Anda di halaman 1dari 4

ASAL-USUL KEHIDUPAN

1. TEORI ABIOGENESIS
Teori abiogenesis (generatio spontanea) menerangkan bahwa asal mula makhluk hidup adalah dari benda mati. Orang
menyusun teori itu berdasarkan fakta-fakta yang tidak terlalu sulit ditemukan. Contohnya ikan dan katak berasal dari lumpur,
cacing berasal dari tanah, lalat berasal dari belatung dan belatung dari daging yang busuk, serta kuman berasal dari makanan
basi. Teori ini dianut oleh ilmuwan terdahulu (klasik), yaitu antara lain Aristoteles (384-322 SM),
kemudian diteguhkan pula oleh seorang Belanda bernama Antony van Leuwenhoek pada tahun 1677. Leuwenhoek didukung
oleh alat mikroskop temuannya yang dapat memperlihatkan kuman, sel sperma, sel darah, dan lain-lain. Ia memperhatikan
majkhluk renik yang tumbuh berasal dari jerami yang direndam, kuman berasal dari udara dan makanan basi.
Teori abiogenesis tersebut dianut selama lebih dari 20 abad tanpa ada sanggahan, sampai orang mulai kritis dengan pertanyaan
apa benar lalat muncul dari daging busuk begitu saja tanpa ada peristiwa tertentu sebelumnya.

2. TEORI BIOGENESIS
Teori abiogenesis klasik disanggah sejak abad ke-19. Sanggahan utama dikemukakan oleh Louis Pasteur, Lazzaro
Spallanzani, dan Fransisco Redi. Pengamatan mereka yang lebih terencana, teliti, dan sabar dalam eksperimen membuktikan
bahwa kuman yang tumbuh pada daging adalah karena induk kuman sudah ada di daging busuk dan kalau belatung lalat
tumbuh dari daging busuk itu disebabkan oleh induk lalat bertelur di daging tersebut.
Percobaan Redi (1626-1697) Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Tujuan:
Tujuan:
Untuk membuktikan bahwa belatung yang tumbu dari
Untuk membuktikan bahwa kuman tidak tumbuh dari kaldu
daging adalah karena unduk lalat yang bertelur
daging yang steril.
menghasilkan belatung di daging tersebut.
Prosedur percobaan: Prosedur percobaan:
Digunakan tiga kelompok stoples A, B, dan C. Stoples A Digunakan dua kelompok labu.
steril dari kuman, diisi sepotong daging dan ditutup kain Kelompok satu berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan
rapat. Stoples B diisi sepotong daging lalu ditutup kain dan setelah dingin dibiarkan terbuka beberapa hari.
kasa. Stoples C diisi sepotong daging dan dibiarkan Kelompok dua berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan,
terbuka. kemudian ditutup rapat-rapat dan didinginkan serta dibiarkan
Ketiga kelompok stoples itu dibiarkan beberapa hari. beberapa hari.
Hasil: Hasil:
Pada stoples A tidak tumbuh belatung sama sekali. Pada Setelah beberapa hari, pada labu yang dibiarkan terbuka,
stoples B lalat hinggap di atas kasa dan banyak belatung kaldunya berubah keruh yang berarti mengandung kuman
tumbuh di atas kasa serta ada sedikit yang tumbuh di yang berkembang pesat.
daging. Pada stoples C lalat hinggap di atas daging dan Pada labu yang steril dan dibiarkan tertutup rapat, tidak
banyak belatung tumbuh di daging. ditumbuhi kuman dan kaldu tetap tampak jernih.
Kesimpulan: Kesimpulan:
Belatung hanya tumbuh dari daging yang disinggahi lalat Kaldu keruh karena tidak steril, yang menyebabkan adanya
(untuk bertelur). pertumbuhan kuman yang terbawa oleh udara.
Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Pada dasarnya, percobaan Pasteur menyempurnakan percobaan Spallanzani. Ia menggunakan labu yang berhubungan dengan
pipa bentuk leher angsa, yaitu melengkung dua kali sehingga kalau ditegakkan akan menyebabkan mikroorganisme dari udara
tidak dapat mencapai kaldu meskipun udara dapat tetap masuk, karena terperangkap di lengkungan pipa. Lalu labu itu diisi
kaldu daging dan dipanaskan hingga steril kemudian dibiarkan beberapa hari. Ternyata kaldu tetap jernih steril. Bila labu yang
diberi pipa bentuk leher angsa itu dimiringkan sampai kaldu keluar dari ujung pipa, lalu dibiarkan tegak, ternyata kaldu
menjadi keruh yang berarti ada mikroorganisme dari udara sewaktu labu miring.

Bukti-bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut cukup kuat untuk menyanggah teori abiogenesis yang sudah dianut sejak
Aristoteles hidup. Sebaliknya, bukti tersebut sekaligus membangun teori baru yang dinamakan teori biogenesis.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori ini memiliki tiga semboyan, yaitu:
1.      omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur;
2.      omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup;
3.      omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

3. Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)

Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan
molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap.
Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut
menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.

Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama
berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup
dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :

a) kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat
tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,
c) kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat disamakan dengan susunan kimia virus,
dan
d) kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis
organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).

Eksperimen Stanley Miller

Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan
planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain
model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.

Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga dipanasi selama
seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller
mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut
menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin,
sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.

Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secar kosmografi.
Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino yang merupakan subtansi dasar
kehidupan . Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bila dalam perangkat eksperimen tersebut
dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan
transfer energi dalam kehidupan. Lembaga penelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.

Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu
senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan sifat.

Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida,
Karbohidrat, Asam Amino, Protein, nukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang
kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan
rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara
bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa
tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang
merupakan komponen sel.

Percobaan Stanley Miller

Model perangkat percobaan Miller dan Urey


untuk sintesis molekul organik secara abiotik.

CH4 = metana

NH3 =amoniak

H2 = gas hidrogen

H2O =uap air

4. TEOI EVOLUSI BIOLOGI

Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin
menyatakan bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya
energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut
membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa aseperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang
paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks,
Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin.Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.

Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi
yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi
timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial. Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk
sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :

A. memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk dengan molekul-molekul organik
yang terdapat disekelilingnya;
B. memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke sekelilingnya;
C. memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai denagn pola-pola ikatan didalamnya;
D. mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya. Kemampuan semacam ini oleh para ahli
dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali.

5. Teori Kreasi Khas (Special Creation) : menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat
supranatural
6. Teori Mantap : menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)

7. Teori Kosmozoan : menyatakan bahwa kehidupan berasal dari spora kehidupan yang datangnya
dari luar angkasa

Anda mungkin juga menyukai