An Alisa
An Alisa
Abstrak—Didalam dunia industri pada era sekarang atau SWL ( Safety Work Load).
semakin maju dan berkembang, maka untuk menunjang dalam Pada kontruksi crane yang sudah berumur, akan terdapat
kegiantanya dibutuhkan peralatan yang memadai agar lebih korosi dan pengelasan yang sudah rusak pada kontruksinya
effisien dalam pengerjaan. Overhead crane merupakan peralatan maka dilakukan analisa untuk mengetahui dinamika yang
yang sangat penting dalam proses pengerjaan didalam diterima apakah kontruksi yang sudah terpasang mampu
perusahaan bersekla besar yang berfungsi untuk mengangkat
bekerja pada beban maksimal. Pada analisa kontruksi lebih
benda-benda berukuran besar. Dari segi fungsi pada overhead
crane untuk mengangkat alat berat, maka diperlukan kontruksi ditujukan pada kaki-kaki karena sebagian besar beban
yang kuat agar tidak terjadi defleksi pada kontruksi saat terpusat pada struktur kaki-kaki. Untuk penambahan beban
menerima beban. Kaki-kaki pada overhead crane merupakan pada struktur crane seperti penambahan motor, akan
kontruksi yang harus diperhatikan dari segi kekuatan karena berpengaruh terhadap kaki-kaki karena beban yang diterima
semua beban akan didistribusi ke kaki-kaki. Maka diperlukan akan bertambah dengan berat motor yang ditambahkan dan
analisa untuk mengetahui kekuatan kontruksi tersebut pada apakah crane dapat mengangkat beban maksimal SWL dengan
analisa ini, dipilih overhead crane dengan SWL 35 ton dan adanya penambahan beban motor atau harus ada pengurangan
tambahan berat modifikasi motor 6 ton yang menggunakan pada beban yang diangkat. Maka dari itu, analisa strukture
metode Finite element (metode elemen hingga) pada softwear
pada crane dilakukan untuk mengetahui kekuatan struktur
Solidworks dengan pembuat pemodelan terlebih dahulu. Dari
hasil analisa diperoleh hasil FOS dari salah satu kontruksi yaitu kaki-kaki dan beban maksimal yang diangkat dari SWL
sebesar 0.8 yang berarti kontruksi belum safety untuk karena adanya penambahan beban.
mengangkat beban sebesar 41 ton harus ada pengurangan beban
sebesar 8.2 ton untuk mencapai nilai minimal FOS 1.
II. URAIAN MATERI
Kata kunci— Defleksi, Finite element , Overhead crane, 2.1 Overhead Crane
solidworks. Overhead crane merupakan alat pemindah yang
mempunyai struktur kerangka menyerupai jembatan melintang
diatas kepala yang ditumpu pada kedua ujungnya dengan
I. PENDAHULUAN roda-roda untuk berjalan sepanjang lintasan rel diatas lantai.
Konstruksi overhead crane yang sering digunakan di dalam (seperti MPa, megapascal). Pascal ekuivalen dengan Newton
perusahaan ada dua jenis yaitu : per meter persegi (N/m²). Satuan imperial diantaranya pound-
- Overhead travelling crane berpalang tunggal (girder gaya per inci persegi (lbf/in² atau psi), atau kilo-pound per inci
tunggal). persegi (ksi, kpsi).
- Overhead travelling crane berpalang ganda (girder ganda).
Untuk jenis overhead crane yang berpalang ganda, ini 2.3 Finite Element Method
memiliki dua jenis rancangan yang berbeda, yaitu : Finitie Element adalah salah satu dari metode
- Overhead travelling crane dengan troli berpalang diatas. numerik yang memanfaatkan operasi matrix untuk
- Overhead travelling crane dengan troli berpalang dibawah.
menyelesaikan masalah-masalah fisik. Semakin rumit
2.2 Sifat Mekanik Material perilaku fisiknya (karena kerumitan bentuk geometri,
Yield strength didefinisikan sebagai kekuatan material banyaknya interaksi beban, constrain, dan sifat material)
dimana material masih mampu manerima beban dan karena maka semakin sulit untuk di bangun suatu model
pengaruh beban ini maka material mengalami deformasi. matematik yang bisa mewakili permasalahan tersebut.
Yield streng adalah titik yang membatasi daerah elastik dan Alternatif metodenya adalah dengan cara membagi kasus
daerahplastik dari material. Pada daerah elastik material yang tadi menjadi bagian-bagian kecil yang sederhana yang
terdeformasi dapat kembali ke bentuk semula dan pada daerah mana pada bagian kecil tersebut bisa membangun model
ini berlaku hukum hooke. Pada daerah ini besarnya tegangan matematik dengan lebih sederhana. Kemudian interaksi
akan sebanding dengan besarnya regangan. Sedangkan pada antar bagian kecil tersebut ditentukan berdasarkan
daerah plastik hukum hooke tidak berlaku dan pada daerah ini
material yang telah terdeformasi tidak dapat kembali ke
fenomena fisik yang akan diselesaikan. Metode ini
kondisi semula yaitu sebelum diberikan tegangan (stress). dikenal sebagi metode elemen hingga, karena membagi
permasalahan menjadi sejumlah elemen tertentu (finite)
untuk mewakili permasalah yang sebenarnya jumlah
elemennya adalah tidak berhingga (kontinum)
Profil T
Dari hasil simulasi tersebut pada simulasi train I-J beban yang sudah
samping mengalami tegangan paling besar dan FOS paling diganti
kecil. Dari hasil analisa yang ada, kontruksi setiap train akan
sangat berpengaruh pada hasil dari pada nilai simulasi. Pada
train I-J memiliki nilai simulasi buruk karena dari segi
kontruksi train I-J relative rendah yaitu pada tengah-tengah ril
girder hanya ditumpu satu profil T secara vertical dengan jarak
antara train I dengan train J relative jauh yaitu 8.75 m yang
akan mengakibatkan defleksi pada ril saat dibebani 41 ton atau
402000 newton, sedangkan jarak antar train A dengan B dan F
dengan G yaitu 5,5m dan 5,8m dengan tumpuan dua pipa
membentuk segitiga jauh lebih kuat dibandingkan kontruksi
pada train I-J.
Untuk nilai FOS minimal yang di ijinkan pada suatu kontruksi
yaitu sebesar 1, nilai 1 pada FOS menunjukan berat maksimal Gambar 8. Profil T sudah diganti
yang dapat diterima oleh suatu kontruksi, bila nilai FOS
dibawah 1 berarti kontruksi menerima beban melebihi dari Setelah penggantian profil T menjadi kontruksi seperti diatas
maksimal, maka kontruksi akan mengalami kerusakan karena maka dilakukan analisa untuk mengetahui hasil nilai
tidak lagi mampu menopang beban sebesar 41 ton. Untuk itu mekanika. Analisa dilakukan dengan dua pembebanan yang
harus ada pengurangan beban untuk mencapai nilai FOS berbeda yaitu beban ditengan dan beban disamping dengan
minimal 1 maka: beban sebesar 53.3 ton hasil analisa sebagai berikut:
Table 2. Hasil simulasi train A-B, F-G, I-J beban dinamis
Untuk nilai Pmax = FOS hasil simulasi x P HASIL ANALISA BEBAN DINAMIS PADA KAKI-KAKI OVERHEAD CRANE
= 0.8 x 402000 N
= 321600 N LETAK
LETAK
HASIL ANALISA DENGAN BEBAN 53.3 TON
motor dengan cara girder pada crane bergerak melewati ril Beban Tengah 3.4 10.4 81.92 0.000744 1.7
yang tertopang pada kaki-kaki. Pada softwear solidworks tidak TRAIN I-J
Beban Samping 5.9 13.1 25.38 0.000494 3.1
terdapat tipe simulasi pembebanan dinamis, maka untuk
pembebanan dinamis dilakukan simulasi pendekatan yaitu
beban yang sudah ada ditambah dengan beban sebesar 30% IV. KESIMPULAN DAN SARANAN
dari desain beban sebesar 41 ton maka penambahan beban 4.1 Hasil analisa beban statis sebesar 41 ton
sebesar 30% yaitu 12.3 ton dengan total beban dinamis 1. Analisa train A-B beban pada posisi tengah
sebesar 53.3 ton = 523000 N. Simulasi dilakukan pada train Tegangan sebesar + 5,7 N/mm² dan – 10.8 N/mm²
A-B, F-G dan I-J. dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
Dari simulasi-simulasi yang sudah dilakukan pada train I-J
Displacement pada girder sebesar 79.16 mm
memiliki nilai Fos rata-rata dibah 1. Maka untuk itu pada train
Strain pada girder sebesar 0.000733
I-J dilakukan bembenaran kontruksi pada train I-J dimana
train I-J terdapat profil T yang akan diganti seperti kontruksi Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.6
2. Analisa train A-B beban pada posisi samping
pada train I. gambar bisa dilihat dibawah.
Tegangan sebesar + 9,9 N/mm² dan – 14.2 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
Displacement pada girder sebesar 30.98 mm
Strain pada girder sebesar 0.000829
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.5
5
3. Analisa train F-G beban pada posisi tengah 6. Analisa train I-J beban pada posisi samping
Tegangan sebesar + 5,3 N/mm² dan – 10.5 N/mm² Tegangan sebesar + 23.5 N/mm² dan – 43.2 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
Displacement pada girder sebesar 79.53 mm Displacement pada girder sebesar 37.12 mm
Strain pada girder sebesar 0.000733 Strain pada girder sebesar 0.001730
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.6 Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 0.56
4. Analisa train F-G beban pada posisi samping
Tegangan sebesar + 9.3 N/mm² dan – 13.9 N/mm² 4.3 Hasil analisa beban dinamis sebesar 53.3 ton pada train
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² I-J dengan profil T sudah diganti seperti kontruksi train I
Displacement pada girder sebesar 31.39 mm 1. Analisa train I-J beban pada posisi tengah
Strain pada girder sebesar 0.000479 Tegangan sebesar + 3.4 N/mm² dan – 10.4 N/mm²
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 3.6 dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
5. Analisa train I-J beban pada posisi tengah Displacement pada girder sebesar 81.92 mm
Tegangan sebesar + 3.4 N/mm² dan – 10.4 N/mm² Strain pada girder sebesar 0.000744
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.7
Displacement pada girder sebesar 81.92 mm 2. Analisa train I-J beban pada posisi samping
Strain pada girder sebesar 0.000744 Tegangan sebesar + 5.9 N/mm² dan – 13.1 N/mm²
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.7 dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
6. Analisa train I-J beban pada posisi samping Displacement pada girder sebesar 25.38 mm
Tegangan sebesar + 5.9 N/mm² dan – 13.1 N/mm² Strain pada girder sebesar 0.000494
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 3.1
Displacement pada girder sebesar 25.38 mm
Strain pada girder sebesar 0.000494
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 3.1 DAFTAR PUSTAKA
[1] Setyo Perdhana, R. 2010, Perancangan Overhead Crane Tipe Ekwe 5
4.2 Hasil analisa beban dinamis sebesar 53.3 ton ton x 40 m. ITS, Surabaya
1. Analisa train A-B beban pada posisi tengah [2] Augustinus, E. 2010. Perancangan Overhead Travelling Crane
Berpalang Tunggal Kapasitas 10 ton. Universitas Sumatera Utara.
Tegangan sebesar + 5,6 N/mm² dan – 13.1 N/mm²
[3] Andi, S. 2008. Sifat Material.ITS, Surabaya
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² [4] Bethara putra AP, FT UI 2008, Simulasi impact spherical.
Displacement pada girder sebesar 107.3 mm [5] Bahtiar. 2010. Estimating young’s Modulus and Modulus of Rupture of
Strain pada girder sebesar 0.000969 Coconut Logs using Reconstruction Method. Civil Engineering
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.3 Dimension. Surabaya.
2. Analisa train A-B beban pada posisi samping [6] Popov,E P,1996,Mekanika teknik, edisi kedua, erlangga, Jakarta
Tegangan sebesar + 10.1 N/mm² dan – 33.8 N/mm² [7] Louhenapessy, Jandri. 2010. Analisa Kelelahan Material Condylar
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² Prosthesis dari Groningen Temporomandibular Joint Prosthesis
Menggunakan Metode Elemen Hingga. Surabaya: Institut Teknologi
Displacement pada girder sebesar 33.8 mm
Sepuluh November.
Strain pada girder sebesar 0.000709 [8] Daryl L.Logan 1992,a first course in the finite element method,PWS
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 0.93 publishing company,boston,USA.
3. Analisa train F-G beban pada posisi tengah [9] Alam, M.S., 2005, Finite element Modeling of Fatigue Crack Growth in
Tegangan sebesar + 6.8 N/mm² dan – 13.6 N/mm² Curved-Welded Joints Using Interface Elements. Illinois: University of
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm² Illinois.
Displacement pada girder sebesar 10.72 mm [10] Ridwan, S. 2010 Technical support solidworks. PT. Arisma Data Setia.
Strain pada girder sebesar 0.000968
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 1.3
4. Analisa train F-G beban pada posisi samping
Tegangan sebesar + 12.0 N/mm² dan – 18.1 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
Displacement pada girder sebesar 33.75 mm
Strain pada girder sebesar 0.000644
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 2.1
5. Analisa train I-J beban pada posisi tengah
Tegangan sebesar + 13.2 N/mm² dan – 24.0 N/mm²
dengan σ yiald strength material sebesar 455 N/mm²
Displacement pada girder sebesar 108.3 mm
Strain pada girder sebesar 0.001002
Factor safety pada struktur kaki-kaki sebesar 0.97