Anda di halaman 1dari 11

INSTRUMEN PENELITIAN

1. AYU ARISTIA HARUN : 105111101919


2. NUR ANISYA HAMID : 105111101019
3. ZARIFADILAH : 105111100919
4. NURLAILA : 105111100819

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah member kami kesehatan
dan kesempatan serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya didunia dan
diakhirat nanti.

kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Instrumen Penelitian”

Akhir kata dari kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya kepada pembaca.

Wassalamu Alaikum wr. Wb

Kelompok III

Makassar, Januari 2022


TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Instrument penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara,
pengamatan, dan pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi. Pertanyaan ini senada dengan Galeo (2002) dia mengatakan
bahwa instrument itu disebut pedoman pengamatan, wawancara,
kuesioner atau pedoman documenter sesuai dengan metode yang
digunakan.
Sappaile (2007), instrument merupakan suatu alat yang memenuhi
persyaratan akademis sehingga dapat dipergunaka sebagai alat untuk
mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu
variabel. Baik tidaknya suatu instrument penelitian ditentukan oleh
validitas dan reliabilitasnya (yusup 2018).

B. Jenis Instrument Penelitian


Ada beberapa macam instrument penelitian yang dapat digunakan
dalam melakukan penelitian
1. Instrumen Berupa Panduan Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab antara pewawancara
(peneliti) dengan terwawancara (narasumber) mengenai suatu
persoalan atau masalah yang sedang diteliti. Guna mendapatkan
data maka terlebih dahulu peneliti membuat panduan wawancara
atau guide interview.
Menurut Esterberg sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2011)
terdapat tiga macam wawancara antara lain sebagai berikut:
a. Wawancara Terstruktur
Pada wawancara ini, peneliti telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawaban telah disiapkan, narasumber diberi pertanyaan yang
telah disiapkankemudian pewawancara mencatatnya.
b. Wawancara Semi Terstruktur
Pelaksanaan wawancara menggunakan model ini lebih bebas
daripada wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta
pendapat dan ide-idenya karena tujuan wawancara ini untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
c. Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas,
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
data-datanya. Pedoman wawancara hanya menggunakan garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2. Instrumen Berupa Kuesioner
Kuesioner merupakan instrumen penelitian yang umumnya
digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Kuesioner berisi pernyataan pernyataan yang disusun sedemikian
rupa tentang variabel penelitian.
Keuntungan menggunakan kuesioner penelitian menurut Arikunto
(2013) adalah sebagai berikut:
a. Kehadiran peneliti bukan merupakan keharusan
b. Dapat diisi secara serempak, artinya data dapat dikumpulkan
sekali waktu dengan jumlah yang banyak.
c. Responden dapat menjawab dengan cepat
d. Responden tidak diharuskan menyebut nama aslinya, sehingga
lebih leluasa dalam menjawab pernyataan.
e. Semua responden menjawab semua pernyataan yang sama
dengan responden lainnya.
3. Instrumen Berupa Observasi
Observasi merupakan aktivitas pengamatan secara sistematis
terhadap objek penelitian untuk memperoleh data penelitian dengan
menggunakan semua indera. Melalui pengamatan maka dapat
yang diperoleh lebih komprehensif. Faisal sebagaimana dikutip
Sugiyono (2011) observasi memiliki beberapa macam seperti
menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-
terangan dan samar serta dan observasi tak berstruktur.
Menurut Guba dan Lincoln sebagaimana dikutip oleh Idrus (2009)
teknik observasi memiliki beberapa keunggulan diantaranya
sebagai berikut:
a. Pengamatan dilakukan berdasarkan pada pengalaman secara
langsung
b. Pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian dicatat perilaku dan kejadian sebagaimana
yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam
situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data
d. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang
dijaring nya ada yang melenceng atau bias dan memerlukan
pengamatan ulang.
e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mengerti situasi-
situasi rumit
f. Dalam kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak
memungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat.
4. Instrumen penelitian berupa Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu yang
berupaya dikumpulkan kembali oleh seorang peneliti untuk
kemudian dijadikan sebagai sumber data. Instrumen penelitian
berupa dokumentasi bukanlah sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang
sejumlah dokumen. Akan tetapi yang dilaporkan dalam penelitian
adalah hasil analisis terhadap dokumendokumen tersebut bukan
dokumen-dokumen mentah (dilaporkan tanpa analisis).Untuk
bagian-bagian tertentu yang dipandang kunci dapat disajikan dalam
bentuk kutipan utuh, tetapi yang lainnya disajika pokok pokoknya
dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti
(Sukmadinata, 2015).

C. Tehnik Pengukuran
Jika seorang peneliti akan meneliti sebuah fenomena, maka peneliti
tersebut harus menentukan cara pengukuran dari fenomena yang hendak
ditelitinya. Cara pengukuran variabel yang digunakan oleh peneliti akan
menentukan alat analisis
(teknik statistik) yang digunakan dalam penelitiannya. Dalam suatu
pengukuran akan dibentuk suatu skala dan kemudian ditransfer
pengamatan terhadap ciri-ciri kepada skala tersebut. Ada berbagai
kemungkinan skala, dimana pilihan yang sesuai tergantung pada amatan
mengenai aturan pemetaan, pengelompokan skala memakai sistem
bilangan nyata.
Dasar paling umum yang digunakan untuk membuat skala mempunyai
tiga ciri (Cooper, Donald R dan C. William Emory, 1996), yaitu:
1. bilangan berurutan, satu bilangan adalah lebih besar dari pada,
lebih kecil dari pada atau sama dengan bilangan yang lain;
2. selisih antara bilangan-bilangan adalah berurutan; dan
3. deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai
dengan bilangan nol.
Ada berbagai macam skala pengukuran (tipe dasar dari skala
pengukuran) yang dapat digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya.
Objek yang secara phisik dapat diukur dengan beberapa alat ukur tertentu
tidak akan ada masalah. Contoh: panjang dan lebar dari sebuah meja
kantor dapat dengan gampang diukur dengan sebuah alat ukur misalnya:
penggaris Sebelumnya sudah diketahui bagaimana
mengoperasionalisasikan konsep, selanjutnya konsep tersebut perlu
diukur dalam beberapa cara yang dikenal dengan nama skala
pengukuran. Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula menghasilkan
pengelompokan skala ukuran yang umum dipakai.
Ada empat tipe dasar skala pengukuran yaitu :
1. skala nominal
Skala nominal merupakan sebuah skala dimana peneliti
memberikan tanda untuk katagori atau kelompok tertentu. Skala
nominal ini dikatakan sebagai skala yang paling lemah
dibandingkan dengan skala lain. Bilamana menggunakan skala
nominal maka akan dibuat suatu partisi dalam suatu himpunan
dalam kelompok-kelompok yang harus mewakili kejadian yang
berbeda dan dapat menjelaskan semua kejadian yang terjadi dalam
kelompok tersebut. Mengelompokkan mahasiswa dalam suatu
kegiatan tertentu ke dalam suatu kelompok misalnya, maka
seorang mahasiswa hanya bisa dimasukkan ke dalam satu
kelompok saja. Demikian juga bila menggunakan bilangan bilangan
untuk menyatakan kelompok kelompok maka bilangan bilangan
tersebut hanya merupakan label dan tidak mempunyai nilai
kuantitatif.
2. skala ordinal
Skala ordinal ini tidak hanya membedakan variabel menurut
katagori, tetapi juga ada ranking di antara katagori tersebut. Skala
ordinal ini meliputi ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan.
Untuk variabel-variabel yang berkaitan dengan preferensi dapat
diranking dari paling baik sampai paling buruk, dari pertama sampai
terakhir. Skala ordinal menyediakan informasi tentang bagaimana
responden membedakannya berdasarkan ranking. Namun,
demikian skala ordinal ini tidak memberikan indikasi berapa besar
perbedaan di antara ranking tersebut.
Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu pernyataan
mengenai lebih besar dari pada atau kurang dari pada atau
menyatakan suatu kesamaan, tanpa menunjukkan berapa lebih
besarnya atau berapa kurangnya. Contoh: tingkat kebersihan
seperti: sangat bersih, bersih, tidak bersih; tingkat kesuksesan
seperti tidak sukses, cukup sukses, sukses, sangat sukses; tingkat
kepuasan: tidak puas, cukup puas, puas, sangat puas. Contoh
mengenai skala ordinal mencakup skala pendapat dan skala
preferensi, skala untuk kelas ekonomi yaitu kelas ekonomi atas,
menengah, dan bawah. Teknik perbandingan berpasangan yang
dipakai secara luas memakai skala ordinal, karena angka-angka
dari skala ini hanya mempunyai pengertian secara urutan. Uji nyata
secara statistik untuk skala
ordinal secara teknis dimasukkan kepada metode-metode yang
disebut dengan statistik non parametrik.
3. skala interval
Skala interval dapat menggunakan operasi matematik tertentu pada
data yang dikumpulkan dari responden. Pada skala interval ini
memiliki ukuran jarak antar dua poin skala. Pada skala ini dapat
dihitung rata-rata dan standar deviasi dari
jawaban-jawaban/variabel yang diteliti. Dengan kata lain skala
interval tidak hanya mengelompokkan menurut katagori tertentu,
ada ranking, tetapi juga mengukur besarnya perbedaan antar
katagori. Contoh: data ordinal yang diberi skor dengan jarak yang
sama (sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, sangat
setuju).
Skala interval memiliki ciri-ciri skala nominal dan ordinal, dan
ditambah satu lagi yaitu skala ini mencakup konsep kesamaan
interval (jarak antara 1 dan 2 sama dengan jarak antara 3 dan 4).
Misalnya selisih antara pukul 3 dan 6 pagi sama dengan selisih
antara pukul 4 dan 7 pagi, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa pukul
6 pagi adalah dua kali lebih siang dibandingkan dengan pukul 3
pagi karena waktu nol merupakan asal mula yang ditetapkan
secara sembarang. Contoh lain yang merupakan skala interval
adalah skala suhucelcius dan Fahrenheit. Keduanya mempunyai
titik nol yang ditetapkan secara arbitrer. Suhu/temperatur 98,6 º c -
99,6 º c sama intervalnya dengan 104 º c - 105 º c. Prosedur-
prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product
moment, uji t., uji F dan lain-lain uji parametrik.

4. skala rasio.
Skala ini memiliki semua sifat yang telah disebutkan, yaitu ada
perbedaan, ranking, ada jarak dan memiliki nilai 0 mutlak. Skala ini
memiliki kekuatan paling tinggi di antara skala yang ada, karena
memiliki nilai 0 mutlak. Contoh: seseorang yang beratnya 60 kg
adalah 2 kali lipat dari mereka yang beratnya 30 kg. Rata-rata
aritmatik maupun rata-rata geometrik dan pengukuran dispersi
dapat digunakan seperti standar deviasi, variasi, atau koefisien
variasi, pada skala rasio ini. Contoh lain yang termasuk skala rasio
adalah pendapatan, pengeluaran, tingkat likuiditas, tingkat
keuntungan, jumlah laba, jumlah hutang, nilai aktiva (Rp) dan
sebagainya.
Skala rasio ini banyak digunakan dalam nerbagai bidang oleh
peneliti dalam penelitian bisnis maupun penelitian sosial. Misalnya
nilai uang, jarak, jumlah waktu dalam arti periode waktu, jumlah
anak yang dilahirkan, jumlah anak masih hidup, tingkat fertilitas,
tingkat mortalitas, tingkat kematian, umur, tingkat pengangguran,
tingkat perceraian, penghasilan keluarga, tahun pendidikan dan
sebainya. Semua teknik statistik yang telah disebut sebelumnya
dapat dipakai pada skala rasio.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

CAMI, (2020). Aplikasi Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Berbasis WEB, Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia.

Yuliarmi, Ni Nyoman. & Marhaeni., (2019). Metode Riset Jilit 2. Denpasar


Bali:
CV. Sastra Utama.

Purwanto, SEI., (2018). Teknik Penyusunan Instrumen. Tempurang


Magelang:
StaiaPress.

Anda mungkin juga menyukai