Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS 2

MODUL 3 ORAL MEDICINE

“REKUREN HERPES LABIALIS”

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik


Pada Bagian Oral Medicine

Disusun Oleh :
JI ALFINNANDES
21100707360804084

Dosen Pembimbing :

drg. Abu Bakar, M.MedEd, Ph.D

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2023
Halaman Depan
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Ji Alfinnandes
NPM : 21100707360804084

Telah disetujui Laporan kasus yang berjudul :

“REKUREN HERPES LABIALIS”


Untuk Memenuhi Syarat dalam Melengkapi Kepanitraan Klinik di Bagian
Oral Medicine

Padang, Maret 2023


Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing

(drg. Abu Bakar, M.MedEd, Ph.D)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus 2 dengan
topik ” REKUREN HERPES LABIALIS ” untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul Oral Medicine.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Abu Bakar, M.MedEd, Ph.D
selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai
pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu.
Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.

Padang, Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................7
1.1 Latar Belakang..........................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
2.1 Definisi Herpes labialis rekuren..............................................................9
2.2 Etiologi dan patofisiologi Herpes labialis rekuren...................................9
2.3 Gambaran Klinis Herpes labialis rekuren.................................................9
2.4 Diagnosis Banding Herpes labialis rekuren...........................................10
2.5 Penataksanaan Herpes labialis rekuren..................................................11
BAB III LAPORAN KASUS...............................................................................12
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pemeriksaan...........................................................................................12

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Gambaran klinis Herpes labialis rekuren (Ganesha et al., 2021).....10

vi
7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Herpes labialis rekuren merupakan penyakit infeksi virus herpes simpleks


atau bentuk rekuren dari infeksi herpes simpleks. Penyakit ini disebabkan oleh
reaktivasi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) laten yang dapat menimbulkan
lesi di rongga mulut dan orofaring. Pada infeksi ini, virus bermigrasi ke ganglion
saraf trigeminal, virus ini dapat tetap laten namun dapat distimulasi untuk
mengaktifkan kembali yang diakibatkan berbagai keadaan, seperti lingkungan,
stress, paparan sinar matahari, suhu ekstrim, radiasi sinar ultraviolet,
immunosuppression, atau trauma. Biasanya herpes labialis rekuren ini lebih sering
terjadi pada pasien immunocompromised (Tovaru et al., 2011).

Herpes labialis memiliki prevalensi mencapai 33% di seluruh dunia, 15-45%


terjadi pada orang dewasa dan memiliki kecenderungan untuk menurun seiring
pertambahan usia. Prevalensi antara pria dan wanita sama rata (Ganesha et al.,
2020).

Penularan virus herpes dapat terjadi akibat kontak mukokutaneus dengan


sekret dari mulut maupun pada cairan tubuh penderita. Infeksi herpes disebabkan
oleh HSV-1 dan HSV-2 dengan sifat biologis dan serologis yang berbeda. HSV-1
bertanggung jawab terhadap mayoritas kasus infeksi mulut, faring dan dermatitis
di atas pinggang. Sedangkan HSV-2 disebut dalam mayoritas infeksi genitalia,
infeksi pada bayi yang baru lahir, dan dermatitis di bawah pinggang (Suniti &
Setiadhi, 2018).

Infeksi HSV ditandai dengan adanya lesi khas vesikoulseratif pada oral
dan atau perioral. Gejala prodromal berupa demam, sakit kepala, malaise, dan
muntah disertai rasa tidak nyaman di mulut. Pada satu sampai dua hari setelah
gejala prodromal, timbul lesi berupa vesikel-vesikel kecil bergerombol dimukosa
mulut, berdinding tipis yang dikelilingi oleh peradangan. Vesikel cepat pecah,
kemudian mengalami ulserasi dan membentuk keropeng atau krusta. Lesi dapat
8

mengenai seluruh bagian di mukosa mulut. Selama berlangsungnya penyakit,


vesikel dapat bersatu menjadi lesi yang lebih besar dengan tepi tidak teratur
(Lugito & Pradono, 2014).

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan gambaran klinis. Infeksi


HSV biasanya membatasi diri dengan jangka waktu sekitar 2 minggu, dan
biasanya hanya membutuhkan perawatan kausatif dan suportif (Marlina &
Soebadi, 2013).

Tujuan dibuatnya laporan kasus ini adalah agar dokter gigi dapat menegakkan
diagnosa dengan tepat dan melaporkan penatalaksaan pasien herpes labialis
rekuren.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Herpes labialis rekuren?
2. Apa etiologi dan patofiologi Herpes labialis rekuren?
3. Bagaimana gambaran klinis Herpes labialis rekuren?
4. Apa diagnosis banding dari Herpes labialis rekuren?
5. Bagaimana penatalaksanaan Herpes labialis rekuren?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan mengalisis definisi Herpes labialis rekuren?
2. Mengetahui dan mengalisis etiologi dan patofisiologi Herpes labialis
rekuren?
3. Mengetahui dan mengalisis gambaran klinis Herpes labialis rekuren?
4. Mengetahui dan mengalisis diagnosis banding dari Herpes labialis rekuren?
5. Mengetahui dan mengalisis penatalaksanaan Herpes labialis rekuren?
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Herpes labialis rekuren

Herpes labialis rekuren merupakan penyakit infeksi


virus herpes simpleks atau bentuk rekuren dari infeksi
herpes simpleks. (Ganesha et al., 2021).

2.2 Etiologi dan patofisiologi Herpes labialis rekuren

Penyakit ini disebabkan oleh reaktivasi virus herpes


simpleks tipe 1 (HSV-1) laten yang dapat menimbulkan
lesi di rongga mulut dan orofaring. Pada infeksi ini, virus
bermigrasi ke ganglion saraf trigeminal, virus ini dapat
tetap laten namun dapat distimulasi untuk mengaktifkan
kembali yang diakibatkan berbagai keadaan, seperti
lingkungan, stress, paparan sinar matahari, suhu ekstrim,
radiasi sinar ultraviolet, immunosuppression, atau
trauma.1,2 Biasanya herpes labialis rekuren ini lebih sering
terjadi pada pasien immunocompromised (Tovaru et al.,
2011).

Penularan virus herpes dapat terjadi akibat kontak


mukokutaneus dengan sekret dari mulut maupun pada
cairan tubuh penderita. Infeksi herpes disebabkan oleh
HSV-1 dan HSV-2 dengan sifat biologis dan serologis
yang berbeda. HSV-1 bertanggung jawab terhadap
mayoritas kasus infeksi mulut, faring dan dermatitis di
atas pinggang. Sedangkan HSV-2 disebut dalam mayoritas
infeksi genitalia, infeksi pada bayi yang baru lahir, dan
dermatitis di bawah pinggang (Bhateja, 2017).
10

2.3 Gambaran Klinis Herpes labialis rekuren

Gambaran klinis herpes labialis adanya vesikel


berkelompok dalam waktu 24 jam, pecah, terjadi erosi
superfisial, kemudian ditutupi krusta. Nyeri dan rasa tidak
nyaman terjadi pada beberapa hari pertama, kemudian lesi
sembuh dalam waktu kurang dari 2 minggu tanpa jaringan
parut. Pelepasan virus terus berlangsung 3–5 hari setelah
lesi sembuh (Ganesha et al., 2021).

Gambar 2. 1 Gambaran klinis Herpes labialis rekuren (Ganesha et al., 2021).


2.4 Diagnosis Banding Herpes labialis rekuren
Diagnosis banding dari herpes labialis pada pasien ini
adalah herpes zoster dan eritema multiform. Gambaran
klinis dan predileksi tempat lesi muncul didapat
kemiripan. Berikut dijelaskan ke dalam tabel tentang
perbedaan kedua lesi tersebut (Lugito & Pradono, 2014).
Herpes Zoster Eritema Multiform

Definisi Infeksi virus yang bersifat Penyakit akut atau subakut


self-limiting (Kinasih & yang bersifat self-limiting
Mira, 2015). (Piliang et al., 2022).
Etiologi Reaktivasi virus varicella Belum diketahui secara
zoster (Kinasih & Mira, pasti (Piliang et al., 2022).
2015).
Gambaran Vesikel berkelompok yang Lesi khas yaitu lesi target
klinis berkembang setelah tiga (Piliang et al., 2022).
hari menjadi pustula dan
ulser (Kinasih & Mira,
2015).
11

Perawatan Analgesik dan sedativ Steroid sistemik (Piliang et


untuk meredakan nyeri al., 2022).
(Kinasih & Mira, 2015).

2.5 Penataksanaan Herpes labialis rekuren

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan


gambaran klinis. Infeksi HSV biasanya membatasi diri
dengan jangka waktu sekitar 2 minggu, dan biasanya
hanya membutuhkan perawatan kausatif dan suportif
(Kinasih & Mira, 2015).

Terapi kausatif dengan pemberian obat acyclovir


cream 5%. Perawatan suportif yaitu pemberian Theragran
M sebagai imunomodulator untuk mendukung perbaikan
imunitas pasien sehingga diharapkan periode
penyembuhan menjadi lebih cepat dan frekuensi rekurensi
berkurang (Sari & Larasakti, 2021).
12

BAB III
LAPORAN KASUS

Seorang pasien pria berusia 36 tahun datang ke


RSGM dengan keluhan bibir atas bagian kiri terasa gatal
dan perih sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku 4 hari
yang lalu mengalami demam, seperti akan timbul
influenza, setelah itu muncul kemerahan pada bibir atas
bagian kiri. Lama kelamaan muncul tonjolan-tonjolan
berkelompok pada bibir atas kiri tersebut dan pecah
dengan sendirinya. Pasien pernah mengalami hal serupa
sebanyak 2 kali dalam setahun ini yang akhirnya sembuh
sendiri tanpa diobati. Pasien belum memeriksakan
penyakit pasien tersebut dan belum melakukan
pengobatan pada lesi tersebut. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi dan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung.

Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan


adanya pembengkakan ekstra oral. Tidak ada kelainan
pada kelenjar limfe submental, submandibula dan servikal.
Ditemukan krusta pada bibir atas kiri dengan bentuk tidak
beraturan berwarna merah kecoklatan berukuran 7mm x
4mm dengan tepi sekitar lesi berwarna merah, batas tepi
tidak beraturan, konsistensi kasar, tidak ada indurasi, gatal
saat palpasi. Pada pemeriksaan intraoral tidak ada
kelainan, namun kebersihan mulut pasien sedang.

REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI


A. Data Mahasiswa
13

Nama : Ji Alfinnandes
NPM : 21100707360804084
No RM : 12345678
Tanggal : 7 Maret 2023

B. Data Pasien
Nama : Bunga
TTL : 1 Januari 1990
NIK : 1234567890
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Minang
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status pernikahan : Menikah
Alamat : By pass
No Telepon : 1234567

Tabel 3.1 Pemeriksaan

No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


1. Pemeriksaan Subjektif Keluhan Utama Bibir atas bagian kiri terasa gatal dan perih
sejak 3 hari yang lalu
Keluhan Tambahan O:-
L:-
D:-
C:-
A:-
R:-
T:-
Riwayat Dental Sudah pernah ke drg sebelumnya
Riwayat Medis Belum pernah dirawat di RS
Riwayat Keluarga Tidak ada keluarga yang memilki keluhan
serupa
Riwayat Sistemik Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
2. Pemeriksaan Objektif Intraoral Terlihat ukuran lidah yang lebih besar dari
normal.
14

3. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan


4. Diagnosa Herpes labialis rekuren
5. Diagnosa Banding Herpes zoster dan eritema multiform.
6. Rencana Perawatan acyclovir cream 5% dan Theragran M sebagai
imunomodulator
7. Prognosa Baik
BAB IV
KESIMPULAN

Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah infeksi


umum yang paling sering melibatkan mukosa oral atau
bibir (herpes labialis). Faktor predisposisi pada kasus ini
adalah penurunan daya tahan tubuh. Penatalaksanaan
kasus ini mencakup terapi kausatif berupa pemberian
Acyclovir krim yang menunjukkan respon yang sangat
baik dan terapi suportif berupa pemberian multivitamin
sebagai imunomodulator yang mendukung perbaikan
sistem imun sehingga frekuensi rekurensi dapat dikurangi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bhateja, S. (2017). Recurrent Intraoral Herpes (RIH) Infection – A Case Report.


Biomedical Journal of Scientific & Technical Research, 1(3), 549–551.
https://doi.org/10.26717/bjstr.2017.01.000241
Ganesha, R., Sari, R. K., & Putra, N. G. J. (2021). Management of Herpes
Labialis Triggered By Stress. Interdental Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG),
17(2), 56–62. https://doi.org/10.46862/interdental.v17i2.2966
Ganesha, R., Setyaningtyas, D., Savitri E, D., Hadi, P., & Israyani, I. (2020).
Tatalaksana Recurrent Intra Oral Herpes Disertai Candidiasis Yang Dirujuk
Oleh Dermatologist. Interdental Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG), 16(1), 19–
23. https://doi.org/10.46862/interdental.v16i1.794
Kinasih, L. A., & Mira, D. I. (2015). Studi Retrospektif: Karakteristik Pasien
Herpes Zoster. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin, 27(3), 211–217.
https://www.e-jurnal.com/2018/03/studi-retrospektif-karakteristik-
pasien.html
Lugito, M. D. H., & Pradono, S. A. (2014). Valacyclovir in the Management of
Recurrent Intraoral Herpes Infection. Journal of Dentistry Indonesia, 21(1).
https://doi.org/10.14693/jdi.v0i0.175
Marlina, E., & Soebadi, B. (2013). Penatalaksanaan infeksi herpes simpleks oral
rekuren Management of recurrent oral herpes simplex infection. Journal of
Dentomaxillofacial Science, 12(1), 28.
https://doi.org/10.15562/jdmfs.v12i1.345
Piliang, A., Nasution, D., & Hidayat, W. (2022). Eritema Multiforme Terkait
Infeksi Virus Dan Alergi: Laporan Kasus. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah, 9(1), 44–52.
https://doi.org/10.33854/jbd.v9i1.972
Sari, N. D. A. M., & Larasakti, E. D. (2021). Transmisi Dan Reaktivasi Virus
Herpes Simpleks Tipe 1 (Laporan Kasus). Jurnal Kesehatan Gigi Dan Mulut
(JKGM), 3(1), 1–6. https://doi.org/10.36086/jkgm.v3i1.661

16
Suniti, S., & Setiadhi, R. (2018). <p>Infeksi herpes simpleks virus 1 rekuren
dengan faktor predisposisi stres emosional</p><p>Recurrent herpes simplex
virus 1 infection with predisposing factors of emotional stress</p>. Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 30(3), 207.
https://doi.org/10.24198/jkg.v30i3.17964
Tovaru, S., Parlatescu, I., Tovaru, M., Cionca, L., & Arduino, P. G. (2011).
Recurrent intraoral HSV-1 infection: A retrospective study of 58
immunocompetent patients from Eastern Europe. Medicina Oral, Patologia
Oral y Cirugia Bucal, 16(2). https://doi.org/10.4317/medoral.16.e163

17

Anda mungkin juga menyukai