Peradangan Jantung Gangguan Sirkulasi Koroner Intoksikasi obat-obatan Gangguan Elektrolit Gangguan Pengaturan System
Saraf Otonom
Lepasnya mediator nodus Suplai O2 untuk sel otot jantung Mengubah repolariasi sel otot
meyebabkan nekrotis sel otot Perubahan Permeabilitas
jantung terhadap Ion K Menurunnya aktivasi N vagus
jantung
menyebabkan aktivasi sel pacu
jantung SA Node menurun
Pengertian: Aritmia adalah berkurangnya efisiensi jantung yang Gangguan pembentukan Macam-macam aritmia :
terjadi bila kontraksi atrium hilang (fibrilasi atrium,AF). Aritmia Sinus takikardi, Sinus bradikardi, Komplek atrium premature,
atau penghantaran impuls
atau gangguan irama jantug adalah kelainan elektrofisiologi Takikardi atrium, Fluter atrium, Fibrilasi atriu, Komplek
jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan sistem konduksi jungsional premature, Irama jungsional, Takikardi ventrikuler
serta gangguan pembentukan dan penghantaran impuls. ARITMIA
Sesak Napas
Sianosis, Palpitasi MK: Nyeri Akut
MK: Penurunan Curah
Jantung
MK: Intoleransi Aktivitas
MK: Pola Napas Tidak Efektif MK: Ansietas
Pengertian: Aritmia adalah berkurangnya efisiensi jantung yang Komplikasi: terjadi jika aritmia membuat jantung tidak mampu
terjadi bila kontraksi atrium hilang (fibrilasi atrium,AF). Aritmia memompa darah secara efektif. Jika aritmia tidak segera
atau gangguan irama jantug adalah kelainan elektrofisiologi ditangani atau tidak mendapat penanganan yang tepat, maka
jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan sistem konduksi dalam jangka panjang dapat mengarah kepada:
serta gangguan pembentukan dan penghantaran impuls. 1 Gagal jantung
2 Stroke
3 Kematian
1. Pola Napas Tidak efektif Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen jalan napas
berhubngan dengan keperawatan 3x24 jam diharapkan Tindakan Keperawatan:
Hambatan Upaya Napas dapat menunjukkan: Observasi
1. Monitor pola napas 1. Mengetahui frekuensi nafas
SLKI: Pola napas membaik 2. Monitor bunyi napas 2. Bunyi napas normal vesikuler
3. Monitor sputum 3. Sputum menghambat jalan napas
o Dipertahankan pada level 4
o Ditingkatkan pada level 5 Terapeutik
Dengan Level: 1. Pertahankan kepatenan jalan 1. Mencegah sesak napas
napas 2. Membuka diafragma mengembang
1. Meningkat 2. Posisikan semi-fowler atau fowler maksimal
2. Cukup meningkat
3. Sedang 3. Berikan minum hangat 3. Mengencerkan dahak/sputum
4. Cukup menurun 4. Lakukan fisioterapi dada 4. Melepaskan dahak/sputum didinding
5. Menurun thoraks
Kriteria Hasil: 5. Lakukan suction 5. Membersihkan jalan napas
6. Berikan oksigen 6. Memenuhi kebutuhan oksigen
1. Dispnea Menurun 7. Ajarkan teknik batuk efektif 7. Mengeluarkan sputum
2. Penggunaan otot bantu napas Kolaborasi
menurun
1. Kolaborasi pemberian 1. Kolaborasi dokter
3. Pernapasan cuping hidung
bronkodilator, mukolitik, jika
menurun
perlu
4. Frekuensi napas membaik
5. Saturasi oksigen meningkat
2. Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan tindakan SIKI : Perawatan jantung
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam diharapkan
Tindakan Keperawatan:
Peningkatan afterload dapat menunjukkan:
Observasi
SLKI: Curah Jantung meningkat
1. Identifikasi karakteristik nyeri 1. Memastikan melakukan intervensi
o Dipertahankan pada level 4 keperawatan yang tepat
dada (meliputi faktor pemicu dan
o Ditingkatkan pada level 5 dan pereda, kualitas, lokasi,
Dengan level: radiasi, skala, durasi dan 2. Mengetahui gambaran ekg
frekuensi), 3. Mencegah resiko meningkatnya aritmia
1. Meningkat 2. Monitor Aritmia 4. Saturasi okdigen yang baik >95%
2. Cukup meningkat 3. Monitor elektrolit yang dapat
3. Sedang meningkatkan resiko aritmia 1. Pasien penyakit jantung tidak boleh
4. Cukup menurun 4. Monitor saturasi oksigen banyak bergerak
5. Menurun Terapeutik 2. Menambah asupan cairan
Dengan Kriteria Hasil: 1. Pertahankan tirah baring minimal 3. Membuar rileks tubuh dan psikis
1. Tekanan darah menurun 12 jam
2. Kekuatan nadi perifer meningkat 2. Pasang akses intravena 4. Lingkungan tenang akan membuat
3. Takikardi menurun 3. Berikan terapi relaksasi untuk kenyamanan dan rileks
4. Lelah menurun mengurangi ansietas dan stres
5. CRT menurun 4. Sediakan lingkungan yang 5. Membantu psikologis membaik
kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
5. Berikan dukungan spiritual dan
emosional
Edukasi 1. Mencegah keparahan nyeri
1. Anjurkan segera melaporkan
2. Mengurangi energi ditubuh
nyeri dada
2. Anjurkan menghindari manuver
Valsava (mis. Mengedan saat
BAB atau batuk) 3. Mengurangi kecemasan/ informn
3. Jelaskan tindakan yang dijalani consent
pasien 4. Mengurangi kecemasan
4. Ajarkan teknik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
1. Tindakan farmakologis
Kolabrasi
1. Kolaborasi pemberian
antiplatelat, jika perlu
3. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen nyeri
dengan Agen pencedera keperawatan 3x24 jam diharapkan
Tindakan Keperawatan
fisiologis dapat menunjukkan:
Observasi : 1. Menentukan intervensi mengurangi
SLKI: Tingkat nyeri menurun nyeri yang tepat
o Dipertahankan pada level 4 1. Identifikasi lokasi nyeri,
o Ditingkatkan pada level 5 karakteristik, frekuensi, dan
Dengan level: lamanya timbul nyeri
2. kaji pencetus nyeri 2. Mengurangi faktor pencetus
1. Meningkat 3. identifikasi skala nyeri 3. Memantau skala nyeri
2. Cukup meningkat 4. monitor efek analgetik. 4. Biasanya nyeri akan berkurang
3. Sedang Teraupetik
4. Cukup menurun 1. Berikan teknik non farmakologi, 1. Seperti nafas dalam untuk merilekskan
5. Menurun 2. fasilitasi istirahat tidur. 2. Istirahat tidur min. 7 jam
Dengan Kriteria Hasil: Edukasi
1. Keluhan nyeri menurun 1. mengejarkan teknik relaksasi 1. Pasien daat melakukan mandiri
2. Meringis menurun 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Memantau nyeri
3. Sikap protektif menurun 3. Jelaskan penyebab nyeri 3. Menajuhi penyebab nyeri
4. Gelisah menurun Kolaborasi
5. Sulit tidur menurun 1. Terapi farmakologis
1. Kolaborasi pemberian analgetik
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen Energi
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam diharapkan Tindakan Keperawatan
Kelemahan dapat menunjukkan: Observasi
1. Identifkasi gangguan fungsi 1. Meng immobilitaskan bagian tubuh
SLKI: Tingkat Kelelahan menurun tubuh yang mengakibatkan yang mengakibatkan kelelahan
1. Dipertahankan pada level 4 kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan 2. Memantau tingkat energi
2. Ditingkatkan pada level 5
Dengan level: emosional
3. Monitor pola dan jam tidur 3. Jam tidur minimal 7 jam
1. Meningkat 4. Monitor lokasi dan 4. Mengurangi ketidaknyamanan yang
2. Cukup meningkat ketidaknyamanan selama mengakibatkan stress
3. Sedang melakukan aktivitas
4. Cukup menurun Terapeutik
5. Menurun 1. Lingkungan yang nyaman membantu
Dengan Kriteria Hasil: 1. Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis. menurunkan kecemasan
1. Keluhan lelah menurun
cahaya, suara, kunjungan)
2. Dispnea saat aktivitas menurun 2. Melakukan secara mandiri mengurangi
2. Lakukan rentang gerak pasif
3. Dispnea setelah aktivitas kekakuan
dan/atau aktif
menurun 3. Menstimulus peningkatan energi
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah 4. Mengrangi resiko jatuh
atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring,
1. Memperbaiki energi tubuh
2. Anjurkan melakukan aktivitas
2. Mencegah kelelahan pada pasien
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat
3. Mencegah kelelahan berlenihan
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk 4. Koping yang baik mengurangi
mengurangi kelelahan kecemasan
Kolaborasi
1. Memperbaiki asupan nutrisi untuk
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
membntu menambah energi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi11. EGC:
Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Hanafi B. Trisnohadi. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Huikuri HV, Castellanos A, and Myerbug RJ. Sudden Death Due to Cardiac
Arrhymias. 2007.
Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses
penyakit. Alih bahasa Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4.
Jakarta : EGC.
Askep gangguan irama jantung aritmia tersedia dalam <
http://www.docsengine.com/pdf/1/askep-gangguan-irama-jantung-
aritmia.html>.<http://www.dosen.stikesdhb.ac.id/irma-nur
amalia/wp.../askeparitmia.com/pdf) (tanggal akses 19-12-2021)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.