Anda di halaman 1dari 6

Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor pada Baja

Karbon Api 5L dalam Larutan NaCl 3%


Apriyanto Supriyo Giri,∗ Ediman Ginting dan Suprihatin

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung


Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
email:giri10133@gmail.com

ABSTRACT
The effectiveness of soursop leaves extract as inhibitor on carbon steel API 5L in NaCl 3% had
been researched. Carbon steel API 5L submersion used NaCl 3% had been done for 144 hours
with various concentrations of soursop leaves extract inhibitor adding 0%, 5%, 10%, 15%, 20%,
25%, 30%, and 35%. The research of corrosion rate was done by weight loss and electrochemistry
methods. The result showed that the higher percentage of soursop leaves extract inhibitor used,
the corrosion rate will decrease and capability of inhibit corrosion will increase. The greatest
effectiveness of corrosion occurred at concentration of 35% in NaCl 3% and the effectiveness
is 86.16%. The X-Ray Diffraction (XRD) characterization result showed that the phase formed
is pure Fe. Scanning Electron Microscopy (SEM) characterization showed uneven clusters and
smaller size, fewer holes and cracks too with soursop leaves extract inhibitor 35% than soursop
leaves extract inhibitor 0%. Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) characterization on sample
with inhibitor 0% obtained Cl element.

Keywords: Carbon steel API 5L, corrosion inhibitor, NaCl and soursop leaves extract
PENDAHULUAN 1991).
Umumnya inhibitor korosi berasal
Baja karbon banyak digunakan dalam be- dari bahan kimia sintesis yang merupakan
ragam aplikasi di dunia industri karena mu- bahan kimia yang berbahaya, harganya re-
dah didapatkan dan difabrikasi. Hal terse- latif mahal, dan tidak ramah lingkungan.
but disebabkan karena baja karbon memi- Salah satu alternatifnya, yaitu menggunakan
liki kekuatan dan keuletan yang baik serta inhibitor yang berasal dari ekstrak bahan
harganya yang relatif murah. Namun peng- alam, khususnya senyawa yang mengan-
gunaan baja karbon sebagai material baja dung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang
berbentuk pipa ataupun baja berbentuk lem- memiliki pasangan elektron bebas. Inhibitor
pengan memiliki kelemahan, yyaitu baja organik alami bersifat lebih bio-degradable
karbon tidak tahan terhadap korosi CO2 dan lebih mudah didapatkan dibandingkan
(Jones, 1992). Korosi adalah suatu proses dengan inhibitor organik sintesis (Umoren
degradasi material atau hilangnya suatu ma- et al., 2011).
terial baik secara kualitas maupun kuantitas Sirsak sudah lama dikenal masyarakat
akibat adanya proses reaksi kimia dengan Indonesia. Tanaman sirsak merupakan salah
lingkungannya (air, udara, larutan, tanah, satu jenis tanaman buah yang banyak tum-
dan biologikal) yang sering disebut sebagai buh di pekarangan rumah dan di ladang-
media korosif (Trethewey & Chamberlain,
∗ Penulias korespondensi

43
44 A. S. Giri et al.: Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor

ladang sampai ketinggian kira-kira 1.000 m NaCl 3% dengan inhibitor 0%, 5%, 10%, 15%
dari permukaan laut. Buah sirsak maupun 20%, 25%, 30% dan 35%. Jadi, ada 8 sampel
daunnya saat ini sedang menjadi primadona pengujian. Perendaman sampel ditunjukkan
baru sebagai obat herbal yang mengan- pada Gambar 1.
dung antioksidan dan obat kanker. Ter- Setelah direndam selama 144 jam,
lebih sebelumnya telah diketahui bahwa sampel ditimbang kembali dan dilakukan
srikaya (Annona squamosa) yang masih satu karakterisasi XRD, SEM-EDS dan perhitun-
rumpun dengan sirsak (Annona muricata) gan laju korosi dengan persamaan 1.
memiliki sifat sebagai inhibitor korosi de-
KW
ngan efisiensi inhibisi mencapai 92% (Le- CR = (1)
ATρ
brini et al., 2010).
Pada penelitian kali ini, baja yang di- dengan CR adalah laju korosi (mm/y), K
gunakan adalah baja karbon rendah yang di- adalah konstanta laju korosi, W adalah
pakai pada industri penghasil minyak bumi selisih massa (mg), A adalah luas per-
dan gas, yaitu baja karbon API 5L. Baja kar- mukaan (mm2 ), T adalah waktu peren-
bon API 5L direndam dalam medium ko- daman (year), ρ adalah massa jenis
rosi NaCl 3% selama 144 jam dengan pe- (mg/mm3 ).
nambahan inhibitor 0%, 5%, 10%, 15%, 20%,
25%, 30%, dan 35%. Sampel baja hasil ko- HASIL DAN DISKUSI
rosi akan dikarakterisasi dengan SEM untuk
melihat struktur mikro, untuk melihat fasa Hasil Perhitungan Laju Korosi
pada baja, dan EDS untuk melihat produk-
produk korosi yang terjadi dan menentukan Hasil perhitungan laju korosi baja karbon
laju korosi menggunakan metode kehilan- API 5L dalam larutan NaCl 3% dengan in-
gan berat dan metode elektrokimia. hibitor ekstrak daun sirsak (Annona muri-
cata) pada perendaman selama 144 jam di-
tunjukkan pada Gambar 2. Dengan bertam-
METODE PENELITIAN bahnya konsentrasi tanin akan menggeser
nilai laju korosi ke arah yang lebih rendah.
Penelitian ini dimulai dengan pengambilan Selanjutnya hubungan antara konsen-
daun sirsak segar sebanyak 3.500 gram dan trasi inhibitor ekstrak daun sirsak (Annona
dikeringkan dalam suhu kamar selama 20 muricata) dengan efisiensi disajikan dalam
hari untuk menghilangkan kadar air, ke- Gambar 3. Semakin besar konsentrasi in-
mudian dihaluskan dan diekstraksi dengan hibitor yang digunakan maka akan semakin
etanol 70%. Hasil ekstraksi disaring dan fil- besar pula efisiensi dan kemampuan un-
trat diuapkan menggunakan alat penguap tuk menginhibisi korosi. Efektivitas terbe-
putar vakum (rotary evaporator) dengan ke- sar pada lingkungan NaCl 3% adalah saat
cepatan 200 rpm pada suhu 50 hingga meng- konsentrasi 35% dimana mencapai efisiensi
hasilkan ekstrak pekat. Selanjutnya baja 86,16%. Sementara yang terendah nilai efek-
yang sudah dipotong dengan ukuran 20 mm, tivitas inhibisi dari ekstrak daun sirsak (An-
lebar 20 mm, dan tinggi 5 mm dibersihkan nona muricata) pada lingkungan NaCl 3%
dan ditimbang. adalah saat konsentrasi 5%, dimana men-
Selanjutnya baja yang sudah ditim- capai efektivitas 21,42%. Pada saat konsen-
bang dimasukkan dalam medium korosif trasi inhibitor 5%, inhibitor tidak bisa melin-
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 5, No. 1, 2017: 43-48 45

(a) inhibitor 0% (b) inhibitor 35%

Gambar 1: Perendaman sampel.

Gambar 2: Hubungan laju korosi baja kar- Gambar 3: Hubungan konsentrasi in-
bon API 5L dengan konsentrasi inhibitor hibitor dengan efisiensi inhibitor ekstrak
dalam larutan NaCl 3%. daun sirsak (Annona muricata).

Gambar 4: Difragtogram sampel dengan inhibitor 0% dan 35%.


46 A. S. Giri et al.: Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor

dungi baja secara merata dari serangan ko- besi akan terbentuk selain FeO dengan inten-
rosi, sehingga terjadi penumpukan korosi sitas yang rendah. Ini menunjukkan bahwa
berwarna hitam pada sampel. terjadi reaksi antara baja dan lapisan ekstrak
daun sirsak yang disebabkan penetrasi dari
NaCl, walaupun hasil reaksi tersebut terben-
Metode Elektrokimia
tuk dalam intensitas yang rendah. Difrag-
Berdasarkan Tabel 1, laju korosi yang diper- togram hasil XRD ditunjukkan pada Gam-
oleh dari metode elektrokimia yaitu pada bar 4.
media 3% NaCl + aquabides sebesar 4,947
mpy, pada media 3,5% NaCl + aquades sebe-
Analisis SEM-EDS
sar 5,846 mpy, dan pada media 35% ekstrak
daun sirsak sebesar 4,129 mpy. Selain itu, Retakan (crack) dan lubang (hole) merupakan
memiliki nilai efektivitas inhibitor ekstrak faktor utama penyebab terjadinya korosi,
daun sirsak sebesar 16,53%. Jika dibanding- karena keduanya adalah jalan masuk un-
kan dengan metode kehilangan berat nilai tuk oksigen. Saat oksigen sudah masuk,
efektivitas ekstrak daun sirsak lebih besar maka akan menarik elektron dari Fe untuk
daripada metode elektrokimia. keluar, sehingga Fe akan kekurangan elek-
Hal ini dikarenakan pengujian metode tron dan terjadilah karat. Oleh karena itu
elekrokimia perendamannya hanya di- dari hasil SEM kedua sampel disimpulkan
lakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan bahwa pada sampel dengan inhibitor 35%
pada metode kehilangan berat waktu peren- retakan dan lubang lebih sedikit sehingga
damannya selama 144 jam. laju korosi akan lebih kecil. Hasil SEM ini
memperkuat hasil perhitungan korosi dan
hasil XRD yang telah dilakukan.
Analisis XRD (X-Ray Diffraction)
Uji EDS dilakukan untuk melihat pro-
Berdasarkan Gambar 4. Kedua sampel duk korosi yang tidak dapat dideteksi pada
memiliki 3 puncak tertinggi dan fasa yang uji XRD. Hasil uji EDS pada sampel meng-
diperoleh, yaitu besi murni (Fe) dengan gunakan inhibitor 0% pada perbesaran 500×
bidang 110, 200, dan 211 dengan struk- ditunjukkan pada Tabel 2.
tur kristal BCC. XRD mengkonfirmasi ke- Berdasarkan hasil EDS, persentasi un-
beradaan lapisan FeO dengan Intensitas sur terbesar adalah Fe sebanyak 74,87%
yang tinggi dan lapisan ekstrak daun sirsak (karena unsur utama dari baja merupakan
walaupun intensitas tidak terlalu tinggi. Fe), kemudian Mn dengan persentasi 2,04%
Ekstrak daun sirsak berfungsi seba- karena unsur pendukung dari logam baja
gai lapisan protektif tipis yang melindungi karbon merupakan unsur mangan (Mn). Se-
permukaan spesimen dari serangan korosi lanjutnya ada oksigen (O) dan klorida (Cl)
serta proses difusi oksigen. Selama berlang- dengan persentasi masing-masing adalah
sungnya oksidasi pada spesimen, yang juga 21,19% dan 0,19%. Karena keduanya meru-
berpengaruh dalam proses terbentuknya pakan unsur yang masuk ke dalam besi aki-
kerak dari FeO. bat penambahan natrium klorida (NaCl) dan
Dimana jika lapisan ekstrak daun sir- air (H2 O).
sak bereaksi dengan NaCl dan merusak per- Terdeteksinya unsur Cl dan O me-
mukaan baja maka dapat dipastikan oksida nunjukkan telah terjadi korosi pada logam
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 5, No. 1, 2017: 43-48 47

Tabel 1: Hasil uji laju korosi menggunakan metode elektrokimia.


Media Laju korosi (mpy) Ecorr (mV) Icorr (A/cm2 )
3% NaCl+Aquabides 4,947 -659,8 10,74×10−6
3,5% NaCl+Aquades 5,846 -652,2 12,77×10−6
35% ekstrak daun sirsak 4,129 -778,7 9,02×10−6

(a) inhibitor 0% (b) inhibitor 35%

Gambar 5: Hasil SEM API 5L dengan perbesaran 1.500×.

Tabel 2: EDS sampel dengan inhibitor 0% Tabel 3: EDS sampel dengan inhibitor
dengan perbesaran 500×. 35% dengan perbesaran 500×.
API 5L dengan inhibitor 0% API 5L dengan inhibitor 35%
Unsur Persentasi Senyawa Persentasi Unsur Persentasi Senyawa Persentasi
(%) (%) (%) (%)
O 21,19 - - O 21,38 - -
C 4,68 C 4,68 C 3,86 C 3,86
Cl 0,19 Cl 0,19 Cl 0,16 Cl 0,16
Mn 2,04 MnO 2,63 Mn 2,02 MnO 2,61
Fe 71,90 FeO 92,50 Fe 72,57 FeO 93,36
48 A. S. Giri et al.: Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor

ini. Hasil uji EDS Pada sampel dengan in- (hole), dan retakan (crack) lebih sedikit de-
hibitor 35% pada perbesaran 500× ditun- ngan inhibitor 35% dibandingkan dengan in-
jukkan pada Tabel 3. hibitor 0% ekstrak daun sirsak. Hasil karak-
Berdasarkan hasil EDS, persentasi un- terisasi EDS pada sampel dengan inhibitor
sur terbesar adalah Fe sebanyak 72,57% 0% didapatkan unsur Cl mengindikasikan
(karena unsur utama dari baja merupakan logam sudah terkontaminasi akibat inter-
Fe), kemudian Mn dengan persentasi 2,02% aksi antara asam klorida dengan sampel,
selanjutnya Cl dengan persentasi 0,16% sehingga laju korosi lebih tinggi.
(karena unsur pendukung dari logam API
5L adalah Mn). Selanjutnya ada O de- REFERENSI
ngan persentasi 21,38%, yang terbentuk dari
ketika dimasukkan ke dalam sampel saat Jones D. A. 1992. Principles and Preventation of
perendaman. Oleh karena itu, logam ini di- Corrosion. Maxwell Macmillan. Singapura.
pastikan telah terkorosi karena kehadiran pp 12.
oksigen dalam logam baja karbon API 5L.
Lebrini M., F. Robert, & C. Roos. 2010. In-
hibition Effect of Alkoloids Extract from
KESIMPULAN Annona Squamosa Plant on The Corro-
sion of C38 Steel in Normal Hydrochloric
Semakin besar persentasi inhibitor ekstrak Acid Medium. Internasional Journal of Elec-
daun sirsak yang digunakan, maka laju ko- trochemical Science. Vol. 2. pp 2-4.
rosi akan semakin berkurang dan efisiensi Trethewey K. R & J. Chamberlain. 1991. Ko-
akan semakin meningkat. Efektivitas terbe- rosi untuk Mahasiswa dan Rekayasa. PT Gra-
sar terdapat pada API 5L dengan inhibitor media Pustaka Utama. Jakarta. pp 27-28.
35% baik pada NaCl dengan efisiensi 86,16%.
Hasil karakterisasi XRD memperlihatkan Umoren S. A., I. B. Obot, & Obi-Egbedi.
bahwa fasa yang terbentuk adalah Fe murni 2011. Corrosion Inhibition and Absorption Be-
dengan bidang 110, 200, dan 211 dengan haviour For Alumunium by Exract of Aninge-
struktur kristal BCC. Hasil karakterisasi ria Robusta in HCL Solution: Synergistic Ef-
SEM memperlihatkan cluster (gumpulan) fect of Iodide Ions. University of Uyo. Nige-
tidak merata dan ukuran lebih kecil, lubang ria. pp 21-22.

Anda mungkin juga menyukai