Anda di halaman 1dari 9

Askep gawatdarurat delirium pada lansia

KELOMPOK II
1. NOVIANA LESTARI PUTRI 6. ANDI REZA
FEBRIANTI
2. SRI ULFAH HANDAYANI 7. KHUSNUL KHATIMAH
3. AYU ARISTIA HARUN 8. ANGGUN NUR ISLAM
4. SRI FIFI SAFITRI 9. WAHYUDI
5. ZARIFADILAH 10. MUH AKBAR
11. MASLANG
DEFENISI
DELIRIUM

Delirium adalah gangguan kognitif dan kesadaran dengan onset akut. Kata
delirium berasal dari bahasa Latin “de lira” yang berarti “keluar dari parit” atau
keluar dari jalurnya.

Delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang menyebabkan


kebingungan dan kurangnya kesadaran akan lingkungan sekitar.
ETIOLOGI
Ada beberapa penyebab delirium pada lansia antara lain sebagai berikut :
1. Demensia
2. Obat-obatan multiple
3. Umur lanjut
4. Kecelakaan otak seperti stroke, penyakit Parkinson
5. Gangguan penglihatan dan pendengaran
6. Ketidakmampuan fungsional
7. Hidup dalam institusi
8. Ketergantungan alcohol
9. Isolasi social
10. Kondisi ko-morbid multiple
11. Depresi
PATOFISIOLOGI

Mekanisme penyebab delirium masih belum dipahami secara seutuhnya. Delirium


menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguan structural dan fisiologik.
Neuropatologi dari delirium telah dipelajari pada pasien dengan hepatic encephalopathy
dan pada pasien dengan putus alcohol. Hipotesis utama yaitu gangguan metabolisme
oksidatif yang reversibel dan abnormalitas dari multipel neurotransmiter.

Neurotransmiter utama yang berperan terhadap timbulnya delirium


adalah asetilkolin dan daerah neuroanatomis utama adalah formasio retikularis. 
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa berbagai faktor yang menginduksi
delirium diatas menyebabkan penurunan aktivitas asetilkolin di otak. Mekanisme
patofisiologi lain khususnya berkenaan dengan putus zat/alkohol adalah
hiperaktivitas lokus sereleus dan neuron non adrenergiknya. 
MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinis delirium pada lansia dapat dibedakan menjadi dua antara lain sebagai
berikut :
1. Gejala-gejala utama meliputi :
a. Kesadaran berkabut
b. Hipersensitivitas terhadap cahaya dan suara
c. Kesulitan mempertahankan atau mengalihkan perhatian
d. Disorientasi
e. Halusinasi
2. Gejala neurologis meliputi :
a. Disfasia
b. Disartria
c. Tremor
d. Asteriksis pada ensefalopati hepatikum dan uremia
e. .Kelainan motorik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan sesegera


mungkin ditentukan penyebabnya. Kriteria diagnostik untuk delirium
yaitu :

1. Kemampuan terbatas untuk mempertahankan daya perhatian terhadap


rangsang dari luar (misalnya pertanyaan harus diulang karena daya
perhatian melantur) dan secara wajar dapat mengalihkan ke arah rangsang
eksternal yang baru.

2. Alam pikiran yang kacau, yang ditujukan oleh cara bicara yang ngawur
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Adapun pemeriksaan penunjang delirium pada lansia antara lain sebagai


berikut :

1. Uji darah yaitu Tujuannya untuk memeriksa adanya gangguan organik,


memeriksa komplikasi fisik akibat gangguan psikiatri untuk menemukan
gangguan metabolik.

2. Uji urine yaitu Skrining obat terlarang dalam urine perlu dilaksanakan
untuk memeriksa penyalahgunaan zat psikoaktif yang samar.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWATDARURAT
DELIRIUM PADA LANSIA

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. evaluasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai