Dasar Fisiologi Elektrokardiografi: Sasaran Pemelajaran Sasaran Pemelajaran
Dasar Fisiologi Elektrokardiografi: Sasaran Pemelajaran Sasaran Pemelajaran
Dasar Fisiologi Elektrokardiografi: Sasaran Pemelajaran Sasaran Pemelajaran
SASARAN PEMELAJARAN
Sasaran Pemelajaran
Bila dihadapkan pada gambaran elektrokardiogram jantung manusia, mahasiswa mampu
menggunakan pengetahuan tentang pembentukan dan penghantaran aktivitas listrik jantung
manusia untuk menjelaskan hubungan antara gambaran elektrokardiogram dengan aktivitas
kelistrikan jantung dan irama jantung.
P-EKG.1. Untuk pemeriksaan EKG rutin berapakah kecepatan catat dan kepekaan
alat yang digunakan?
ANALISIS ELEKTROKARDIOGRAM
Analisis elektrokardiogram dilakukan untuk mendapat gambaran mengenai aktivitas
kelistrikan jantung yang akan memicu kontraksi otot jantung (aktivitas mekanis). Analisis
meliputi:
1. Urutan gelombang-gelombang elektrokardiogram pada tiap siklus jantung yang
menggambarkan urutan aktivitas jantung (jantung normal: setiap aktivitas ventrikel selalu
didahului oleh aktivitas atrium)
2. Amplitudo gelombang elektrokardiogram, yang menggambarkan potensial listrik jantung
3. Durasi gelombang elektrokardiogram, yang dapat memberi gambaran tentang kecepatan
penghantaran (ada/tidaknya hambatan) aktivitas listrik jantung
4. Polaritas gelombang elektrokardiogram yang memberi gambaran mengenai arah
penghantaran impuls /aktivitas listrik jantung.
P-EKG.6. Bagaimana menghitung voltase dan lama gelombang P, dan berapa harga
normalnya?
5. Interval PR.
P-EKG.8. Bagaimana mengukur interval kompleks QRS dan berapa nilai normalnya?
7. Interval QT
9. Polaritas gelombang T.
Gambar EKG-3
The heart rate in beats per minute can be computed by counting the number of cycles in 3
seconds and multoplying the value by 20 (3×20=60 seconds). At standard paper speed, 3
seconds is represented by 15 large squares. In the first example, there are 4 ⅔ cycles in 3
seconds so the heart rate is about 93 per minute. In the second example, there are slightly more
than 3 cycles in 3 seconds so the heart rate is a little over 60 per minute
P-EKG.6. Voltase gelombang P diukur dari garis iso-elektris sampai puncak gelombang P
dan dalam keadaan normal tidak melebihi 0,25 mV.
Lama gelombang P diukur dari permulaan sampai akhir gelombang P dan dalam
keadaan normal tidak melebihi 0,11 detik. Pengukuran ini dilakukan pada sadapan
II.
P-EKG.7. Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan kompleks QRS
dan juga dilakukan pada sadapan II. Dalam keadaan normal, besarnya berkisar
antara 0,12 sampai 0,20 detik .
P-EKG.8. Interval kompleks QRS diukur dari permulaan sampai akhir kompleks QRS dan
dilakukan pada sadapan yang mempunyai interval terpanjang, biasanya pada V1
atau V3. Dalam keadaan normal, interval QRS tidak melebihi 0,12 detik .
P-EKG.9 Interval QT diukur dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T.
Interval Q-T menggambarkan aktivitas ventrikel total. Pada frekuensi denyut
jantung 60x/menit, nilai QT interval normalnya tidak lebih dari 380 ms. Besarnya
QT interval bervariasi sesuai dengan frekuensi denyut jantung dan harus dikoreksi
dengan menggunakan normogram.
P-EKG.10. Kriteria kompleks QRS pada sadapan prekordial yang normal adalah:
Pada sadapan V1 terdapat R kecil dan S besar, pada V6 terlihat R besar dan S
kecil, dan pada V2 sampai V5 terlihat bentuk peralihan antara V1 dan V6 (lihat
gambar 2).
P-EKG.11. Gelombang T normal pada umumnya mempunyai polaritas yang positif, kecuali
pada sadapan V1 dan aVR, yang sering memperlihatkan gelombang T yang
negatif.
KEPUSTAKAAN
1. Sherwood L. Human Physiology, from cells to system. Cardiac Physiology.
2. Silverthorn DL. Human Physiology, an integrated approach. Cardiovascular Physiology.
LEARNING OBJECTIVES
1. To define the following terms: ventilation, inspiration, expiration, diaphragm, external
intercostals, internal intercostals, abdominal-wall muscles, expiratory reserve volume
(ERV), forced vital capacity (FVC), tidal volume (TV), inspiratory reserve volume (IRV),
residual volume (RV), and forced expiratory volume in one second (FEV1).
2. To understand the roles of skeletal muscles in the mechanics of breathing.
3. To understand the volume and pressure changes in the thoracic cavity during ventilation
of the lungs.
4. To understand the effects of airway radius and, thus, resistance on airflow.
INSTRUMENTS
1. Laptop (brought by the students, min. 1 laptop/group)
2. Internet access
PROCEDURES
I. ACCESSING THE PHYSIO EX 9.1 WEBSITE
1. Connect your laptop to the wireless internet access in the physiology laboratory.
2. Open your browser, go to www.physioex.com
3. Choose the PhysioEx 9.1 book.
4. Type “physiologyui” in the login name.
5. Ask your tutor to fill in the password.
SASARAN PEMELAJARAN
Sasaran Pemelajaran Umum
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri menusia.
TATA KERJA
I. PENGUKURAN TEKANAN DARAH A. BRAKHIALIS PADA SIKAP BERBARING,
DUDUK DAN BERDIRI
BERBARING TERLENTANG
1. Orang percobaan (OP) disuruh berbaring terlentang dengan tenang selama 10
menit (pada tatacara yang baku OP seharusnya berbaring selama 20 menit).
2. Selama menunggu, pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.
3. Carilah dengan palpasi, denyut a. brakhialis pada fosa kubiti dan denyut a. radialis
pada pergelangan tangan OP.
4. Setelah OP berbaring 10 menit, siapkan stetoskop di telinga saudara, pompa
manset sambil meraba a. radialis sampai tekanan di dalamnya melampaui tekanan
sistolik ± 30 mmHg.
5. Lakukan pengukuran tekanan darah a. brakhialis cara auskultasi dan tetapkan
tekanan darah OP menurut cara baru.
6. Ulangi pengukuran butir 5 sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan
catat hasilnya.
DUDUK
1. Tanpa melepaskan manset, OP disuruh duduk, kemudian segera ukur tekanan
darah OP. Setelah 3 menit ukurlah kembali tekanan darah a. brakhialisnya dengan
cara yang sama sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catat
hasilnya.
BERDIRI
1. Tanpa melepas manset, OP disuruh berdiri, kemudian segera ukur tekanan darah
OP. Setelah menunggu 3 menit, ukur kembali tekanan darah a. brakhialis dengan
cara yang sama sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catat
hasilnya.
TATA KERJA
P-SH-2. Apakah ada perbedaan antara hasil pemeriksaan 3 menit dan 6 menit?
Jelaskan jawaban saudara.
II. PENGARUH BERNAFAS MELALUI MULUT DAN BERKUMUR AIR ES PADA SUHU
MULUT
1. Turunkan meniskus air raksa sampai dibawah skala dengan cara percobaan
pengukuran suhu mulut Seperti langkah 2.
2. Letakkan reservoir termometer di bawah lidah orang percobaan.
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 3 menit.
4. Suruh orang percobaan bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil
menutup lubang hidung. Segera setelah tindakan ini ulangi langkah 1 s/d 3.
5. Suruh orang percobaan berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1 menit.
Segera setelah tindakan ini ulangi langkah 1 s/d 3.
P-SH.4. Mengapa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diukur suhunya?
2. Usahakan meniskus air raksa termometer maksimum terletak di bawah skala dengan
mengayun-sentakan termometer tersebut beberapa kali.
3. Suruh orang percobaan berbaring terlentang
4. Letakkan reservoir termometer maksimum di ruang ketiak dan suruhlah OP menjepit
dengan baik
5. Setelah 3 menit baca dan catat suhu ketiak orang percobaan
P-SH.5. Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
JAWABAN PERTANYAAN
P-SH.1. Pada pipa kapiler termometer maksimum, di atas reservoir terdapat penyempitan
sehingga bila suhu reservoir meninggi, air raksa terdorong ke atas, sedangkan bila
suhu reservoir menurun air raksa dalam pipa kapiler tidak dapat turun. Dengan
demikian termometer maksimum hanya menunjukkan suhu maksimum yang terukur.
Pada termometer kimia, pipa kapilernya tidak memiliki penyempitan sehingga air raksa
dapat turun naik secara bebas sesuai dengan suhu yang sedang diukur.
P-SH.2. Hasil pengukuran suhu mulut setelah 3 menit dan 6 menit diharapkan tidak ada
perbedaan karena manusia termasuk golongan homoiterm.
P-SH.3. Suhu pada akhir 3 menit setelah berkumur dengan air es lebih rendah daripada suhu
pada akhir 3 menit setelah bernafas melalui mulut.
P-SH.4. Agar suhu ketiak tidak dipengaruhi oleh penguapan keringat
P-SH.5. Ada perbedaan, suhu mulut lebih tinggi daripada suhu ketiak. Suhu mulut lebih
menggambarkan suhu inti tubuh.