Disusun Oleh:
RHAFLY
2011911041
3. Penanaman
Tanaman cabai dipindah tanamkan setelah memiliki minimal 4 helai daun dan
berciri sehat serta tidak terserang penyakit.
4. Pemeliharaan
Tanaman dirawat selama 2 bulan hingga panen pertama. Selama perawatan
tanaman, tidak diperkenankan memberikan pupuk kimia maupun kapur kedalam
media tanam. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari dan apabila turun hujan maka
penyiraman ditiadakan. Pengendalian HPT diperbolehkan menggunakan bahan
kimia sesuai dosis anjuran.
Perlakuan Pengamatan ke -
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
M0 5.5 6.7 6.9 8.8 8.7 11.3 10.2 18.6 13.2 21.4
M1 9.5 7.2 14.8 10.4 19.6 15.1 26.8 21.9 31.6 26.7
M2 5.7 6.4 6.3 7.6 0 9.7 0 10.2 0 11.7
M3 9.4 7.3 17.5 15.3 25.8 22.9 37.7 28.9 40.1 31.2
M4 8.7 6.8 18.7 16.9 24 22.3 30.1 29.6 36.5 33.1
35
30
25
20
15
10
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
M0 M1 M2 M3 M4
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Cabai
Perlakuan Pengamatan ke -
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
M0 4 5 5 5 6 5 6 6 7 6
M1 4 4 5 5 5 6 6 7 6 8
M2 4 4 5 5 0 0 0 0 0 0
M3 4 5 5 6 6 7 7 8 7 9
M4 5 5 7 6 8 7 9 8 10 9
M0 M1 M2 M3 M4
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum perlakuan media tanam memberikan pengaruh
nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah. Rata-rata tinggi tanaman setelah
dilakukan pengamatan selama kurang lebih 5 minggu, perlakuan media tanam dengan
komposisi top soil dan kotoran ayam (M3) menunjukkan hasil terbaik bila
dibandingkan dengan perlakuan media tanam lain. Hasil ini kemungkinan dipengaruhi
oleh adanya unsur hara nitrogen pada media tanam Perlakuan M3 sehingga membuat
proses pertumbuhan tanaman menjadi optimal terutama pada parameter tinggi
tanaman. Menurut Pramitasari (2016), Nitrogen dapat mempercepat pertumbuhan
tinggi bagi tanaman. Hal serupa juga diungkapkan oleh Wiekandyne (2007), yang
menyatakan bahwa pemberian nitrogen dapat membantu pertumbuhan vegetative
tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan pertumbuhan diameter batang. Selain
itu banyak tidaknya jumlah daun kemungkinan juga ikut mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis. Tanaman yang tumbuh
baik adalaha tanaman yang proses fotosintesisnnya juga baik. Omon et al. (2007),
menyatakan semakin baik fotosintesis semakin baik pula pertumbuhan suatu tanaman.
Nitrogen berperan penting terhadap pembentukan organ tubuh tanaman termasuk daun.
Menurut Pramitasari (2016), Nitrogen membuat bagian tanaman menjadi hijau karena
mengandung klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Dalam hal ini jumlah daun
yang terbentuk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Semakin banyak
daun yang terbentuk semakin banyak energy yang dihasilkan dari proses fotosintesis
sehingga semakin baik pula pertumbuhan tanaman terutama tinggi tanaman.
Sementara itu, untuk pengukuran rata-rata jumlah daun, perlakuan media tanam
dengan komposisi tailing dan kompos menunjukkan hasil terbaik apabila dibandingkan
dengan perlakuan media tanam lain. Hasil ini sedikit tidak relevan dengan beberapa
dasar teori terkait karena tailing meruapakan media tanam yang secara fisik, kimia dan
biologi tidak cocok untuk dijadikan sebagai media tumbuh untuk tanaman. Menurut
Hilwan (2015), tailing mengandung 95% pasir sehingga sangat poros dan daya pegang
air pun rendah mengakibatkan sangat rentan terkena cekaman kekeringan. Selain itu
tailing memiliki pH dan kandungan mikroba yang rendah serta sangat miskin hara
sehingga tingkat kesuburannya sangat rendah (Tommy et al. 2017). Hal ini
kemungkinan dipengaruhi adanya bahan campuran kompos serta keberadaan serasah
diatas media tanam membuat ketersediaan hara tercukupi dan membuat pertumbuhan
pun menjadi optimal. Menurut Hardjowigeno (2003), Pemberian pupuk kompos
berfungsi sebagai sumber unsur hara dalam tanah, memperbaiki kandungan bahan
organik tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mendorong ke-hidupan jasad renik
tanah. Selain itu pupuk kompos dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti per-
meabilitas tanah, prositas tanah, daya menahan air tanah dan kation-kation tanah.
Selain itu keberadaan serasah juga turut mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman
pada media tanam (M4). Menurut Kurniasari (2009), serasah termasuk bahan organic
yang penting bagi kesuburan tanah. Selain itu searasah juga dapat berfungsi sebagai
media penyimpan air sementara, dimana secara berangsur-angsur akan dilepaskan ke
tanah bersama dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur
tanah, dan menaikkan kapasitas penyerapan (Kurniasari, 2009).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Media tanam Berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Masing-masing
media tanam memberikan respon pertumbuhan yang berbeda-beda terhadap
parameter yang diukur.
2. Media Tanam dengan komposisi top soil dan pukan ayam menunjukkan
pertumbuhan terbaik terhadap parameter tinggi tanaman, sedangkan Media tanam
dengan komposisi tailing dan kompos menunjukkan pertumbuhan terbaik terhadap
parameter jumlah daun.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko. 2004. Budi Daya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Penebar Swadaya.
Jakarta. 55 hal
Anonim. 2007. Effective Microorganisms (EM) dan Bokashi Sebagai Agen Pengendali
Hayati. [Internet]. [diunduh 2012 Mei 01]
Badan Pusat Statistika (BPS). 2020. Produksi Tanaman Sayuran 2020.
Djarwaningsih, T. 2005. review: Capsicum spp. (Cabai): Asal, Persebaran dan Nilai
Ekonomi. Biodiversitas. 6 (4): 292-296.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Haryanto dan Saparso. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah pada Berbagai
Metode Irigasi dan Pemberian Pupuk Kandang di Wilayah Pesisir Pantai.
Universitas Jenderal Soedirman: 11 hlm.
Hilwan, I. 2015. RESPON PERTUMBUHAN TIGA JENIS TANAMAN PADA
MEDIA TAILING BEKAS PENAMBANGAN PASIR KUARSA DI
KABUPATEN BELITUNG TIMUR. Jurnal Silvikultur Tropika, 6 (2): 126-
131.
Kurniasari, S. 2009. Produktivitas Serasah di Kebun Campur Senjoyo Semarang Jawa
Tengah, Laju Dekomposisi Dan Pengaruh Komposnya Dicampur EM
4Terhadap Uji Laboratorium Anakan Mahoni (Swietenia macrophylla King).
[Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mariana, M. (2017). Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Batang
Nilam‟, Agrica Ekstensia, 11(1), pp. 1–8.
Nani Sumarni dan Agus Muharam. Budidaya Tanaman Cabai Merah. Bandung: Balai
Penelitian Tanaman Sayuran. 2005.
Nurheti Yuliarti. (2007). Media Tanam dan Pupuk Untuk Anthurium Daun, Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Omon RM, Adman B. 2007. Pengaruh jarak tanam dan teknik pemeliharaan terhadap
pertumbuhan kenuar (Shorea johorensis Foxw.) di hutan semak belukat
wanariset Samboja, Kalimantan Timur. J Penelitian Dipterokarpa Vol. I (1).
Prabowo, B. 2011. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim Indonesia. Jakarta.
Indonesia
Putri, F.B., Fakhrurrozi. Y., Rahayu., S. 2018. Pengaruh Perbedaan Jenia Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Stek Hoya coronaria Berbunga Kuning dari Kawasan
Hutan Kerangas Air Anyir, Bangka. Jurnal Penelitian Biologi, Botani,Zoologi
dan Mikrobiologi, 3(1), pp. 20-28.
Pramitasari, E.k., Wardiyati, T. Nawawi, M. 2016. PENGARUH DOSIS PUPUK
NITROGEN DAN TINGKAT KEPADATAN TANAMAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae
L.). Jurnal Produksi Tanaman, 4 (1): 49-56.
Rukmana, H. R. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Syahputra, E. (2014). “Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk
Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)”,
Jurnal Florantek, 9 (1).
Salwa Lubnan Dalimoenthe. (2013). “Pengaruh media tanam organik terhadap
pertumbuhan dan perakaran pada fase awal benih teh di pembibitan”, Jurnal
Penelitian Teh dan Kina, Vol. 16, No. 1.
Swastika, S., Pratama, D., Hidayat, T., Andri, K.B., 2017. Buku Petunjuk Teknis
Teknologi Budidaya Cabai Merah. Unipersitas Riau Press. 58 hlm.
Sunaryono, Hendro H. 2003. Budidaya Cabai Merah. Sianar Baru Algensindo.Cetakan
Ke V. Bandung. 46 hal
Tim Bina Karya Tani. 2011. Pedoman Bertanam Cabai. Bandung: CV.Yrama Widya.
Titin Yeni. HRA. Mulyani. 2012. Pengaruh Inuksi Giberelin Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Cabai (Capsium annum L.) Sebagai Sumber Belajar Biologi.
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Tommy D. Sondakh, Doortje M.F. Sumampow, dan Maria G.M. Poli. 2017.
PERBAIKAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TAILING MELALUI
PEMBERIAN AMELIORAN BERBASIS BAHAN ORGANIK. Eugenia, 23
(3): 130-137.
Wati, S.D., 2018. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)
Secara Hidroponik Dengan Nutrisi Pupuk Organik Cair dari Kotoran
Kambing[Skripsi]. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Wuryaningsih. S. 2008. Media Tanam Tanaman Hias. [Internet]. [diunduh 2011 Juni
16].
Wiekandyne, D. 2012. Pengaruh Pupuk Urea, Pupuk Organik Padatan dan Cair
Kotoran Ayam terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan, dan Hasil Selada Keriting
(Lactuca sativa L.) di Tanah Inceptisol. Agriculture 1 (4): 12-22.
Yenni Kusandriani dan Agus Muharam, Produksi Benih Cabai, E-book. Bandung:
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 2005.
LAMPIRAN