Anda di halaman 1dari 12

“Askep Hipertensi Pada Lansia”

KEPERAWATAN GERONTIK
Ayu aristia harun (105111101919)
wahyudi (105111100519)
Nur Laila (105111100719)
Zarifadillah (1051111100819)

Kelompok 1
Apa saja yang dibahas ?

Pengertian
Patofisiologis
01 Klasifikasi 02
Tanda dan gejala
Etiologi

Pemeriksaan
03 Penunjang 04 Konsep askep
Penatalaksanaan
Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO tekanan darah sama
dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi.
Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan
oleh penyakit lain
Etiologi

1. Elastisitas dinding aorta menurun


2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Patofisiologis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Manifestasi klinis

1. Mengeluh sakit kepala,


2. pusing Lemas,
3. kelelahan,
4. Sesak nafas,
5. Gelisah,
6. Mual Muntah,
7. Epistaksis,
8. Kesadaran menurun.
Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin / hematocrit
2. BUN
3. Glukosa
4. Kalsium serum
5. Kolesterol dan trigliserid serum
6. Pemeriksaan tiroid
7. Urinalisa
8. Asam urat
9. Foto dada
10. CT scan dan EKG
Pencegahan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas


akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :


1. Terapi tanpa Obat
2. Edukasi Psikologis
3. Terapi dengan Obat
Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajia Evalusai Diagnosa

Intervensi Imlementasi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai