MALAIKAT JIBRIL
Jibril adalah malaikat yang muncul dalam ajaran agama samawi. Dalam ajaran agama samawi
Jibril dianggap sebagai Pemimpin Malaikat dan bertugas menyampaikan wahyu dan
mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
Malaikat Jibril adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu. Malaikat Jibril adalah satu
dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam Al Quran. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali
dalam Al Quran yaitu pada surat Al Baqarah ayat 97-98 dan At Tahrim ayat 4. Didalam Al
Qur‟an, Jibril memiliki beberapa julukan, seperti Ruh al Amin dan Ruh al Qudus (Roh Kudus),
Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.
Mikail adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada
manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini. Dikatakan setiap
satu makhluk yang memerlukan rezeki untuk hidup di dunia ini akan diselia rezekinya oleh satu
malaikat Karubiyyuun.
Malaikat Mikail adalah salah satu di antara Pembesar Malaikat yang empat. Ia dicipta oleh Allah
selepas malaikat Israfil dengan selisih kira-kira lima ratus tahun.jumlah keseluruhan malaikat yg
wajib dipercayai oleh orang islam itu ada sepuluh berserta tugas nya
Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat utama Allah setelah
Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi Islam Mikail dikatakan memakai jubah berwarna
hijau jamrud, memenuhi bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah yang
mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka diciptakan Allah,
Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.
Malaikat Mikail as adalah termasuk salah satu diantara 4 Malaikat yang menjadi pembesar
seluruh Malaikat.
Dalam sebuah sumber dinyatakan bahwa ia diciptakan oleh Allah Swt, sesudah Malaikat Israfil
dengan selisih kira-kira 500 tahun lamanya. Seluruh anggota tubuhnya terbuat dari nur (cahaya)
dan berbulu za‟faran. Yang istimewa, ada satu juta wajah diatas setiap bulu-bulu yang
dimilikinya. Dan setiap wajah memiliki sejuta mat. Padahal, tiap mata yang ada senantiasa
menangis untuk memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Di samping itu,
kelebihan yang dimiliki adalah tiap wajah mempunyai mulu sebanyak 1 juta, yang mana mulut
tersebut memiliki lidah dengan jumlah yang sama dan menguasai satu juta macam bahasa.
Padahal setiap lisan yang dimiliki membaca istighfar untuk orang-orang mukmin yang berdosa.
Dari sekian banyak mata yang ada, maka senantiasa meneteskan air mat sejumlah tujuh ribu
tetesan. Lalu dari tiap tetesan air mata itu ALLAH menciptakan malaikat sejenis yang serupa
dengan bentuk Malaikat Mikail. Tugas mereka adalah membaca tasbih hingga hari Kiamat.
Mereka itu bernama KARUBIYUN. Di samping bertasbih, mereka juga memiliki tugas sebagai
pembantu Malaikat Izrafil menjalankan tugas, yaitu membagi hujan, menjaga tumbuh-tumbuhan,
buah-buahan, serta membagi rizeki.
Dan sebutkan dalam sebuah keterangan, untuk menjaga kelangsungan kehidupan makhluk di
dalam laut, buah – buahan di pohon maupun tumbuh – tumbuhan yang berada di atas bumi, maka
ALLAH mengutus seorang malaikat untuk menjaganya. Jadi, satu butir buah misalnya akan
senantiasa dijaga oleh seorang malaikat.
Disamping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi
Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas – tugasnya. Di antara tugas yang pernah dilakukan
bersam Malaikat Jibril adalah :
A. Ketika Malaikat jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi muhammad Saw. Untuk dicuci
hatinya karna akan diisi dengan iman, islam, yakin dan sifat hilim. Ketika itu peran Malaikat
Mikail tidak kalah penting. Beliaulah yang mengambil air Al-Kautsar (air zam-zam) untuk
akhirnya dijadikan sebagai pencubi hati Nabi Muhammad Saw.
B. Saat Nabi Muhammad Saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan ISRA‟ dan Mi‟raj,
Malaikat Mikail besama Jibril ikut mendampingi beliau selama perjalanan.
C. Malaikat Mikail juga sebagai pesuruh ALLAH untuk menyampaikat lembaran kepada
Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab musabab
pencabutan nyawa bagi orang yang di maksud.
A. WUJUD MALAIKAT MIKAIL
Dari kepala malaikat Mikail hingga kedua telapak kakinya berbulu Za‟faron. Jika seluruh air di
lautan dan sungai di muka bumi ini disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun akan
jatuh melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.
Setiap muka malaikat Mikail ini pula mempunyai satu juta mulut dan setiap mulut mempunyai
satu juta lidah manakala setiap lidah-lidahnya boleh berbicara satu juta bahasa atau lisan. Setiap
satu juta lisan tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi orang-orang mukmin yang
berdosa.
Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap matanya sentiasa
menangis kerana memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Tiap-tiap matanya
yang menangis itu mengeluarkan tujuh ribu titisan air mata dan setiap titisan air mata itu Allah
ciptakan satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail Setiap
malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah sehingga hari kiamat.
Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah Mikraj ke langit baginda
ada bertanya pada malaikat Jibril: “Mengapa aku tidak pernah nampak malaikat Mikail tertawa?”
Malaikat Jibril menjawab: “Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan”
MALAIKAT IZRAIL
Izrail adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril,
Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Qur‟an. Walau
begitu ia selalu disebut dengan Malak al Mawt atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan
diidentikkan sebagai Izrail.
A. WUJUD IZRAIL
Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa dengan malaikat Mikail
baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan
tidak lebih.
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung dan
satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang
mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh
jin dengan wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za‟faran dan di setiap bulu ada satu juta muka
di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki
4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang
memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di
lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh
melimpah.
B. KEMATIAN
Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada malaikat
Izrail, maka berkata malaikat Izrail: “Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?”.
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat
menyaksikannya. Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah
semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: “Ya Tuhan kami, adakah makhluk
yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan
Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah menyerahkan
kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak terdaya untuk
mengambilnya sedangkan Al-Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT
memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada hari kiamat kelak
dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya
sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau
mengatakan “Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan
tega saya mencabut nyawa seorang mukmin”.
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat
dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan
yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-
balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia
akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan
Malaikat „Azab.[1] Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu
adalah tugas dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah
menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi untuk
bertemu dengan para nabi antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
C. SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN MUKMIN
Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat,
turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih seakan wajah mereka ibarat
matahari. Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon
mayat sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya,
kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh
para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis
Salam dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: “Wahai jiwa yang baik,
wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah”.
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat
maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam
kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu
bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat di antara langit dan bumi mensalatinya, demikian
pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga
pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat
mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini???” Para Malaikat yang membawanya
menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”, sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya
selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia, Kebaikan-
kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam
semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat yang ada ikut
mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah
berfirman: “Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu?
(Yaitu) kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)” (QS. Al-Muthaffifiin: 19-
20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan: “Kembalikanlah ia ke bumi, karena
Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan
mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang
lain”. Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.
Malaikat Israfil adalah salah satu di antara empat malaikat yang paling mulia dan bersaiz besar di
sisi Allah SWT Ia ditugaskan untuk meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada hari
kiamat. Mungkin anda sering bertanya tanya Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di
lakukan oleh malaikat Israfil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Israfil itu seperti
sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung.
Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat
Israfil itu?
Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari
Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk
sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa
alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.
Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave
Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat
mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata alam semesta
berbentuk seperti terompet.
Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta
yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem
tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable)
A. WUJUD
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur‟an ada yang memiliki sayap sebanyak 2,
3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : “ Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi,
Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan)
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan
pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (Faathir 35:1)”.
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki
1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan
bahwa Hamalat al-‟Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap
Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari
unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat
wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang
mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis
ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah
dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri
berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas
tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau
bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
Beberapa sumber mengindikasikan bahwa, pada permulaan waktu Israfil memiliki empat sayap,
sangat tinggi sehingga bisa meraih tiang-tiang surga. Malaikat yang rupawan ini merupakan
penguasa musik, Israfil selalu bertasbih kepada Allah kedalam ribuan bahasa yang berbeda. Dari
bawah kaki hingga ke kepalanya ada beberapa rambut, beberapa mulut, dan beberapa lidah yang
tertutup hijab.
B. SANGKAKALA
Sangkakala atau sangka adalah sejenis alat tiup yang terbuat dari cangkang kerang. Alat tiup ini
disebut sangkakala karena bernama sangka dan ditiup secara berkala atau bunyian berkala. Pada
zaman dahulu sangkakala biasa digunakan dalam saat tertentu, seperti untuk meminta perhatian
orang banyak, ketika hendak mulai berperang, mengumpulkan prajurit dan banyak lagi kegunaan
sangkakala.
Dalam salah satu ajaran agama Abrahamik, yaitu Islam dikatakan bahwa salah satu malaikat
yang bernama Israfil mempunyai tugas untuk meniupkan Shur (sangkakala) pada saat hari akhir.
Ketika Allah telah selesai menjadikan alam semesta beserta isinya, lalu Allah membuat
sangkakala dan meletakkannya di mulut Israfil. Kemudian dikisahkan Israfil selalu menatap
kearah „Arsy, menanti kapan ia diperintahkan untuk meniup sangkakala tersebut.
Disebutkan pula dalam salah satu hadist, sangkakala itu bagaikan tanduk dari cahaya, dengan
ukuran yang sangat besar dengan garis tengahnya seluas langit dan bumi (alam semesta). Dalam
hadist lain dikatakan sangkakala malaikat Israfil terbuat dari tanduk, “Tanduk yang ditiup.”
Muhammad bersabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan sangkalala yang mempunyai empat
cabang, yaitu cabang di Barat, di Timur, di bawah langit ketujuh bagian bawah dan diatas langit
ketujuh bagian atas.”
Didalam sangkalala terdapat pintu-pintu sebanyak bilangan ruh dialam semesta dan di dalamnya
ada 70 rumah, yaitu satu antaranya untuk ruh para nabi, satu rumah untuk ruh para malaikat, satu
rumah untuk ruh para jin, satu rumah untuk ruh para manusia, satu rumah untuk ruh para
binatang dan hingga genap 70 macam rumah dengan 70 jenis makhluk.
Walaupun nama “Israfil” tidak pernah di muncul dalam Al Qur‟an, sebutan/julukan dibuat untuk
malaikat yang membawa trompet suci ini, untuk mengidentifikasikan sosok ini: “ Dan ditiuplah
sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing).(Az-Zumar 39:68)”
Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu
perintah dari Tuhan untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan
berdiri di batu/ bukit suci di Jerusalem.
Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para
malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan orang-orang yang telah mati dan
mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.
Dalam tradisi Islam, ia dikatakan telah di kirim oleh Tuhan bersama malaikat utama yang lain,
untuk mengumpulkan tanah dari empat penjuru dunia dan hanya Izrail saja yang berhasil dalam
misi tersebut. Dengan tanah itulah Adam diciptakan.
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan
tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan
langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat
Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia
diperintah”. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah :
“Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat
besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit
dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza‟ (untuk menakutkan).
Kedua : Nafkhatus sa‟aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba‟ats (untuk menghidupkan
kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya
seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk
laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari
tanduk.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh
wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam
nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar
membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan
bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di
tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.
Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml
ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan
semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang
menghadapNya dengan merendahkan diri.”
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan
lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan
dan ketakutan makhluk bumi kelak.
“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung
gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan setan –
setan berlarian.”
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan
peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta keduanya? Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu
Akbar!
MALAIKAT MUNKAR
Munkar dalam Islam adalah malaikat yang menguji iman orang mati di kuburan mereka ,
walaupun ada referensi tidak ditemukan dalam Quran.
Banyak Muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati panggung bernama
Barzakh, di mana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh orang tersebut dihancurkan, jiwa masih
akan beristirahat di bumi di dekat tempat mereka kematian).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jemaat pemakaman
telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan Munkar menopang jiwa almarhum tegak di
kubur dan menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”.
Seorang mukmin saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah
Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah Islam. Jika
jawaban benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu kebangkitan yang menyenangkan.
Mereka yang tidak menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
Berikut Ini Adalah Jawaban Atas Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir :
1. Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2. Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3. Apa Agamamu? Islam
4. Siapa Imammu? Al-Quran
5. Dimana Kiblatmu? Ka‟bah
6. Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat
3. Kisah ketiga
Kisah ini dikisahkan oleh Syeikh An-Nuri mengutip dari kitab yang tulis oleh Sayyid
Syamsuddin Muhammad bin Badi‟ Ar-Ridhawi, salah seorang pemimpin pelayanan kuburan
Imam Ar-Ridha (sa). Kisahnya sebagai berikut : Mir Muinuddin Asyraf, seorang pelayan yang
baik di kuburan mulia Imam Ar-Ridha (sa), berkata: Aku pernah bermimpi di salah satu kamar di
Raudhah ini, aku keluar dari Raudhah untuk memperbaharui wudhu‟. Ketika berjalan di dekat
kuburan Mir Ali Syir, aku melihat rombongan orang banyak menuju ke halaman kuburan mulia
Imam Ar-Ridha (sa), di depan mereka ada seseorang yang wajahnya bercahaya. Ketika mereka
sampai di halaman Rawdhah, beliau berkata kepada mereka: keluarkan mayit ini dari kuburan
ini, keluarkan orang kotor yang ada di kuburan ini, sambil mengisyaratkan tangannya ke kuburan
tertentu.
Ketika mereka hendak mengeluarkannya, aku bertanya kepada salah seorang dari mereka:
siapakah pemimpin itu? Ia menjawab: Dia adalah Ali bin Abi Thalib (sa). Ketika kami hendak
mengeluarkan mayit dari kuburan tersebut, keluarlah Imam yang kedua belas dari Rawdhah itu.
Beliau menghadap kepada Imam Ali bin Thalib (sa). Setelah beliau mengucapkan salam, dan
Imam Ali (sa) menjawab salamnya, beliau berkata: Wahai kakekku, aku mohon padamu agar
memaafkannya, dan membiarkan ia di sini.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Tahukah kamu, dia adalah seorang yang fasik dan durjana,
ia peminum khomer.
Beliau berkata: Benar, tapi ia berwasiat sebelum meninggal agar ia dikuburkan di dekatku,
Karena itu, aku mohon engkau memaafkannya. Imam Ali (sa) berkata: Aku serahkan padamu
kedurjanaannya. Kemudian Ali (sa) pergi.
Lalu aku terbangun ketakutan, dan aku membangun sebagian pelayan kuburan suci Imam Ar-
Ridha. Kemudian aku pergi bersamanya ke kuburan tersebut. Ternyata di situ ada kuburan baru,
dan aku bertanya kepada temanku tentang penghuninya. Ia berkata: penghuni kuburan baru ini
adalah orang Turki, baru dikuburkan kemarin. (Dar Salam 1: 267-268)
Syeikh Abbas Al-Qumi, penulis kitab Manazilul Akhirah dan kitab Mafatihul, mengkisahkan:
Kisah mulia dari Al-Hajj Ali Al-Baghdadi pernah berjumpa dengan Imam Mahdi (aj), dan
bertanya kepadanya: Benarkah orang yang mengatakan bahwa orang yang berziarah kepada Al-
Husein (sa) pada malam Jum‟at, ia akan memperoleh keamanan? Beliau menjawab: Demi Allah,
itu benar.
Aku (Ali Al-Baghdadi) bertanya lagi: wahai Junjungan kami, kami pernah berziarah kepada
Imam Ali Ar-Ridha (sa) pada tahun 1269, lalu kami bertemu di Duruj (salah satu kota di Iran,
dekat Burujard) dengan salah seorang arab bagian timur, dari penduduk desa tenggara dari kota
Najef Al-Asyraf, lalu kami bertanya kepadanya : Bagaimana wilayah Ali Ar-Ridha (sa)? Ia
menjawab: makam Imam Ali Ar-Ridha (as) adalah surga, sampai sekarang aku sudah lima belas
hari, aku makan dari harta Junjunganku Ar-Ridha (sa), bagaimana mungkin Malaikat Munkar
dan Nakir berani mendekat kepadaku di kuburan ini, sementara darah dan dagingku berasal dari
makanan Imam Ar-Ridha (sa) selama aku bertamu kepadanya.
Benarkah bahwa Ali bin Musa Ar-Ridha (sa) dapat menyelamatkan dia dari Munkar dan Nakir?
Imam Mahdi (aj) menjawab: Demi Allah, itu benar, sungguh kakekku yang penjaminnya. (An-
Najm Ats-Tsaqib oleh Syeikh An-Nuri, jilid 2: 156)
MALAIKAT NAKIR
Nakir dalam Islam adalah malaikat yang menguji iman orang mati di kuburan mereka, walaupun
ada referensi tidak ditemukan dalam Quran.
Banyak Muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati panggung bernama
Barzakh, di mana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh orang tersebut dihancurkan, jiwa masih
akan beristirahat di bumi di dekat tempat mereka kematian).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jemaat pemakaman
telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan Munkar menopang jiwa almarhum tegak di
kubur dan menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”.
Seorang mukmin saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah
Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah Islam. Jika
jawaban benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu kebangkitan yang menyenangkan.
Mereka yang tidak menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.
Berikut Ini Adalah Jawaban Atas Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir :
1. Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2. Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3. Apa Agamamu? Islam
4. Siapa Imammu? Al-Quran
5. Dimana Kiblatmu? Ka‟bah
6. Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat
3. Kisah ketiga
Kisah ini dikisahkan oleh Syeikh An-Nuri mengutip dari kitab yang tulis oleh Sayyid
Syamsuddin Muhammad bin Badi‟ Ar-Ridhawi, salah seorang pemimpin pelayanan kuburan
Imam Ar-Ridha (sa). Kisahnya sebagai berikut : Mir Muinuddin Asyraf, seorang pelayan yang
baik di kuburan mulia Imam Ar-Ridha (sa), berkata: Aku pernah bermimpi di salah satu kamar di
Raudhah ini, aku keluar dari Raudhah untuk memperbaharui wudhu‟. Ketika berjalan di dekat
kuburan Mir Ali Syir, aku melihat rombongan orang banyak menuju ke halaman kuburan mulia
Imam Ar-Ridha (sa), di depan mereka ada seseorang yang wajahnya bercahaya. Ketika mereka
sampai di halaman Rawdhah, beliau berkata kepada mereka: keluarkan mayit ini dari kuburan
ini, keluarkan orang kotor yang ada di kuburan ini, sambil mengisyaratkan tangannya ke kuburan
tertentu.
Ketika mereka hendak mengeluarkannya, aku bertanya kepada salah seorang dari mereka:
siapakah pemimpin itu? Ia menjawab: Dia adalah Ali bin Abi Thalib (sa). Ketika kami hendak
mengeluarkan mayit dari kuburan tersebut, keluarlah Imam yang kedua belas dari Rawdhah itu.
Beliau menghadap kepada Imam Ali bin Thalib (sa). Setelah beliau mengucapkan salam, dan
Imam Ali (sa) menjawab salamnya, beliau berkata: Wahai kakekku, aku mohon padamu agar
memaafkannya, dan membiarkan ia di sini.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Tahukah kamu, dia adalah seorang yang fasik dan durjana,
ia peminum khomer.
Beliau berkata: Benar, tapi ia berwasiat sebelum meninggal agar ia dikuburkan di dekatku,
Karena itu, aku mohon engkau memaafkannya. Imam Ali (sa) berkata: Aku serahkan padamu
kedurjanaannya. Kemudian Ali (sa) pergi.
Lalu aku terbangun ketakutan, dan aku membangun sebagian pelayan kuburan suci Imam Ar-
Ridha. Kemudian aku pergi bersamanya ke kuburan tersebut. Ternyata di situ ada kuburan baru,
dan aku bertanya kepada temanku tentang penghuninya. Ia berkata: penghuni kuburan baru ini
adalah orang Turki, baru dikuburkan kemarin. (Dar Salam 1: 267-268)
Syeikh Abbas Al-Qumi, penulis kitab Manazilul Akhirah dan kitab Mafatihul, mengkisahkan:
Kisah mulia dari Al-Hajj Ali Al-Baghdadi pernah berjumpa dengan Imam Mahdi (aj), dan
bertanya kepadanya: Benarkah orang yang mengatakan bahwa orang yang berziarah kepada Al-
Husein (sa) pada malam Jum‟at, ia akan memperoleh keamanan? Beliau menjawab: Demi Allah,
itu benar.
Aku (Ali Al-Baghdadi) bertanya lagi: wahai Junjungan kami, kami pernah berziarah kepada
Imam Ali Ar-Ridha (sa) pada tahun 1269, lalu kami bertemu di Duruj (salah satu kota di Iran,
dekat Burujard) dengan salah seorang arab bagian timur, dari penduduk desa tenggara dari kota
Najef Al-Asyraf, lalu kami bertanya kepadanya : Bagaimana wilayah Ali Ar-Ridha (sa)? Ia
menjawab: makam Imam Ali Ar-Ridha (as) adalah surga, sampai sekarang aku sudah lima belas
hari, aku makan dari harta Junjunganku Ar-Ridha (sa), bagaimana mungkin Malaikat Munkar
dan Nakir berani mendekat kepadaku di kuburan ini, sementara darah dan dagingku berasal dari
makanan Imam Ar-Ridha (sa) selama aku bertamu kepadanya.
Benarkah bahwa Ali bin Musa Ar-Ridha (sa) dapat menyelamatkan dia dari Munkar dan Nakir?
Imam Mahdi (aj) menjawab: Demi Allah, itu benar, sungguh kakekku yang penjaminnya. (An-
Najm Ats-Tsaqib oleh Syeikh An-Nuri, jilid 2: 156)
MALAIKAT RAQIB
MALAIKAT „ATID
Allah s.w.t Maha Mengetahui akan segala yang lahir dan yang tersembunyi, tetapi bagi
melahirkan kebesaran kerajaan-Nya dan keadilan pemerintahan-Nya maka segala apa jua yang
dilakukan oleh setiap manusia – sama ada yang baik atau yang buruk – diperintahkan menulisnya
dalam surat amalnya oleh dua Malaikat yang ditugaskan khas mengenainya supaya dapat dilihat
dan dibaca oleh orang itu sendiri pada hari akhirat kelak.
Kedua-dua Malaikat yang tersebut – sebagaimana yang diterangkan dalam hadis ini – tidak
bercerai daripada orang itu walau sesudah ia meninggal dunia.
Mereka diperintahkan tinggal tetap di kuburnya bertasbih, bertahmid dan bertakbir hingga ke
hari qiamat dan pahala zikir mereka yang tersebut ditulis oleh mereka dalam surat amal orang
itu. Sebaliknya jika ia kafir, maka mereka melaknatnya hingga ke hari qiamat.
Maalik adalah panggilan malaikat yang memimpin para Malaikat Zabaniah di neraka. Malaikat
Malik biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat Ridwan.
Maalik dalam Bahasa Arab berarti „orang yg empunya‟; „orang yg memiliki‟; „tuan‟; „raja‟.
Sedangkan Allah memiliki julukan Maalik pula, tepatnya adalah:
1. Al-Malik = Raja segala Raja;
2. Malik al-Jabar = Raja Yang Mahakuasa;
3. Malik al-Muluk = Penguasa segala Penguasa.
Penggunaan kalimat Malik terhadap pemimpin Zabaniah hampir senada dengan penggunaan
Aziz dalam kisah Yusuf, hanya sebagai panggilan kehormatan atas kepemimpinan mereka.
Terdapat 19 penjaga neraka jahanam yang pemimpinya adalah Malik. Sebagaimana firman Allah
tentang Neraka Saqar
“ Tahukah kamu apa Saqor itu? Saqor itu tidak meninggalkan dan membiarkan. (Neraka Saqor)
adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (Zabaniah). Dan tiada Kami
jadikan penjaga Neraka itu melainkan malaikat. (Al-Muddassir : 27-30)
“ Malikat Malik „Alaihissalam mematuhi segala perintah Allah seperti dalam firman-Nya tentang
permintaan penghuni Neraka kepada Malaikat Malik
Mereka berseru, “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab, “kamu
akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Az-Zukhruf :77)
MALAIKAT RIDWAN