Anda di halaman 1dari 5

1

Analisis Struktur Overhead Crane Kapasitas


35 Ton Dengan Modifikasi Tambahan Beban
6 Ton
Penulis Eko Warsito, Dosen Pembimbing Ir. Amiadji, M.M., M.Sc, dan Irfan Syarif Arief, ST. MT
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: ekowarsito99@yahoo.com

Abstrak—Didalam dunia industri pada era sekarang atau SWL ( Safety Work Load).
semakin maju dan berkembang, maka untuk menunjang dalam Pada kontruksi crane yang sudah berumur, akan terdapat
kegiantanya dibutuhkan peralatan yang memadai agar lebih korosi dan pengelasan yang sudah rusak pada kontruksinya
effisien dalam pengerjaan. Overhead crane merupakan peralatan maka dilakukan analisa untuk mengetahui dinamika yang
yang sangat penting dalam proses pengerjaan didalam diterima apakah kontruksi yang sudah terpasang mampu
perusahaan bersekla besar yang berfungsi untuk mengangkat
bekerja pada beban maksimal. Pada analisa kontruksi lebih
benda-benda berukuran besar. Dari segi fungsi pada overhead
crane untuk mengangkat alat berat, maka diperlukan kontruksi ditujukan pada kaki-kaki karena sebagian besar beban
yang kuat agar tidak terjadi defleksi pada kontruksi saat terpusat pada struktur kaki-kaki. Untuk penambahan beban
menerima beban. Kaki-kaki pada overhead crane merupakan pada struktur crane seperti penambahan motor, akan
kontruksi yang harus diperhatikan dari segi kekuatan karena berpengaruh terhadap kaki-kaki karena beban yang diterima
semua beban akan didistribusi ke kaki-kaki. Maka diperlukan akan bertambah dengan berat motor yang ditambahkan dan
analisa untuk mengetahui kekuatan kontruksi tersebut pada apakah crane dapat mengangkat beban maksimal SWL dengan
analisa ini, dipilih overhead crane dengan SWL 35 ton dan adanya penambahan beban motor atau harus ada pengurangan
tambahan berat modifikasi motor 6 ton yang menggunakan pada beban yang diangkat. Maka dari itu, analisa strukture
metode Finite element (metode elemen hingga) pada softwear
pada crane dilakukan untuk mengetahui kekuatan struktur
Solidworks dengan pembuat pemodelan terlebih dahulu. Dari
hasil analisa diperoleh hasil FOS dari salah satu kontruksi yaitu kaki-kaki dan beban maksimal yang diangkat dari SWL
sebesar 0.8 yang berarti kontruksi belum safety untuk karena adanya penambahan beban.
mengangkat beban sebesar 41 ton harus ada pengurangan beban
sebesar 8.2 ton untuk mencapai nilai minimal FOS 1.
II. URAIAN MATERI
Kata kunci— Defleksi, Finite element , Overhead crane, 2.1 Overhead Crane
solidworks. Overhead crane merupakan alat pemindah yang
mempunyai struktur kerangka menyerupai jembatan melintang
diatas kepala yang ditumpu pada kedua ujungnya dengan
I. PENDAHULUAN roda-roda untuk berjalan sepanjang lintasan rel diatas lantai.

D idalam dunia industri, untuk menunjang aktifitas baik


dalam proses pembangunan maupun produksi
membutuhkan peralatan yang memadai agar dalam proses
Crane dapat dioperasikan secara manual dan juga dapat
dioperasikan dengan listrik. Kebanyakan crane pada saat ini
digerakkan dengan motor listrik, sehingga crane ini dikenal
pengerjaanya lebih efisien. Pada industri berskala besar dengan overhead electric traveling crane.
peralatan dan material yang digunakan relatif berat dan
berukuran besar, maka diperlukan pesawat angkat seperti
Crane untuk mempermudah proses pengerjaan seperti
mengangkat suatu material maupun memindahkan mesin dan
benda berat lainya, ada banyak macam jenis crane sesuai
dengan kebutuhan suatu industri seperti tower crane, overhead
crane, mobile crane dan gantry crane. Overhead crane adalah
salah satu alat yang banyak digunakan diarea pertambangan
minyak yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan
pompa-pompa pada saat riper. Cara kerja crane pada saat
mengangkat secara vertical dan memindahkan secara
horizontal menimbulkan beban massa pendulum sehingga
masalah banyak terjadi pada dinamika dari struktur crane
khususnya pada struktur kaki-kaki jenis overhead crane. kaki-
kaki crane haruslah kuat untuk menopang beban maksimal Gambar 1. Overhead crane dobel girder
2

Konstruksi overhead crane yang sering digunakan di dalam (seperti MPa, megapascal). Pascal ekuivalen dengan Newton
perusahaan ada dua jenis yaitu : per meter persegi (N/m²). Satuan imperial diantaranya pound-
- Overhead travelling crane berpalang tunggal (girder gaya per inci persegi (lbf/in² atau psi), atau kilo-pound per inci
tunggal). persegi (ksi, kpsi).
- Overhead travelling crane berpalang ganda (girder ganda).
Untuk jenis overhead crane yang berpalang ganda, ini 2.3 Finite Element Method
memiliki dua jenis rancangan yang berbeda, yaitu : Finitie Element adalah salah satu dari metode
- Overhead travelling crane dengan troli berpalang diatas. numerik yang memanfaatkan operasi matrix untuk
- Overhead travelling crane dengan troli berpalang dibawah.
menyelesaikan masalah-masalah fisik. Semakin rumit
2.2 Sifat Mekanik Material perilaku fisiknya (karena kerumitan bentuk geometri,
Yield strength didefinisikan sebagai kekuatan material banyaknya interaksi beban, constrain, dan sifat material)
dimana material masih mampu manerima beban dan karena maka semakin sulit untuk di bangun suatu model
pengaruh beban ini maka material mengalami deformasi. matematik yang bisa mewakili permasalahan tersebut.
Yield streng adalah titik yang membatasi daerah elastik dan Alternatif metodenya adalah dengan cara membagi kasus
daerahplastik dari material. Pada daerah elastik material yang tadi menjadi bagian-bagian kecil yang sederhana yang
terdeformasi dapat kembali ke bentuk semula dan pada daerah mana pada bagian kecil tersebut bisa membangun model
ini berlaku hukum hooke. Pada daerah ini besarnya tegangan matematik dengan lebih sederhana. Kemudian interaksi
akan sebanding dengan besarnya regangan. Sedangkan pada antar bagian kecil tersebut ditentukan berdasarkan
daerah plastik hukum hooke tidak berlaku dan pada daerah ini
material yang telah terdeformasi tidak dapat kembali ke
fenomena fisik yang akan diselesaikan. Metode ini
kondisi semula yaitu sebelum diberikan tegangan (stress). dikenal sebagi metode elemen hingga, karena membagi
permasalahan menjadi sejumlah elemen tertentu (finite)
untuk mewakili permasalah yang sebenarnya jumlah
elemennya adalah tidak berhingga (kontinum)

2.4 Software Solidworks


SolidWorks adalah software CAD 3D yang dikembangkan
oleh SolidWorks Coorporation. SolidWorks merupakan salah
satu 3D CAD yang sangat populer saat ini. di Indonesia sudah
banyak sekali perusahhan manufacturing yang
mengimplementasikan software SolidWorks. SolidWorks
dalam penggambaran / pembuatan model 3D menyediakan
feature-based, parametric solid modeling. Feature- based dan
parametric ini yang akan sangat mempermudah bagi usernya
dalam membuat model 3D [10]. Karena hal ini akan membuat
kita sebagai pengguna bisa membuat model sesuai dengan
keinginan kita. SolidWorks merupakan salah satu software
CFD (Computanional Fluid dynamics). CFD sebenarnya
mengganti persamaan – persamaan diferensial parsial dengan
Gambar 2. Kurva tegangan-regangan
persamaan – persamaan aljabar. CFD merupakan pendekatan
Kekuatan tarik (tensile strength, ultimate tensile dari persoalan yang asalnya kontinum (memiliki jumlah sel
strength) adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh tak terhingga) menjadi model yang diskrit (jumlah sel
sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan terhingga).
tersebut patah. Kekuatan tarik adalah kebalikan dari kekuatan
tekan, dan nilainya bisa berbeda. Beberapa bahan dapat patah
begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya akan 3.1 Struktur Crane
meregang dan mengalami deformasi sebelum patah, yang Struktur crane yang akan dianalisa merupakan crane jenis
disebut dengan benda elastis (ductile). Kekuatan tarik overhead travelling crane tipe dobel girder milik perusahaan
umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan Pertamina Badak LNG dimana crane tersebut digunakan
mencatat perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi untuk mengangkat pompa berukuran besar pada saat repair
dari kurva tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik dan berlokasi pada bibir pantai. Analisa tegangan dilakukan
penghabisan (ultimate tensile strength). Nilainya tidak untuk mengetahui kekuatan truss pada saat crane mengangkat
bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis beban maksimal karena titik berat segala beban ditumpu oleh
bahan. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi seperti truss. Maka untuk mengghitung tegangan yang terjadi dengan
keberadaan zat pengotor dalam bahan, temperatur dan pemodelan pada softwear Solid Work, dibutuhkan arragement
kelembaban lingkungan pengujian, dan penyiapan spesimen. struktur crane tersebut. Dibawah ini merupakan spesifikasi
Dimensi dari kekuatan tarik adalah gaya per satuan luas. crane yang dipakai oleh perusahaan Pertamina Badak LNG
Dalam satuan SI, digunakan pascal (Pa) dan kelipatannya dan gambar arrangementnya.
3

Tipe crane : Overhead Travelling Crane


Model crane : Double Girder
No. seri : HFY 36216
No item : 35T-04
SWL : 35 ton
Tahun pembuatan : 2004
Tahun pemakaian : 2005
Penggunaan : Lifting equipment
Standar acuan : ASME/ANSI B 30.2
Pabrik pembuatan : Kronco Inc. USA

3.2 Pembuatan Model


Pembuatan model structure dengan cara mensket terlebih
dahulu sesuai ukuran yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah mensket ukuran model, berikutnya adalah memasang
Gambar 5. Analisa displacement pada posisi train A-B beban tengah
profil dengan perintah structure member.

Gambar 6. Analisa strain pada posisi train A-B beban tengah

Gambar 3. Assembly strukture kaki-kaki dengan overhead crane

3.3 Proses Analisa Beban Statis


Untuk simulasi pemodelan ini beban berupa force pada
crane dengan berat SWL 35 ton dan tambahan modifikasi
motor beserta perlengkapannya dengan berat 6 ton. Maka
berat keseluruhan yang akan ditopang overhead crane dan
diteruskan ke kaki-kaki seberar 41 ton atau 402000 Newton.
Dibawah ini merupakan hasil analisa tegangan, regangan,
displacemen dan factor safety pada train A-B, F-G, I-J.
Gambar 7. Analisa factor safety pada posisi train A-B beban tengah

Table 1. Hasil simulasi train A-B, F-G, I-J


HASIL ANALISA PADA KAKI-KAKI OVERHEAD CRANE

HASIL ANALISA DENGAN BEBAN 41 TON


LETAK
LETAK Axial Stress
OVERHEAD
PEMBEBANAN (N/mm²) Displacement
CRANE Strain FOS
(mm)
+ -

Beban Tengah 5.7 10.8 79.16 0.000733 1.6


TRAIN A-B
Beban Samping 9.9 14.2 30.98 0.000829 1.5

Beban Tengah 5.3 10.5 79.53 0.000733 1.6


TRAIN F-G
Beban Samping 9.3 13.9 31.39 0.000479 3.6

Beban Tengah 9.6 18.3 83.04 0.000735 1.3


TRAIN I-J
Beban Samping 16.7 31.7 35.3 0.001228 0.79
Gambar 4. Analisa stress pada posisi train A-B beban tengah
4

Profil T
Dari hasil simulasi tersebut pada simulasi train I-J beban yang sudah
samping mengalami tegangan paling besar dan FOS paling diganti
kecil. Dari hasil analisa yang ada, kontruksi setiap train akan
sangat berpengaruh pada hasil dari pada nilai simulasi. Pada
train I-J memiliki nilai simulasi buruk karena dari segi
kontruksi train I-J relative rendah yaitu pada tengah-tengah ril
girder hanya ditumpu satu profil T secara vertical dengan jarak
antara train I dengan train J relative jauh yaitu 8.75 m yang
akan mengakibatkan defleksi pada ril saat dibebani 41 ton atau
402000 newton, sedangkan jarak antar train A dengan B dan F
dengan G yaitu 5,5m dan 5,8m dengan tumpuan dua pipa
membentuk segitiga jauh lebih kuat dibandingkan kontruksi
pada train I-J.
Untuk nilai FOS minimal yang di ijinkan pada suatu kontruksi
yaitu sebesar 1, nilai 1 pada FOS menunjukan berat maksimal Gambar 8. Profil T sudah diganti
yang dapat diterima oleh suatu kontruksi, bila nilai FOS
dibawah 1 berarti kontruksi menerima beban melebihi dari Setelah penggantian profil T menjadi kontruksi seperti diatas
maksimal, maka kontruksi akan mengalami kerusakan karena maka dilakukan analisa untuk mengetahui hasil nilai
tidak lagi mampu menopang beban sebesar 41 ton. Untuk itu mekanika. Analisa dilakukan dengan dua pembebanan yang
harus ada pengurangan beban untuk mencapai nilai FOS berbeda yaitu beban ditengan dan beban disamping dengan
minimal 1 maka: beban sebesar 53.3 ton hasil analisa sebagai berikut:
Table 2. Hasil simulasi train A-B, F-G, I-J beban dinamis
Untuk nilai Pmax = FOS hasil simulasi x P HASIL ANALISA BEBAN DINAMIS PADA KAKI-KAKI OVERHEAD CRANE
= 0.8 x 402000 N
= 321600 N LETAK
LETAK
HASIL ANALISA DENGAN BEBAN 53.3 TON

= 32.8 ton OVERHEAD


CRANE
PEMBEBANAN
Axial Stress
(N/mm²) Displacement
Strain FOS
Dimana: + -
(mm)

P = 402000 N Beban Tengah 5.6 13.1 107.30 0.0009698 1.3


FOS = 0.8 TRAIN A-B
Beban Samping 10.1 33.8 33.80 0.0007097 0.93
Maka beban yang harus dikurangi sebesar:
Beban Tengah 6.8 13.6 10.72 0.0009685 1.3
= 402000 – 321600 TRAIN F-G
= 80400 N Beban Samping 12.0 18.1 33.75 0.0006449 2.1

= 8.2 ton Beban Tengah 13.2 24.0 108.3 0.001002 0.97


TRAIN I-J
Beban Samping 23.5 43.2 37.12 0.001730 0.56
3.4 Proses Analisa Beban Dinamis
Pada simulasi yang dilakukan yaitu pada simulasi A-B, F- Table 3. Hasil simulasi train I-J dengan profil T menjadi struktur train I
G, I-J merupakan simulasi static. Pada kenyataannya crane HASIL ANALISA PADA TRAIN I-J
pada saat mengangkat beban beban yang terdapat merupakan HASIL ANALISA DENGAN BEBAN 53.3 TON
beban dinamis dimana beban dinamis terjadi pada saat crane
LETAK
LETAK Axial Stress
OVERHEAD
PEMBEBANAN Displacement
mengangkat benda dan dengan dipindahkan menggunakan CRANE
+
(N/mm²)
-
(mm)
Strain FOS

motor dengan cara girder pada crane bergerak melewati ril Beban Tengah 3.4 10.4 81.92 0.000744 1.7
yang tertopang pada kaki-kaki. Pada softwear solidworks tidak TRAIN I-J
Beban Samping 5.9 13.1 25.38 0.000494 3.1
terdapat tipe simulasi pembebanan dinamis, maka untuk
pembebanan dinamis dilakukan simulasi pendekatan yaitu
beban yang sudah ada ditambah dengan beban sebesar 30% IV. KESIMPULAN DAN SARANAN
dari desain beban sebesar 41 ton maka penambahan beban 4.1 Hasil analisa beban statis sebesar 41 ton
sebesar 30% yaitu 12.3 ton dengan total beban dinamis 1. Analisa train A-B beban pada posisi tengah
sebesar 53.3 ton = 523000 N. Simulasi dilakukan pada train  Tegangan sebesar + 5,7 N/mm² dan – 10.8 N/mm²
A-B, F-G dan I-J. dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
Dari simulasi-simulasi yang sudah dilakukan pada train I-J
 Displacement pada girder sebesar 79.16 mm
memiliki nilai Fos rata-rata dibah 1. Maka untuk itu pada train
 Strain pada girder sebesar 0.000733
I-J dilakukan bembenaran kontruksi pada train I-J dimana
train I-J terdapat profil T yang akan diganti seperti kontruksi  Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.6
2. Analisa train A-B beban pada posisi samping
pada train I. gambar bisa dilihat dibawah.
 Tegangan sebesar + 9,9 N/mm² dan – 14.2 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
 Displacement pada girder sebesar 30.98 mm
 Strain pada girder sebesar 0.000829
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.5
5

3. Analisa train F-G beban pada posisi tengah 6. Analisa train I-J beban pada posisi samping
 Tegangan sebesar + 5,3 N/mm² dan – 10.5 N/mm²  Tegangan sebesar + 23.5 N/mm² dan – 43.2 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
 Displacement pada girder sebesar 79.53 mm  Displacement pada girder sebesar 37.12 mm
 Strain pada girder sebesar 0.000733  Strain pada girder sebesar 0.001730
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.6  Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 0.56
4. Analisa train F-G beban pada posisi samping
 Tegangan sebesar + 9.3 N/mm² dan – 13.9 N/mm² 4.3 Hasil analisa beban dinamis sebesar 53.3 ton pada train
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² I-J dengan profil T sudah diganti seperti kontruksi train I
 Displacement pada girder sebesar 31.39 mm 1. Analisa train I-J beban pada posisi tengah
 Strain pada girder sebesar 0.000479  Tegangan sebesar + 3.4 N/mm² dan – 10.4 N/mm²
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 3.6 dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
5. Analisa train I-J beban pada posisi tengah  Displacement pada girder sebesar 81.92 mm
 Tegangan sebesar + 3.4 N/mm² dan – 10.4 N/mm²  Strain pada girder sebesar 0.000744
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²  Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.7
 Displacement pada girder sebesar 81.92 mm 2. Analisa train I-J beban pada posisi samping
 Strain pada girder sebesar 0.000744  Tegangan sebesar + 5.9 N/mm² dan – 13.1 N/mm²
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.7 dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
6. Analisa train I-J beban pada posisi samping  Displacement pada girder sebesar 25.38 mm
 Tegangan sebesar + 5.9 N/mm² dan – 13.1 N/mm²  Strain pada girder sebesar 0.000494
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²  Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 3.1
 Displacement pada girder sebesar 25.38 mm
 Strain pada girder sebesar 0.000494
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 3.1 DAFTAR PUSTAKA
[1] Setyo Perdhana, R. 2010, Perancangan Overhead Crane Tipe Ekwe 5
4.2 Hasil analisa beban dinamis sebesar 53.3 ton ton x 40 m. ITS, Surabaya
1. Analisa train A-B beban pada posisi tengah [2] Augustinus, E. 2010. Perancangan Overhead Travelling Crane
Berpalang Tunggal Kapasitas 10 ton. Universitas Sumatera Utara.
 Tegangan sebesar + 5,6 N/mm² dan – 13.1 N/mm²
[3] Andi, S. 2008. Sifat Material.ITS, Surabaya
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² [4] Bethara putra AP, FT UI 2008, Simulasi impact spherical.
 Displacement pada girder sebesar 107.3 mm [5] Bahtiar. 2010. Estimating young’s Modulus and Modulus of Rupture of
 Strain pada girder sebesar 0.000969 Coconut Logs using Reconstruction Method. Civil Engineering
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.3 Dimension. Surabaya.
2. Analisa train A-B beban pada posisi samping [6] Popov,E P,1996,Mekanika teknik, edisi kedua, erlangga, Jakarta
 Tegangan sebesar + 10.1 N/mm² dan – 33.8 N/mm² [7] Louhenapessy, Jandri. 2010. Analisa Kelelahan Material Condylar
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² Prosthesis dari Groningen Temporomandibular Joint Prosthesis
Menggunakan Metode Elemen Hingga. Surabaya: Institut Teknologi
 Displacement pada girder sebesar 33.8 mm
Sepuluh November.
 Strain pada girder sebesar 0.000709 [8] Daryl L.Logan 1992,a first course in the finite element method,PWS
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 0.93 publishing company,boston,USA.
3. Analisa train F-G beban pada posisi tengah [9] Alam, M.S., 2005, Finite element Modeling of Fatigue Crack Growth in
 Tegangan sebesar + 6.8 N/mm² dan – 13.6 N/mm² Curved-Welded Joints Using Interface Elements. Illinois: University of
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² Illinois.
 Displacement pada girder sebesar 10.72 mm [10] Ridwan, S. 2010 Technical support solidworks. PT. Arisma Data Setia.
 Strain pada girder sebesar 0.000968
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.3
4. Analisa train F-G beban pada posisi samping
 Tegangan sebesar + 12.0 N/mm² dan – 18.1 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
 Displacement pada girder sebesar 33.75 mm
 Strain pada girder sebesar 0.000644
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 2.1
5. Analisa train I-J beban pada posisi tengah
 Tegangan sebesar + 13.2 N/mm² dan – 24.0 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
 Displacement pada girder sebesar 108.3 mm
 Strain pada girder sebesar 0.001002
 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 0.97

Anda mungkin juga menyukai