Soal
February 4, 2021 by Agustian
Pada artikel kali ini akan membahas mengenai kalkulus. Kalkulus merupakan
salah satu materi lanjutan dalam matematika.
Daftar Isi
Pengertian Kalkulus
Kalkulus dalam Kehidupan Sehari-hari
Kalkulus Dasar
o Limit
o Turunan (Diferensial)
o Anti-turunan (Integral)
Contoh Soal Kalkulus
Kesimpulan
Pengertian Kalkulus
Kalkulus merupakan salah satu topik bahasan dalam matematika. Topik
pembahasan kalkulus meliputi konsep limit, diferensial atau turunan, serta
integral atau anti-turunan.
Kalkulus Dasar
Penjelasan mengenai kalkulus dasar pada bagian ini yaitu konsep mengenai limit,
turunan (diferensial), dan anti-turunan (integral).
Limit
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x). Limit dapat didefinisikan sebagai suatu nilai
fungsi untuk nilai x mendekati suatu bilangan tertentu. Limit dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Rumus Limit
Keterangan:
x : variabel
a : suatu bilangan
f(x) : fungsi dengan variabel x
f(a) : nilai limit fungsi x mendekati a.
Turunan dari suatu fungsi f(x) disimbolkan dengan f’(x). Misalkan terdapat f(x) =
axn, maka turunan dari fungsi tersebut adalah
Rumus Turunan
f’(x) = anxn-1
Keterangan:
f(x) : fungsi dengan variable x
f’(x) : turunan fungsi f(x)
Anti-turunan (Integral)
Pernahkah kalian mendengar mengenai integral? Integral merupakan kebalikan
dari turunan.
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x). Integral dari fungsi f(x), disimbolkan dengan
F(x) yaitu sebagai berikut.
Rumus Integral
F(x) = ∫ f(x)
Keterangan:
F(x) : integral dari f(x)
f(x) : fungsi dengan variable x.
Misalkan terdapat fungsi f(x) = axn. Integral dari fungsi tersebut adalah
F(x) = ∫ axn = a/(n + 1) xn+1 + C
Keterangan:
F(x) : integral dari suatu fungsi
axn : fungsi dengan koefisien a, variabel x, dan pangkat n.
C : konstanta
Baca Selengkapnya di Integral
Untuk lebih memahami mengenai kalkulus, perhatikan beberapa contoh soal
kalkulus berikut.
Pembahasan
a. f(x) = 2x
b. g(x) = -4x3
c. h(x) = x3 + 4x2 + 2x
Pembahasan
a. f’(x) = 2 (1) x1 – 1 = 2x0 = 2
b. g’(x) = -4 (3) x3 – 1 = -12x2
c. h’(x) = 3x3 – 1 + 4 (2) x2 – 1 + 2 (1) x1 – 1
h’(x) = 3x2 + 8x + 2
3. Tentukan integral dari fungsi f(x) = 6x2 + 2x.
Pembahasan
F(x) = ∫6x2 + 2x = 6/(2 + 1) x2 + 1 + 2/(1 + 1) x1 + 1 + C
F(x) = 6/3 x3 + 2/2 x2 + C
F(x) = 2x3 + x2 + C
Mari kita simpulkan bersama.
Kesimpulan
Kalkulus merupakan salah satu topik bahasan dalam matematika. Topik
pembahasan kalkulus meliputi konsep limit, diferensial atau turunan, serta
integral atau anti-turunan.
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x), limit dari fungsi tersebut untuk nilai x
mendekati a yaitu:
Misalkan terdapat f(x) = axn, maka turunan dari fungsi tersebut adalah f’(x) = anx n-
1
.
Misalkan terdapat fungsi f(x) = axn. Integral dari fungsi tersebut adalah F(x) =
∫axn = a/(n + 1) xn+1 + C.
Bagaimana penjelasan mengenai kalkulus di atas? Apakah kalian dapat
memahami materi tersebut dengan mudah?
Daftar Isi
Definisi Turunan
Penerapan Turunan
Rumus Turunan
Turunan Fungsi
Turunan Fungsi Aljabar
Turunan Akar
Turunan Parsial
Turunan Implisit
Contoh Soal Turunan
Kesimpulan
Definisi Turunan
Turunan merupakan suatu perhitungan terhadap perubahan nilai fungsi karena
perubahan nilai input (variabel).
Turunan dapat disebut juga sebagai diferensial dan proses dalam menentukan
turunan suatu fungsi disebut sebagai diferensiasi.
turunan tersebut didefinisikan sebagai limit dari perubahan rata-rata dari nilai
fungsi terhadap variabel x.
Penerapan Turunan
Berikut merupakan beberapa penerapan turunan.
Rumus Turunan
Berikut merupakan beberapa rumus dasar untuk menentukan turunan.
f(x) = x
Turunan dari fungsi tersebut adalah f’(x) = 1.
f(x) = axn
Turunan dari fungsi tersebut adalah f’(x) = anxn – 1
Penjumlahan fungsi: h(x) = f(x) + g(x)
Turunan fungsi tersebut yaitu h’(x) = f’(x) + g’(x).
Turunan Fungsi
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x) = axn. Turunan dari fungsi tersebut yaitu f’(x) =
anxn – 1.
Contohnya yaitu:
f(x) = 3x3
turunan dari fungsi tersebut yaitu
Turunan dari fungsi tersebut yaitu h’(x) = u’(x) . v(x) + u(x) . v’(x).
Keterangan:
h(x) : fungsi dalam bentuk perkalian fungsi.
h’(x) : turunan fungsi bentuk perkalian
u(x), v(x) : fungsi dengan variabel x
u’(x), v’(x) : turunan fungsi dengan variabel x
Turunan fungsi aljabar dalam bentuk pembagian yaitu:
Misalkan terdapat perkalian fungsi: h(x) = u(x)/v(x). Turunan dari fungsi tersebut
adalah
Turunan Akar
Misalkan terdapat suatu fungsi akar sebagai berikut
Untuk menentukan turunan dari fungsi tersebut, terlebih dahulu kita ubah ke
dalam bentuk fungsi perpangkatan. Bentuk fungsi perpangkatannya yaitu f(x) =
xa/b.
Turunan dari fungsi tersebut yaitu f’(x) = a/b . x(a/b) – 1.
Bagaimana jika fungsi berbentuk seperti ini?
f(x) = g(x)z/b
Turunan dari fungsi tersebut yaitu f’(x) = a/b . g(x)(a/b) – 1 . g’(x).
Berikut ini akan dijelaskan mengenai turunan parsial.
Turunan Parsial
Apa itu turunan parsial? Turunan parsial merupakan suatu turunan dari fungsi
peubah banyak terhadap suatu peubah, sedangkan peubah yang lain
dipertahankan.
Misalkan terdapat suatu fungsi: f(x, y) = 2xy, turunan parsial dari fungsi tersebut
terhadap variabel x yaitu fx’(x, y) = 2y.
Contoh lainnya yaitu, terdapat fungsi g(x, y) = -3xy2
Turunan parsial terhadap variable y yaitu fy’(x, y) = -6xy.
Berikutnya akan dijelaskan mengenai turunan implisit.
Turunan Implisit
Turunan implisit ditentukan berdasarkan variabel yang terdapat dalam fungsi.
Suatu fungsi dengan variabel x, turunannya : x d/dx.
f(x) = 8
g(x) = 3x + 5
h(x) = 6x3
k(x) = 3x5/3
m(x) = (3x2 + 3)4
Pembahasan
f’(x) = 0
g’(x) = 3
h’(x) = 6 (3) x3 – 1 = 18x2
k’(x) = 3 (5/3) x(5/3) – 1 = 5x2/3
m’(x) = 4 . (3x2 + 3)4 – 1 . 6x = 24x . (3x2 + 3)3
2. Tentukan turunan dari fungsi berikut.
Pembahasan
Untuk mengerjakan soal ini, kita dapat memasukkan nilai 0 ke dalam fungsi
tersebut.
Setelah Anda, mendapatkan nilai f(0). Kita dapat mengerjakan turunan fungsi
hasil bagi menggunakan salah sifat turunan.
U = x2 + 3 ; U’ = 2x
V = 2x + 1 ; V’ = 2
U = x2 + 2x + 3 ; U’ = 2x + 3
V = 3x + 2 ; V’ = 3
U= (2x-1)2 = 4x2 – 4x + 1 ; U’ = 8x – 4
V = x + 2 ; V’ = 1
F’(x) = (8x – 4)(x + 2) + (4x2 – 4x + 1)(1) ; kita dapat memasukkan nilai 2 seperti di
soal
F’(2) = ((8(2) – 4)(2 + 2)) + ((4(2)2 – 4(2) + 1)(1))
F’(2) = ((16-4)(4)) + ((16-8+1)(1))
F’(2) = 96 + 9 = 105
Sehingga nilai akhir F’(2) adalah 105
6. Tentukan sebuah garis singgung pada kurva y= -2x2 + 6x + 7 yang tegak lurus
dengan garis x – 2y +13 = 0
Pembahasan
Disebutkan di dalam soal bahwa terdapat 2 garis yang saling tegak lurus,
sehingga kita dapat mengasumsikan bahwa kedua garis memiliki kemiringan
tertentu. Kita dapat menentukan nilai m1 dan m2 dari kedua garis.
m1 merupakan slope dari garis y= -2x2 + 6x + 7. Untuk mencari nilai m1, dapat
dilakukan dengan cara menurunkan fungsi y= -2x 2 + 6x + 7.
m1 = y’(x) = -4x + 6
m2 merupakan slope dari x – 2y +13. Untuk mencari nilai m2, kita harus mengubah
fungsi tersebut menjadi fungsi y.
x – 2y +13 = 0
x + 13 = 2y
y = 0,5x + 6.5
-2x + 3 = -1
-2x = -4
X=2
Y = -2x + 15
V = s3 = s2 . t
V’(s) = 0
Kesimpulan
Turunan merupakan suatu perhitungan terhadap perubahan nilai fungsi
karena perubahan nilai input (variabel).
Beberapa macam turunan yaitu turunan fungsi aljabar, turunan akar,
turunan parsial, turunan implisit, dan yang lainnya.
Itulah pembahasan mengenai turunan. Semoga dapat membantu kalian dalam
belajar mengenai turunan. Terima kasih.
Daftar Isi
Definisi Integral
Contoh Penerapan Integral
Rumus Integral
Sifat Integral
Integral Tak Tentu
Integral Tentu
Integral Pecahan
Integral Eksponensial
Integral Substitusi
Integral Parsial
Tabel Integral
Contoh Soal Integral
Kesimpulan
Definisi Integral
Integral secara sederhana dapat disebut sebagai invers (kebalikan) dari operasi
turunan. Integral dibedakan menjadi dua yaitu integral tak tentu dan integral
tentu.
Integral tak tentu merujuk pada definisi integral sebagai invers (kebalikan) dari
turunan, sedangkan integral tentu didefinisikan sebagai jumlahan suatu daerah
yang dibatasi kurva atau persamaan tertentu.
Rumus Integral
Misalkan terdapat suatu fungsi sederhana axn. Integral dari fungsi tersebut adalah
Rumus Integral
Keterangan:
k : koefisien
x : variabel
n : pangkat/derajat dari variabel
C : konstanta
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x). Jika kita akan menentukan luas daerah yang
dibatasi oleh grafik f(x) maka dapat ditentukan dengan
dengan a dan b merupakan gari vertikal atau batas luasan daerah yang dihitung
dari sumbu-x. Misalkan integra dari f(x) disimbolkan dengan F(x) atau jika
dituliskan
maka
Keterangan:
a, b : batas atas dan batas bawah integral
f(x) : persamaan kurva
F(x) : luasan di bawah kurva f(x)
Sifat Integral
Beberapa sifat integral yaitu sebagai berikut.
Baca Juga Contoh Soal Integral
Integral tak tentu dari suatu fungsi menghasilkan fungsi baru yang belum
memiliki nilai yang tentu karena masih terdapat variabel dalam fungsi baru
tersebut. Bentuk umum integral tentu .
Keterangan:
f(x) : persamaan kurva
F(x) : luasan di bawah kurva f(x)
C : konstanta
Integral Tentu
Integral tentu didefinisikan sebagai jumlahan suatu daerah yang dibatasi kurva
atau persamaan tertentu.
Berbeda dari integral tak tentu, integral tentu memiliki nilai tertentu karena batas
yang ditentukan sudah jelas.
Keterangan:
f(x) : persamaan kurva
a, b : batas bawah dan batas atas integral
F(b), F(a) : nilai integral untuk x = b dan x = a.
Kalo masih belum paham, yuk nonton video rumus pintar tentang integral tentu
di bawah ini ya.
Integral Pecahan
Fungsi pecahan dapat didefinisikan sebagai f(x)/g(x). Penyelesaian integral fungsi
pecahan dapat dilakukan dengan memecah fungsi yang kompleks menjadi
beberapa fungsi yang lebih sederhana. Perhatikan contoh berikut.
Penyelesaian integral tersebut yaitu sebagai berikut.
(A + B) x + B – A = 1
Sehingga
B – A = 1 , dan A + B = 0
Didapatkan B = ½ dan A = – ½
= ½ (- ln |x + 1| + ln |x – 1| + C1)
= – ½ ln |x + 1| + ½ ln |x – 1| + C, dengan C = ½ C1
Selanjutnya akan dibahas mengenai integral eksponensial.
Integral Eksponensial
Fungsi eksponensial biasanya dinotasikan dengan ex. Beberapa konsep dasar
yang harus dipelajari dalam integral eksponensial yaitu
Rumus Integral Exponensial
Keterangan:
ex, ekx : fungsi eksponensial
C : konstanta
Integral Substitusi
Beberapa permasalahan atau integral suatu fungsi dapat diselesaikan dengan
integral substitusi jika terdapat perkalian fungsi dengan salah satu fungsi
merupakan turunan fungsi yang lain.
Integral Parsial
Integral parsial biasa digunakan untuk menyelesaikan integral dari perkalian dua
fungsi. Secara umum, integral parsial didefinikan dengan
Keterangan:
U, V : fungsi
Tabel Integral
Berikut akan disajikan beberapa bentuk integral tak tentu yang lain.
-cos x + C
sin x + C
ln |sec x| + C
arc sin x + C
arc tan x + C
arc sec x + C
cosh x + C
sinh x + C
Coba kerjakan soal di bawah ini.
Pembahasan
1.
2.
(A + B) x + 2A – 3B = 1
Misal:
u = x maka du = dx
dv = ex dx maka v =
Sehingga
4.
Misal :
5.
= 16/3
Apa yang sudah kalian pelajari mengenai integral.
Kesimpulan
Integral secara sederhana dapat disebut sebagai invers (kebalikan) dari
operasi turunan.
Integral dibedakan menjadi dua, yaitu integral tak tentu dan integral
tentu.
Beberapa bentuk dan teknik penyelesaian integral yaitu
Integral pecahan
Integral eksponensial
Integral substitusi
Integral parsial
Dengan menerapkan sifat-sifat integral akan lebih mudah dalam
menyelesaikan integralnya.
Demikian yang dapat disampaikan dalam artikel ini, semoga bermanfaat.
Jika suatu fungsi memetakan hasil f(x) untuk setiap nilai x, maka fungsi tersebut
memiliki limit dimana x mendekati suatu nilai untuk f(x).
Rumus Limit Fungsi
Selanjutnya, akan diberikan rumus dari limit fungsi secara umum atau bisa kita
sebut sebagai sifat dari limit fungi seperti di bawah ini:
Rumus-rumus yang telah diberikan di atas diharapkan dapat dipahami dengan
baik, karena selain relatif mudah rumus-rumus di atas tergolong rumus yang
pendek dan sederhana.
Selanjutnya kita akan membahas tentang limit fungsi aljabar dan limit fungsi tak
hingga.
Agar lebih dapat memahami limit fungsi aljabar, perhatikan contoh soal berikut:
Pembahasan
Dalam mengerjakan soal persamaan limit, kita harus membuktikan hasil
persamaan tersebut merupakan bentuk tak tentu 0/0.
kita dapat memasukkan x=4 ke dalam persamaan tersebut sehingga seperti di
bawah ini.
Hasil ini menunjukkan jika x=4, mengakibatkan persamaan tersebut menjadi tak
tentu. Untuk mengerjakan soal tak tentu, kita dapat menggunakan metode
perkalian akar sekawan dan pemfaktoran seperti penyelesaian di bawah ini.
4. Tentukan nilai dari a+b jika diberikan persamaan limit berikut ini
Pembahasan
Untuk mengerjakan soal di atas, sama seperti pembahasan sebelumnya, kita
dapat membuktikan operasi tersebut adalah bentuk tak tentu.
Pembahasan
Untuk mengerjakan persamaan limit di atas, kita dapat menggunakan perkalian
akar sekawan.
Pembahasan
Untuk mengerjakan soal ini, kita harus memperhatikan persamaan sisi kanan dan
kiri memiliki hasil yang sama sehingga kita dapat menuliskan persamaan limit
seperti di bawah ini.
Pembahasan
Untuk menentukan besaran nilai dari a+b, seperti biasanya, kita dapat
memasukkan x=0 untuk memperlihatkan persamaan tersebut dalam bentuk tak
tentu.
Sehingga, didapatkan nilai 0+b = 0, maka nilai b=0. Langkah selanjutnya adalah
melakukan perkalian akar sekawan pada persamaan limit di atas.
Kita dapat mengubah cos2x -1 menjadi sin2x
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini. Baca juga Relasi dan
Fungsi.
Contoh Soal Limit Fungsi Tak Hingga
Carilah nilai dari:
Tips
Dalam menghitung soal limit fungsi tak hingga bentuk pecahan, pembilang dan
penyebut sama sama dibagi variabel dengan pangkat tertinggi agar jawaban
yang didapatkan tepat.
Dalam penghitungannya, limit fungsi tak hingga memiliki cara cepat seperti di
bawah ini: