Di tengah-tengah isu global warming seperti sekarang, hampir seluruh masyarakat dunia
lingkungan, pengurangan limbah, maupun penggunaan bahan bakar alternatif juga semakin
Salah satu ide bisnis yang kemudian muncul adalah bisnis kemasan yang bisa didaur
ulang. Bisnis kehadiran kemasan yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang ini hadir dan
semakin dicari oleh masyarakat terutama di kota-kota besar. Hal ini muncul sebagai suatu bentuk
rasa tanggung jawab di masyarakat untuk mengurangi limbah plastik yang menjadi polutan laut
paling besar.
Di Indonesia sendiri, kehadiran kemasan yang ramah lingkungan sebenarnya sudah ada
jauh sebelum isu global warming mulai didengungkan. Penggunaan daun pisang sebagai
pembungkus makanan menjadi salah satu ikon makanan tradisional Indonesia yang masih lestari
Namun demikian, penggunaan daun pisang semakin kurang popular dan kurang efektif
dikarenakan bahan baku yang semakin sulit didapatkan saat ini. Oleh sebab itu, muncul alternatif
pembungkus dari kertas yang bisa didaur ulang namun tetap aman bagi kesehatan.
Industri pulp dan kertas di Indonesia bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Rini (2019) menyatakan bahwa pada tahun 2018 lalu, produksi kertas di tanah air bahkan
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2018 ini menjadi salah satu pionir perusahaan
pembungkus dengan bahan kertas daur ulang yang sudah terkenal hingga ke luar kota
Yogyakarta.
Salah satu tantangan terbesar industri kertas daur ulang adalah dalam proses produksi
yang harus melibatkan banyak mesin dan banyak orang. Mesin yang besar dan seringkali harus
menggunakan cairan berbahaya tak jarang menyebabkan kecelakaan tak terduga di lingkungan
kerja.
Kecelakaan kerja di pabrik kertas bisa bermacam-macam dan bisa menyebabkan cacat
permanen bahkan kematian bagi pekerja seperti yang terjadi di Mojokerto tahun 2021 silam
akibat pekerja terjatuh ke dalam tendon cairan berbahaya, atau meledaknya mesin kertas yang
Oleh sebab itu seharusnya diperlukan pengawasan yang lebih ketat dan sesuai dengan
panduan K3 di perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
sekaligus kertas karton untuk membuat box. Di UMKM Dita, produksi dilakukan di gudang
produksi yang terletak di Dusun Trini, Gamping, Yogakarta. Adapun untuk kantor dan
pemasaran, dilakukan di lokasi yang sama, bersama beberapa UMKM lainnya yang membentuk
Selain UMKM Dita, di lokasi tersebut terdapat UMKM lain yang berjualan produk
UMKM Dita sendiri memiliki empat buah mesin, yaitu : satu buah mesin laminasi karton,
satu buah mesin laminasi plastik, dan dua buah mesin press. Adapun total karyawan pada
UMKM Dita berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari satu orang manajer, tujuh orang operator
UMKM Dita ini beroperasi mulai pukul delapan pagi hingga pukul empat sore selama
enam hari kerja, sebanyak satu shift per harinya. Namun demikian terkadang karyawan operator
bekerja lembur hingga sekitar pukul enam sore hingga delapan malam.
Dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja, UMKM Dita masih jauh dari cukup. Ada
beberapa peraturan berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja namun hanya sebatas
himbauan, seperti : 1) dilarang merokok di area kerja dan 2) mesin yang terletak di tempat yang
terpisah.
Namun demikian, ruangan mesin ini berbatasan langsung dengan tembok milik orang lain
sehingga terkadang apabila karyawan lembur hingga agak malam, sering ditegur langsung oleh
Selain itu, karyawan khususnya operator tidak menggunakan alat pelindung diri selama
bekerja. Operator juga tidak di-training secara profesional dan tidak memiliki sertifikat untuk
mengoperasikan mesin dan hanya diajari seadanya oleh karyawan yang lebih senior.
Mesin yang digunakan juga tidak dimaintenance secara berkala dan sudah sering
mengalami kerusakan. Untuk menanggulangi hal tersebut, perusahaan baru memanggil teknisi
dari luar apabila kerusakan cukup parah dan mengganggu proses produksi, sedangkan apabila
Untuk mengoperasikan mesin sendiri, setiap mesin membutuhkan jumlah operator yang
berbeda. Mesin press dan mesin laminasi plastik bisa dioperasikan oleh satu orang sedangkan
Semua operator tersebut bekerja sejak pukul delapan pagi hingga empat sore dari hari
Senin hingga Sabtu, dan menerima upah di hari Sabtu sore. Adapun upah yang diterima berkisar
antara lima puluh ribu hingga delapan puluh ribu rupiah per orang per harinya.
Operator mesin press dan operator mesin laminasi karton seringkali harus bekerja lembur
terutama apabila ada pesanan dalam jumlah besar. Untuk laminasi karton sendiri, mesin bekerja
secara otomatis dan operator hanya tinggal menyesuaikan posisi kertas yang akan dilaminasi dan
merapikan kertas karton yang sudah jadi. Sedangkan untuk mesin press, operator harus
memasukkan kertas yang akan dipotong ke dalam mesin secara manual satu per satu.
Operator mesin di UMKM Dita tersebut tidak semuanya berpengalaman dalam
mengoperasikan mesin. Hanya operator mesin press saja yang sebelumnya sudah pernah bekerja
di perusahaan lain dengan posisi serupa. Sedangkan untuk operator mesin laminasi, semuanya
Untuk mesin laminasi karton sendiri, operatornya sudah beberapa kali berganti sejak
UMKM Dita mulai beroperasi dari tahun 2018 lalu. Kebanyakan dari operator yang sudah keluar
tersebut rata-rata dikeluarkan karena masalah kinerja dan kedisiplinan yang kurang baik.
Sejak pertama berdiri, UMKM Dita mengalami satu kali kecelakaan kerja, yaitu :
Operator mesin laminasi plastik tangannya tertarik roll plastik hingga hampir kehilangan salah
satu ruas jarinya. Operator mesin tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit dan harus dioperasi
Selama operator tersebut dirawat di rumah, UMKM Dita menghentikan produksi mesin
laminasi plastik dan tetap membayarkan gaji operatornya hingga operator tersebut sembuh. Hal
ini dikarenakan, UMKM Dita tidak memiliki asuransi bagi operator mesinnya.
Walaupun demikian, UMKM Dita tetap tidak memberikan pelatihan bagi operator
mesinnya dengan alasan kecelakaan seperti ini sangat jarang terjadi dan biaya yang harus
dikeluarkan untuk memberikan pelatihan bagi operator mesin tidak sebanding dengan biaya yang
dikeluarkan untuk biaya santunan dan operasional apabila terjadi kecelakaan. Selain itu,
pelatihan yang dilakukan juga tidak menjamin operator yang sudah dilatih akan loyal terhadap
perusahaan.
Untuk menanggulangi kecelakaan serupa terjadi di kemudian hari, perusahaan hanya
menghimbau agar operator lebih berhati-hati dan lebih focus ketika sedang mengoperasikan
mesin.
Hasil Analisa
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan manajer UMKM Dita,
ditemukan fakta bahwa UMKM Dita sama sekali belum menjalankan K3 padahal potensi bahaya
Kecelakaan kerja yang terjadi pada UMKM Dita jelas telah menunjukkan bahaya yang
mengintai pekerja khususnya operator bisa terjadi kapan saja dan berakibat fatal. Namun hal
tersebut tidak menimbulkan jera bagi perusahaan karena perusahaan merasa sanggup
himbauan bagi karyawan untuk berhati-hati dan tidak merokok di lingkungan kerja.
Heinrich dalam Silaban (2014) menyatakan bahwa secara umum penyebab langsung
kecelakaan kerja terbagi atas dua golongan, yaitu faktor manusia dan faktor lingkungan. Pada
UMKM Dita, kedua faktor tersebut sama-sama besar menyebabkan kecelakaan kerja. Dari faktor
lingkungan, lingkungan kerja sebenarnya kurang mendukung dan kurang aman bagi pekerja.
Sedangkan dari sisi manusia, SDM yang bekerja sebenarnya tidak layak untuk bekerja karena
Selain itu, perusahaan juga kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan dan warga
sekitar perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penempatan ruang mesin yang berbatasan langsung
dengan tembok milik oranglain. Hal tersebut sebenarnya juga mempengaruhi kinerja karena
sewaktu-waktu dapat diprotes dan dihentikan oleh orang yang temboknya berbatasan tersebut.
Kesimpulan
Menciptakan lapangan pekerjaan merupakan hal yang mulia dan bermanfaat bagi banyak
orang. Namun demikian, lapangan kerja harus diimbangi dengan kewajiban untuk memberikan
Kecelakaan kerja seremeh apapun bentuknya bisa menimbulkan trauma bagi karyawan.
Arthurs, Harry. 2018. The False Promise of the Sharing Economy. Pp. 55–72 in Law and the
Sharing Economy : Regulating Online Market Platforms, edited by D. McKee, F. Makala,
and T. Scassa. Ottawa: University of Ottawa Press.
https://www.jstor.org/stable/j.ctv5vdczv.6
Astutik, Yuni. 17 Maret 2020. 21,7 Juta Masyarakat Indonesia Pakai Transportasi Online
[online]. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200317150135-37-145529/217-juta-
masyarakat-indonesia-pakai-transportasi-online
Ayuwuragil, Kustin. 11 April 2018. 5 Masalah Kesejahteraan yang Dikeluhkan Sopir Ojek
'Online' [online]. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/
teknologi/20180410195433-185-289823/5-masalah-kesejahteraan-yang-dikeluhkan-
sopir-ojek-online
Burhan, Fahmi Ahmad. 21 Oktober 2021. Pendapatan Mitra Pengemudi Gojek Naik 18%
Setahun di Masa Pandemi. Katadata.co.id. https://katadata.co.id/
yuliawati/digital/61715e7e7c8e8/pendapatan-mitra-pengemudi-gojek-naik-18-setahun-di-
masa-pandemi
Damsar & Indrayani. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenada Media.
Fuchs, Christian. 2018. Capitalism, Patriarchy, Slavery, and Racism in the Age of Digital
Capitalism and Digital Labour. Critical Sociology 44(4–5):677–702.
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0896920517691108?journalCode=crsb
Fumagalli, Andrea, Stefano Lucarelli, Elena Musolino, and Giulia Rocchi. 2018. Digital Labour
in the Platform Economy: The Case of Facebook. Sustainibility 10(1757):1–16.
https://www.mdpi.com/2071-1050/10/6/1757
Hasanah, Nurul, Triyanto, & Rusnaini. 2019. Anatomi Konflik Antara Pengemudi Ojek Online
Dengan Ojek Konvensional di Kota Surakarta. Jurnal PPKn Vo. 7 No. 2 Juli 2019.
[online]. https://jurnal.ppkn.org/index.php/jppkn/article/download/85/72
Hendrastomo, Grendi, dkk. 2016. Dilema Sosial Ojek Online (GOJEK). Manuscript. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198901062014042001/penelitian/Laporan%20Penelitian
%20Dilema%20Sosial%20Ojek%20Online%20Gojek.pdf
Kamim, Anggalih Bayu Muh. 2019. Gojek dan Kerja Digital : Kerentanan dan Ilusi
Kesejahteraan yang Dialami Oleh Mitra Pengemudi Dalam Kerja Berbasis Platform
Digital [online]. Jurnal Studi Pemuda Volume 8 Nomor 1 tahun 2019.
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/article/download/45240/24813
Kompas.com. 21 Oktober 2021. Riset: Gojek Sumbang Rp 249 Triliun untuk Ekonomi Indonesia
2020. https://tekno.kompas.com/read/2021/10/21/17020077/riset--gojek-sumbang-rp-
249-triliun-untuk-ekonomi-indonesia-2020?page=all
KumparanTech. 9 April 2020. Organisasi Ojol: Ada 4 Juta Driver Ojol di Indonesia [online].
www.kumparan.com/kumparantech/organisasi-ojol-ada-4-juta-driver-ojol-di-indonesia-
1tBrZLEXOEI/1
Maftuchan, dkk. April 2018. Pengemudi Ojek Daring Dan Kerja Layak. Prakarsa Policy Brief :
1-4. http://theprakarsa.org/wp-content/uploads/2019/01/Pengemudi-Ojek-Daring-dan-
Kerja-Layak.pdf
Mawanda, M. Kharis. 2019. Perlindungan Hukum Mitra Ojek Daring di Indonesia. Lentera
Hukum, Volume 6 Issue 1 (2019), pp. 35-54 ISSN 2355-4673 (Print) 2621-3710 [Online]
https://doi.org/10.19184/ ejlh.v6i1.9203
Nastiti, Aulia D. 2017. Worker Unrest and Contentious Labor Practice of Ride-Hailing Services
in Indonesia. Pp. 1–39 in Arryman Symposium. Jakarta: Arryman Symposium.
Pratama, Kevin Rizky. 17 Mei 2021. Perusahaan Baru Gojek-Tokopedia, Valuasi Rp 257
Triliun, Kontribusi Rp 314 Triliun. Tekno.kompas.com.
https://tekno.kompas.com/read/2021/05/17/16120047/perusahaan-baru-gojek-tokopedia-
valuasi-rp-257-triliun-kontribusi-rp-314.
Pramisti, Nurul Qomariyah. 17 Mei 2021. Angka-Angka Fantastis yang Tercipta Setelah Gojek-
Tokopedia Merger. Tirto.id. https://tirto.id/gf29
Rahayu, Dwi Nurindah & Zuber, Ahmad. 2019. Konflik Sosial Antara Ojek Pangkalan dan
Gojek di Kota Surakarta. Journal of Development and Social Change, Vol. 2, No. 1,
April 2019. p-ISSN 2614-5766. [online] https://jurnal.uns.ac.id/jodasc
Randi. 2018. Buruh Vs Perusahaan (Studi Kasus Konflik Buruh/Pekerja Driver Go-Jek Dengan
PT Go-Jek Indonesia). Share: Social Work Jurnal 7(2):10–17.
https://jurnal.unpad.ac.id/share/article/view/15680
Redman, Lauren, Margareta Friman, Tommy Gärling, and Terry Hartig. 2013. Quality attributes
of public transport that attract car users: A research review. Transport Policy 25(0): 119-
127. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.tranpol.2012.11.005
Rogers, Brishen. 2015. The Social Costs of Uber. University of Chicago Law Review Online:
Vol. 82 : Iss. 1 , Article 6. https://chicagounbound.uchicago.edu/
uclrev_online/vol82/iss1/6
Rosenblat, Alex and Luke Stark. 2016. Algorithmic Labor and Information Asymmetries: A Case
Study of Uber’s Drivers. International Journal of Communication 10:3758–3784.
https://ijoc.org/index.php/ijoc/article/view/4892/1739
Saputra, Hengki. 2019. Efisiensi dan Dampak Ojek Online Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
di Kota Malang. Universitas Negeri Malang. Program Studi Ekonomi Pembangunan.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87593
Sunaryo, Arie. 22 November 2021. Protes Penurunan Tarif, Driver Gojek Datangi Balai Kota
Solo. https://www.merdeka.com/peristiwa/protes-penurunan-tarif-driver-gojek-datangi-
balai-kota-solo.html
Tambuhan, T.H, Tulus. 2001. Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang Kasus Indonesia.
Jakarta: Glalia Indonesia.
Tumuwe, Riswanto. 2018. Pengguna Ojek Online di Kalangan Mahasiswa Universitas Sam
Ratulangi Manado [online]. HOLISTIK, Tahun XI No.21A.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/20562
Watung, Mega Putri, dkk. 2020. Analisis Perbandingan Pendapatan Ojek Konvensional dan
Ojek Online di Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 20 Issue 03.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/download/30946/29712