Anda di halaman 1dari 13

E-Prodenta Journal of Dentistry. 2022.

DOI:
E-ISSN:

PERANAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera) PADA PERAWATAN


PERIODONTITIS: SCOPING REVIEW
Vanya Fiona1, Maulida Hayati2, Citra Lestari3

1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Baiturrahmah, Padang, 25172
2
Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Baiturrahmah, Padang, 25172
3
Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Baiturrahmah, Padang, 25172
Korespondensi: Vanya Fiona; Email: vanyafn@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Periodontitis dapat diobati dengan metode bedah dan non bedah, perawatan non
bedah pertama berupa debridement mekanis dari permukaan gigi dengan scalling dan root planning
(SRP). Diperlukan terapi tambahan untuk meningkatkan efektifitas SRP, bahan terapetik yang dapat
digunakan seperti antiinflamasi dan antibiotik namun penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
efek samping. Banyaknya efek samping obat antiinflamasi dan antibiotik yang digunakan di bidang
kedokteran gigi memberikan peluang dikembangkannya bahan-bahan herbal pengganti obat antiinflamasi
dan antibiotik yang dapat digunakan sebagai tambahan SRP. Salah satu bahan yang dapat digunakan
yaitu Aloe vera. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Aloe vera gel pada
perawatan periodontitis. Metode Penelitian: Studi pustaka dengan tipe scoping review. Data dilakukan
dengan pencarian melalui database Google Scholar, PubMed, Taylor & Francis . Hasil: Aloe vera dapat
digunakan sebagai adjuvant setelah SRP dan efektif dalam menurunkan parameter klinis seperti pocket
depth (PD), indeks gingiva (GI), indeks plak (PI), clinical attachment loss (CAL), sulcus bleeding index
(SBI), dan papillary bleeding index (PBI). Kesimpulan: Pemberian subgingiva Aloe vera gel
menghasilkan perbaikan kondisi periodontal dan dapat digunakan dengan aman sebagai adjuvant setelah
SRP dalam bentuk pemberian obat lokal pengobatan periodontitis.
Kata kunci: Aloe vera gel, Periodontitis, Antinflamasi, Antibakteri

ROLE OF ALOE VERA GEL (Aloe vera) IN PERIODONTITIS


TREATMENT: SCOPING REVIEW
ABSTRACT

Background: Periodontitis can be treated by surgical and non-surgical methods, the first non-surgical treatment
is mechanical debridement of the tooth surface by scaling and root planning (SRP). require additional therapy to
increase the effectiveness of SRP, therapeutic agents that can be used such as anti-inflammatory and antibiotics
but long-term use can cause side effects. The many side effects of anti-inflammatory drugs and antibiotics used
in dentistry provide an opportunity to develop herbal ingredients to replace anti-inflammatory drugs and
antibiotics that can be used in addition to SRP. One of the ingredients that can be used is Aloe vera. Objective:
The purpose of this study was to determine the role of aloe vera gel in the treatment of periodontitis. Research
Method: Literature study with scoping review type. The data was done by searching through the databases of
Google Scholar, PubMed, Taylor & Francis. Results: Aloe vera can be used as an adjuvant after SRP and is
effective in reducing clinical parameters such as pocket depth (PD), gingival index (GI), plaque index (PI), Clinical
attachment loss (CAL), sulcus bleeding index (SBI), and papillary bleeding index (PBI). Conclusion: Subgingival
administration of Aloe vera gel improves periodontal conditions and can be safely used as an adjuvant after SRP
in the form of local medication for periodontitis treatment.
Keywords: Aloe vera gel, Periodontitis, Antinflammation, Antibacteria
PENDAHULUAN
Periodontitis adalah suatu penyakit inflamasi destruktif pada jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang menyebabkan kerusakan
progresif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan manifestasi klinis
terbentuknya poket, kegoyangan gigi, hilangnya perlekatan dan resesi gingiva (1).
Empat bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada jaringan periodontal
yaitu bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitas (Aa), Porphyromonas gingivalis (Pg),
Tannerella forsythensis dan Prevotella intermedia. Bakteri yang paling dominan pada
periodontitis kronis adalah Porphyromonas gingivalis sedangkan pada periodontitis
agresif yaitu Aggregatibacter actinomycetemcomitans (2,3).
Periodontitis dapat diobati dengan metode bedah atau non-bedah. Perawatan
non-bedah pertama adalah debridement mekanis dari permukaan gigi dengan scaling

dan root planning (SRP) (4). Diperlukan terapi tambahan untuk meningkatkan
efektifitas SRP. Hal ini bertujuan untuk memodifikasi respon inflamasi host yaitu dengan
melakukan aplikasi bahan-bahan terapetik ke dalam poket periodontal (5). Bahan
terapetik yang dapat digunakan untuk memodifikasi respon inflamasi host adalah obat
antiinflamasi non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang memiliki
kemampuan untuk menghambat sekresi prostaglandina E2 (PGE2) (6). Penggunaan
NSAIDs dalam jangka panjang menimbulkan efek samping berupa gangguan
pencernaan, perdarahan pada jaringan, serta kerusakan hati dan ginjal (7).
Periodontitis juga dapat diobati menggunakan antibiotik yang diaplikasikan secara
topikal maupun sistemik. Antibiotik topikal diberikan dengan menginjeksikan pasta
antibiotik pada poket yang terinfeksi. Antibiotik yang biasa digunakan untuk perawatan
periodontal misalnya metronidazol, ciprofloxacin, tetrasiklin dan amoksisilin.
Peningkatan dosis antibiotik dikhawatirkan dapat menyebabkan toksisitas sehingga
perlu alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut misalnya dengan menggunakan
penambahan bahan alami pada antibiotik untuk meningkatkan kerja antibiotik tersebut
(8).
Banyaknya efek samping obat antiinflamasi dan antibiotik yang digunakan di
bidang kedokteran gigi memberikan peluang dikembangkannya bahan-bahan herbal
sebagai pengganti obat antiinflamasi dan antibiotik yang dapat digunakan sebagai
tambahan SRP. Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan untuk alternatif
pengobatan periodontal adalah lidah buaya (Aloe vera L.) (9). Aloe vera merupakan
tanaman bergetah dan berdaging dengan ketebalan 2,5 cm (10). Gel mucilaginous tak
berwarna dari daun Aloe vera telah banyak digunakan dengan aplikasi farmakologis dan
kosmetik (11,12).
Gel tersebut mengandung 98-99% air dan 1-2% senyawa aktif seperti aloesin,
aloin, aloe-emodin, aloe-mannan, flavonoid, saponin, sterol, asam amino, tanin, dan
vitamin. Gel Aloe vera memiliki kandungan anthroquinnones, lupeol, asam salisilat, urea
nitrogen, cinnamonic acid, fenol, dan sulfur yang merupakan agen antibakteri yang kuat
terhadap bakteri periodontopathik yaitu Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan
Porphyromonas gingivalis sehingga Aloe vera dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan periodontitis agresif dan periodontits kronis (11,13). Aloe vera memiliki
efek penyembuhan karena mengandung glucomannan dan gibberellin yang dapat
berinteraksi dengan reseptor growth factor pada fibroblas sehingga dapat menstimulasi
aktivitas dan proliferasi fibroblas yang merangsang sintesis kolagen dan dapat
meningkatkan penyembuhan jaringan periodontal (14). Selain itu, Aloe vera dipilih
karena mudah tumbuh, mudah didapat dan perawatannya tidak rumit (15).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah scoping review yaitu
sebuah pencarian literatur baik internasional maupun nasional yang dilakukan dengan
menggunakan database Google Scholar, PubMed, danTaylor & Francis. Proses
pencarian artikel dan seleksi artikel terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah
melakukan pencarian awal pada database Google Scholar, PubMed, danTaylor &
Francis dengan menggunakan kata kunci "Aloe vera gel" dan ”periodontitis”. Proses
pencarian tersebut didapatkan 14 artikel dari Pubmed, 7 artikel dari Taylor & Francis
dan 3390 artikel dari Google Scholar. Total keseluruhan artikel dari ketiga database
sebanyak 3411 artikel. Selanjutnya dilakukan penyaringan duplikasi artikel
menggunakan software Mendeley dan didapatkan 16 artikel ganda.
Tahap kedua, yaitu artikel akan dilakukan penyaringan berdasarkan tahun
2011-2021 didapatkan 2960 artikel. Tahap ketiga, artikel tersebut dilakukan
penyaringan kembali dengan menyaring abstract dan full text dan tersisa 663 artikel.
Tahap keempat, hasil penyaringan kelayakan dari abstract dan full text tersebut,
dilakukan penyaringan kembali berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada artikel,
adapun kriteria eksklusi dan inklusi sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria inklusi dan eksklusi scoping review


Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
a. Artikel yang terbit tahun 2011-2021 a. Artikel yang tidak bisa diakses
a. Artikel berbahasa Indonesia dan b. Artikel tidak memuat abstract dan full text
berbahasa Inggris
c. Artikel nasional maupun internasional
yang berkaitan dengan topik pembahasan

Serta mengeluarkan artikel yang tidak relevan dan penjelasan tidak sesuai dengan
topik scoping review. Hasil dari penyaringan tersisa 14 artikel yang relevan untuk
dijadikan sumber bukti.
Tabel 2. Karakteristik sumber bukti

Karakteristik Artikel Jumlah Artikel Persentase


HAS (n=14) (n=100%) IL
Tahun Publikasi:
2011 2 14,28%
2014-2015 2 14,28%
2016-2017 4 28,57%
2018-2019 5 35,71%
2020 1 7,14%

Tipe Publikasi:
Original paper 3 21,42%
Grey literature 11 78,57%

Lokasi Penelitian:
1) India 9 64,28%
2) Iran 1 7,14%
3) Mesir 1 7,14%
1 7,14%
4) Indonesia 1 7,14%
5) Pakistan 1 7,14%
6) Meksiko
Bahasa:
Inggris 13 92,85%
Indonesia 1 7,14%

Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan dan analisa penulis didapatkan bahwa
sebelum dilakukan SRP, parameter klinis pasien termasuk indeks plak (PI), indeks
gingiva (GI) dan pocket depth (PD) diukur dalam dua kuadran diperiksa. Semua pasien
menjalani SRP mulut penuh, yang dilakukan menggunakan scaler ultrasonik dan kuret.
Pemberian gel Aloe vera akan didahului dengan membilas area tersebut dengan larutan
saline untuk membersihkan kotoran. Aloe vera (1 cc) konsentrat gel 100% akan
dioleskan secara subgingiva menggunakan jarum atraumatik. Pembalut periodontal
(Coe pak) ditempatkan di atas tempat yang dirawat untuk memastikan gel bertahan
lama dan menghindari tumpahan bahan ke area mulut lainnya. Pasien akan
diinstruksikan untuk tidak berkumur atau minum cairan apapun setidaknya selama 30
menit. Aplikasi akan dilakukan dua kali seminggu selama 3 minggu. Untuk kebersihan
mulut semua pasien diberikan sikat gigi dan pasta gigi. Pasien diinstruksikan untuk
menyikat gigi dua kali sehari selama 2 menit menggunakan teknik Bass (16–19).
Aloe vera gel memiliki agen antibakteri yang kuat terhadap bakteri
periodontopathik yaitu Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas
gingivalis sehingga Aloe vera dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan
periodontitis agresif dan periodontits kronis (11,13). Aloe vera gel konsentrasi 100%
menghasilkan pengurangan unit pembentuk koloni dari Porphorymonas gingivalis dan
Prevotella intermedia. Temuan dengan pengurangan ini dapat menjadi hasil dari efek
anti-mikroba dari antrakuinon seperti aloe emodin, asam aloetic, aloin, anthracine,
anthranol, barbaloin, asam chrysophanic, minyak ethereal, isobarbaloin, dan resistannol
(20). Penelitian Singh, dkk (2019) selama 3 bulan dengan Aloe vera gel konsentrasi
80% menghasilkan penurunan pocket depth (PD), clinical attachment loss (CAL), sulcus
bleeding index (SBI) dan meningkatnya status antioksidan total sebanyak 69,03% (21).
Penurunan kedalaman poket terjadi karena Aloe vera mengurangi edema jaringan
lunak dan akibatnya mengurangi perdarahan gusi dan menunjukkan tindakan antiseptik
yang kuat di poket gingiva dimana sulit dilakukannya pembersihan normal. Penurunan
clinical attachment loss (CAL) ini berhubungan dengan Aloe vera yang menghambat
produksi radikal oksigen bebas dengan mengaktifkan polymorpho nuclear leucocytes
(PMNs). Ini juga terbukti memberikan bantuan pada pembengkakan, gusi berdarah dan
merupakan antiseptik. Peningkatan antioksidan dapat disebabkan oleh vitamin C yang
ada dalam Aloe vera terlibat dalam sintesis kolagen, meningkatkan konsentrasi oksigen
di lokasi luka karena pelebaran pembuluh darah (21).
PEMBAHASAN
Hasil penelitian scoping review didapatkan 14 artikel yang telah diseleksi
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Semua artikel tersebut menunjukkan bahwa
Aloe vera gel sebagai terapi tambahan pada perawatan periodontitis menghasilkan
perbaikan signifikan dari semua parameter klinis. Lidah buaya ( Aloe barbadensis)
adalah tanaman sukulen yang termasuk dalam famili Liliaceae. Nama Aloe berasal dari
kata Arab "Alloeh" yang berarti zat pahit yang bersinar sementara vera dalam bahasa
latin berarti benar.
Menurut Hamman (2008) ciri fisik dari tanaman ini adalah daunnya berdaging tebal,
panjang, mengecil kebagian ujungnya, berwarna hijau serta berlendir (22). Daun lidah
buaya terdiri dari 2 bagian yang berbeda yaitu bagian mucilaginosa sentral dan sel
selubung berkas perifer. Jaringan parenkim membentuk bagian dalam daun lidah buaya
dan menghasilkan bahan seperti jeli yang bening dan tidak berasa yang disebut Aloe
vera gel (17). Tanaman ini telah lama dikenal karena kegunaannya sebagai tanaman
obat untuk aneka penyakit (23). Fungsi tersebut tentunya tidak terlepas dari komponen
nutrisi yang terkandung didalamnya. Komposisi lidah buaya sangat kompleks. Ini terdiri
dari 75 bahan yang berbeda termasuk vitamin, mineral, enzim, gula, antrakuinon atau
senyawa fenolik, lignin, saponin, sterol, asam amino dan asam salisilat (24).

Tabel 3. Substansi Utama Aloe vera


Kelas Senyawa
Antrakuinon/anthrones Aloe-emodin, aloetic-acid, anthranol, aloin A dan B (atau
secara kolektif dikenal sebagai barbaloin), isobarbaloin,
emodin, ester asam sinamat.
Karbohidrat Mannan murni, mannan asetat, glukomanan asetat,
glucogalactomannan, galactan, galactogalacturan,
arabinogalactan, galactoglucoarabinomannan, zat pektik,
xilan, selulosa.
Chromones 8-C-glukosil-(2'-HAI-sinamoil)-7-HAI-metilaloediol A, 8-C-
glukosil-(S)- aloesol, 8-C-glukosil-7-HAI-metil-(S)-aloesol, 8-
C-glukosil-7-HAI -metilaloediol, 8-C-glukosil-noreugenin,
isoaloeresin D, isorabaichromone, neoaloesin A
Enzim Alkaline phosphatase, amilase, karboksipeptidase, katalase,
siklooksidase, siklooksigenase, lipase, oksidase,
fosfoenolpiruvat karboksilase, superoksida dismutase
Senyawa anorganik Kalsium, klorin, kromium, tembaga, besi, magnesium,
mangan, kalium, fosfor, natrium, seng

Senyawa organik dan Asam arakidonat, γ-asam linolenat, steroid (campestrol,


lemak kolesterol, β-sitosterol), trigliserida, triterpenoid, giberilin,
lignin, kalium sorbat, asam salisilat, asam urat
Asam amino essensial Alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, glisin,
dan non essensial histidin, hidroksiprolin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalanin, prolin, treonin, tirosin, valin
Protein Lektin, zat mirip lektin mannose, glukosa,
Sakarida Selulosa, glukosa, manosa, naldopentosa, amilase,
karboksipeptidase, katalase, siklooksidase, lipase
oksidase, mannan asetat (acemannan), glukomanan,
glikomanan asetat, galaktogalakturan, glucogalactomannan,
galactoglucoarabinomannan
Vitamin B1, B2, B6, C, β-karoten, kolin, asam folat, α-tokoferol

Beberapa penelitian menyatakan konsentrasi Aloe vera gel yang digunakan mulai
dari 2,5%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 80%, 98% dan 100% (13,18,20,21,25,26).
Penelitian yang dilakukan oleh Jain, dkk (2016) menunjukkan bahwa Aloe vera gel
ditemukan efektif melawan bakteri gram positif dan gram negative. Aloe vera gel
dengan konsentrasi yang lebih tinggi (50% dan 100%) menunjukkan sifat antibakteri
yang tinggi sedangkan pada konsentrasi yang lebih rendah (12,5% dan 25%) tidak
ada efek terhadap bakteri. Obat standar juga digunakan untuk membandingkan sifat
antibakteri dari Aloe vera gel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Aloe
vera gel yang lebih tinggi (100%, 50%) memiliki zona hambat yang sebanding
dengan Ofloxacin (5mcg) dan Ciprofloxacin (30mcg) (13).
Penelitian Bhat (2011) Aloe vera gel yang diaplikasikan di lokasi uji selama 3
bulan menghasilkan pengurangan pocket depth (PD), indeks gingiva (GI) dan indeks
plak (PI) yang signifikan jika dibandingkan dengan lokasi kontrol, hal ini dapat
dikaitkan dengan sifat antiinflamasi, antibakteri dan penyembuhan luka.
Karboksipeptidase, barbaloin dan aloe emodin dalam Aloe vera memiliki sifat sintesis
anti-prostaglandin yang baik dan senyawa penghambat oksidasi asam arakidonat,
yang dapat mengurangi peradangan. Penurunan indeks gingiva dapat dikaitkan
dengan adanya sterol sebagai agen antiinflamasi dan lupeol sebagai analgesik
antiseptik. Indeks plak rendah yang diamati pada subjek ini dapat dijelaskan oleh
fakta bahwa Aloe vera adalah antibakteri yang baik (27). Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Moghaddam, dkk (2017) selama 2 bulan dengan konstentrasi
98% menyatakan bahwa Aloe vera gel tidak berpengaruh pada penurunan plak indeks
dan penurunan plak indeks mungkin karena efek SRP dan sikat gigi (25).
Penelitian Abdelmonem (2014) selama 3 minggu dengan Aloe vera gel
konsentrasi 100% menghasilkan pengurangan unit pembentuk koloni dari
Porphorymonas gingivalis dan Prevotella intermedia. Temuan dengan pengurangan ini
dapat menjadi hasil dari efek anti-mikroba dari antrakuinon seperti aloe emodin, asam
aloetic, aloin, anthracine, anthranol, barbaloin, asam chrysophanic, minyak ethereal,
isobarbaloin, dan resistannol (20). Penelitian Singh, dkk (2019) selama 3 bulan dengan

Aloe vera gel konsentrasi 80% menghasilkan penurunan pocket depth (PD), clinical

attachment loss (CAL), sulcus bleeding index (SBI) dan meningkatnya status
antioksidan total sebanyak 69,03% (21).
Hal ini serupa dengan penelitian Hermanto, dkk (2018) selama 3 bulan yang
melaporkan pocket depth (PD), dan clinical attachment loss (CAL) yang berkurang
secara signifikan saat Aloe vera gel digunakan sebagai bahan tambahan saat scaling
dan root planning. Penurunan PD dan CAL merupakan indikator penyembuhan jaringan
periodontal paska terapi pada fase remodelling dan matrix formation yang terjadi mulai
hari ke-20 hingga hari ke-90 paska terapi periodontal. Pada fase tersebut terjadi
proliferasi dan migrasi fibroblas yang kemudian merangsang sintesis kolagen dan
matriks ekstraseluler. Fibroblas dan kolagen yang terbentuk pada jaringan periodontal
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan jaringan sehingga meningkatkan
tahanan jaringan terhadap tekanan probing yang secara klinis tampak dengan
berkurangnya PD dan CAL (28).
Temuan serupa juga dilaporkan oleh Singh, dkk (2016) bahwa terjadi
pengurangan gingiva indeks dan plak indeks dengan Aloe vera gel dan metronidazol
sebanding dan menunjukkan peningkatan yang serupa dan tidak signifikan yang
menunjukkan bahwa Aloe vera, menunjukkan manfaat yang sama dibandingkan
dengan agen kemoterapi metronidazol. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Karena
hasil dari kedua kelompok uji sebanding, aplikasi lokal dari Aloe vera gel dapat menjadi
pengganti herbal yang efektif dan terjangkau untuk metronidazol (17).
Penelitian oleh Agrawal, dkk (2019) selama 1 bulan ditemukan adanya
penurunan yang signifikan pada PD, GI dan PI. Peningkatan PD dianggap sebagai efek
aloin pada matrix metalloproteinase (MMPs). Dua jenis gelatinase, MMP-2 dan MMP-9,
dapat efektif pada kerusakan jaringan yang berhubungan dengan periodontitis. Aplikasi
Aloe vera di lokasi pengujian menyebabkan pengurangan MMP-2 & MMP-9 yang
memperhitungkan efek menguntungkannya dalam terapi periodontal (19). Hal serupa
juga dilaporkan Aloe vera dapat mengurangi plak indeks dan pendarahan gingiva (29).
Hasil penelitian Dodwad dan Arora (2011) menunjukkan perbaikan yang signifikan
dalam semua parameter klinis dengan peningkatan maksimum pada skor plak dan
gingiva (30).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil scoping review, didapatkan bahwa Aloe vera gel dapat digunakan
sebagai adjuvant setelah scalling dan root planning pada perawatan periodontitis dan
efektif menurunkan parameter klinis seperti pocket depth (PD), indeks gingiva (GI),
indeks plak (PI), clinical attachment loss (CAL), sulcus bleeding index (SBI), dan
papillary bleeding index (PBI).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan scoping review ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andriani I. Efektivitas Antara Scaling Root Planing (Srp) Dengan Dan Tanpa
Pemberian Ciprofloxacin Per Oral Pada Penderita Periodontitis Effectiveness
Scaling Root Planing (Srp) With And Without Ciprofloxacin For Periodontitis
[Internet]. Vol. 1, Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva. 2012
Jul [cited 2021 May 5]. Available from:
https://journal.umy.ac.id/index.php/di/article/view/534
2. Mahalakshmi K, Krishnan P, Chandrasekaran SC, Panishankar KH, Subashini N.
Prevalence of Periodontopathic Bacteria in the Subgingival Plaque of a South
Indian Population with Periodontitis. J Clin Diagnostic Res [Internet]. 2012 [cited
2021 Nov 13];6(4):747–52. Available from: www.jcdr.net
3. Newman MG, Takei H, Carranza FA, Klokkevold PR. Carranza’s Clinical
Periodontology Ninth Edition. 2006 [cited 2021 Nov 15];1328. Available from:
http://www.amazon.com/Carranzas-Clinical-Periodontology-Michael-Newman/
dp/141602400X
4. Ehizele A, Akhionbare O. Effect of non-surgical periodontal therapy on the
concentration of volatile sulfur compound in mouth air of a group of Nigerian
young adults. Ann Med Health Sci Res. 2013;3(3):433.
5. Pinho M de N, Pereira LB, de Souza SLS, Palioto DB, Grisi MF de M, Novaes AB, et
al. Short-term effect of COX-2 selective inhibitor as an adjunct for the treatment
of periodontal disease-a clinical double-blind study in humans. Braz Dent J.
2008;19(4):323–8.
6. Reddy MS, Geurs NC, Gunsolley JC. Periodontal host modulation with
antiproteinase, anti-inflammatory, and bone-sparing agents. A systematic review.
Ann Periodontol. 2003;8(1):12–37.
7. Popova C, Mlachkova A. Gingival tissue il-1beta and pge2 levels in patients with
chronic periodontitis after additional therapy with non-steroidal anti-inflammatory
drugs. J IMAB - Annu Proceeding (Scientific Pap. 2010;16, book 4(2010):27–30.
8. Sahu PK, Giri DD, Singh R, Pandey P, Gupta S, Shrivastava AK, et al. Therapeutic
and Medicinal Uses of Aloe vera: A Review. Pharmacol & Pharm [Internet].
2013 Nov 8 [cited 2021 Nov 15];4(8):599–610. Available from:
http://www.scirp.org/Html/39281.html
9. Kala BS, Chauhan G, Disha N, Shobha P. Treatment of Periodental Disease. Int J
Pharm Sci Rev Res. 2015;33(2):126–36.
10. Jatnika A. Meraup laba dari lidah buaya. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2009.
11. Surjushe A, Vasani R, Saple D. Aloe vera: A short review [Internet]. Vol. 53,
Indian Journal of Dermatology. Indian J Dermatol; 2008 [cited 2021 May 22]. p.
163–6. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19882025/
12. Vogler BK, Ernst E. Aloe vera: A systematic review of its clinical effectiveness. Br J
Gen Pract [Internet]. 1999 [cited 2021 May 22];49(447):823–8. Available
from: /pmc/articles/PMC1313538/?report=abstract
13. Jain S, Rathod N, Nagi R, Sur J, Laheji A, Gupta N, et al. Antibacterial effect of
aloe vera gel against oral pathogens: An in-vitro study. J Clin Diagnostic Res.
2016;10(11):ZC41–4.
14. Fani M, Kohanteb J. Inhibitory activity of Aloe vera gel on some clinically isolated
cariogenic and periodontopathic bacteria. J Oral Sci [Internet]. 2012 [cited 2021
Nov 15];54(1):15–21. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22466882/
15. Parmar RS, Vashrambhai PH, Kalia K. Hepatoprotective Activity of Some Plants
Extract Against Paracetamol Induced Hepatotoxicity in Rats. J Herb Med Toxicol.
2010;4(2):101–6.
16. Yawale P, Thakare K, Wankhade S, … NR-J of A, 2020 undefined. Comparative
evaluation of clinical effectiveness of probiotics and aloe vera gel on periodontal
health: A Randomized Clinical Trial. jamdsr.com [Internet]. 2020 [cited 2021 Aug
26]; Available from: http://jamdsr.com/uploadfiles/46vol8issue12p193-
197.20210117102428.pdf
17. Singh HP, Muzammil, Sathish G, Babu K, Vinod K, Rao H. Comparative study to
evaluate the effectiveness of aloe vera and metronidazole in adjunct to scaling
and root planing in periodontitis patients. ispcd.org [Internet]. 2016 [cited 2021
Aug 26];8(3):374–7. Available from:
http://www.ispcd.org/userfiles/rishabh/V8I3/V8I3A13.pdf
18. Shireen N, Kumar C. The Effect of Aloe Vera in Patient with Chronic Periodontitis.
Pakistan J Med Dent [Internet]. 2018 [cited 2021 Aug 26];7(04). Available from:
http://ojs.zu.edu.pk/ojs/index.php/pjmd/article/view/136
19. Agrawal C, Parikh H, Virda R, Duseja S, Shah M, Shah K. Effects of Aloe Vera Gel
As An Adjunctive Therapy In The Treatment of Chronic Periodontitis – A
Randomized Clinical Trial. World J Adv Sci Res. 2019;2(1):154–68.
20. Abdelmonem HM, Khashaba OH, Al-Daker MA, Moustafa MD. Effects of aloe vera
gel as an adjunctive therapy in the treatment of chronic periodontitis: A clinical
and microbiologic study. 2014 [cited 2021 Aug 26];1(3):11–9. Available from:
http://dentfac.mans.edu.eg/files/english/pdf/mjd/2014_1(3)/3__Habiba.pdf
21. Singh P, Jain M, Saxena V, Sharva V, Boddun M, Jain N. Evaluation of local –
delivery system containing 80% aloe vera gel used as an adjunct to scaling and
root planning in chronic periodontitis: A clinical study. Dent Oral Maxillofac Res.
2019;5(4):1–5.
22. Hamman JH. Composition and applications of Aloe vera leaf gel. Molecules
[Internet]. 2008 Aug [cited 2021 Nov 29];13(8):1599–616. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18794775/
23. Misawa E, Tanaka M, Nomaguchi K, Yamada M, Toida T, Takase M, et al.
Administration of phytosterols isolated from Aloe vera gel reduce visceral fat mass
and improve hyperglycemia in Zucker diabetic fatty (ZDF) rats. Obes Res Clin
Pract [Internet]. 2008 Dec [cited 2021 Nov 29];2(4):239–45. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24351850/
24. Shelton RM. Aloe vera. Its chemical and therapeutic properties. Int J Dermatol
[Internet]. 1991 [cited 2021 Nov 30];30(10):679–83. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/1823544/
25. Moghaddam AA, Radafshar G, Jahandideh Y, Kakaei N. Clinical Evaluation of
Effects of Local Application of Aloe vera Gel as an Adjunct to Scaling and Root
Planning in Patients with Chronic Periodontitis. J Dent (Shiraz, Iran) [Internet].
2017;18(3):165–72. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29034270%0Ahttp://www.pubmedcentral.
nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC5634355
26. Deepu S, Kumar K, Nayar B. Efficacy of Aloe vera Gel as an Adjunct to Scaling
and Root Planing in Management of Chronic localized Moderate Periodontitis: A
Randomized Clinical Trial. IjocrwebCom [Internet]. 2018;6(2):49–53. Available
from: http://www.ijocrweb.com/pdf/2018/April-June Supplementary/12_DR
DEEPU KERALA_OA.pdf
27. Bhat G, Kudva P, Dodwad V. Aloe vera: Nature’s soothing healer to periodontal
disease. J Indian Soc Periodontol. 2011;15(3):205–9.
28. Hermanto NR, Syaify A, Sudibyo. Pengaruh Aplikasi Gel Aloe Vera Sebagai Bahan
Tambahan Scaling Dan Root Planing Terhadap Penyembuhan Jaringan
Periodontal Pada Perawatan Periodontitis Kronis. J Kedokt Gigi. 2015;6(3):307–
14.
29. Martíınez CC, Gómez MD, Oh MS. Use of traditional herbal medicine as an
alternative in dental treatment in mexican dentistry: A review. Pharm Biol.
2017;55(1):1992–8.
30. Dodwad V, Arora K. Effects of Aloe vera gel, Aloe vera irrigation in treatmentof
chronic periodontitis-A clinico-microbiological study. researchgate.net [Internet].
2011 [cited 2021 Aug 26];34(1). Available from:
https://www.researchgate.net/profile/Suresh-Veerabhadrappa/publication/
270160263_Unusual_presentation_Monostotic_fibrous_dysplasia_of_mandible/
links/54a19d890cf257a636037536/Unusual-presentation-Monostotic-fibrous-
dysplasia-of-mandible.pdf#page=43

Anda mungkin juga menyukai