Bacalah teks laporan percobaan berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!
Haluskan setiap bahan makanan (roti tawar, mi, dan pepaya masak) menggunakan alat tumbuk dan mortar.
Lakukan uji benedict sebagai berikut. Pertama, masukkan 3 tetes larutan benedict dengan pipet ke dalam
tabung reaksi. Kedua, tambahkan 2 ml larutan hasil penghalusan bahan makanan. Ketiga, panaskan tabung
reaksi kurang lebih 5 menit pada setiap bahan makanan menggunakan bunsen dengan cara digoyang-
goyang. Jangan sampai mendidih. Keempat, amati perubahan yang terjadi dalam tabung reaksi.
Vitamin C terkandung pada buah dan sayuran. Untuk mengetahui atau membuktikannya, dapat dilakukan
dengan memanfaatkan zat uji yodium. Jika bahan makanan tersebut setelah ditetesi yodium berubah
menjadi berwarna ungu, artinya bahan makanan tersebut mengandung vitamin C. Makin banyak jumlah
tetesan yodium yang digunakan untuk mengubah warna menjadi ungu, makin banyak pula kandungan
vitamin C.
4. Bagaimana mengetahui kandungan vitamin C pada buah dan sayur?
a. Zat yodium diteteskan pada buah dan sayur yang diuji dengan jumlah tetesan tidak terhingga
sampai berubah warna menjadi ungu
b. Zat yodium diteteskan pada buah dan sayur yang diuji, lalu dipanaskan menggunakan bunsen dan
diaduk hingga berubah warna
c. Zat yodium diteteskan pada buah dan sayur yang telah dihaluskan, lalu diletakkan di dalam tabung
reaksi dan digoyang-goyangkan
d. Zat yodium diteteskan pada buah dan sayur, lalu diaduk hingga tercampur rata dan didiamkan selama
beberapa menit
Berdasarkan hasil praktikum tersebut, pembelian ikan mujair dalam kondisi yang masih segar, ikan bawal
kondisinya cukup segar, dan ikan tongkol kondisinya sudah tidak segar. Hasil tersebut didapatkan
berdasarkan aroma dan warna insang setelah diamati. Kemudian, pada ketiga ikan tidak mengandung
formalin karena tidak menunjukkan perubahan warna pada tusuk gigi yang direndam kunyit. Pemudaran
warna pada tusuk gigi di hari berikutnya dapat dipengaruhi oleh cairan pada ikan.
2) Makanan atau minuman yang menggunakan pewarna alami jika ditetesi larutan sabun, akan berubah
warna.
3) Jika larutan sabun diteteskan ke dalam pewarna alami, larutan akan bereaksi dan membentuk warna
baru.
4) Sementara itu, makanan atau minuman yang mengandung pewarna buatan jika ditetesi larutan sabun,
tidak berubah warna.
5) Akan tetapi, pewarna buatan tidak akan bereaksi terhadap larutan sabun.
6. Simpulan hasil percobaan acak tersebut dapat disusun menjadi paragraf padu dengan urutan…
a. 2-1-5-4-3 c. 3-1-4-5-2
b. 2-4-1-3-5 d. 3-5-4-1-2
Wena Saora menguji kandungan glukosa pada tahu. Dia membutuhkan tabung reaksi untuk mencampur
larutan, bunsen untuk membakar, rak tabung reaksi untuk menaruh tabung reaksi, pipet tetes untuk
melembutkan tahu. Wena Saora memulai percobaan. […] Setelah itu, dia menaruhnya pada tabung reaksi.
Tidak lupa dia menambahkan akuades dalam larutan tersebut. Untuk mengetahui kandungan glukosa,
Wena Saora menambahkan lima tetes cairan benedict. Setelah cairan benedict dan tahu tercampur,
campuran dipanaskan di atas bunsen.
7. Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan teks laporan percobaan tersebut adalah…
a. Dia menumbuk sedikit tahu pada mortar.
b. Dia mengamati larutan tersebut berubah warna.
c. Dia menambahkan air dalam tahu yang telah halus.
d. Dia mencampur tahu halus dengan cairan benedict.
Larutan tahu yang diberi reagen benedict dan dipanaskan tidak menunjukkan adanya perubahan warna atau
tetap berwarna putih. Larutan […] glukosa dengan reagen benedict berwarna merah bata. Hasil ini
menunjukkan bahwa larutan tahu tidak mengandung glukosa. Sementara itu, larutan tahu yang diberi reagen
biuret berubah warna menjadi ungu.
8. Kata serapan yang sesuai untuk melengkapi kutipan teks laporan percobaan tersebut adalah…
a. Standar c. Setandar
b. Standart d. Standard
Bacalah teks laporan percobaan berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
Timbang sampel makanan (cilok) sebanyak 25 g, lalu haluskan. Masukkan ke tabung reaksi, tambahkan
akuades hangat sebanyak 50 ml. Kemudian, aduk dan biarkan mengendap sampai jernih. Setelah
mengendap, ambil air bagian atas sebanyak 5 ml dan masukkan ke tabung. Tetesi air sampel dengan
larutan formaldehyde 10 tetes dan homogenkan. Celupkan stik indikator formalin pada air sampel selama 3
detik sampai basah sempurna dan keringkan. Samakan warna stik indikator dengan range warna
kandungan formalin. Makin pudar atau pucat warna yang ditunjukkan pada stik indikator makin kecil pula
kandungan formalin pada makanan tersebut.
Bacalah teks laporan percobaan berikut untuk menjawab soal nomor 11!
Pada pengujian kali ini, digunakan tiga jenis tahu yang didapatkan dari sumber yang berbeda. Tahu yang
digunakan untuk pengujian yaitu tahu kuning, tahu kulit, dan tahu putih. Setiap jenis tahu berjumlah dua.
Jadi, total yang diujikan adalah 6 buah tahu. Dalam pengujian ini digunakan tusuk gigi yang telah
direndam dalam parutan kunyit selama kurang lebih 30 menit. Setelah 30 menit, tusuk gigi dikeringkan
untuk pengujian kandungan formalin dan boraks pada tahu. Sebelum diujikan, tahu perlu diperiksa tekstur,
susah atau tidaknya saat dibelah, dan keberadaan lalat disekitar tahu. Apabila tahu sukar maupun keras
saat dibelah, diindikasikan menggunakan formalin dan boraks. Keberadaan lalat dapat mengindikasikan
bahwa tahu memiliki kandungan formalin dan boraks.
Bacalah teks pidato persuasif berikut untuk menjawab soal nomor 12!
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya. Namun, tindakan yang paling penting
dilakukan adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut. Dengan rasa memiliki
serta mencintai budaya sendiri, orang akan termotivasi untuk mempelajarinya. Dengan demikian, budaya
akan tetap ada dan pewaris kebudayaannya akan tetap terus ada. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan
untuk melestarikan budaya lokal. Salah satunya mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi
budaya lokal, serta pemberdayaan dan pelestariannya. Kita harus mempertahankan budaya Indonesia agar
tidak punah. Kita juga mengusahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
Mari, kita berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramahtamahan, dan
solidaritas yang tinggi demi melestarikan budaya Indonesia.
Pada saat acara puncak Bulan Bahasa nanti, Hasan akan berpidato. Sebelum naik ke panggung, ia
menyiapkan catatan kecil dan menuliskan garis besar isi pidato yang akan ia sampaikan. Ia pun
mengantonginya sebagai bentuk persiapan berpidato nanti.
13. Berdasarkan ilustrasi di atas, Hasan akan membacakan pidato dengan menggunakan metode…
a. Impromptu c. Memoriter
b. Ekstemporan d. Manuskrip
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini!
15. Urutan kalimat agar menjadi isi pidato persuasif yang tepat adalah…
a. 1-3-2-4-5-6 c. 1-3-5-6-4-2
b. 1-3-2-5-6-4 d. 1-3-5-6-2-4
Bacalah teks pidato persuasif berikut untuk menjawab soal nomor 16!
Saya berharap semua pihak mampu bekerja sama untuk mengatasi masalah banjir ini. [….]. Namun,
tindakan pemerintah tersebut tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh masyarakat. Seharusnya
masyarakat sadar akan pentingnya kebersihan sungai. Salah satu cara yang dapat dilakukan masyarakat
adalah menghilangkan kebiasaan membuang sampah ke sungai. Masyarakat harus dapat mengelola
sampahnya. Kalau masyarakat masih membuang sampah rumah tangganya ke sungai, program pemerintah
itu pun tidak akan berhasil. Akhirnya, banjir pun masih akan terus terjadi pada masa yang akan datang.
16. Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan pidato tersebut adalah…
a. Pemerintah perlu melakukan pengerukan dasar sungai yang semakin dangkal serta rutin
membersihkan sampah di sepanjang aliran sungai
b. Mengingat banjir sudah menjadi bencana yang meresahkan, sekali lagi saya ingin mengajak hadirin
untuk tidak membuang sampah ke sungai
c. Sampah yang kita buang ke sungai akan menghambat aliran air sungai karena sampah-sampah itu
membendung aliran air sungai
d. Pada musim penghujan, banjir pun datang menyebabkan air hujan yang masuk ke sungai
membeludak ke jalan
Bacalah teks pidato persuasif berikut untuk menjawab soal nomor 17!
Rahma adalah seorang siswi kelas 9. Ia mendapatkan tugas untuk membaca pidato persuasif dari guru Bahasa
Indonesia. Tema pidato yang akan dibacakan adalah “Literasi di Masa Pandemi”. Gurunya sudah
memberikan teks pidato padanya dan ia hanya diminta untuk menghapalkannya saja.
18. Berdasarkan ilustrasi di atas, Rahma akan membacakan pidato dengan menggunakan metode…
a. Ekstemporan c. Manuskrip
b. Impromptu d. Memoriter
Bacalah penggalan pidato berikut!
Gugus tugas ini telah bekerja secara efektif dengan menyinergikan kekuatan nasional, baik di pusat maupun
di daerah, melibatkan ASN, TNI, dan POLRI, serta melibatkan dukungan dari swasta, lembaga sosial, dan
perguruan tinggi.
Bi Enoi, seorang perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. 1) Setiap pagi, ia akan menggenjot
sepedanya, menembus kabut dan udara pagi yang mengecup sumsum. 2) Sudah hampir lima tahun ia
menyadap karet sendirian. 3) Perkaranya sudah basi sekali, kelima anaknya perempuan semua. 4) Lalu,
Kuwar, suaminya yang berbadan tegap dengan kulit kuning langsat dan wajah rupawan itu,
meninggalkannya dan kelima anaknya. Tak ada yang bisa dilakukan Bi Enoi selain banting tulang untuk
menghidupi kelima anaknya. Kelima anak gadisnya tumbuh besar, sedangkan ia kering kerontang dalam
malam-malam yang mencucuk kulit di tepi Sungai Lematang ini.
1) Hanya saja saat di persimpangan ada mobil yang melaju dan menabrak mereka, tabrak lari tepatnya.
2) Untung banyak orang yang segera membantu dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
3) Ingatan Andra balik ke tiga hari yang lalu, disaat mereka berdua naik motor Andra menuju tempat
bimbingan belajar.
4) Sayangnya, motor Andra yang terbilang baru itu rusak cukup parah.
5) Saat itu jam tujuh malam, mereka berdua mengenakan helm dan berkendara dengan hati-hati.
25. Urutan kalimat-kalimat acak tersebut agar menjadi cerita yang padu adalah…
a. 3-1-2-4-5 c. 3-5-1-2-4
b. 3-2-1-5-4 d. 3-4-2-1-5
Bacalah teks cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 26 dan 27!
Jam sebelas lima belas, seseorang mengetuk pintu rumahnya, dan ia cepat-cepat menghapus air matanya
dengan lengan bajunya, lalu bergegas mendekati pintu rumahnya. Di depan pintu ia mendapati seorang
tukang pos telah berdiri dan menyodorkan sebuah koran nasional yang memuat tulisannya. Setelah
menemukan halaman yang memuat tulisannya, dan menghempaskan lembaran koran lainnya yang ia
anggap tidak penting, ia kembali mendekati foto istrinya.
“Lihat! Ini dia korannya! Aku sudah menerimanya. Aku bahagia. Kau juga harus ikut bahagia di sana
melihatku bahagia. Kau juga harus ikut tertawa seperti aku hari ini.”
Ia terus saja berkata dengan nada menggebu-gebu dan penuh kegirangan walaupun foto itu tak pernah
mengucapkan kata “selamat” kepadanya, hingga akhirnya ia kelelahan dan tertidur di atas meja menindih
koran yang memuat tulisannya.
Bacalah teks cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 28 dan 29!
Entah berapa lama, ketika aku terbangun, sebagian kepalaku sudah dibaluti kain panjang dan pipih. Setelah
beberapa hari, ketika kain itu dibuka, perlahan. Mataku segera mengerjap. Cahaya mendekap tubuhku.
Seperti kain raksasa yang meringkusku. Dan semua menjadi begitu berbeda. Ibu bertanya, apakah aku bisa
melihat? Apakah aku merasa silau? Aku hanya tersenyum lebar. Ibu menciumku. Wajah ibu persis seperti
yang kubayangkan selama ini. Namun, aroma rumput basah itu lenyap entah ke mana.
Dan aku merasa sangat girang bisa melihat begitu banyak binatang berkeliaran. Berbaur dengan manusia.
Aku tahu itu binatang karena mereka memiliki moncong. Semacam bibir yang menjorok ke depan. Ibu
pernah bercerita, bahwa salah satu perbedaan fisik manusia dan binatang adalah pada moncongnya.
Namanya Derek Heartfield. Ayahnya seorang insinyur telekomunikasi yang pendiam, ibunya seorang ibu
rumah tangga yag pintar membuat kue. Heartfield kecil tumbuh menjadi remaja laki-laki yang
membosankan. Dia tak memiliki teman. Kerjanya hanya membaca komik dan majalah, melahap kue buatan
ibunya. Masa remaja Heartfield yang menyedihkan itu berlangsung sampai dia lulus SMA. Setelah lulus
SMA, Heartfield bekerja di sebuah kantor pos. Namun, tak berlangsung lama. Dia berhenti, katanya.
Padahal aku yakin dia dipecat. Hal itu lebih masuk akal bila mengingat betapa membosankannya laki-laki
ini. Dia tak biasa bersikap ramah kepada customer, juga tak mahir menyenangkan orang. Sejak saat itu, ia
membenci kantor pos.
30. Kutipan cerpen tersebut merupakan struktur teks cerpen bagian…
a. Rangkaian peristiwa c. Komplikasi
b. Resolusi d. Orientasi
Tadi malam aku memeluk tubuh Bune Tutik. Sejak lumpuh akibat kecelakaan di Imogiri lalu, aku terbiasa
dengan kesendirian. Bune Tutik, istriku, telah memberikan kesetiaannya yang luar biasa. Sepanjang upaya
pengobatan dan penyembuhanku, ia tak pernah mengurangi cintanya. Apalagi Sabrina dan Demitrius, anak-
anak kami yang bijak, yang berhasil memaknai musibah bapaknya sehingga tak ada ratap tangis. Karena itu,
aku tidak takut sendirian.
31. Watak tokoh Bune Tutik dalam kutipan cerpen tersebut adalah…
a. Santun dan jujur c. Sabar dan santun
b. Penyayang dan setia d. Bijak dan sabar
Bacalah teks cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 32 dan 33!
Waktu itu pukul dua belas malam. Sebenarnya aku sudah bersiap untuk pulang. Pop Mie-ku masih tersisa
beberapa. Pelabuhan Merak pun semakin sepi. Besok aku harus sekolah karena ada Ujian Tengah
Semester. 1) Ujian pertama Bahasa Arab, dan aku ingat kalau belum mempelajarinya. 2) Aku juga belum
menyetrika celana panjang biruku. Pak Arman yang biasa berjaga di gerbang MTs tak suka bila seragam
siswanya tak rapi.
Bang Codet muncul. Ia preman di sini. 3) Aku belum memberinya uang keamanan. Sudah dua hari aku
kucing-kucingan dengannya. Namun, kali ini aku tidak bisa menghindar. Tubuhku gemetar ketika ia
mendekatiku.
“Lo pikir bisa lari? Mana jatah gue!”
Aku menggigil ketika Bang Codet membentakku.
4) Dengan gemetaran, terpaksa kuberikan tiga lembar sepuluh ribuan kepadanya. Itu untuk tiga hari.
Setelah mengambil uang itu, Bang Codet pergi.
Bacalah teks tanggapan berikut untuk menjawab soal nomor 34 dan 35!
Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing dan tentunya berbeda-beda. Bahkan, di suatu
daerah ditemukan kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa berbeda dengan latar belakang sejarah
berbeda. Biasanya setiap budaya memiliki peninggalan sejarah masing-masing. Peninggalan bersejarah ini
akan sangat baik bagi daerah tersebut. Peninggalan tersebut bisa dijadikan objek wisata, seperti museum,
monumen, dan tempat wisata lainnya.
Banyak wisatawan asing berkunjung ke Indonesia. Mereka berkunjung ke Indonesia bukan karena
keindahan alamnya saja, melainkan juga karena Indonesia kaya akan budaya yang tidak ditemukan di
negara lain. Mereka begitu takjub dengan beragam kebudayaan yang ada di negara kita, terutama Bali,
Yogya, dan Toraja. Setiap tahunnya ada jutaan turis asing yang memilih tempat-tempat ini untuk dijadikan
tujuan tidak hanya berwisata, tetapi juga menambah pengetahuan.
34. Konjungsi bahkan pada kalimat kedua paragraf pertama tersebut menyatakan…
a. Penambahan c. Konsekuensi
b. Pembalikan d. Penguatan
35. Gagasan utama paragraf kedua ditemukan di…
a. Awal paragraf c. Akhir paragraf
b. Tengah paragraf d. Awal dan akhir paragraf
Bacalah teks tanggapan berikut untuk menjawab soal nomor 36 dan 37!
Pakaian adat merupakan salah satu bentuk keragaman budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Pakaian
adat atau tradisional berfungsi untuk mengekspresikan identitas. Pakaian adat ada yang digunakan untuk
acara sehari-hari dan ada pula yang digunakan untuk upacara-upacara adat. Contoh pakaian adat di
Indonesia, misalnya baju Bodo khas suku Bugis dan Makassar, Ulos dari Sumatra Utara, dan kebaya Jawa
dengan jarik batik khas Jawa Tengah.
36. Teks tersebut merupakan bagian teks tanggapan bagian…
a. Evaluasi c. Deskripsi
b. Konteks d. Penegasan ulang
37. Gagasan pokok paragraf tersebut adalah…
a. Pakaian adat sebagai keragaman budaya Indonesia harus dilestarikan
b. Pakaian adat berfungsi mengekspresikan suatu identitas
c. Pakaian adat digunakan pada acara sehari-hari dan upacara adat
d. Beberapa contoh pakaian adat yang dimiliki Indonesia
Bacalah teks tanggapan berikut untuk menjawab soal nomor 38 dan 39!
Globalisasi dan perkembangan teknologi memengaruhi proses tumbuh kembang anak di Indonesia. Berbagai
budaya asing yang masuk dinilai dapat membuat generasi muda melupakan nilai-nilai luhur budaya sendiri
dan rasa kemanusiaan. Oleh karena itu, pengenalan filosofi hidup dari nenek moyang perlu dikenalkan
secara intensif. Tujuannya agar tetap bisa sejalan dengan perkembangan budaya di era modernisasi. Orang
tua perlu menerapkan aturan tata krama di rumah sehingga akar budaya Indonesia tidak hilang. Selain itu,
orang tua harus mampu menemani dan mengasuh anak secara langsung atau setidaknya mengawasi proses
perkembangan anak.
1) Selain itu, upacara adat juga menjadi perwujudan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap alam dan
lingkungannya dalam arti luas.
2) Jenis upacara-upacara adat tersebut sebaiknya dilestarikan sebagai wujud dari keragaman budaya
Indonesia.
3) Upacara adat adalah salah satu tradisi yang dianggap memiliki nilai-nilai bagi masyarakat sekitar.
4) Contoh beberapa upacara adat, misalnya upacara sekaten di Yogyakarta dilakukan untuk memperingati
kelahiran Nabi Muhammad, upacara Ngaben di Bali dengan melakukan kremasi jenazah, dan upacara
bakar batu di Papua yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahmi, atau menyambut tamu penting.
5) Upacara adat digunakan sebagai cara manusia untuk berhubungan dengan para leluhur dan Sang
Pencipta.
40. Susunan yang tepat kalimat-kalimat acak tersebut agar menjadi paragraf tanggapan padu adalah…
a. 3-1-4-5-2 c. 3-4-1-5-2
b. 3-1-5-4-2 d. 3-5-1-4-2
Jawaban Latihan Buku LKS Bahasa Indonesia
1. C 11. B
2. C 12. B
3. B 13. B
4. D 14. D
5. D 15. D
6. C 16. C
7. C 17. C
8. A 18. A
9. D 19. A
10. A 20. C
1. B 11. C
2. B 12. D
3. A 13. A
4. A 14. B
5. D 15. D
6. D 16. A
7. C 17. C
8. D 18. A
9. C 19. D
10. C 20. C
1. C 11. B 21. B
2. B 12. C 22. A
3. D 13. A 23. C
4. B 14. B 24. B
5. B 15. D 25. C
6. D 16. B 26. B
7. A 17. A 27. A
8. C 18. D 28. D
9. A 19. C 29. C
10. D 20.D 30. B
1. A 11. B
2. A 12. A
3. C 13. A
4. C 14. A
5. D 15. D
6. A 16. C
7. B 17. B
8. D 18. C
9. D 19. C
10. C 20. A
Jawaban BAB 4 Teks Tanggapan
1. B 11. D
2. C 12. A
3. A 13. B
4. D 14. C
5. D 15. D
6. C 16. A
7. B 17. A
8. C 18. A
9. A 19. B
10. A 20. C
Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra. Unsur intrinsik dalam cerpen sebagai
berikut.
a. Tema adalah ide utama dalam pengembangan cerpen. Tema adalah landasan dasar penulisan
cerita. Sebagai dasar cerita, tema akan dikembangkan menjadi jalinan cerita. Tema menjadi
pengikat dari awal sampai akhir cerita. Tema yang digunakan dalam cerpen sangat beragam,
seperti masalah sosial, religius, kepahlawanan, hingga cinta kasih.
b. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Pola
pengembangan cerita sangat beragam. Berdasarkan waktunya, alur dalam sebuah cerpen
dapat dibagi menjadi tiga, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
c. Latar adalah landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar dalam cerpen
terbagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana.
1) Latar tempat berkaitan dengan lokasi terjadinya kejadian pada sebuah cerita. Latar tempat
dalam sebuah cerita bisa nyata, bisa juga berdasarkan imajinasi pengarang. Latar tempat
dapat dituliskan langsung ataupun diceritakan pengarang berdasarkan ciri-cirinya.
Penggambaran latar yang menarik akan mampu menghidupkan perjalanan tokoh dalam
sebuah cerpen.
2) Latar waktu berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa yang terjadi pada sebuah cerpen.
Latar waktu yang dipakai dalam suatu cerpen dapat berupa waktu lampau, sekarang,
ataupun masa depan. Penggunaan latar waktu yang imajiner membebaskan si pengarang
dalam mengembangkan isi cerita.
3) Latar suasana menggambarkan suasana kejadian pada cerpen. Latar suasana dapat
diketahui dengan menganalisis konteks cerita, seperti tindakan tokoh, dialog tokoh, dan
konflik yang dialami tokoh. Latar suasana yang dikemas dengan baik akan
menghanyutkan pembaca untuk ikut dan hanyut dalam perjalanan tokoh.
d. Penokohan adalah pelukisan tokoh dalam cerita. Penokohan dalam cerpen meliputi watak
dan tingkah laku tokoh. Watak tokoh dalam cerpen dapat disajikan baik secara tersurat
maupun tersirat. Berdasarkan perwatakannya, tokoh dalam cerita fiksi dapat dibagi menjadi
dua, yakni tokoh protagonis dan antagonis.
1) Tokoh protagonis adalah tokoh yang mempunyai watak baik. Biasanya, tokoh protagonis
sebagai tokoh utama.
2) Tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai watak jahat. Biasanya, tokoh antagonis
adalah tokoh yang mempunyai pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan tokoh
utama. Setiap tokoh dalam cerita fiksi mempunyai watak yang berbeda-beda. Watak
tersebut ditampilkan penulis baik secara langsung maupun tersirat.
e. Sudut pandang merupakan cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Berikut ini
beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita.
1) Sudut pandang orang ketiga
Pengisahan cerita pada umumnya mempergunakan sudut pandang orang ketiga. Narator
adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan
menyebut nama diri atau kata ganti orang ketiga. Kata ganti tersebut, misalnya ia, dia, dan
mereka, Salsa, dan Joni.
2) Sudut pandang orang pertama
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, narator
adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”aku”, tokoh yang berkisah,
dan mengisahkan kesadaran diri sendiri.
3) Sudut pandang campuran
Dalam pengisahan cerita, pengarang menggabungkan penggunaan sudut pandang orang
pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang campuran ini jarang dipakai dan
membutuhkan kreativitas penulis.
f. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan dalam sebuah
cerita mencerminkan pandangan hidup pengarang. Pesan yang ingin disampaikan pengarang
disebut pesan moral. Pesan moral tersebut dapat berupa penerapan sikap dan tingkah laku
para tokoh yang terdapat pada sebuah cerita.
Orientasi merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik pengenalan sifat tokoh,
tempat peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dan alur cerita.
Komplikasi memuat masalah atau konflik yang terdapat dalam cerita. Konflik dapat
berkaitan langsung dengan tokoh atau konflik yang terjadi di lingkungan sekitar tokoh.
Resolusi merupakan bagian pemecahan masalah atas konflik yang ada dalam cerita.
Kebahasaan Pidato Persuasif
Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan satu unsur dengan unsur lain.
Konjungsi disebut juga kata penghubung. Konjungsi dibagi atas empat macam, yakni konjungsi
koordinatif, subordinatif, korelatif, dan konjungsi antarkalimat.
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang
berkedudukan sama. Contoh konjungsi koordinatif adalah dan, atau, serta, tetapi, dan
sedangkan.
b. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang
tidak berkedudukan sama. Satu klausa berkedudukan sebagai induk kalimat. Klausa lain
berkedudukan sebagai anak kalimat. Induk kalimat adalah kalimat yang dapat berdiri sendiri.
Sementara itu, anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri sehingga harus bergabung dengan
induk kalimat.
1) Konjungsi subordinatif ’waktu’: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala,
sementara, begitu, seraya, selang, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum,
sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai
2) Konjungsi subordinatif ’syarat’: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, dan manakala
3) Konjungsi subordinatif ’pengandaian’: andaikan, seandainya, umpamanya, dan
sekiranya
4) Konjungsi subordinatif ’tujuan’: agar, supaya, dan biar
5) Konjungsi subordinatif ’konsesif’: biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun,
dan kendatipun
6) Konjungsi subordinatif ’pembandingan’: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana,
seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, dan alih-alih
7) Konjungsi subordinatif ’sebab’: sebab karena, oleh karena, dan oleh sebab
8) Konjungsi subordinatif ’hasil’: sehingga, sampai-sampai, dan makanya
9) Konjungsi subordinatif ’alat’: dengan dan tanpa
10) Konjungsi subordinatif ’cara’: dengan dan tanpa
11) Konjungsi koordinatif ’komplementasi’: bahwa
c. Berbeda dengan konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif terdiri atas dua pasang kata.
Contoh konjungsi korelatif adalah baik . . . maupun . . . ; tidak hanya . . . tetapi juga . . . ;
bukan hanya . . . melainkan juga . . . ; demikian . . . sehingga . . . ;sedemikian rupa . . .
sehingga . . . ; entah . . . entah . . . ; serta jangankan . . . , . . . pun . . .
d. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat.
Konjungsi antarkalimat terletak di awal kalimat. Konjungsi tersebut diakhiri tanda koma
untuk memisahkan kalimat yang menyertai. Konjungsi antarkalimat terdiri atas beberapa
bagian berikut.
1) Konjungsi antarkalimat ’pertentangan’: akan tetapi, namun, biarpun demikian,
sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan sungguhpun demikian
2) Konjungsi antarkalimat ’waktu’: kemudian, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu, dan
selanjutnya
3) Konjungsi antarkalimat ’penambahan’: tambahan pula, lagi pula, dan selain itu
4) Konjungsi antarkalimat ’pembalikan’: sebaliknya
5) Konjungsi antarkalimat ’keadaan’: sesungguhnya dan sebenarnya
6) Konjungsi antarkalimat ’penguatan’: malahan dan bahkan
7) Konjungsi antarkalimat ’keeksklusifan dan keinklusifan’: kecuali itu
8) Konjungsi antarkalimat ’konsekuensi’: dengan demikian
9) Konjungsi antarkalimat ’akibat’: oleh karena itu dan oleh sebab itu