Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN KOROSI PIPA PERMINYAKAN DENGAN MENGGUNAKAN

INHIBITOR KOROSI
Teuku Azhari Hassan, Komalasari, Ida Zahrina

Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau


Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
Telp. (0761) 63266 Fax. (0761) 63279, 65593

Email : azhari_teuku@yahoo.com

ABSTRACT

Addition of corrosion inhibitor volume into mixing produce oil and water is the methode to
protect the inner pipe that can support reliability of the system. The used inhibitor is a
kind of organic inhibitor which is generally contain of amin and used to resist corrosion
rate for carbon steel which is a pipe material to distribute mixing produce oil and water.
The relationship of fluide flow rate and addition of inhibitor volume is very important to
understand. One of its parameter is corrosion rate measurement using corrosion coupon.
The purpose of this study is to understand the effect of fluide flow rate and addition of
inhibitor volume and to find the best condition of corrosion rate in the system. From the
experimental results can be concluded that the highest fluide flow rate can increase the
corrosion rate. The addition of corrosion inhibitor volume can resist the corrosion rate.
The 2,5 gal/day inhibitor was the best inhibitor volume to resist the corrosion rate at
variant fluide floe rate, which is 0,3 MPY for 40.000 bbl/day, 0,44 MPY for 60.000
bbl/day, 0,7 MPY for 80.000 bbl/day.
Keyword: fluide flow rate, corrosion inhibitor, corrosion rate

PENDAHULUAN karena itu, permasalahan korosi harus


dikendalikan yaitu dengan
Sistem perpipaan berkontak memperlambat laju korosi pada sistem
langsung dengan lingkungan luar maupun perpipaan tersebut. Salah satu cara
lingkungan dalam pada beroperasinya mengendalikan korosi adalah dengan
sehingga dapat menimbulkan terjadinya menggunakan inhibitor korosi.
korosi. Permasalahan korosi dapat Inhibitor korosi merupakan
mengakibatkan bertambahnya potensi substansi kimia yang apabila
pencemaran oleh minyak bumi terhadap ditambahkan dalam konsentrasi yang
lingkungan akibat kegiatan eksplorasi relatif sedikit ke lingkungan korosif,
dan eksploitasi berlangsung. secara efektif dapat menurunkan laju
Berdasarkan Keputusan Menteri korosi logam (Nasoetion, 2011). Pada
Lingkungan Hidup Nomor 128 Tahun prinsipnya, pemakaian inhibitor korosi
2003 Tentang Tata Cara Persyaratan dimaksudkan untuk mengubah interface
Teknis Pengolahan Limbah Minyak antara logam dengan lingkungan korosi
Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh dengan cara mengisolasi satu dari yang
Minyak Bumi Secara Biologis, limbah lainnya.
minyak dikategorikan sebagai limbah Selain daripada itu, peningkatan
bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh produksi minyak juga bertambah setiap

1
tahunnya. Sehingga hal ini akan alir, dan temperatur maka laju korosi
memberikan pengaruh terhadap laju alir akan semakin tinggi atau berbanding
fluida di dalam pipa dimana untuk lurus dengan kenaikan dan penurunaan
meningkatkan produksi minyak akan pada konsentrasi, kecepatan alir, dan
bertambah juga laju alir fluida didalam temperatur.
pipa. Dari penelitian-penelitian di atas,
Penelitian ini bertujuan untuk dapat disimpulkan bahwa laju korosi
mengetahui pengaruh laju alir fluida yang akan berbanding terbalik dengan
ada didalam pipa dan volume bahan penambahan volume inhibitor korosi di
kimia yang diinjeksikan ke dalam sistem dalam sistem dan berbanding lurus
terhadap laju korosi didalam pipa dan terhadap laju alirnya. Namun variasi laju
menentukan kondisi (laju alir dan volume alir fluida dan volume inhibitor korosi
inhibitor korosi) yang terbaik terhadap belum dipelajari. Oleh karena itu,
laju korosi yang ada didalam sistem. aplikasi inhibitor korosi pada sistem
Febrianto, dkk (2010) telah perpipaan perlu dipelajari pada pengaruh
melakukan penelitian mengenai analisa laju alir fluida di dalam pipa terhadap
laju korosi dengan penambahan inhibitor laju korosi. Selain itu juga perlu
korosi. Dari penelitian tersebut dapat dipelajari pengaruh volume inhibitor
diketahui bahwa laju korosi tanpa korosi yang diinjeksikan ke dalam sistem
inhibitor adalah 0,2±0,01 mpy (mili inch terhadap laju korosi.
per year) dan menurun 0,13±0,02 mpy Inihibitor korosi adalah bahan
pada penambahan inhibitor 100 ppm. kimia yang diinjeksikan ke dalam sistem
Pada penambahan konsentrasi lebih dengan tujuan untuk melapisi permukaan
lanjut tidak menunjukkan adanya dalam pipa dengan lapisan anti korosi
penurunan laju korosi yang signifikan sehingga pipa terhindar dari korosi (IPS
sehingga tidak efisien dalam hal biaya. Engineering Standard, 1997). Inihibitor
Penelitian lain mengenai analisa korosi biasanya diinjeksikan pada pipa,
laju korosi adalah penelitian yang inlet vessel atau tanki, dan peralatan
dilakukan oleh Butarbutar, dan Sunaryo downhole. Jenis bahan yang digunakan
(2011) pada pengaruh inhibitor siskem berbeda-beda untuk penggunaan yang
pada material baja karbon. Pada berbeda. Bahkan untuk sistem dengan
penelitian ini dapat diketahui bahwa pada keterbatasan kecepatan aliran sebaiknya
konsentrasi inhibitor 50 ppm, laju korosi digunakan alat bantu inisiator, seperti
masih signifikan menurun sampai sprayer atau stringer.
penambahan 100 ppm. Pada penelitian ini Penggunaan inihibitor korosi ada
juga memberikan pernyataan bahwa dua cara, yaitu injeksi secara terus
lapisan pelindung yang terbentuk stabil menerus pada sistem atau dengan
dapat terlepas dikarenakan adanya laju melakukan batching atau pigging (IPS
alir. Engineering Standard, 1997). Injeksi
Febrian (2002) telah melakukan secara batch pada saat pigging digunakan
penelitian mengenai analisa laju korosi terutama untuk pipa gas dimana bahan
pada pengaruh konsentrasi sulfur, kimia dalam jumlah besar dimasukkan ke
temperatur, dan laju alir. Pada penelitian dalam pipa dan didorong dengan
ini menunjukkan pada variabel menggunakan pig sehingga seluruh
konsentrasi sulfur, kecepatan alir, dan permukaan pipa terlapisi oleh inihibitor
temperatur didapatkan hasil dimana korosi. Injeksi terus menerus digunakan
semakin besar kadar sulfur, kecepatan untuk menjaga agar permukaan yang

2
terlapisi tadi tetap terjaga sehingga tidak dengan komposisi air 98%, suhu fluida
memberikan tempat bagi terbentuknya 190 oF, diameter pipa 16 inci, inhibitor
korosi. korosi dengan merek dagang Cortron
Inihibitor korosi menggunakan SRN-4346. Sedangkan variabel berubah
satu dari tiga cara dalam proses kerjanya pada penelitian ini adalah variasi volume
(IPS Engineering Standard, 1997): inhibitor korosi yang diinjeksikan ke
1. Terakumulasi sebagai lapisan dalam pipa yaitu 1,5 gal/hari, 2 gal/hari,
pelindung yang tipis pada 2,5 gal/hari dan variasi laju alir fluida
permukaan logam. yaitu 40.000 bbl/hari, 60.000 bbl/hari,
2. Membentuk endapan yang akan 80.000 bbl/hari.
melapisi logam. Prosedur penelitian dibagai
3. Mengubah karakteristik menjadi tiga tahapan yaitu tahapan
lingkungan dengan membuang penginjeksian inihibitor korosi,
unsur-unsur pokok yang agresif. pemasangan dan pengambilan sampel
Inihibitor korosi diklasifikasikan coupon korosi, dan pengukuran laju
dalam dua kelompok besar yaitu (IPS korosi. Pada tahap injeksi inhibitor korosi
Engineering Standard, 1997): dilakukan dengan cara menginjeksikan
1. Inihibitor korosi inorganik, terdiri masing-masing 1,5 gal/hari, 2 gal/hari,
dari inhibitor anoda dan inhibitor 2,5 gal/hari pada masing-masing pipa
katoda. Inhibitor anoda dengan laju alir 40.000 bbl/hari, 60.000
mengurangi korosi dengan bbl/hari, 80.000 bbl/hari. Pada tahap
mengganggu reaksi elektrokimia pengambilan sampel coupon korosi
pada anoda di permukaan metal. dilakukan setelah 60 hari setelah
Contoh: nitrite, silicate, dan pemasangan sampel coupon korosi.
molybdate. Inhibitor katoda Sedangkan pada tahap pengukuran laju
berfungsi membentuk film pada korosi dilakukan setelah mendapatkan
permukaan katoda. Contoh: sampel coupon korosi yang telah diambil
poluphosphate, zinc, dan dari pipadan menimbangnya sehingga
phosphonate. didapatkan berat sampel coupon korosi
2. Inihibitor korosi organik. Jenis yang hilang setelah pemakaian.
inhibitor yang biasa disebut Dengan variasi tersebut
dengan adsorption inhibitor didapatkan Sembilan sampel untuk
berfungsi mengurangi korosi dianalisa kehilangan beratnya sehingga
dengan membentuk lapisan pada didapatkan data laju korosi (MPY).
permukaan metal. Contoh: amine, Gambar 1 berikut menunjukkan
karboksil, dan benzonat. sampel coupon korosi yang digunakan
untuk mengetahui laju korosi.
METODA PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada


penelitian ini adalah pipa baja karbon,
inhibitor korosi, coupon korosi, HCL,
sodium karbonat, aseton, dan toluena.
Sedangkan alat yang digunakan adalah
tang, neraca analitik, dan desikator.
Variabel tetap yang ditetapkan
yaitu campuran minyak dengan air
Gambar 1 Coupon Korosi

3
Rumus untuk menghitung laju korosi pada setiap penambahan 0,5
korosi (MPY) berdasarkan berat sampel gal/hari dari 1,5 gal/hari,
coupon korosi yang hilang (NACE keefetifitasannya semakin berkurang.
Standard, 1999) adalah sebagai berikut: Dapat disimpulkan penambahan inhibitor
korosi lebih dari 2,5 gal/day tidak efektif
MPY = (WL ± 0,0017) x 365 x 1000 lagi untuk menurunkan laju korosi
5,18 x 128,8 x total days dikarenakan inhibitor korosi sudah
Keterangan: membentuk lapisan pelindung yang
WL = selisih berat coupon atau berat merata dan kuat pada bagian dalam pipa.
coupon yang hilang (gram) Sehingga pada penambahan volume
0,0017 = factor koreksi dari coupon inhibitor lebih lanjut hanya menambah
365 = lama hari dalam satu tahun biaya operasional dengan lebih banyak
1000 = konversi (inchi = 1000 inhibitor korosi yang digunakan.
miliinchi) Secara menyeluruh terlihat bahwa
5,18 = luas permukaan coupon (A) = penambahan inhibitor korosi dapat
in2 menurunkan laju korosi. Hal ini sesuai
128,8= berat jenis coupon (gram/inci3) dengan pernyataan Shreir, dan Burstein
(2000) yang menyebutkan bahwa
inhibitor korosi dapat memperlambat
HASIL DAN PEMBAHASAN
proses korosi.
1. Pengaruh Inhibitor Korosi Terhadap Inhibitor korosi berfungsi
Laju Korosi membentuk lapisan atau film tipis di
permukaan material yang akan
melindungi bagian dalam pipadalam
media yang korosif. Senyawa organic
turunan amin yang digunakan
mempunyai pasangan electron bebas dari
atom nitrogen yang dapat diserap
permukaan logam dan rantai hidrokarbon
membentuk lapisan film hidropobik pada
permukaan logam. Lapisan film inhibitor
memutus mata rantai korosi dengan
memisahkan logam dari media korosif.
Gambar 2 Laju korosi dengan Secaraumum terlihat pemberian
penambahan volume inhibitor pada pipa inhibitor korosi dapat menurunkan laju
Dari Gambar 2 terlihat bahwa laju korosi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
korosi akan semakin menurun dengan pemberian inhibitor korosi dapa
bertambahnya volume inhibitor. Laju tmembentuk lapisan pasif berupa lapisan
korosi akibat penambahan volume tipis atau film dipermukaan material yang
inhibitor korosi terlihat menurun relatif berfungsi sebagai penghalang antara
linier setiap pertambahan 0,5 gal/hari, logam dengan media yang korosif.
sehinggadapat dikatakan bahwasetiap Terbentuknya lapisan film ini dapat
pertambahan 0,5 gal/hari masih efektif memisahkan logam dari media yang
dalam menurunkan laju korosi. korosif.
Walaupun Laju korosi terus
berkurang sampai penambahan volume
inhibitor mencapai 2,5 gal/hari, laju

4
2. Pengaruh Laju Alir Fluida Terhadap kecepatan atau laju alir fluida dapat
Laju Korosi mempercepat proses korosi.
Penambahan laju alir fluida dapat
mempercepat laju korosi. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa kecepatan fluida dapat
melepas lapisan pasif berupa lapisan tipis
atau film dipermukaan material yang
berfungsi sebagai penghalang antara
logam dengan media yang korosif.
Terlepasnya lapisan film ini dapat
membuka mata rantai korosi dengan
bertemunya logam dari media yang
Gambar 3 Laju korosi dengan korosif.
penambahan laju alir fluida Hasil dari penelitian ini
Dari Gambar 3 terlihat bahwa laju membandingkan dengan penelitian yang
korosi akan semakin bertambah dengan dilakukan oleh Butarbutar, dan Sunaryo
bertambahnya laju alir fluida. Laju korosi (2011) mengenai analisa laju korosi
akibat penambahan laju alir fluida terlihat dengan penambahan inhibitor korosi dan
bertambah relatif linier setiap pada penelitian yang dilakukan oleh
pertambahan 20.000 bbl/hari, sehingga Febrian (2002) mengenai analisa laju
dapat dikatakan bahwa setiap korosi pada pengaruh konsentrasi sulfur,
pertambahan 20.000 bbl/hari masih temperatur, dan laju alir.
efektif dalam mempercepat laju korosi. Pada penelitian yang dilakukan
Laju korosi akan terus bertambah oleh Butarbutar, dan Sunaryo (2011)
sampai penambahan laju alir fluida mengenai analisa laju korosi dengan
mencapai 80.000 bbl/hari. Namun laju penambahan inhibitor korosi. Penelitian
korosi pada setiap penambahan 20.000 tersebut memberikan hasil bahwa laju
bbl/hari dari 40.000 bbl/hari, korosi akan berbanding terbalik dengan
keefetifitasannya semakin meningkat. penambahan inhibitor korosi dan lapisan
Dapat disimpulkan penambahan laju alir pelindung yang terbentuk stabil dapat
lebih dari 80.000 bbl/hari semakin efektif terlepas dikarenakan adanya laju alir.
untuk mempercepat laju korosi Pada penelitian yang dilakukan
dikarenakan inhibitor korosi yang sudah oleh Febrian (2002) mengenai analisa
membentuk lapisan pelindung yang laju korosi pada pengaruh konsentrasi
merata dan kuat pada bagian dalam pipa sulfur, temperatur, dan laju alir.
sudah terlepas dari bagian dalam pipa. Penelitian tersebut memberikan hasil
Sehingga pada penambahan laju alir lebih bahwa semakin besar kadar sulfur,
lanjut tanpa penambahan volume kecepatan alir, dan temperature maka laju
inhibitor hanya menambah biaya korosi akan semakin tinggi atau
operasional dengan lebih banyaknya berbanding lurus dengan kenaikan dan
permasalahan korosi yang terjadi. penurunaan pada konsentrasi, kecepatan
Secara menyeluruh terlihat bahwa alir, dan temperatur.
penambahan laju alir fluida dapat Pada penelitian ini menunjukkan
menaikkan laju korosi. Hal ini sesuai bahwa terlepasnya lapisan film karena
dengan pernyataan Shreir, dan Burstein adanya laju alir fluida terbukti pada
(2000) yang menyebutkan bahwa setiap penambahan laju alir dan volume
inhibitor yang tetap menunjukkan laju

5
korosi yang semakin cepat. Pada analisa Sekunder Reaktor RSG-Gas,
laju korosi pada pengaruh laju alir Skripsi Sarjana, PTRKN,
terbukti dengan bertambahnya laju alir BATAN, Tangerang.
fluida diikuti dengan bertambahnya laju IPS Engineering Standard, 1997,
korosi. Sehingga penelitian ini dapat Chemical Control of Corrosive
memberikan hasil bahwa laju korosi Environment, Iranian Petroleum
akibat dari penambahan laju alir fluida Standard.
dapat di atasi dengan menambah volume NACE Standard, 1999, Preparation,
inhibitor korosi. Installation, Analysis, and
Interpretation of Corrosion
KESIMPULAN DAN SARAN Coupons in Oilfield Operations,
Houston : NACE International.
Semakin tinggi laju alir fluida di Nasoetion, R., 2011, Inhibitor,
dalam pipa dapat meningkatkan laju Indonesian Corrosion
korosi. Penambahan inhibitor korosi pada Association.
fluida pipa perminyakan dapat Parker, M.E., & E.G. Peattie, 1999, Pipe
menurunkan laju korosi. Sedangkan Line Corrosion and Cathodic
Volume inhibitor korosi sebanyak 2,5 Protection, Houston: Gulf
gal/hari menjadi volume yang terbaik Professional Publishing.
dalam mengatasi laju korosi pada Pots, B.F.M., & S.D. Kapusta, 2005,
berbagai laju alir fluida, dengan laju Prediction of Corrosion Rates of
korosi sebesar 0,3 MPY pada 40.000 The Main Corrosion Mechanisms
bbl/hari, 0,44 MPY pada 60.000 bbl/hari, In Upstream Applications,
0,7 MPY pada 80.000 bbl/hari. Houston: Shell Global Solutions.
Pada penelitian libih lanjut perlu Raherno, F.D., 2002, Pengaruh
dilakukan peningkatan volume inhibitor Konsentrasi Sulfur, Temperatur,
untuk mengetahui hasil optimum pada dan Laju Alir Raw Crude
penurunan laju korosi. Selain itu perlu Terhadap Laju Korosi Pipa API
menggunakan metode pengukuran 5L Gr B Berdasarkan hasil
potensiostat untuk mempersingkat waktu Pemetaan Korosi Pada Area
penelitian. Crude Destilation Unit V (CDU
V) PT. Pertamina RU V
DAFTAR PUSTAKA Balikpapan, Skripsi Sarjana,
Fakultas Teknik Material dan
Al-Anezi, M.A., & G.R. Ruschau, 2005, Metalurgi, ITS, Surabaya.
Oil and Gas Exploration and Shreir, L.L., R.A. Jarman, & G.T.
Production, Dhahran: Saudi Burstein, 2000, Corrosion,
ARAMCO. London: Butterworth-Heineman.
Butarbutar, S.L., & G.R. Sunaryo, 2011, Team O & TC-HR Leadership &
Analisis Mekanisme Pengaruh Development, 2005, Production
Inhibitor Siskem pada Material Operation, Operator & Technician
Baja Karbon, SkripsiSarjana, Certification, Duri: PT CPI.
PTRKN, BATAN, Tangerang.
Febrianto, G.R. Sunaryo, & S.L.
Butarbutar, 2010, Analisis Laju
Korosi Dengan Penambahan
Inhibitor Korosi Pada Pipa

Anda mungkin juga menyukai