangkan sang istri disebut Papuq Kine. Karena takdir Tuhan yang Maha Kuasa, sepasang
lelampak itu bisa bercakap-cakap, walaupun percakapan mereka hanya bisa didengar dan dimengerti
oleh mereka berdua. Takut akan bahaya yang mengancam mereka, mereka berdoa kepada tuhan untuk
mengubah mereka menjadi hal yang mengancam mereka. Namun, setiap perubahan selalu ada
ancaman yang lebih besar.

Cerita ketiga “Berkelana Ke Alam Halus” bercerita tentang seorang petani yang berpetualang di
daratan pulau seberang, dengan menunggangi seekor penyu, mengobati kepala suku pulau tersebut,
mengadu kesaktian antar suku untuk mendapatkan padi, jagung, dan jewawut.

Cerita keempat “Manusia Ular” bercerita tentang seorang pemburu yang berubah menjadi ular
jadi-jadian karena mengintip ular raksasa yang sedang melahap mangsanya. Ternyata ular raksasa itu
bukan ular biasa, melainkan ular gaib. karena sang ular tidak terima dilihat oleh pemburu, sang ular
itu mengutuk pemburu itu dengan caranya yaitu dengan menyuruh pemburu itu menelan mangsa si
ular.alhasil jadilah pemburu itu manusia ular jadi-jadian yang memiliki umur panjang.
Cerita kelima “Putri Monondeaga” kisah ini bercerita tentang suami istri yang bernama Abo
Mamongkuroid dan istrinya bernama Putri Monondeaga. Monondeaga yang takut hidup sendiri
karena ditinggalkan oleh Abo untuk merantau, mencari nafkah agar kehidupannya menjadi lebih baik.
Belum beberapa hari lamanya Abo pergi, Monondeaga ketakutan karena munculnya raksasa rakus
pemakan manusia Tulap, dan Tulap melihat Monondeaga. Apakah yang akan terjadi kepada
Monondeaga...? Dan bisakah Monondeaga selamat dari raksasa itu...?

Cerita keenam “Pesan Terakhir” bercerita tentang sebuah keluarga. Ayah seorang nelayan,ibu
adalah wanita setia yang mempunyai 2 anak. sebelum ayah pergi ke laut, ayah meninggalkan
makanan dan telur ikan pepayana di rumah. Ibu pergi ke kebun, sebelum pergi ke kebun, ibu berpesan
kepada anak-anak nya untuk tidak memakan telur ikan tersebut karena akan timbul hal yang tak
diinginkan. Dan secara tak terduga telur itu telah dimakan oleh anaknya yang kelaparan. Sekarang apa
yang akan terjadi pada keluarga tersebut....? Apakah akan terjadi nasib buruk atau nasib baik pada
keluarga tersebut....?

Cerita ketujuh “Batu Keramat” bercerita tentang sepasang suami istri yang sedang berjemur di atas
batu yang mengeluarkan awan panas, meletakkan makanan di atas batu dan memakannya , batu yang
mengeluarkan gumpalan awan merah, Kemudian sepasang suami istri tersebut menamai batu tersebut
dengan nama Batu Keramat , dan mereka pun memuja Batu Keramat.

Cerita kedelapan “Panji Semirang” menceritakan seseorang yang bernama Panji Semirang alias
Dewi Candra Kirana yang hilang ingatan karena ingatannya disihir oleh Dewi Liku , berkelana
mencari petapa untuk menghilangkan efek sihir dari Dewi Liku, dan menikah dengan Raden Inu
Kertapati , namun banyak rintangan yang harus dilalui untuk menikahi Raden Inu Kertapati. Raden
Inu Kertapati yang berkunjung ke Kerajaan Kediri untuk menemui Dewi Candra Kirana tetapi sang
Raden telah disihir untuk menikahi Dewi Ajeng , hingga akhirnya sihir tersebut hilang dan akhirnya
Raden Inu Kertapati bertemu Dewi Candra Kirana dan hingga akhirnya mereka menikah.

Cerita kesembilan “Ayam Yang Cerdik” menceritakan seekor ayam betina yang tinggal di
pinggiran hutan dan seekor serigala kecil yang ingin menangkap ayam betina untuk dijadikan
santapan bersama sang ibu akan tetapi ayam betina tersebut sangatlah pintar hingga suatu saat ia di
tangkap oleh serigala memakai kantong kecil lalu ayam betina menemukan celah agar lolos dari
kantong tersebut dan menukarkan dirinya dengan batu besar.

Cerita kesepuluh “Kucing Yang Bandel” bercerita tentang seekor kucing abu abu yang bernama
Petith yang sangatlah nakal. Petith tidak mendengarkan perkataan ibunya pergi keluar hutan sendirian,
dan menemukan rumah Musang yang berisi anak anak musang, Petith pun mengira anak anak musang
itu adalah saudaranya dan akhirnya anak anak musang itu menyadari kalau Petith bukan golongannya,
musang itu pun melempar Petith hingga menyangkut ke pohon dan terjatuh ke tanah.

Cerita kesebelas “Celaka Karena Berkhianat” menceritakan tentang persahabatan antara Serigala
dan Musang. Serigala yang lugu selalu mengikuti apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh
Musang. Suatu hari Musang terperangkap oleh jeratan tali warga, Serigala yang melihat hal itu
menghampiri Musang, dan seperti biasa Musang ingin menipu Serigala. Tapi kali ini Serigala tidak
tertipu oleh Musang

Cerita kedua belas “Akal Kelinci” bercerita tentang Kelinci yang sangat suka mencuri dari kebun
Serigala yang berpagarkan duri. Serigala yang terheran heran siapa yang berani masuk ke kebun
miliknya itu pun lalu bersembunyi untuk mencari tahu. Setelah itu mengetahui siapa pelakunya, ia
pun membuat patung yang menyerupai kelinci dari getah. Kelinci itu terperangkap, tetapi ia berhasil
bebas dengan cara mengakali si Serigala
Cerita ketiga belas “Pembalasan Onta” Menceritakan Anjing hutan yang sangat suka berburu ayam
di sebuah desa, sehingga di desa itu sudah tidak ada satupun lagi Ayam. Suatu hari Serigala berencana
pergi ke kebun yang ada diseberang sungai dengan bantuan onta. Disana Unta dipukul karena
lolongan Serigala ketika kekenyangan terdengar oleh warga. Untung saja ia bisa selamat. Ketika
pulang Unta mencondongkan punggungnya ke depan yang membuat Anjing hutan jatuh dari
punggungnya dan tenggelam ke sungai.

Cerita Keempat belas ”Tikus dan Harimau” mengkisahkan seekor Harimau yang terperangkap
oleh jaring dari pemburu. Tidak ada satupun keluarga dari Harimau yang dapat melepaskannya dari
jeratan perangkap tersebut. Tidak disangka seekor tikus yang pernah ia lepaskan dulu dapat
membantunya keluar dari jeratan tersebut.

Kelebihan Buku

Buku ini dapat dinikmati oleh siapa saja, terutama anak anak, Dikarenakan tata bahasanya yang
mudah dipahami. Buku ini juga memiliki banyak moral yang dapat diambil sebagai nilai hidup.

Ilustrasi yang ada di dalam buku ini terlihat semi-realistis sehingga tidak membuat para pembaca
anak-anak bosan namun juga tidak terlalu kanak-kanak untuk para pembaca dewasa.

Selain itu, Buku ini memiliki sampul dengan ilustrasi yang dan warna yang kontras sehingga dapat
menarik mata pembaca.

Buku ini juga menggunakan kertas buram yang tidak membuat mata jenuh membacanya .

Kekurangan Buku

Ilustrasi muncul secara tidak konsisten. Ada beberapa cerita yang tidak memiliki gambar sama sekali,
hal ini dapat membuat pembaca anak-anak bosan dan mengurangi bayangan pembaca.

Kekurangan lainnya yaitu, tidak dijelaskannya masing-masing wilayah cerita berasal.

Penutup

Buku ini layak untuk dibaca anak berusia dibawah 6 tahun maupun remaja muda usia 13 sampai 17
tahun. Jadi, buku ini dapat menjadi sarana hiburan yang baik untuk anak muda.
ANGGOTA KELOMPOK DAN TUGASNYA

-RAHMA ARTIKA (pembuat sinopsis cerita 11-14)

-REHULINA KHARIMAH (pembuat sinopsis cerita 1-2 dan penulis resensi)

-SYARIFUDDIN (pembuat sinopsis cerita 7-10)

-ZAKARIA (pembuat sinopsis cerita 3-6)

KELAS XI MIPA 2 (B)

Anda mungkin juga menyukai