Anda di halaman 1dari 21

KLIPING

POKJA III
BIDANG TATA LAKSANA RUMAH TANGGA

TP. PKK DESA GEMANTAR


TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

PGN Usul Pemberian Insentif untuk Harga Gas Pelanggan Rumah Tangga

Termahal Selama 10 Tahun! Harga Cabai Rawit Merah di Sragen Tembus Rp87.000/Kg

Diskon Tarif Listrik PLN 50 Persen Sampai Juni 2021, Simak 5 Ketentuannya

kala Ramadan, Simak Saran Pakar

Ibu Rumah Tangga Ingin Bekerja Lagi, Pertimbangkan Hal Ini


TEMPO.CO - RABU, 27 JANUARI 2021

PGN Usul Pemberian Insentif untuk Harga Gas Pelanggan Rumah


Tangga

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN mengusulkan insentif


harga gas bumi dari hulu untuk pelanggan rumah tangga yang disalurkan melalui infrastruktur
jaringan gas rumah tangga. 
Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan pihaknya meminta dukungan pemerintah
untuk memberikan harga gas di sektor hulu dari US$4,7 per MMbtu menjadi US$2 per
MMbtu.

"Kami mengharapkan US$2 per MMbtu untuk gas rumah tangga sehingga keekonomian lebih
baik. Penetapan harga jual gas yang memperhatikan tingkat keekonomian jargas," katanya
dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu 27 Januari 2021.

Menurutnya, insentif perlu diberikan seperti halnya yang dilakukan pemerintah dalam
menetapkan harga gas hulu untuk kebutuhan industri.

Dalam hal tersebut, PGN telah menerima harga gas di sektor hulu sebesar US$4 per MMbtu
untuk implementasi aturan itu. Pasalnya, ada beberapa aset jargas yang belum bisa
dioptimalkan karena keekonomian yang belum memenuhi kriteria.

Harapannya, dengan pemberian harga tetap itu bisa lebih mendorong program tersebut. "Kami
harapkan fixed price karena ini memberi kepastian karena sumber gas domestik sehingga
memudahkan kami untuk perencanaan," ungkapnya.
Adapun, pada 2021 emiten berkode saham PGAS itu berencana membangun sebanyak 230.776
sambungan rumah (SR). Secara rinci, 130.776 SR dibangun menggunakan anggara APBN,
50.000 SR dibangun oleh BUMN, dan 50.000 SR dibangun menggunakan skema KPBU.
Sementara itu, pada 2022 bertambah sebanyak jumlah jargas yang dibangun PGN akan
meningkat menjadi 1,28 juta SR, 2023 bertambah sebanyak hingga 1,2 juta, dan pada 2024
bertambah sebanyak 1,2 juta SR. "Jika role model bisnis ini berhasil, 2022 1,2 juta SR dan
terus di tahun 2024 sehingga target 4,1 juta SR di 4 tahun ke depan bisa terpenuhi,"
ungkapnya.
SoloPos - Minggu, 28 Februari 2021

Termahal Selama 10 Tahun! Harga Cabai Rawit Merah di Sragen


Tembus Rp87.000/Kg

Solopos.com, SRAGEN – Harga cabai rawit merah atau srat di Pasar Bunder Sragen, Jawa
Tengah, mencapai Rp87.000-Rp88.000/kg per Minggu (28/2/2021). Harga cabai rawit itu naik
terus sampai Rp5.000/hari.
Tingginya harga cabai rawit sret itu disebabkan terbatasnya stok barang karena banyak petani
yang gagal panen saat musim penghujan.
Pedagang cabai asal Puro Asri, Karangmalang, Sragen, Sarjito, 41, menjual cabai rawit sret di
harga Rp87.000/kg per Minggu pagi. Sarjito menjual cabai rawit merah dengan harga
Rp82.000/kg pada Sabtu (27/2/2021). Artinya, dalam sehari harga cabai rawit serat naik sampai
Rp5.000/kg.
“Naiknya harga itu setiap hari. Hari ini [Minggu] naik Rp5.000/kg. Besok masih memungkinkan
naik karena barang semakin terbatas. Pasokan barang dari petani tidak mencukupi kebutuhan
pasar karena banyak petani yang gagal panen,” ujar Sarjito saat ditemui Solopos.com, Minggu.
Sarjito mengaku mendapatkan cabai rawit serat itu dari Mojokerto, Jawa Timur. Dia mengatakan
cabai Mojokerto itu ternyata juga memasok pedagang di Solo, Ngawi, Purwodadi, dan Sragen.
Melambungnya harga cabai rawit merah itu membuat daya beli masyarakat menurun. Sarjito
biasanya bisa menghabiskan 2-2,5 kuintal per hari tetapi selama harga tingi maksimal hanya bisa
menghabiskan satu kuintal saja.
“Pelanggan yang biasanya beli 10 kg karena harga mahal hanya membeli 3 kg. Dengan
meningkatnya harga cabai rawit sret maka harga cabai lainnya ikut naik. Cabai merah besar itu
bisanya Rp22.000/kg naik menjadi Rp35.000/kg atau ada yang Rp40.000/kg. Cabai merah
tampar stabil di harga tinggi Rp45.000/kg. Cabai rawit hijau Rp38.000/kg. Harga di pasar desa
untuk cabai rawit sret itu bisa sampai Rp100.000/kg,” ujarnya.
Sarjito mencatat sejak 2011 sampai 2021 ini atau 10 tahun terakhir harga cabai rawit serat
Rp87.000/kg itu tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir. Dia mengatakan biasanya harga tertinggi
di Rp80.000/kg tetapi harga sekarang cenderung mendekati angka Rp90.000/kg.
Seorang pedagang pengecer cabai rawit merah, Suparti, menjual cabai jenis sret dengan harga
Rp95.000/kg. Dia menyebut harga cabai itu terus naik dari semula Rp68.000/kg menjadi
Rp95.000/kg. Suparti mencari cabai rawit serat itu dengan memburu ke wilayah Karangpandan
dan daerah lainnya.
Pedagang cabai asal Karanggede, Boyolali, Yuli, 44, menjual harga cabai rawit sret antara
Rp87.000-Rp88.000/kg. Dia menjual ke bakul dengan harga Rp85.000/kg karena dijual lagi.
Yuli menyiasati tingginya harga dengan mencampur cabai rawit sret dengan cabai rawit biasa
agar harga bisa terjangkau.
“Kalau harga cabai rawit serat murni bisa di atas Rp90.000/kg. Saya bisa jual Rp87.000/kg itu
terpaksa saya campur dengan cabai rawit biasa agar bisa terjangkau pembeli. Soalnya daya beli
masyarakat anjlok sampai 50% karena harga tinggi itu. Biasanya saya bisa 1 ton per hari
sekarang tinggal 5 kuintal per hari,” jelasnya.
Yuli mencari cabai rawit merah sampai ke Mojokerto, Tuban, Banyuwangi, dan Blitar. Dia
mengatakan musim penghujan ini banyak petani cabai di Jawa Timur gagal panen sehinga
barang manjadi terbatas.
“Petani di Banyuwangi itu 50% petani gagal panen sehingga tidak bisa memasok barang ke
pedagang,” tuturnya.

Tempo.co - Rabu, 10 Maret 2021


Diskon Tarif Listrik PLN 50 Persen Sampai Juni 2021, Simak 5
Ketentuannya

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN kembali memberi


diskon tarif listrik  bagi para pelanggan pada triwulan II 2021, yaitu dari April sampai Juni.
Tapi kali ini, diskonnya berkurang separuh dari triwulan I 2021 yang sampai 100 persen.

"Pemerintah terus berkomitmen memberikan stimulus," Direktur Jenderal Ketenagalistrikan


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, dalam keterangan
tertulis di Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.

Menurut Rida, pihaknya sudah berkirim surat ke PLN sebagai petunjuk pemberian stimulus
ini. Berikut rincian stimulus dalam surat tersebut:

1. Pelanggan 450 VA
Diskon diberikan untuk pelanggan 450 VA golongan rumah tangga, bisnis kecil, dan industri
kecil. Diskon 50 persen diberikan saat pembayaran tagihan (pasca bayar) atau pembelian token
(pra bayar).
2. Pelanggan 900 VA

Diskon diberikan untuk pelanggan golongan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi. Diskon
diberikan sebesar 25 persen saat pembayaran tagihan (pasca bayar) atau pembelian token (pra
bayar) di periode April hingga Juni 2021.

3. Pelanggan 1.300 VA

Selain itu, ada juga pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum sebesar 50 persen.
Ini berlaku bagi pelanggan PLN dengan pemakaian nergi listrik di bawah ketentuan rekening
minimum (40 jam nyala).

Ini berlaku untuk pelanggan 1.300 VA ke atas dengan golongan sosial, bisnis, dan industri.
Nantinya, pelanggan ini tetap membayar sesuai penggunaan energi listriknya.

4. Pelanggan Golongan Khusus


Selanjutmnya, Kementeruian ESDM juga meminta PLN melakukan pembebasan penerapan
ketentuan rekening minimum sebesar 50 persen bagi pelanggan Golongan Layanan Khusus.
Ini disesuaikan dengan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL);

5. Biaya Abonemen
Selain diskon tarif listrik, PLN juga akan melakukan pembebasan biaya beban atau abonemen
sebesar 50 persen. Ini diberikan untuk pelanggan golongan sosial daya 220 VA, 450 VA, dan
900 VA. Kemudian, pelanggan golongan bisnis dan industri 900 VA.

Tempo.co - Jum’at, 30 April 2021


kala Ramadan, Simak Saran Pakar

Ilustrasi keluarga berbuka puasa Ramadan bersama di dalam rumah mereka di tengah wabah
Virus Corona di Jakarta. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Wisnu


Widjanarko, mengatakan Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk mengintensifkan
komunikasi keluarga.

"Bulan Ramadan selain tentunya sebagai momen ibadah, sesungguhnya merupakan momentum
ruang dan waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam keluarga," katanya.

Dosen Komunikasi Keluarga dan Psikologi Komunikasi FISIP Unsoed itu menjelaskan pada
Ramadan banyak momen spesial yang bisa dijalani dan juga dinikmati bersama keluarga.

"Ada momen spesial seperti saat sahur atau berbuka puasa yang dapat dijadikan kesempatan
untuk lebih intensif berinteraksi, saling berbagi cerita, dan juga mengeksplorasi komunikasi
antaranggota keluarga," ujarnya.

Bagi orang tua, kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendengarkan cerita, harapan,
atau keluh kesah anak-anak.

"Dengan demikian diharapkan anak akan semakin merasa lebih diperhatikan, dicintai, dan juga
dihargai, sementara bagi ayah dan ibu juga dapat menjadi momen yang tepat untuk memupuk
komunikasi yang akan bermuara pada upaya untuk semakin meneguhkan komitmen," kata
Wisnu.

Dia juga kembali mengingatkan pentingnya komunikasi keluarga dalam membentuk karakter


anak. "Komunikasi yang baik antaranggota keluarga akan menciptakan iklim rumah tangga yang
positif sehingga anak merasa nyaman dan betah di rumah," tuturnya.

Dia menjelaskan komunikasi yang kurang intensif rentan menyebabkan terjadinya disfungsi
komunikasi, baik antara ibu dan ayah ataupun orang tua dengan anak. "Disfungsi komunikasi
menjadikan kualitas rumah tangga menjadi rentan sehingga kondisi rumah tangga menjadi
kurang harmonis, iklim di rumah menjadi tidak nyaman, kebersamaan menjadi sesuatu yang
sulit terjadi, dan anak bisa merasa tidak happy di rumah," katanya.

Karena itu, komunikasi keluarga menjadi penting, misalnya mau saling mendengar, memahami
sudut pandang, dan menerima perbedaan. Membangun komunikasi keluarga terlihat sederhana
tapi tidak semudah membalik telapak tangan, harus menjadi pendengar yang baik dan saling
memahami dan mengayomi.
Tempo.co - Rabu, 12 Mei 2021

Ibu Rumah Tangga Ingin Bekerja Lagi, Pertimbangkan Hal Ini

TEMPO.CO, Jakarta - Buat ibu rumah tangga yang kangen aktivitas bekerja pasti akan


dilanda dilema dengan keputusan tersebut. Di satu sisi akan membantu perekonomian keluarga
dan menghapus kejenuhan, namun di sisi lain ada anak yang perlu dipikirkan.
Dilansir dari  Entrepreneur, sebanyak 87 persen orang Meksiko menganggap ketakutan akan
kegagalan sebagai rintangan terbesar yang menghalangi untuk berani memulai bisnis. Jadi,
yang menarik untuk memulainya bukan menghilangkan rasa takut tersebut, tapi apa yang akan
dilakukan dengan rasa takut tersebut. Berikut hal yang harus diperhatikan para ibu rumah
tangga untuk memulai bekerja lagi.
Usia anak
Aktivitas saat memiliki bayi yang baru lahir dan harus selalu disusui sama sekali berbeda
dengan aktivitas ketika anak berusia 4 tahun. Anak-anak tumbuh jauh lebih cepat daripada
yang terlihat. Jadi, penting untuk benar-benar mempertimbangkan tahap pengasuhan saat ini
dan berapa banyak waktu yang dapat didedikasikan untuk berwirausaha. Anda akan seperti
mengasuh dua bayi, yang satu dari daging dan darah dan yang lain dari produk dan penjualan.
Berbaik hati pada diri
Bekerja sebagai ibu menuntut konstruksi diri yang baik. Sangat penting untuk terlebih dulu
mempertimbangkan berteman dengan diri sendiri. Anda akan mengalami banyak momen kritis
di mana anak jatuh sakit, sekolah meminta pekerjaan pada menit-menit terakhir, atau tangan
anak patah dan harus dibawa ke rumah sakit, juga merawatnya secara khusus saat memiliki
persalinan penting. Hidup akan mengejutkan dalam jumlah alternatif yang dapat disajikan.
Dan jika memperlakukan diri dengan kasar, hanya akan membuatnya lebih kompleks.
Bersikaplah baik kepada diri sendiri. Dalam situasi kritis tanyakan pada diri apa yang
dibutuhkan dan urus itu.
Jaringan pendukung
Tanyakan pada diri sendiri siapa yang dapat diandalkan, seperti teman, tetangga, ibu , ayah,
saudara. Biarkan mereka mengetahui impian Anda, identifikasi apa yang diperlukan dan
kapan, komunikasikan dengan jelas, tanyakan apakah mereka bersedia dan jika ada yang
bilang tidak, jangan terjebak. Biarkan dan cari yang berikutnya. Semakin kuat, dekat, dan jelas
jaringan dukungan, semakin besar peluang untuk bertahan hidup dan sukses berwirausaha.
Kejelasan masa depan
Sangat penting untuk mengidentifikasi apa yang diinginkan sebagai hasil yang baik dari usaha
ini. Sebagian besar pengusaha gagal, statistik berbicara tentang 80 persen di tahun pertama, itu
karena mereka tidak jelas tentang masa depan. Luangkan waktu sejenak untuk melihat masa
depan. Lalu, bayangkan Anda sudah ada di sana. Siapa yang menemani? Bagaimana mengatur
waktu? Siapa yang merawat anak, untuk berapa lama? Apa yang terjadi jika Anda sukses?
Izinkan diri untuk bermimpi dan menjelaskan dan tanyakan pada diri apa yang sebenarnya
diinginkan. Dengan dasar ini, Anda akan siap untuk mewujudkan impian tersebut.
berita.depok.go.id - Rabu, 03 juni 2021

Cegah KDRT, Leuwinanggung Gelar Pelatihan

Pelatihan Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) Kelurahan Leuwinanggung


di Wisma Kinasih, Kecamatan Tapos. (Foto: istimewa)

berita.depok.go.id- Kelurahan Leuwinangung menggelar pelatihan Pencegahan Kekerasan


Dalam Rumah Tangga (PKDRT) di Wisma Kinasih, Kecamatan Tapos. Pelatihan tersebut
dilaksanakan selama dua hari, yaitu  21 -22 Juni 2021.

Kepala Seksi (Kasi) Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Kelurahan Leuwinanggung, Mujahidin


mengatakan, kegiatan ini diikuti sebanyak 45 peserta. Terdiri dari kader Posyandu, Posbindu,
Karang Taruna, pengurus RT-RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Satuan
tugas (Satgas) PKDRT Kelurahan Leuwinanggung.

"Kami juga menghadirkan narasumber dari Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Perempuan
dan Keluarga (DPAPMK) yang diwakili oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan
Pengarusutmaan Gender (PPPUG) DPAPMK Kota Depok, Bety Setyorini," tuturnya
kepada berita.depok.go.id, Rabu (23/06/21).

Mujahidin menjelaskan, pada pelatihan tersebut disampaikan materi tentang peraturan


perundang-undangan terkait KDRT, jenis KDRT. Selain itu, juga disampaikan materi penguatan
Satgas PKDRT Kelurahan Lewinangung, seperti tugas pokok dan fungsi Satgas, pemetaan
keluarga dan lingkungan rawan serta faktor-faktor yang menimbulkan KDRT.

"Jenis KDRT itu ada banyak. Di antaranya kekerasan fisik yaitu yang menimbulkan rasa sakit,
jatuh sakit, atau luka berat. Lalu, kekerasan psikis atau verbal  berupa kata-kata menyakitkan,
bentakan, penghinaan, ancaman, mempermalukan  pasangan, memanggil dengan sebutan tidak
pantas," jelasnya.

Lebih lanjut, ucapnya, kekerasan seksual yaitu perkosaan, pemaksaan hubungan seksual
terhadap  orang di lingkup rumah tangga, dan juga pemaksaan hubungan seksual dengan orang
lain untuk tujuan komersil atau tontonan.
Terakhir, kekerasan ekonomi atau penelantaran. Yaitu pembatasan atau larangan bekerja dan
beraktivitas, tidak memberikan uang yang cukup untuk keluarga, menelantarkan anggota
keluarga, menguras harta pasangan.

"Sejauh ini, belum ada kasus KDRT di Kelurahan Leuwinanggung. Semoga dengan ilmu yang
diperoleh dapat diaplikasikan para kader, satgas, RT, RW dalam PKDRT di wilayah kelurahan
Leuwinanggung," pungkasnya. (JD 09/ED 01/EUD02)
KBRN, Ambon - Rabu, 03 juli 2021

Juli 2021, Konsumsi Rumah Tangga di Maluku turun 0,05


persen

KBRN, Ambon : Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku,


diketahui jika Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Maluku pada juli 2021
mengalami sedikit penurunan yakni 0,05 persen. Penurunan dari 109,14 persen
pada Juni 2021 menjadi  109,08 persen pada Juli 2021.
Kepala BPS Maluku Asep Riyadi menjelaskan, penurunan IKRT disebabkan
oleh 2 (dua) kelompok pengeluaran mengalami deflasi , yaitu kelompok
pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau (-0,09 persen) dan perumahan,
air, listrik dan bahan bakar lainnya (-0,28 persen).
Sementara itu , kelompok pengeluaran yang  mengalami peningkatan IKRT 
atau inflasi yaitu kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki (0,25%),
perlengkapan , peralatan dan dan pemeliharaan rumah tangga (0,05%),
kesehatan (0,39%), transportasi (0,12%), informasi, komunikasi dan jasa
keuangan (0,02%), serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,11%).
Kelompok pengeluran lainnya seperti  rekreasi, olahraga dan budaya;
pendidikan; serta penyediaan makanan dan minuman restoran terpantau
stagnan.
Adapun 10 (sepuluh) komoditas yang mengalami penurunan harga sekaligus
memberikan andil terbesar terhadap penurunan Indeks Konsumsi Rumah
Tangga (IKRT) pada Juli 2021 di Maluku berturut-turut yaitu ikan tembang, ikan
cakalang, ikan layang, bawang putih, ikan selar, ikan ekor kuning, minyak tanah,
ikan tongkol, tahu mentah, dan buncis.
Sedangkan 10 (sepuluh) komoditas yang mengalami peningkatan harga dan
menghambat terjadinya penurunan IKRT di Maluku yaitu, cabai rawit, cabai
merah, beras, bawang merah, tomat buah, minyak goreng, rokok kretek filter,
cumi-cumi, rokok putih, dan kacang panjang.
KONTAN.CO.ID - Minggu, 08 Agustus
2021

Konsumsi rumah tangga pada kuartal III diperkirakan


tumbuh 2%-3%

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Economic and Law Studies (CELIOS)


memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal III-2021 hanya akan
berada di kisaran 2% hingga 3%. 

Ini lebih rendah dari realisasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal II-2021
yang sempat meroket di level 5,93% yoy. 

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, konsumsi rumah tangga ini


memang mengalami tekanan yang cukup kuat pada kuartal III-2021, seiring dengan
adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. 

Meski begitu, Bhima melihat sudah adanya pemulihan konsumsi rumah tangga akibat
pelonggaran PPKM darurat pada akhir Agustus 2021 dan awal September 2021. 
“Namun, pemulihannya cenderung terbatas. Bila dilihat, masyarakat masih ada jeda
keinginan untuk melakukan konsumsi atau belanja,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id,
Minggu (12/8). 

Salah satu masalahnya, masyarakat kelas menengah dan atas masih cenderung
menahan konsumsi dan cenderung menabung. Hal ini dengan menimbang kondisi
ekonomi terkini. 

Jadi, meski pelonggaran sudah dilakukan dan sejumlah pusat perbelanjaan sudah
beroperasi, masyarakat kelas menengah atas masih menimbang untuk membeli
barang-barang yang sifatnya tidak esensial. 

Kemudian, masyarakat kelas menengah bawah masih memiliki masalah terkait


perekonomian karena daya belinya masih tertekan. Jadi, meski ada pelonggaran, uang
masih belum cukup untuk membeli di luar kebutuhan pokok. 
Selain karena keinginan untuk membeli masyarakat kelas menengah atas masih
tertahan dan daya beli masyarakat kelas menengah masih tertekan, tidak ada
momentum pendorong konsumsi seperti kuartal II-2021 yang pada periode tersebut
ada momen Lebaran. 

Dengan melihat kondisi tersebut, plus mengingat kontribusi konsumsi rumah tangga
pada pertumbuhan ekonomi sangat besar, maka pertumbuhan ekonomi kuartal III-
2021 masih akan bergerak terbatas. 

Bhima pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 juga berada di


kisaran 2% hingga 3%. 
KONTAN.CO.ID - Minggu, 12 september 2021

PPKM menahan laju konsumsi rumah tangga


kuartal ketiga 202

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal ketiga 2021


diperkirakan lebih rendah dari capaian pada kuartal kedua 2021. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga 2021 di kisaran 2% hingga 3%. Angka
ini lebih rendah daripada capaian kuartal sebelumnya yang sebesar 5,93% yoy. 

Tertahannya konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga 2021 ini masih tak lepas dari imbas
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dimulai pada Juli 2021
hingga saat ini. 

“Karena PPKM Darurat ini cukup ekstensif. Namun, diharapkan saat ini kita mencapai titik
terendah, sehingga ke depan pertumbuhan bisa rebound,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id,
Minggu (12/9). 

Nah, mengingat konsumsi rumah tangga ini memegang porsi paling besar dalam komponen
pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, Riefky pun memperkirakan kinerja
pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 juga tak setinggi perekonomian kuartal II-2021. 

Perhitungannya, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 berada di kisaran 2% hingga 3%, atau
masih berada dalam teritori positif. Ini juga mendapat sumbangan dari faktor low base effect  di
tahun sebelumnya. 

Selain itu, meski konsumsi rumah tangga tumbuh tertahan, kontributor dalam pertumbuhan
ekonomi di kuartal ketiga 2021 datang dari belanja pemerintah. Mengingat, pemerintah
memberikan banyak stimulus pada kuartal III-2021 sebagai bantalan ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2021 diperkirakan berada di kisaran 3%-4%. Riefky
mengingatkan, pengendalian pandemi dan stimulus pemerintah masih menjadi kunci dari kinerja
perekonomian ke depan. 
CNN Indonesia - Jumat, 15 Oct 2021 2021

Daya Beli Petani hingga ART Naik pada


September 2021

BPS menyebut daya beli buruh tani, bangunan, potong rambut wanita, hingga asisten rumah tangga
(ART) meningkat pada September 2021. (ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar).

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan daya beli buruh tani atau
petani, bangunan, potong rambut wanita, hingga asisten rumah tangga (ART) meningkat pada
September 2021. Peningkatan daya beli didongkrak oleh pendapatan yang lebih tinggi dari
laju inflasi atau kenaikan harga kebutuhan pokok.
Kepala BPS Margo Yuwono mencatat daya beli buruh tani yang tergambar dari upah riil naik 0,25
persen dari Rp52.750 menjadi Rp52.882 per hari pada bulan lalu.

"Upah riil naik karena indeks konsumsi rumah tangga pada September kemarin deflasi, maka upah
buruh riilnya terjadi peningkatan," ujar Margo saat konferensi pers virtual, Jumat (15/10).

Lihat Juga :
Ekspor Batu Bara Naik 168 Persen saat China Krisis Listrik
Selain karena penurunan harga kebutuhan pokok, daya beli buruh tani meningkat lantaran upah
nominal yang menggambarkan pendapatan terkerek. Tercatat upah nominal naik 0,11 persen dari
Rp56.902 menjadi Rp56.962 per hari.

"Upah nominal buruh tani tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Utara Rp73.872 per hari,
sedangkan yang terendah ada di Yogyakarta Rp31.891 per hari," jelasnya.

Powered by AdSparc
Selain buruh tani, BPS juga mencatat ada kenaikan daya beli buruh bangunan, yaitu sebesar 0,05
persen menjadi Rp85.630 per hari. Hal ini terjadi karena pendapatan mereka naik 0,01 persen
menjadi Rp91.226 per hari.

Lihat Juga :
Impor Jagung Rp401,45 M Masuk RI pada September 2021
Begitu juga dengan buruh potong rambut wanita, di mana upah nominal naik 0,06 persen menjadi
Rp29.155 per kepala dan upah riil tumbuh 0,1 persen menjadi Rp27.367 per kepala.

Tak ketinggalan dengan para ART. Upah riil mereka naik 0,13 persen menjadi Rp399.624 per bulan
dan upah nominal meningkat 0,09 persen menjadi Rp425.736
CNN Indonesia - Jumat, 15 Oct 2021 2021

Kuartal III-2021, Konsumsi Rumah Tangga Hanya


Tumbuh 1,03%

Jumat, 5 November 2021 | 12:13 WIB


Arnoldus Kristianus (arnoldus.kristianus@beritasatumedia.com)

JAKARTA, investor.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2021 secara year on year (YOY) hanya
mencapai 1,03%. Angka ini lebih rendah dari kuarta II- 2021 yang pada saat itu tumbuh 5,96%.
”Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03% mengalami perlambatan kalau dibandingkan dengan
kuartal II yang tumbuhnya 5,96%,” ucap Margo dalam telekonferensi pers di Kantor BPS pada
Jumat (5/11).

Bila dilihat dari keseluruhan sumber pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran konsumsi
rumah tangga ini memberikan sumbangsih sebesar 0,55%

Beberapa faktor yang mendorong konsumsi rumah tangga pada kuartal IiI 2021 ini
yaitu penjualan eceran untuk komoditas makanan, minuman, dan tembakau tumbuh sebesar 5,79
%, menguat dibandingkan dengan kuartal III- 2020.  Pada saat yang sama  nilai transaksi uang
elektronik, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh sebesar 9,42%, menguat dibanding kuartal III-
2020 yang terkontraksi sebesar 8,75%.

Sedangkan untuk komoditas sandang; suku cadang dan aksesoris; serta peralatan informasi dan
telekomunikasi mengalami kontraksi masing-masing sebesar 14,27%, 9,29%, dan 32,38%.
Jumlah penumpang angkutan rel dan udara (domestik dan internasional) masing-masing
terkontraksi sebesar 40,10% dan 23,30%.

Sementara itu konsumsi pemerintah hanya tumbuh 0,66%, angka ini menurun drastis dari
pertumbuhan ekonomi kuartal II- 2021 yang saat itu tumbuh hingga 8,03%. Margo mengatakan
pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh didorong oleh peningkatan realisasi belanja barang
dan jasa APBN yang tumbuh sebesar 12,40%.

Kenaikan belanja barang dan jasa pada pengeluaran konsumsi individu didominasi pertumbuhan
belanja barang non operasional yang dipengaruhi oleh pelaksanaan program penanganan
dampak pandemi Covid -19, seperti pelaksanaan vaksinasi, pembayaran klaim perawatan pasien
Covid -19, dan dukungan penanganan kesehatan lainnya.

“Sementara dari sisi konsumsi kolektif didominasi belanja BLU (Badan Layanan Umum) dan
belanja pemeliharaan pada infrastruktur.  Belanja pegawai mengalami kontraksi 12,62%,”
ucapnya. 

Anda mungkin juga menyukai