Anda di halaman 1dari 9

NAMA: MUHAMMAD AIDIL FIRMANSYAH

KELAS: XII IPS 8

Jatuhnya Soeharto dan Transisi Demokrasi In


donesia
Peristiwa yang terjadi adalah Jatuhnya Soeharto dan Transis
i Demokrasi,Peristiwa ini Berawal dari krisis ekonomi di Asia
Ini sebuah fenomena yang paling mencengangkan di dekade s
embilan puluhan setelah fenomena bubarnya Uni Soviet. Seba
gaimana dengan bubarnya Uni Soviet, tidak ada yang mendug
a jika berbagai negara di Asia Timur mengalami krisis ekono
mi yang parah .
Namun di akhir dekade sembilan puluhan , pembalikan ci
tra terjadi. satu persatu , negara di Asia Timur tumbang. Perso
alan menjadi bertambah runyam karena krisis ekonomi menjal
ar pula kepada krisis politik.Krisis keuangan di Indonesia saat
itupun masih berlanjut. Pemerintah saat itu sudah melikuidasi
16 bank swasta. Paket dari IMF sebanyak 23 miliar dolar AS s
udah dijanjikan .
Krisis di Asia ini menjadi menarik justru karena para ekon
om ternama pun belum punya model baru untuk menjelaskann
ya . Paling-paling ada tambahan satu variabel baru sebagai pe
njelas , yaitu moral hazard, meluasnya ketidakjujuran dan kete
rtutupan dalam dunia usaha di negara yang mengalami krisis i
tu. Di Indonesia krisis ekonomi ini kemudian membangunkan
macan tidur , yaitu gerakan mahasiswa.
Siapa yang terlibat??
Pada bulan April 1998 gerakan mahasiswa berulang-ulang
menjadi berita mass media di tanah air . Ribuan mahasiswa da
ri berbagai universitas, dengan jaket almamaternya masing-m
asing, bergabung menjadi satu. Berbagai aksi keprihatinan ber
ulang-ulang digelar, mulai dari Lampung , Jakarta, Bandung ,
Yogyakarta sampai ke Ujungpandang. Berbagai universitas ne
geri terkemuka terlibat , seperti UI, ITB, UGM ditambah bebe
rapa universitas swasta lainnya . Slogan yang dikumandangka
n pun beragam. Krisis ekonomi dan ketidakpuasan atas situasi
politik inipun melahirkan baik gerakan mahasiswa di tahun 19
66 ataupun di tahun 1998.

Setelah maraknya gerakan mahasiswa , di pertengahan Mei


1998 gerakan berubah arah menjadi kerusuhan.Ribuan gedung
terbakar, ratusan manusia terpanggang dan tewas seketika. Be
rbagai kota besar mulai dari Medan,Padang,Palebang,Jakarta,
Solo sampai ke Ujungpandang menjadi lautan api. Ratusan pe
nduduk asing pergi meninggalkan Indonesia.Sementara warga
Indonesia sendiri ,yang kebetulan non-pribumi,berada dalam k
ondisi yang sangat ketakutan akibat teror dan kekerasan.
Hasil akhir huru-hara itu sungguh memilukan . Bukan hanya k
erugian materiil tetapi citra gerakan reformasi itu sendiri yang
dilukai.
Akhirnya muncullah berita pengunduran diri Soeharto hari
Kamis 21 Mei 1998, segera menjadi berita dunia . Berbagai m
edia besar di Amerika Serikat , mulai dari New York Times ,
Wall Street Journal sampai Washington Post, menjadikan peri
stiwa ini sebagai berita utama . Berbagai media di Amerika Se
rikat menggambarkan bahwa seorang politisi besar dunia era p
erang dingin telah turun tahta. Untuk pertama kalinya selama t
iga puluh dua tahun.Kejadian itu sungguh dramatis.
Setelah Jatuhnya Soeharto,Indonesia saat itu berada dalam
masa transisi yang sangat labil.Runtuhnya otoritarianisme sep
erti Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto tidak secara
otomatis akan membawa negara kita menuju demokrasi sejati
yang terkonsolidasi.Jatuhnya Soeharto ini meninggalkan beba
n berat dipundak Golkar. sebenarnya Soeharto adalah ketua u
mum Golkar . Berbagai kebijakan dan kepemimpinan Golkar
sepenuhnya ada dalam kontrol Soeharto . Besarnya kemaraha
n publik atas Soeharto , suka atau tidak suka , membawa imba
s pula ke Golkar.Target Golkar ingin kembali memenangkan
pemilu 1999 yang demokratis .Salah satu kemungkinan yang
dapat membawa Golkar menang jika salah satu komunitas Soe
karnois, NU, Muhammadiyah masing-masing pecah ke berbag
ai partai sehingga suara mereka tidak terkonsentrasi ke satu pa
rtai besar.
Konsolidasi awal PDI Perjuangan adalah di Bali,awal Ok
tober 1998. saat itu,nama PDI Perjuangan belum dilegalisasi o
leh pendukung Megawati. Selama berkuasanya Soeharto , PDI
Perjuangan dimarginalkan dan terus hidup bergerak secara un
derground . Jatuhnya Soeharto dan akan diadakannya kembali
pemilu menjadi kesempatan PDI perjuangan untuk konsolidas
i. Di Bali, Megawati Soekarnoputri tidak sekedar dikukuhkan
kembali sebagai ketua umum. Lebih dari itu , ia semakin bere
volusi menuju pemimpin yang kharismatik . Dukungan atasny
a bulat . Emosi pendukung atas dirinya sangat dalam . Saat itu
koalisi politik yang ia bangun semakin lebar dan kuat , melipu
ti warga NU dari sayap Gus Dur dan para purnawirawan milit
er.
Jatuhnya Soeharto membuka pula kemungkinan berdirin
ya berbagai partai dengan asas Islam.Di era Soeharto, asas isla
m itu ditabukan karena bertentangan dengan ideologi negara P
ancasila yang sudah ditinggalkan untuk menjadi asas seluruh
partai politik serta organisasi masyarakat . Mereka yang meras
a memiliki basis umat Islam yang merupakan 90% penduduk I
ndonesia saat itu dihadapkan pada dua pilihan memilih Islam
sebagai asas dan arah politik atau memilih asas terbuka yang p
lural.Era multi partai setelah jatuhnya Soeharto diwarnai anek
a manuver. Sejak tahun 1995 , sekitar lebih dari 40 tahun sebe
lumnya , momentum kebebasan seperti saat itu belum pernah
dirasakan para elite . Berbagai trial and error dilakukan dan di
coba untuk mencari format yang pas, satu diantaranya yang m
emang merupakan fenomena baru adalah membuat komunike
bersama antar partai politik. Tiga partai dengan jumlah massa
yang , PDI Perjuangan , PAN,dan PKB membuat komunike b
ersama. Respon publik atas komunike ini sangat antusias . Ba
hkan banyak yang berharap ketiga partai ini berkoalisi dalam
satu front , untuk mengalahkan Golkar, partai politik wakil da
ri dunia lama.Sayangnya ketiga partai ini baru mengikatkan di
ri pada label politik, belum pada isu . Mereka melabelkan atau
dilabelkan publik sebagai kelompok reformis , sedangkan law
an mereka , partai golkar dan Habibie, di label sebagai kekuat
an status quo.Untuk beberapa isu , pemerintahan Habibie yang
dilabel status quo bahkan lebih maju dari partai yang diberi la
bel reformis itu. Untuk isu Timor Timur, misalnya dua pilihan
yang ditawarkan Habibie, Merdeka atau otonomi luas, sangatl
ah liberal .
Dalam hal Timor Timur,pemerintah habibie bahkan lebi
h maju dari PDI Perjuangan.Juga untuk isu ekonomi, pemisah
an Bank Indonesia dari struktur eksekutif adalah kebijakan ek
onomi yang sangat mencerahkan . Isu itu jelas sangat reformis
dan mendahului partai lainnya yang berlabel reformis. Sebalik
nya , partai yang selama ini di label reformis, banyak mengelu
arkan isu yang sangat berbau status quo.
Ketidak tegasan PDI Perjuangan dan PKB atas posisi mil
iter di DPR tidak mencerahkan .PKB pun belum terdengar me
mpunyai team ekonomi yang tangguh dengan isu ekonomi ya
ng liberal.Bagi massa yang paling menyentuh mereka , adalah
sentimen emosional dan isu besar,dengan membungkus senti
men agama atau kharisma Bung Karno , ditambah dengan isu
sembako yang umum, itu sudah cukup, sedangkan umumnya e
lite, butuh eksplanasi yang lebih detail dan teknis. Dengan kat
a lain , sasaran koalisi tiga partai ini , jika jadi lebih ke soal ju
mlah suara yang akan diraih , konsentrasi mereka lebih ke kua
ntitas pemilih, bukan pada kualitas isu . Prioritas utama merek
a lebih untuk mengalahkan Golkar, bukan membuat blue print
sebuah perubahan aliansi antar partai harus dimulai dulu deng
an membuat sebuah paket isu strategis , lalu baru mencari part
ai mana yang bersedia menjadi operator isu tersebut.

Dalam pemilu 1999 diramalkan tidak ada partai yang mena


ng secara dominan diatas 50% berarti,berbagai partai politik y
ang ada sudah harus mempersiapkan aliansi, setidaknya untuk
membentuk pemerintahan baru,
Presiden yang akan terpilih dalam sidang istimewa MPR, seba
gai misal sudah pasti harus dapat dukungan lebih dari satu par
tai.
Pertama , kelompok Islam santri , yang banyak mendominasi
partai Islam,akan berdiri di belakang Habibie , sedangkan kelo
mpok abangan /priyayi akan mengelompok di belakang Mega
wati Soekarnoputri , berdasarkan politik aliran ini, pemimpin
yang riel akan bertarung hanyalah Habibie versus Megawati,
pemimpin lain akan mendukung dari belakang sesuai dengan
politik aliran masing-masing.
Pemilu demokratis pertama sejak tahun 1955 diselengga
rakan pada tahun 1999 ini, sukses tidaknya pemilu itu niscaya
menentukan bulat lonjongnya negara saat itu. Pemilu yang su
kses akan mampu mengantarkan Indonesia bertransisi ke dem
okrasi secara damai .
Namun pemilu yang rendah legitimasinya akan memba
wa ke dalam anarki yang berkepanjangan.Gerakan mahasiswa
menjelang pemilu 1999 sedang berada dalam krisis, di masa s
ebelum dan pada saat lengsernya Soeharto , dan masih mudah
untuk mengidentifikasi gerakan mahasiswa saat itu , berdasark
an isu dan strategi kelompok gerakan mahasiswa , tanpa susah
payah gerakan ini dapat dikelompokan sebagai gerakan demo
krasi dan reformasi.
Di Tengah jalan,menjelang akhir kampanye pemilu 1999
di sekitar akhir Mei dan Awal Juni ,aliansi politik baru yang b
aru tumbuh , garis pemisah bukan lagi isu reformasi versus isu
status quo , tetapi kelompok islam versus kelompok nasionalis
sekuler , sekat pemisah antara islam dan nonislam dijadikan is
u politik utama , para ulama berpengaruh terlibat dalam serua
n itu , ancaman atas marginalisasi politik islam dijadikan com
mon platform aliansi.

Dari hasil perhitungan pemilu ,Pemilu saat itu dimenangk


an oleh berbagai partai terbuka , empat dari lima partai teratas
adalah partai yang menjadikan Pancasila sebagai asasnya ( PD
I Perjuangan , PKB, PAN dan Golkar ) , diantara lima partai t
eratas , hanya PPP yang menjadikan islam sebagai asasnya , s
ementara partai lain yang berasaskan islam berada dalam peri
ngkat yang lebih rendah.Satu fenomena yang penting dalam p
emilu 1999 adalah bertahannya partai Golkar sebagai partai be
sar , meski tidak lagi menempati posisi pertama, namun Golka
r berhasil merebut posisi kedua , di tengah iklim politik yang
masih kuat dengan anti Soeharto dan anti Orde Barunya.

Hasil pemilu 1999 sudah dapat dipastikan , PDI Perjuan


gan berada pada posisi pertama perolehan kursi, kemudian dii
kuti oleh partai Golkar , daripada saling berhadap-hadapan , b
ersaing memperebutkan kursi presiden , jauh lebih produktif ji
ka dua partai terbesar ini duduk dalam satu meja dan membent
uk pemerintahan bersama. Dibandingkan partai lain , basis ma
ssa dan platform dua partai terbesar ini sangatlah dekat, merek
a sama-sama berbasiskan masa yang plural dan asas kebangsa
an . Namun pemerintahan PDI Perjuangan dan Golkar hanya a
kan menjadi kuat jika mereka memenuhi tiga prinsip; prinsip r
eformasi, acceptability and fairness Indonesia memerlukan pe
merintahan baru yang kuat . Situasi ekonomi dan politik masi
h sangat labil , ia masih diwarnai oleh kondisi transisi, sistem
politik dan ekonomi lama diera orde baru sudah kehilangan le
gitimasinya,namun sistem politik dan ekonomi baru belum pul
a kukuh mengakar . Pemerintahan baru juga menghadapi krisi
ekonomi yang belum selesai. Ketidakpuasan tingkat kehidupa
n meluas tidak hanya dikalangan bawah , namun juga di kalan
gan elit . di kalangan bawah, menaikan jumlah pengangguran
dan harga bahan pokok menjadi pangkal kekecewaan yang sia
p diledakkan kapan saja , semetara dikalanganeit , mereka me
ndapatkan jatah kue ekonomi yang jauh lebih kecil ,mereka pu
n merasa tidak aman dikejar – kejar oleh berbagi malpraktek b
isnis yang mungkin mereka lakukan di era Orde Baru. Sumber
daya politik kedua partai itu hampir sama besarnya , untuk su
mber daya massa , PDI Perjuangan Lebih unggul , namun sum
ber daya uang dan elit , Golkar lebih banyak.

Untuk keluar dari jebakan demokrasi yang sangat terbata


s ini,diperlukan para inovator politik yang mampu bermanuve
r secara canggih , dengan manuver itu sang inovator diharapka
n berhasil mendapatkan dukungan rakyat banyak dan merubah
peta kekuatan politik , diyakini bahwa demokrasi murni bukan
lah hasil otomatis dari pembangunan ekonomi atau suburnya k
elas menengah , yang jauh lebih penting , demokrasi murni itu
adalah hasil rakitan dari para inovator politik.

Anda mungkin juga menyukai