Anda di halaman 1dari 10

35 SOAL K3LH KELAS X PILIHAN GANDA BESERTA JAWABANNYA

1. Syarat-syarat helm untuk alat pelindung diri yaitu...


A. Tahan benturan, meredam kejutan, tidak mudah terbakar, mudah
disesuaikan
B. Mudah terbakar, mudah pecah
C. Tidak kuat, mudah terbakar
D. Bahan mudah pecah, sulit disesuaikan
E. Tidak meredam kejutan, mudah disesuaikan

2. Dibawah ini adalah sarung tangan khusus dalam K3 diantaranya, kecuali...


A. Sarung tangan karet
B. Sarung tangan plastik
C. Sarung tangan asbes
D. Sarung tangan sintesis
E. Sarung tangan alumunium

3. Sarung tangan yang berfungsi melindungi kulit dari benda kimia yang beracun dan
berbahaya adalah...
A. Sarung tangan latex
B. Sarung tangan plastik
C. Nitrile gloves
D. Sarung tangan bahan alumunium
E. Sarung tangan kulit

4. Dibawah ini yang bukan termasuk manfaat K3LH bagi kehidupan yaitu...
A. Mencegah kecelakaan dijalan raya
B. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya
C. Menjamin keselamatan dari setiap oranglain berada di tempat kerja
D. Menjaga tubuh tetap sehat
E. Memelihara sumber produksi secara aman dan efisien

5. Keselamatan dapat diartikan sebagai keadaan perihal terhindar dari bahaya, tidak
mendapat gangguan, sehat tidak kurang suatu apapun adalah pengertian K3LH
menurut...
A. Sumakmur
B. Simanjuntak
C. Ridley John
D. Mathis dan Jackson
E. WJS Poerwadinata

6. K3LH adalah singkatan dari...


A. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup
B. Kesehatan, Kecelakaan Kerja dan Lingkungan Hidup
C. Kesuksesan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup
D. Kecelakaan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup
E. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Langkah Hidup
7. Sebutkan apa saja tujuan K3LH, kecuali...
A. Mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja
B. Menambah resiko bekerja
C. Mencegah adanya kematian di tempat kerja
D. Mencegah borosnya alat dan modal sumber produksi tenaga kerja
E. Memelihara kebersihan, kedisiplinan dan ketertiban

8. Apa saja ciri-ciri dari K3LH, diantaranya...


A. Memberikan fasilitas kerja 
B. Menerapkan K3LH dalam sistem kerja
C. Memisahkan sampah organik dan anorganik
D. Memasang atribut K3LH pada perusahaan/pt
E. Benar semua

9. Siapa sajakah pihak yang bertanggung jawab terhadap K3 di perusahaan atau


instansi, kecuali...
A. Pimpinan
B. Divisi Keamanan
C. Konstruktur
D. Orang tua
E. Karyawan

10. Menyusun Laporan K3 merupakan tanggung jawab...


A. Karyawan
B. Divisi Keamanan
C. Direktur
D. Konstruktur
E. Supervisor

11. Yang bukan termasuk penyebab terjadinya kecelakaan kerja karena Unsafe
Condition yaitu...
A. Bergurau dalam bekerja
B. Kondisi peralatan rusak
C. Prosedur kerja berbahaya
D. Storage bahan tidak aman
E. Peralatan keselamatan kurang

12. Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan tingkat memadai yang merupakan lawan dari bahaya danger adalah
definisi dari...
A. Kesehatan
B. Keamanan
C. Kecelakaan
D. Lingkungan hidup
E. APD

13. Limbah yang memiliki sifat konsentrasinya mengandung zat beracun dan
berbahaya dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan serta mengancam
kelangsungan hidup manusia disebut...
A. Limbah cair
B. LImbah hitam
C. Limbah B3
D. Limbah minyak
E. Limbah radioaktif

14. Dibawah ini adalah jenis-jenis limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga
domestik, kecuali...
A. Lem perekat
B. Batu baterai
C. Pemutih pakaian
D. Limbah medis
E. Pembersih kaca

15. Apa yang dimaksud dengan peringatan rambu dibawah ini...

A. Ada orang dibalik pintu


B. Overhead crane
C. Penghalangan kepala
D. Jalan menurun
E. Mudah terbakar

16. Simbol yang dilambangkan dengan roda gigi adalah sebuah peringatan untuk...
A. Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
B. Mudah terbakar
C. Roda berputar
D. Selamat, sehat dan sejahtera
E. Bebas dari kecelakaan akibat dan PAK

17. Salah satu alat K3 yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan
adalah...
A. Hand skun 
B. Earplug
C. Safety shoes
D. Body protector
E. Hazmat

18. Alat yang digunakan untuk melindungi kaki dari benda tajam , jalan yang licin
sertabkejatuhan benda yang berat disebut...
A. Hand skun 
B. Earplug
C. Safety shoes
D. Body protector
E. Hazmat

19. Suatu keadaan sekitar yang dialami seseorang baik biotik dan abiotik merupakan
pengertian dari...
A. Kepedulian
B. Keamanan
C. Kesehatan
D. Keselamatan
E. Lingkungan hidup

20. Sebuah kegiatan analisis pemeriksaan sistematis pekerjaan untuk mengtahui


adanya potensi bahaya, menilai tingkat resiko serta mengevaluasi langkah-lamgkah
untuk mengendalikan resiko adalah...
A. Analisa keselamatan kerja (JSA)
B. Safety 
C. Keselamatan
D. Kesehatan
E. Keamanan

21. Hal-hal yang harus terkandung dalam prosedur kerja, diantaranya...


A. Pencatatan evaluasi kegiatan
B. Tujuan dan ruang lingkup aktivitas
C. Siapa pelaksana dan apa yanga kan dikerjakan
D. Material, perlengkapn serta dokumen yang dipaki
E. Benar semua

22. Alat yang berfungsi untuk melindungi mata dari partikel partikel yang melayang
diudara maupun air serta mengindari percikan benda panas disebut...
A. Earplug
B. Safety glasess
C. Body protector
D. APD
E. Safety shoes

23. Sebuah usaha yang mengutamakan tindakan pencegahan gangguan kesehatan


karena faktor pekerjaan serta lingkungan kerja. Merupakan pengertian dari...
A. Job safety analysis
B. Keamanan
C. Pemeriksaan kesehatan kerja
D. Lingkungan hidup
E. Kesehatan

24. Faktor penyebab gangguan kesehatan diantaranya, kecuali...


A. Golongan kimia
B. Golongan biologi
C. Golongan psikologis
D. Golongan pribadi
E. Golongan fisik
25. Yang termasuk kedalam golongan fisik adalah...
A. Debu
B. Cairan zat kimia
C. Kerja monoton
D. Sikap netral
E. Suara gaduh
26. Adanya standar K3 yang maju dengan menentukan tingkat kemajuan K3, karena
baik buruknya K3 ditempat kerja dapat diketahui melalui...
A. Pemenuhan standar K3
B. Syarat-syarat kerja
C. Sarana dan prasarana 
D. Perlindungan kerja
E. Hak kepedulian perusahaan

27. K3 adalah sebuah perkembangan dari...


A. WHO
B. OSH
C. OASH
D. IPO
E. OSHAS 

28. Jenis ilmu yang dipelajari dan digunakan dalam penerapan K3 yaitu, kecuali...
A. Perilaku
B. Kesehatan
C. Lingkungan
D. Norma agama
E. Fisik 

29. Salah satu syarat yang dimiliki bagaian khusus mengurus K3 adalah memiliki
jumlah sebanyak...pegawai 
A. 20
B. 30
C. 40
D. 10
E. 50

30. Temperatur suhu yang baik digunakan ditempat kerja adalah...


A. 30° C
B. 20° C
C. 15° C 
D. 27° C
E. 22° C

31. Tujuan awal dibentuknya standar keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yaitu...
A. Bencana
B. Moral
C. Krisis
D. Ekonomi
E. Pertaruhan
32. Contoh penyakit yang muncul karena tempat kerja yang tidak memenuhi
persyaratan egronomi yaitu, kecuali...
A. Pneumokonisis
B. Paru-paru
C. Ganglion
D. Demam
E. Gangguan pernafasan  

33. Dibawah ini merupakan langkah yang dilakukan untuk pencegahan terhadap
penyakit, kecuali...
A. Penerangan sebelum bekerja
B. Golongan fisik
C. Pendidikan kesehatan dan keamanan
D. Pemeriksaan kesehatan pegawai
E. Keselamatan kerja

34. Suatu rangkaian tata kerja kegiatan yang bersangkutan satu sama lain yang
dapat menunjukan adanya urutan tahap demi tahap dan jalan yang harus ditempuh
dalam melaksakan suatu bisang pekerjaan adalah definisi dari...
A. Keamanan
B. Prosedur kerja
C. Lingkungan hidup
D. Perlindungan diri
E. Job safety analysis

35. Anthroponmetri dapat digunakan sebagai dasar, kecuali...


A. Perancangan lingkungan 
B. Prosedur kerja
C. Perhitungan tunjangan
D. Perancangan alat
E. Area kerja

Penerapan K3 di Lingkungan
Peternakan
June 7, 2021
Industri peternakan memiliki banyak risiko, mulai dari keamanan hingga kesehatan.
Maka dari itu, penerapan K3 peternakan sangat penting untuk dilakukan.
Tidak hanya perusahaan bidang minyak, gas, ataupun kelistrikan saja yang
memiliki risiko keamanan dan keselamatan kerja yang tinggi, industri peternakan
juga sama-sama memiliki faktor kecelakaan dan gangguan kesehatan yang tinggi.
Di dalam peternakan, pekerja bisa saja dengan mudah tertular penyakit dari
hewan ternak yang berakibat pada gangguan kesehatan. Kecelakaan kerja juga
bisa mungkin terjadi jika para pekerja lalai dalam melaksanakan tugasnya. Di sinilah
fungsi penerapan K3 peternakan berperan.
Tujuannya sama dengan K3 di bidang industri lainnya, yaitu untuk mengurangi risiko
kecelakaan kerja dan ancaman penyakit yang mengganggu kesehatan.
Sistem K3 di bidang peternakan di Indonesia memang belum diterapkan secara
optimal.
Terbukti dengan masih adanya kecelakaan-kecelakaan kerja dan paparan penyakit
yang dialami oleh pekerja peternakan.
Kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan peternakan kurang mendapatkan
perhatian hal ini karena jumlah pekerja di industri tersebut tidak banyak.
Perhatian dan komitmen penerapan K3 dalam industri peternakan seharusnya lebih
ditingkatkan lagi.
Selain oleh perusahaan, tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja yang
utama ada pada para pekerja itu sendiri.
Implementasi K3 juga harus didukung oleh masing-masing pekerja peternakan
sebagai bentuk tanggung jawab pada keselamatan dan kesehatan pribadi. Hal ini
karena aktivitas di peternakan menggunakan beraneka macam peralatan teknis dan
keterlibatan SDM dalam pengoperasiannya.

Penerapan K3 Peternakan

Penerapan K3 Peternakan
Lewat Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per. 05/Men/1996, tentang sistem
keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan K3 bisa memberikan jaminan
keselamatan dan kesehatan para pekerja atau orang-orang yang berada di
lingkungan tempat kerja tersebut.
Dalam menerapkan sistem manajemen K3 di peternakan, harus memperhatikan
terlebih dahulu ketentuan yang diatur di dalam undang-undang yang berlaku.
Peternakan yang telah wajib mengimplementasikan sistem manajemen K3
merupakan peternakan yang telah memiliki berbagai macam syarat dan kriteria,
seperti :
1. Memiliki jumlah pekerja 100 orang atau lebih.
2. Peternakan yang berpotensi memiliki bahaya yang disebabkan oleh proses
produksi yang bisa mengakibatkan kebakaran, ledakan, pencemaran, dan penyakit
yang disebabkan aktivitas pekerjaan.
Di dalam praktik penerapan sistem manajemen K3 bagi peternakan, diwajibkan
untuk melakukan berbagai ketentuan seperti berikut ini :

 Penerapan kebijakan K3 dan komitmen implementasi sistem manajemen K3


 Perencanaan kebijakan, sasaran, dan tujuan K3
 Penerapan K3 yang efektif
 Pengukuran dan pemantauan serta evaluasi K3
 Peninjauan berkala terhadap sistem manajemen K3 sekaligus peningkatannya

Masing-masing pekerja yang bekerja di lingkungan peternakan wajib untuk


menggunakan peralatan K3 yang telah diberikan selama aktivitas bekerja dan sesuai
dengan pekerjaannya masing-masing.
Alat-alat yang wajib digunakan, seperti sarung tangan, sepatu boot, topi, penutup
rambut, pelindung atau penutup mata, masker, dan peralatan lainnya.
Pada saat bekerja, pekerja juga dilarang untuk mencampur alat-alat pribadi dengan
peralatan peternakan. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan kontaminasi pada
peralatan pribadi pekerja yang berakibat pada gangguan kesehatan.
Selanjutnya, dalam rangka mendukung terciptanya sistem manajemen K3 yang
optimal maka perlu dilakukan pemasangan instalasi keamanan di lingkungan
peternakan. Instalasi keamanan ini biasanya meliputi instalasi listrik dan
pencegahan kebakaran dengan menyediakan alat pemadam kebakaran di masing-
masing ruangan di lingkungan peternakan.

Regulasi K3 di dalam Peternakan


Regulasi penerapan K3 peternakan tertuang pada pasal 2, PP No. 50 Tahun 2012
tentang penerapan sistem manajemen K3. Penerapan sistem manajemen K3
tersebut memiliki tujuan :

1. Peningkatan perlindungan K3 yang terencana, terstruktur, dan terintegrasi dan


dijalankan secara efektif.
2. Pengurangan dan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat aktivitas pekerjaan
yang melibatkan seluruh elemen di dalam peternakan.
3. Terciptanya tempat kerja yang produktif dengan suasana yang aman dan nyaman.
Regulasi berikutnya berdasarkan pada pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 05 Tahun 1996 tentang sistem manajemen K3 yang memiliki tujuan untuk
mewujudkan sistem K3 di tempat kerja yang terintegrasi dengan melibatkan
manajemen, pekerja, dan lingkungan kerja untuk menanggulangi dan meminimalisir
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Peraturan perundang-undangan lain yang menjadi dasar terlaksananya K3 di
lingkungan peternakan adalah :

1. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi : “Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
2. UU No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja.
3. UU No. 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan.
4. UU No. 18 tahun 2009 mengenai Peternakan dan Kesehatan Hewan.
5. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1996.

Hal-Hal yang Membahayakan K3 di Peternakan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Dalam melaksanakan penerapan K3 peternakan, ada berbagai macam hal yang
harus dipahami karena berpotensi memiliki risiko mengancam keselamatan dan
kesehatan para pekerja di peternakan. Hal-hal tersebut, seperti :

 Suhu lingkungan tempat bekerja yang terlalu panas bisa menyebabkan stres pada
para pekerja.
 Suara bising yang melebihi nilai ambang batas dapat memberikan dampak pada
kesehatan. Akibat suara bising ini maka dapat terjadi kerusakan pada indera
pendengaran.
 Pencahayaan yang kurang juga bisa mengganggu keselamatan dan kesehatan para
pekerja. Pencahayaan yang cukup dapat membantu para pekerja untuk mengurangi
risiko kesalahan kerja.
 Aroma yang kurang sedap di lingkungan tempat kerja sudah pasti dapat
mengganggu kenyamanan pada saat bekerja. Bau yang menyengat juga dapat
berdampak pada kesehatan. Bau yang ditimbulkan di peternakan muncul dari limbah
kotoran hewan ternak, oleh karena itu kebersihan kandang hewan ternak harus
diperhatikan dengan baik agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Penggunaan bahan kimia di lingkungan peternakan harus dilakukan sesuai dengan
standar dan prosedur yang jelas. Kecelakaan kerja akibat penggunaan bahan kimia
yang tidak sesuai sering terjadi akibat para pekerja lalai dan tidak menjalankan
aturan dengan baik dan benar.
 Perkembangan mikroorganisme penyebab penyakit yang ada di lingkungan
peternakan memiliki andil yang cukup besar dalam mengganggu kesehatan para
pekerja. Pengecekan kebersihan secara berkala di lingkungan peternakan sangat
perlu dilakukan untuk mencegah perkembanganbiakan mikroorganisme dan parasit
yang ada.
 Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya juga dapat mengganggu
K3 di lingkungan peternakan. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh
pekerja juga bisa membahayakan keselamatan kerja mereka.

Untuk mewujudkan penerapan K3 peternakan, peternakan juga wajib


mempekerjakan seseorang yang telah mempunyai kualifikasi sesuai dengan sistem
yang telah diterapkan.
Selain memiliki kualifikasi yang sesuai, SDM yang ditunjuk juga harus memiliki
tanggung jawab penuh dalam rangka meningkatkan kesadaran K3 di lingkungan
peternakan. SDM yang bertanggung jawab juga harus memiliki sertifikasi
kompetensi terkait penguasaan K3.
Selanjutnya, SDM tersebut yang nantinya akan mengawasi, menilai, dan membuat
laporan terkait pelaksanaan K3 yang ada di lingkungan peternakan secara berkala.
Salah satu lembaga penyedia pelatihan dan sertifikasi kompetensi K3 adalah Mutu
Institute. Program pelatihan yang ditawarkan dilakukan secara hybrid (daring dan
luring) dan nantinya peserta akan mendapatkan sertifikasi kompetensi BNSP.

Anda mungkin juga menyukai