Anda di halaman 1dari 3

Judul : Karena Anak Kandung

Halaman : 10

Sesungguhnya Khairil seorang muda yang tabah dan tawakal. Tak tampak tanda-tanda yang
menyatakan kesusahan, hanya kekerasan hati dan kesabaran yang tak terbatas juga yang
membayang di mukanya. Ia yakin, dibalik kekuatannya sendiri ada lagi kekuatan batin yang tak dapat
ditentang. Ia yakin, di balik kekuatannya sendiri ada lagi kekuatan batin yang tak dapat ditentang. Ia
pun percaya, kekuatan gaib itu pun berkuasa pula mengangkat dirinya kemudian hari, kalau masanya
telah datang. Tak terlintas dalam angannya bahwa ia sama dengan manusia yang lain, akan terlantar
anak-beranak Tuhan tidak akan melupakan makhluk yang dijadikannya. Ketenangannya dalam
keadaan seperti itu, cukuplah menjadi bukti, bahwa anak muda itu mempunyai iman yang teguh
serta percaya akan diri sendiri.

Sebulan telah lalu, Khairil berhenti dari pekerjaan, la dengan anak-istrinya masih tinggal di Padang.
Harapannya belum putus untuk mendapat mata pencarian pula di kota itu. Hampir setiap hari ia
turun-naik kantor-kantor perusahaan untuk melamar pekerjaan

Pandangan pengarang : Pengarang menghadirkan tokoh Khairil yang mencerminkan seseorang yang
tawakal, religius, dan pantang menyerah dan tetap berusaha meskipun Khairil belum juga
mendapatkan pekerjaan ia terus berusaha untuk melamar pekerjaan di kantor dan perusahaan.

Interpretasi pandangan pengarang : Setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Khairil
pengarang menggambarkan semangat pantang menyerah dan keseimbangan antara doa dan usaha
yang dilakukan oleh Khairil.

Judul : Karena Anak Kandung

Halaman : 26

Khairil menimbang, memikir kan jalan yang akan ditempuhnya berhubung dengan perbuatan
perbuatan St. Malakewi yang telah dicontoh pula oleh kaum keluarga istrinya sendiri. Mula-mula ia
bermaksud akan mencerai kan Rukayah, karena tak tertahan lagi olehnya penghinaan yang makin
lama makin menjadi-jadi, tetapi tatkala ia ingat pada anak nya, dibatalkannya pulalah niatnya itu. Ia
maklum anak-istrinya tidak bersalah semiang kalam pun. Sekarang karena orang lain benci
kepadanya, ia akan menyingkirkan diri menjauhi mereka itu. Bukanlah dari dahulu ia telah berjanji
akan mengorbankan hidupnya untuk kepentingan anak-istrinya. Kalau tidak karena perjanjian itu,
tidaklah akan bersusah-susah benar ia mencari pekerjaan ke sana-kemari. Kalau hanya sekadar
untuk dimakanya sendiri

Pandangan pengarang : Pengarang menggambarkan tokoh Khairil sebagai penyayang terhadap


keluarganya dan lebih mementingkan keluarga dan hatinya daripada hasutan orang lain, hal ini
dicerminkan saat Khairil memilih untuk mempertahankan rumah tangganya dan bekerja keras
mencari pekerjaan sana sini demi membahagiakan anak istrinya

Interpretasi pandangan pengarang : Setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Jimbron
digambarkan seseorang yang penyayang dan rela bekerja keras demi membahagiakan keluarganya

Judul : Karena Anak Kandung

Halaman : 26

Segala cobaan yang terjadi atas dirinya itu memberi keinsafan benar-benar kepada Khairil, bahwa
uang itu sungguh besar kuasa dan pengaruhnya atas dunia ini. Dengan uang dapat disampaikan
segala maksud yang sulit-sulit dan dengan uang itu juga dapat diputuskan pertalian silaturahmi
seseorang yang sedang hidup dengan rukun dan damai. Terasa benar kepadanya akan kata-kata
orang yang mengatakan: Hilang bangsa tak beruang, hilang rona dek penyakit. Dahulu semasa
tampuknya masih bergetah, berpencarian cukup setiap bulan, berusaha benar mereka itu
mengambil hatinya, tetapi sesudah mereknya turun, bukan saja dilengahkan bahkan mau
mengusirnya berterang terang. Budi dan bahasa seakan-akan tak berharga lagi karena sudah
dialahkan dering mata uang.

Pandangan pengarang : Pengarang memandang tokoh Khairil yang setuju bahwa uang dapat
menyelesaikan hampir semua masalah dan dapat menimbulkan masalah, pengarang
mencerminkannya dengan membandingkan kehidupan Khairil yang semula bahagia karena memiliki
uang

Interpretasi pandangan pengarang : Tidak setuju dengan pandangan pengarang yang


menggambarkan bahwa yang bisa menyelesaikan hampir semua permasalahan dan dengan mudah
memutuskan tali silaturahmi

Judul : Credit Roll of the Fool

Halaman : 20

Dari gerbang sekolah, kami melewati koridor penghubung ke Gedung Khusus. Aku menuju tangga,
sambil melirik deretan lukisan karya beberapa klub yang sedang dikeringkan di lorong. Napasku pun
sedikit terengah-engah karena naik empat lantai tanpa istirahat. Ditambah lagi ini akhir musim
panas. Aku masuk Ruang Geologi sambil menyeka keringat yang mengucur dengan saputangan.

Dan langsung disambut omelan.

“Terlambat!”

Gadis yang berdiri di tengah ruangan sambil berkacak pinggang bak dewa penjaga gerbang adalah
ibara penanggung jawab produksi antologi Hyouka, juga orang yang kukenal sejak kecil

Ibara mayaka. Kami tidak begitu akrab, tapi entah kenapa aku tidak bisa memutuskan hubungan
dengannya. Saat masih duduk di bangku SD, wajahnya sudah terlihat dewasa. Namun, karena
wajahnya tidak mengalami perubahan hingga SMA, kesan yang timbul adalah Baby Face. Meski
wajahnya begitu, sikapnya sangat keras jika menyangkut kesalahan. Kendati sulit memaafkan
kesalahan orang lain, dia justru bersikap jauh lebih keras terhadap dirinya sendiri. Kali ini mudah
sekali menebak penyebab kemarahannya : karena anggota Klub Sastra Klasik dijadwalkan
berkumpul puluh sepuluh pagi

Pandangan pengarang : Pengarang menghadirkan tokoh Ibara sebagai seseorang yang sangat
disiplin, digambarkan dengan Ibara yang marah terhadap anggota Klub Sastra yang datang
terlambat

Interpretasi pandangan pengarang : Setuju dengan pandangan pengarang ,karena tokoh Ibara
walaupun dia cepat emosi saat ada orang yang membuat kesalahan, dia adalah orang yang disiplin

Judul : Shining Star

Halaman : 410

Ashley lalu memakirkan mobilnya ketika mereka sudah sampai di penjara. Tak lama, petugas
meminta mereka menunggu, karena mereka akan memanggilkan Flora terlebih dahulu.
Saat melihat Flora berjalan ke arah mereka, dia masih belum tahu siapa yang mengunjunginya.

”Kalian?” Flora tampak kaget.

“Hai, nggak lupa sama kami, kan?” tanya Ashley ragu. Flora menggeleng. “Mau apa kalian ke sini?”

Eva menggigit bibir bawahnya. Apa Flora berpikiran negatif tentang mereka? “Kami ke sini nggak
punya maksud jelek, kok.”

Flora menyipitkan matanya, terlihat ragu. “Terus mau apa?”

Ashley mengembuskan napas panjang. “Kami Cuma mau bilang, kalau kami ingin lo berubah kayak
Flora yang kami kenal waktu SMA.”

Flora terdiam, tidak mampu membalas ucapan Ashley. Dia tidak menyangka mereka berdua akan
mengatakan hal itu.

“Kami mau tetap jadi teman lo. Kami sadar, kalau dulu lo juga bagian dari hidup kami,” tambah Eva.

Tanpa sadar, air mata menuruni pipi Flora. Air itu membasahi wajahnya. Dia hanya bergeming,
membayangkan semua kesalahannya. Dia menyesal, sangat-sangat menyesal.

“Gue nggak pantas buat jadi teman kalian lagi. Udah banyak banget kesalahan yang gue lakuin ke
kalian.”

“Kita semua hidup di dunia ini, pastinya punya kesalahan. Walau kesalahan lo fatal, tetap aja lo
punya keinginan untuk berubah jadi lebih baik Berarti lo sudah berusaha untuk memperbaiki diri lo,”
ucap Eva.

“Kita nggak boleh nilai orang dari kesalahannya,” tambah Ashley.

“Makasih. Makasih banget kalau kalian udah mau nerima gue,” ucap Flora dalam tangisnya.

Pandangan pengarang : Pengarang menggambarkan tokoh Eva dan Ashley sebagai orang yang
pemaaf, hal ini digambarkan dengan dia yang memaafkan Flora yang telah melakukan banyak sekali
hal jahat kepadanya bahkan mengajak Flora untuk bersahabat dengannya lagi

Interpretasi pandangan pengarang : Tidak setuju dengan pandangan pengarang karena meskipun
tokoh Eva dan Ashley adalah seseorang yang sangat baik dan pemaaf, seharusnya tidak semudah itu
mengajak orang yang sudah jahat kepadanya untuk bersahabat kembali walaupun mereka sudah
memaafkan Flora

Anda mungkin juga menyukai