Anda di halaman 1dari 3

Hasil

Tabel 1. Kualitas air baku hidroponik


pH Ppm Keterangan
No Air Warna Bau Nila Kategori Nilai Kategor kelayakan
bak i i
u
1 A Sidikit Tidak 6,0 42
keruh berbau
2 B Keruh Tidak 6,8 343
kekuningan berbau
3 C Bening Tidak 6,7 15
berbau
4 D Bening Tidak 5,8 47
berbau
5 E Keruh Amis 7,0 327
6 F Bening Tidak 3,8 56
berbau
7 G Bening Tidak 5,3 47
berbau
8 H Bening Tidak 5,1 9
berbau
9 I Keruh Berbau 6,0 48
10 J Sedikit Berbau 6,3 16
keruh hujan

Pembahasaan
Berdasarkan hasil yang didapat dalam pratikum kali ini, terlihat pada tabel
1, ada 10 jenis air telah diamati untuk tingkat kualitasnnya, mulai dari warna, bau,
pH, ppm. Potensial air pada tanah mempengaruhi penampungan air dan
ketersediaannya, sehingga air memiliki dampek besar bagi pertumbuhan dan
produksi pada tanaman menurut (Calibra et al.,2021) Air adalah zat yang sangat
dibutuhkan bagi tumbuhan untuk bertahan hidup, Peran air sangat penting dan
termasuk senyawa yang cukup banyak dan sering disebut dengan pelarut
universal. Banyaknya zat yang terlarut didalam air, membuatnya mudah
terkontaminasi dan perlu dipahami Karakteristik air dapat berbeda-beda
tergantung dari tempat dan waktu. Menurut (Izzuddin, 2016) air hidroponik harus
menggunakan air yang murni atau yang tidak berwarna ataupun tidak berbau.
Sebagai mana disebutkan parameter warna, berubahnya warna air menjadi tanda
mengindikasikan adanya kandungan bahan kimia seperti logam besi, mangan dan
sianida yang berasal dari pembuangan atau Air yang memiliki bau yang tidak
enak, mengindikasikan salah satunya adanya pencemaran oleh bakteri. Pada air
baku yang diuji mulai dari tabel nomor 1-10 hanya air baku sampel C, D, G, H
yang berdasarkan warna dan baunya bisa dikategorikan sebagai air baku yang
sesuai dengan kriteria air yang cocok untuk hidroponik, karena berwarna bening
dan tidak berbau sedangkan untuk sampel lainnya warnanya sudah dipengaruhi
oleh adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawa-senyawa
organik. Bau dan rasa dapat disebabkan oleh adanya organisme dalam air seperti
alga, dan juga dapat disebakan oleh adanya gas H2S hasil peruraian senyawa
organik yang berlangsung secara anaerobic (Roidah, 2014).
Sedangkan untuk parameter pH air dalam hidroponik pH nutrisi
hidroponik yang baik berada pada range 5.5-6.5. Pada range tersebut ketersediaan
unsur hara berada pada kondisi optimal Dan didalam pH air akan mempengaruhi
daya larut unsur hara pada tanaman yang berakibat pada kualitas kesuburan
tumbuh dan kembang tanaman tersebut (Nurifah dan Fajarfika, 2020). Di dalam
air yang memenuhi standar pH terdapat pemenuhan Nutrisi hidroponik yang
sangat berpengaruh didalam budidaya hidroponik terhadap pertumbuhan tanaman
juga dapat mempengaruhi kandungan unsur makro dan mikro didalam larutan
nutrisi. Jika pH terlalu asam atau terlalu basa, ada unsur yang mulai
mengendap/teroksidasi/tidak dapat diserap oleh tanaman. Tanaman akan
menunjukkan gejala defisiensi. Sedangkan pada sampel air yang ada terdapat air
baku A, D, I, dan J dengan pH sesuai dengan standar pH yang baik yaitu (6,0),
(5,8), (6,0), dan (6,3). Menurut Nilai pH dapat mempengaruhi spesiasi senyawa
kimia dan toksisitas dari unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai
contoh H2S yang bersifat toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan
dengan nilai pH rendah dan pH yang rendah juga akan menyebakan korosi pada
pipa saluran air berbahan logam, sehingga air yang melewati pipa tersebut akan
mengandung logam terlarut sedangkan pH yang diatas 7 akan mengurangi
ketersediaan zat besi, mangan, tembaga, zinc, dan boron (Mukarromah, 2016).
ppm (part per million) adalah ukuran cairan nutrisi atau bisa juga disebut
kepekatan suatu larutan cair, Pengujian ini menggunakan sensor TDS sebagai
penentu apakah campuran dari air nutrisi dan air bersih sudah sesuai dengan nilai
ppm.
Daftar Pustaka
Calibra, R. G., Ardiansah, I. and Bafdal, N. (2021) ‘Pengendalian Kualitas Air
untuk Tanaman Hidroponik Menggunakan Raspberry Pi dan
Arduino Uno’, Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi,
7(1). doi: 10.28932/jutisi.v7i1.3421.
Izzuddin, A. (2016) ‘Wirausaha Santri Berbasis Budidaya Tanaman Hidroponik’,
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan, 16(2), p.
351. doi: 10.21580/dms.2016.162.1097.
Mukarromah, R. (2016) ANALISIS SIFAT FISIS DALAM STUDI KUALITAS AIR
DI MATA AIR SUMBER ASEM DUSUN KALIJERUK, DESA
SIWURAN, KECAMATAN GARUNG, KABUPATEN
WONOSOBO. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Nurifah, G. and Fajarfika, R. (2020) ‘Pengaruh Media Tanam pada Hidroponik
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kailan (Brassica Oleracea L.)’,
Jagros : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of
Agrotechnology Science), 4(2), p. 281. doi:
10.52434/jagros.v4i2.925.
Roidah, I. S. (2014) ‘Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem
Hidroponik’, Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO, 1(2),
pp. 43–50.

Anda mungkin juga menyukai