Kelompok 1
Fajar Dwi
Ferstiawan
Hanya sedikit dari para tentara ini yang pernah mengenyam pendidikan. Pendidikan yang
ada di kampung halaman mereka hanya berupa hafalan teks-teks yang sudah ketinggalan zaman
di bawah pengawasan ketat para ahli agama yang picik.
Dalam beberapa dakade terakhir, gereja berjuang melawan para penguasa sekuler eropa
demi memperoleh hak-hak dan keistimewaanya, terutama kekuasaan untuk menobatkan para
uskup baru dan melengkapi mereka dengan pakaian yang menjadi simbol gereja, cincin, dang
tongkat. Urbanur dan para pendukungnya menganggap Perang salib sebagai cara untuk
mengembalikan otoritas Roma atas dunia kristen dan melepaskan diri dai ketergantungan
terhadap para raja lalim.
Terjadi perang suci kristen bersekala besar, suatu upaya barat yang mengalami
kemunduran untuk kembali membangun dunia. Meskipun pada akhirnya mereka kalah, perang
salib tetap memberikan keuntungan signifikan dengan menghadapkan langsung dunia latin pada
kemampuan ilmiah dan teknologi timur arab.
Anna Comnena melukiskan dengan takjub gelombang manusia fanatik kotor, kurang
makan, sakit, dan kelelahan yang tumpah ruah memenuhi wilayah itu pada musim panas tahun
1096 dalam perjalanan memerangi kaum kafir muslim di selatan. Dengan sedih dia menulis,
“situasi saat itu lebih parah dan mengerikan daripada wabah kelaparan.”
Di Baghdad, ibukoka muslim nan jauh, tiga minggu perjalanan dengan unta melewati
gurun yang amat terik sang khalifah tidak tersentuh hatinya dengan kisah-kisah pembunuhan dan
penganiayaan yang dilakukan oleh para tentara salib berdarah dingin. Bahkan jatuhnya
Yerusalem pada tanggal 15 juli 1099 dan pembataian kaum muslim, yahudi, serta kristen timur.
Sistem pengadilan orang kristen yang mengandalkan siksaan melukai perasaan orang
muslim. Gagasan barat tentang pengobatan kebanyakan berdasar pada takhayul dan upacara
pengusiran setan. Berbeda sekali dengan orang muslim yang selalu melakukan wudu, penyucian
tubuh setiap lima waktu.
Seorang musafir muslim, yang berpetualang jauh dari tempat asalnya di spanyol,
mendapati yerusalem pada tahun-tahun tak lama sebelum perang salib pertama sebagai tempat
perjumpaan intelektual yang “ramai dengan kaum cerdik pandai”.
Dasyatnya kekerasan yang menandai perang salib pertama semisal kanibalisme di mara
atau pembataian di kuil sulaiman mencerminkan ampuhnya propagada kristen di balik serangan
tersebut. Pada saat itu, barat tidak tahu apa-apa tentang islam dan ajaran-ajarannya, tetapi para
ideolog gereja berhasil menabur benih benih perang suci melalui penyebaran citra buruk tentang
kaum muslim.
Keberhasilan terus menerus pasukan kristen di spanyol dan bangkitnya kembali kekuatan
militier kristen di mediterania, terutama keberhasilan bangsa norman menaklukan sisilia yang
pernah dikuasai oleh muslim, telah membawa dunia islam dan kristen bersinggungan dalam jarak
dekat dan terlibat persaingan langsung. Akan tetapi perang salib pertama telah membuka jalur
kegita antara timur dan barat: pertarungan militer yang keras perlahan-lahan akan digantikan
dengan jajaring ikatan komersial, budaya, dan intelektual antara kedua dunia yang bersaing,
tetapi akhirnya tidak terpisahkan itu. Saat adelard dari bath tiba di antiokhia sekitar tahun 1114,
budaya arab jika buka kekuatab militer muslim mengusai sebagian besar kehudupan di wilayah
yang bernama lain timur tersebut.
Situasi di dalam sekolah-sekolah katedral tidak jauh lebih baik. Kekacauan dan
kerusuhan yang mengiringi invasi kekaisaran romawi barat, yang dimulai pada abad ke 4 masehi,
hampir saja menghancurkan pendidikan formal dan upaya pelestarian pengetahuan klasik.
Buku teks barat yang paling populer ialah sebuah ensiklopedia berisi pengetahuan yang
setengah trlupakan dan penjelasan yang terlalu mengada-ngada seputar fenomena alam.
Catalonia punya hubungan niaga yang baik dengan kekhalifaha barat yang berbasis ibu
kota kordoba. Para pedagang muslim menjadi pemandangan umum di pasar-pasar catalonia, dan
tren, budaya, gagasan, serta inovasi dengan mudah lalu lalang antara perbatasan timur muslim
dan barat kristen ini. Pengetahuan maju orang arab dalam perbintangan, permainan catur, embrio
dari apa yang kemudian disebut dengan angka arab, dan astrolab muslim komputer analog paling
ampuh hingga era modern semuanya menjadi “penemuan” yang dinanti-nanti di catalonia. Di
kota inilah ketujuh ilmu umum bisa dipelajari.
Tak lama kemudian bermunculan sistem-sistem sempoa serupa berbahasa latin dengan
karakter hindu arab angka-angka yang kita pakai sekarang. Sistem-sitem ini menggantikan
angka-angka romawi yang saat itu berlaku dan menggunakan transliterasi sederhana dari nama-
nama asli arab untuk setiap angka.
Selama lebih dari enam ratus tahun, ajaran St. Augustinus yang berpengaruh telah
mengarahkan jamaat kriten untuk semata-mata melihat misteri tuhan dalam dunia yang tidak
mungkin dipahami di sekeliling mereka. Kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan makna alegoris:
bulan merepresentasikan gereja, karena ia memancarkan cahaya illahiah. Udara merupakan
simbol ruh kudus, dan nomor 10, yang merepresentasikan perintah tuhan.
Transformasi kaum saracen awalnya dianggap sebagai sekedar penyakit menjadi
persoalan hidup dan mati spiritual bagi seluruh dunia kristen dapat dilacak sebagian pada
perusakan gereja makam kudus yerusalem oleh umat muslim pada tahun 1009. Tindakan ini,
yang mengingatkan sebagian orang tentang ramalan datangnya hari kiamat.
Para khalifah umayyah awal menang berasal dari kalangan dekat Nabi Muhammad, tetapi
mereka tidak memiliki hubungan sedarah dengannya. Dengan keruntuhan akhir rezim lama di
tangan abbasiyah, terbukalah jalan bagi para pendatang khususnya orang persia, juga sabean,
yahudi dan yang lainnya untuk mengambil peran pentig dalam urusan-urusan intelektual dan
politis kerajaan.
Tradisi arab menjelaskan kepada kita bahwa salah seorang tahanan prang dari
pertempuran talas, yang pada tahun 751 pasukan muslim berhasil mengalahkan pasukan dinasti
tang sehingga menguasai wilayah china barat turk, membawa seni pembuatan kertas ke
samarkand, kota asia tengah.
Pabrik kertas pertama di baghdad berdiri pada tahun 795, dan ibu kota abbasiyah ini
kemudian bisa jemawa dengan pasar alat tulisnya yang sangat bagus.
Ketika madrasah, atau sekolah islam, al-mustansiriyah baghdad didirikan pada tahun
1234, koleksi awalnya konon mencangkup delapan puluh ribu buku sumbangan dari
perpustakaan pribadi khalifah.
Seperti banyak aspek lain dalam kehidupan publik muslim, indrustri buku arab
kebanyakan beredar di sekitar masjid. Ceramah, debat, dan diskusi tentang berbagai isu agama,
sains, dan filsafat pada saat itu lazim dijumpai dirumah-rumah peribadatan ini, yang tak jarang
juga menjadi tempat gelar perkara hukum.
Kota baghdad al manshur, yang melingkar dikelilingi oleh dua rangkaian temboknya,
nantinya mewakili awal yang benar-benar baru bagi dunia islam.
Pembangunan kota itu rampung sekitar tahun 769, dan konstruksinya yang mengikuti
pola eucliden dan di bawah arahan para astrolog ternama, tampaknya menjanjikan masa depan
yang sangat cerah sebagai pusat intelektual dan ilmiah. Bahkan, tekhnik-tehnik kontruksi
dasarnya memperlihatkan fajar abad baru. Salah satu pengawas proyek tersebut, yang juga ahli
fiqih dan pendiri salah satu dari empat mazhab tertua sunni, abu hanifah, sampai jemu
menghitung begitu banyak batu bata yang dibutuhkan untuk membangun dua lingkaran tembok
besar itu.
Dalam waktu 150 tahun, cendekiawan arab berhasil menerjemahkan semua buku yunani
tentang sains dan filsafat yang tersedia saat itu. Bahasa arab menggantikan bahasa yunani
sebagai bahasa umum dalam penelitian ilmiah. Pendidikan tinggi menjadi lebih terorganisasi
pada awal abad ke-9. Dan kebanyakan kota besar muslim memiliki suatu jenis universitas
tertentu. Salah satu institusi tersebut, kompleks masjid al azhar di kairo, telah lama menjadi
tempat pengajaran tak putus-putus selama lebih dari seribu tahun.
Salah satu risalah arab terhebat tentang teografi matematis adalah karya al-biruni, ditulis
pada abad ke-11, tentang menemukan arah Makkah dari sebuah kota di Afganistan. The
Determination of the Coordinates of Cities merupakan karya pertama dalam sejarah penentuan
lokasi-lokasi geografis yang akurat melalui teknik trigonometri bola.
Sekitar tahun 1138, seorang cendikiawan dan mantan aristokrat Arab, Al-Sharif Al-Idrisi,
menerima sebuah undangan paling luar biasa dalam sejarah sains. Sebagai seorang penyair yang
suka mengembara, ahli farmasi, dan ahli botani karyanya memberi nama-nama tanaman dalam
bahasa Arab, Persia, Latin, Yunani, Berber, dan Sanskerta Al-Idrisi ditawari tugas besar untuk
mengawasi pembuatan peta dunia baru yang akan diukir di atas piringan perak seberat tiga ratus
pon oleh para ahli ukir kerajaan, dan membuat sebuah tulisan pelengkap tentang deskripsi
geografis.
Roger II meninggal pada awal 1154 di usia 58 tahun, tidak lama setelah karya Al-Idris
selesai dikerjakan. Terlepas apapun watak roger, jelas bahwa komitmennya pada peran besarnya
dalam penulisan The Book of Roger dan data Peta Dunia yang luar biasa, merupakan sebuah
warisan yang sebanding dengan tradisi para khalifah Abbasiyah awal, seperti Al-Manshur dan
Al-Ma’mun.
Tak seorang pun tahu di mana Adelard belajar bahasa Arab, mungkin di Syracuse, sebuah
pulau yang mayoritas penduduknya beragama Islam di Sisilia, atau mungkin baru belakangan di
Antiokhia. Sebelum melakukan perjalanan ke timur, dia menegaskan gagasan umum abad
pertengahan, bahwa barang siaoa benar-benar menguasai tata bahasa, nantinya akan dapat
mengakses bacaan apa pun dalam bahasa mana pun. Dia juga mencatat keuntungan belajar
masing-masing bahasa, dan menyatakan bahwa dia sendiri sudah siap melakukan hal itu.
Salah satu naskah arab yang mencengkeram imajinasi Adelard ialah sebuah karya klasik
tentang tilasm, atau ilmu ‘azimat oleh Tsabit bin Qurroh, seorang Ilmuwan terkemuka abad
pertengahan. Tsabit bin Qurrroh merupakan anggota sekte Sabi’in yang menyembah bintang.
Praktek keagamaan sekte ini banyak berhubungan dengan astronomi,astrologi, dan matematika.
Semua pengikut Sabi’in punya dasar kuat dalam bidang filsafat Yunani. Dibawah pengaruh
Tsabit bin Quroh dan para pemikir lain, Adelard terus menumbukan ketertarikan pribadinya
terhadap klenik sebagai bagian penting dari pengetahuannya.
Takhayul berkuasa saat itu. Pendek kata, tidak ada metode, hanyaada kekalutan atau kegilaan
sebagaimana terlihat dari luasnya pengaruh para juru ramal kiamat terhadap imajinasi umum dan
penjelasan berlebihan atas fenomena alam. Semua berangsur – angsu berubah seiring penemuan
Adelard terhadap salah satu karya ilmiah terbaik dalam sejarah, yaitu sisetem matematis
geometri euklides.
Khalifah Al Mansur menerapkan ajaran euklides pada desain geomtris kota Melingkarnya, dab
para penerusnya memastikan elemen menjadi salah satu naskah yunani penting pertama yang
diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Karya dua ilmuwan Abbasiyyah masih bisa dijumpai
hingga sekarang. Ilmuwan pertama, Al – Hajjaj merampungkan satu terjemahan lengkap, dia
juga menulis sebuah ikhtisar atas permintaan langsung Khalifah Al Ma’mun. Versi kedua yang
belih belakangan satu karya yang lebih efektif melacak asal usul Yunani karya tersebut diedit
dan direvisi oleh Tsabitbin Qurroh, peneliti di Bait Al Hikmah milik si Khalifah, penulis Book of
talismans yang diterjemahkan oleh Aderard.
Artipenting nan luas dari karya-karya Euklides yang telah dikembalikkan ke kedudukannya
semula disempurnakan oleh karya revolusioner Adelard yang lain, yaitu terjemahan tabel bintang
Al Khawarizmi, zid al Sindhind. Karya – karya teknis dan sulit seperti elemen Euklides dan zij
Al Khawarizmi menceminkan kematangan kecendekiawanan Adelard setelah bertahun – tahun
mendalami pengetahuan Arab. Selain itu, Adelard juga mewariskan sebuah esaiyang mudah
dibaca dan dipahami bejudul Question on Natural Science. Dalam esai tersebut dia berusaha
menyarikan semangat belajar dan penelitian yang dijumpainya di Timur dan dia mengemas
tulisan itu dalam bentuk jawaban terhadap keponakannya yang haus akan “gagasan Baru” dari
studia Arabum.
Namun demikian, prestasi terbesar Adelard bukan terletak pada masing – masing naskah itu
sendiri, melainkan pada pemahaman intuitifnya atas pentingnya pengetahuan Arab yang baru
saja memasuki kesadaran kristen.
Terlecut oleh contoh Adelard dari Bath, stephen dari Pisa, dan para perintis lain Studia
Arabum, kaum sendekiawan-petualang barat segera melakukan penjelajahan ke daerah-daerah
bekas jajahan muslim di Spanyo, dan Italia selatan, serta wilayah yang sering dikenal sebagai
“Latin Timur” untuk memburu karya-karya baru tentang filsafat serta seni sains yang
mengirinya.
Harta karun yang ada di hadapan para pelancong Barat terkumpul berkat tradisi sosial,
kultural dan intelektual yang dibangun oleh penguasa besa islam Spanyol, Abdurrahman, cucu
khalifah Umayyah kesepuluh.
Penaklukan Muslim telah membawa bahasa Arab ke tepi barat Eropa. Segera saja, bahasa
Arab diterima sebagai medium budaya tinggi dan sering digunakan sebagai bahasa keseharian di
dalam dan antarkomunitas Muslim, yahudi, serta Kristen Al-Andalus.
Dua penerjemah awal terkemuka, Rober dari ketton asal Inggris dan Hermawan dari
Carinthia asal Slavia.
Sejak abad ke-9, para cendekiawan Arab di Bait Al-Hikmah, mulai menjamah karya-
karya klasik tentang filsafat dan sains Yunani, secara sistematis meletakkan fondasi yang kukuh
untuk penelitian orisinal mereka sendiri.
Muncul seorang tokoh terkenal bernama Michael Scot, yang pada paruh pertama abad ke-
13 pengaruhnya terhadap studi filsafat, matematika, dan sains mengungguli tokoh barat mana
pun. Bila seratus tahun sebelumnya Adelard dari Bath hanya mencicipi studia arabum, Michael
Scot menelan seuruh pengetahuan muslim pertama di Toledo dan kemudian di Sisilia, di istana
Frederick II, kaisar Romawi suci.
Sepanjang perjalanan kariernya yang beragam dan penuh warna, Michael hadir sebagai
tokoh barat pertama yang benar-benar ahli mengenai Aristoteles, penerjemah naskah-naskah
berbahasa arab tentang astronomi dan metafisika, guru salah seorang matematikiawan genius
barat, dan penulis karya-karya orisinal dalam bidang astronomi, anatomi manusia, psikologi, dan
fisiognomi. Pad zaman ketika masih banyak orang yang buta huruf, pengetahuan terhadap buku
yang tidak banyak di pahami orang ramai dan keterkaitannya dengan ajaran Arab sudah cukup
membuatnya dicap sebagai tukang sihir.
Reputasi Michael Scot yang merupakan, buah kedekatannya dengan pengetahuan arab
yang membahayakan, semakin diperburuk oleh pertemanannya dengan kaisar romawi suci,
Frederik II, yang mengendalikan wilayahnya yang bergejolak dari sisilia dan Italia selatan.
Afrederik adalah cucu Roger II, yang dulu digelari “Sultanyang dibaptis” dan penyokong dana
Peta Dunia yang dibuat oleh Al Idris.
Doktrin keabadian dunia punya sejarah panjang di dalam kristen. Agaman ini sendiri
lahir dari pengaruh filsafat yunani, dan mengalami masa awal kejayaan di lingkungan
kebudayaan Yunani. Oleh sebab itu,penting bagi gereja awal untuk mengadopsi serta
mempertahankan sebanyak mungkin warisan klasik yang sangat kaya ini, terutama bila bisa
digunakan untuk mendukung klaim gereja mengenai kebenaran wahyu kristus. Akan tetapi, topik
pelik Keabadian Dunia pernah diabaikan selama berabad-abad lamanya, tenggelam di tengah
kerumunan tulisan para tokoh Yunani terkemuka. Kalapun topik ini dikaji, para bapa gereja dan
sejumlah teolog kristen sesudahnya sepakat berkonspirasi menyatakan bahwa tidak ada
pertentangan nyata antara kitab suci dan filsafat alam Aristoteles, meskipun bukti nyata
sebaliknya.
Al-Kindi melanjutkan dengan pesan bahwa “penelitian, logika, ilmu pengetahuan dasar,
serta pendidikan yang lama” merupakan satu-satunya cara bagi orang awam- yakni orang yang
tidak diberkahi oleh Tuhan dengan kenabian-untuk memperoleh pengetahuan.
Bagi Aristoteles, inti persoalan Keabadian Dunia juga terkait dengan konsepnya tentang
ketakterbatasan dan waktu. Dia mendefinisikan waktu sebagai ukuran benda-benda yang
bergerak. Di sini, Agustinus beserta beberapa pemikir kristen lain merasa cukup punya ruang
untuk membiarkan Aristoteles memiliki pendapat yang bertentangan dengan firman Tuhan,
seperti termaktub dalam Kitab Kejadian.mereka berpendapat bahwa alam semesta diciptakan
bukan “dalam waktu”, tetapi “bersama waktu”. Sebelum Penciptaan, tidak ada seorang pun atau
apa pun yang menyediakan perubahan dan gerak yang di syaratkan oleh Aristoteles dalam
gagasannya tentang waktu. Akan tetapi, dengan diciptakannya objek yang diperlukan, sekarang
bisa dibilang ada, memberikan “permulaan” yang dituntut dalam Kitab Kejadian. Agustinus
menulis dalam Pengakuan-Pengakuan Agustinus, “Seandainya tidak ada waktu sebelum langit
dan bumi diciptakan, pertanyaa ‘Apa yang (Tuhan) lakukan saat itu?’ menjadi tidak berati,
karena ketika tidak ada waktu, tidak ada saat itu,” Agustinus mungkin telah mendistorsi
pandangan Aristoteles, tetapi dia berhasil membentengi Baray dari pertanyaan tersebut selama
depalan ratus tahun.
Bagi Ibnu Sina, Tuhan adalah satu-satunya zat di alam semesta ini yang ada tanpa penyebab.
Hanya Dialah yang merupakan keharusan dan segala hal lain bergantung kepada-Nya. Keharusan
adanya Tuhan menggerakkan serangkaian peristiwa yang rumit melalui serangkaian perantara
yang cerdas, yang pada gilirannya menciptakan benda-benda surgawi dan duniawi dengan satu-
satunya cara yang mungkin dan terbaik.
Lahir pada tahun 1058, dua puluh satu tahun setelah kematian Ibnu Sina, Al-Ghazali
menuangkan keluhannya yang sangat terkenal dalam bukunya Tahafut Al-Falasifah, mengatakn
bahwa ajaran Ibnu Sina tentang Keabadian Dunia dan hal-hal lain terkait membuat Tuhan nyaris
tak punya pekerjaan. Begitu rangkaian peristiwa sudah digerakkan, Tuhan tidak bisa campur
tangan dalam kejadian-kejadian berikutnya dalam ciptaan-Nya sendiri.