Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Anak autisme di dunia memiliki perbandingan 1 dari 160 anak dan autisme telah muncul
sejak lahir atau balita yang membuat penderita tidak dapat melakukan keterampilan social
dengan baik dan cenderung dijauhi oleh orang lain.

Metode dalam pencarian sumber data artikel dilakukan melalui database eresources
Perpusnas, PMC, Ebsco, ProQuest dan Google scholar (2015-2020) untuk mengambil artikel
yang relevan yang diterbitkan dalam Bahasa inggris dan Bahasa Indonesia. Istilah dan frasa
kunci yang terkait dengan autism, keterampilan social dan terapi bermain flashcard digunakan
dalam pencarian subjek terkait. Inklusi study design menggunakan Pra-eksperimental dan
Systematica / Literature Review Abstrak atau teks lengkap makalah penelitian ditinjau sebelum
dimasukkan kedalam ulasan sesuai dengan kriteria inklusi dan penelitian kualitas menggunakan
pedoman strobe.

Berdasarkan hasil literature review dari 10 jurnal yang terdiri dari karakteristik 6 jurnal
jenis terapi bermain flashcard dan 4 jurnal jenis keterampilan sosial yang dinyatakan bahwa Ha
atau hipotesis alternatifnya diterima. Dengan adanya pengaruh terapi bermain terhadap
kemampuan berbicara dan interaksi sosial yang meningkat, didapatkan hasil bahwa adanya
pengaruh terapi bermain flashcard terhadap tingkat keterampilan sosial pada anak autis karena
kemampuan berbicara maupun interaksi sosial merupakan indicator dari keterampilan sosial.

Berdasarkan literature review dari 10 jurnal penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh terapi bermain terhadap tingkat keterampilan sosial pada anak autis dimana
terapi bermain yang sangat beragam macamnya dapat meningkatkan indicator - indikator
keterampilan sosial seperti interaksi sosial, komunikasi dan penerimaan teman sebaya.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Autisme merupakan kondisi yang terdapat pada seorang sejak lahir atau balita yang
membuat penderita tidak bisa melakukan hubungan sosial atau komunitas secara normal,
sehingga anak autis cenderung dijauhi dari manusia yang normal dan terjerumus dalam dunia
repetitive, aktivitas dan minat yang obsessive (Setyaningsih, 2015). Karakteristik dari anak
penyandang autisme ada yang lain yaitu cuek dengan sekitar, diiam ketika dipanggil dan
berbicara yang tidak diketahui orang lain sehingga mempengaruhi maslaah keterampilan sosial.
Anak autis mengalami gangguan yang kompleks pada keterampilan sosial yang meliputi
gangguan perkembangan komunikasi, gangguan sosial dan gangguan keterlambatan untuk
berimajinasi.

(WHO, 2019) jumlah anak autism di dunia memiliki perbandingan 1 dari 160 anak,
estimasi ini mewakili angka rata-rata dan prevalensi yang dilaporkan bervariasi secara
substansial diseluruh penelitian didunia. Sedangkan di Indonesia diperkirakan penyandang
autisme yaitu 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang/tahun (Kemenppa,
2018).

Penyebab autisme sampai saat ini belum ditemukan, namun sudah dapat dideteksi sejak
masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dengan
mampu melakukan perilaku sosial seperti berempati kepada orang lain, berbagi dengan
sebayanya, peduli dengan memberikan bantuan dan melakukan kegiatan dengan teman
sebayanya. Namun keadaan tersebut tidak ada pada diri anak autism, sehingga masalah ini dapat
mengganggu dan mempengaruhi perkembangan sosial komunikasi dan minat sehingga anak
autism cenderung menyendiri. Dengan hal ini dapat mempengaruhi hubungan dan penerimaan
teman sebaya maupun kegagalam dalam penyesuaian di lingkungannya, sehingga berdampak
terhadap penurunan keterampilan sosial pada anak autis.

Bermain merupakan salah satu perangsang yang didapat dari lingkungan untuk
meningkatkan tumbuh kembang anak (Adimayanti, et al., 2019). Bermain dapat dijadikan terapi
yang sangat efektif dalam meningkatkan ketarampilan sosial pada anak autis (Suryanti &
Rahmawati, 2016). Salah satu terapi bermain yang dapat dilakukan pada autis adalah terapi
bermain flashcard. Menurut Rapmauli & Matulessy (2015) dengan adanya terapi bermain
flashcard, anak autis mengalami peningkatan pada kontak mata, respon bahasa respektif dan
kemampuan bahasa ekspresif. Terapi ini dilakukan selama 4x dalam waktu 5 hari dalam
seminggu sampai anak benar-benar memahami instruksi dari terapis (Rapmauli & Matulessy,
2015). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh terapi bermain
flashcard terhadap tingkat keterampilan sosial pada anak autis
PEMBAHASAN
Interaksi sosial pada anak pun salah satu indicator dari keterampilan sosial, sehingga
sesuai dengan penelitian dari (sutinah, 2017) juga adanya perbedaan setelah dilakukan intervensi
terapi bermain. Kemampuan rata-rata interaksi sosial anak mengalami peningkatan yang baik.
Dalam terapi bermain bisa dilakukan secara bertahap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
dlingkungannya seperti penelitian dari (Wilkes-Gillan,, et al., 2016) yang menunjukan bahwa
intervensi berbasis bermain sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan bermain sosial pada
anak baik dilingkungan sekolah maupun rumah. Terapi bermain yang diterapkan di kehidupan
sehari-harinya juga dijelaskan oleh peneliti (Pittala, et al., 2018) yang dilakukan observasi
selama 2 tahun secara signifikan adanya peningkatan keterampilan perilaku dan menunjukan
penurunan keparahan pada anak autis sehingga dapat meningkatkan interaksi sosial pada anak
dalam kehidupan seharihari.
Interaksi sosial maupun kemampuan berbicara diatas adalah sakah satu indicator
keterampilan sosial. penelitian dari (Guivarch, et al., 2017), (Roderick, et al., 2017) dan (Levy &
Dunsmuir, 2020) kelompok yang diberikan intervensi sehingga didapatkan adanya peningkatan
keterampilan sosial pada kelompok tersebut. Dan peneliti (Okuno, et al., 2016) terdapat
perbaikan juga dalam hal keterampilan sosial yang me ggunakan intervensi dari skal SS.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya, menurut (Suryati, 2016) bahwa
terapi bermain dapat meningkatkan interaksi sosial anak autis dan sangat dianjurkan bahwa
terapi bermain efektif untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak autis. Dan juga indicator
lain dari keterampilan sosial yaitu kemampuan komunikasi dapat diselaraskan dengan hasil
penelitian (Fitriani, 2016) terdapat pengaruh yang signifikan pada peningkatan kemampuan
komunikasi setelah diberikan terapi bermain flashcard. Menurut penelitian dari (Suharminir, et
al., 2017) Indikator dari keterampilan sosial kemampuan empati, komunikasi dan interaksi sosial,
mengendalikan agresi, sikap terbuka, perilaku membantu, kemampuan memahami diri dan
perilaku mau belajar
Anak autism memiliki tingkat keterampilan sosial yang rendah, seharusnya anak
diusianya sudah dapat melakukan hal-hal yang dilakukan anak normal sebayanya. Cara agar
tidak memperburuk kondisi tersebut banyak cara untuk meningkatkannya salah satunya adalah
terapi bermain. Terapi bermain disini memiliki banyak jenisnya dan salah satunya adalah terapi
bermain flashcard. Terapi ini dapat melatih komunikasi dan interaksi sosial di lingkungannya.
Anak autis mengalami peningkatan keterampilan sosial yang signifikan sehingga dapat seperti
teman-teman sebayanya.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan literature review dari 10 jurnal dapat diambil kesimpulan bahwa terapi

bermain memiliki berbagai macam modal, bisa melalui bermain peran dengan media flaschard,

bermain lego dan terapi bermain yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam terapi

bermain ini terbukti berpengaruh terhadap kemampuan berbicara maupun interaksi sosial dimana

semua itu termasuk dalam indicator ketrampilan sosial pada anak autis.

B. Saran

1. Bagi pendidik/ guru

Diharapkan sebagai pendidik sesring mungkin memberikan terapi bermain secara

teratur karena terapi bermain sangat efektif untuk meningatkan ketrampilan sosial pada

anak autis.Tidak hanya di lakukan di sekolah, tetapi juga bisa dilakukan di rumah apalagi

pada saat pandemic covid-19 ini. Pendidik harus lebih mengawasi anak dirumah dengan

bekerja sama bersama orang tua aga anak terpantau dalam menjalani terapi bermain

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diperlukan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber data

penelitian untuk peelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan

factor lainnya, variabel berbeda dan juga lokasi berbeda

Anda mungkin juga menyukai