Anda di halaman 1dari 40

Materi

TROMBOEMBOLI POST PARTUM

Pengertian
Tromboemboli vena (venous thromboembolism/VTE) adalah istilah yang mengacu pada
pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah vena.

Istilah ini mencakup dua kondisi medis berikut:


1. Trombosis vena dalam
Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT), yaitu kondisi ketika gumpalan darah
terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki bagian bawah, paha, panggul, lengan atau pembuluh
darah lainnya.
2. Emboli paru
Emboli paru, yaitu ketika gumpalan darah terlepas dari dinding vena, kemudian mengalir melalui
sistem peredaran darah menuju paru-paru, serta menetap di organ tersebut.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

TROMBOEMBOLI POST PARTUM


Faktor Risiko Penyebab Penatalaksanaan:
 Usia  Thomboflebitis postpartum terjadi • Kolaborasi pemberian
 Tindakan operatif biasanya disebabkan oleh kompresi • Mobilisasi dini
vena selama posisi persalinan atau • Menjaga hidrasi tetap adekuat
 Imobilisasi
stasis vena akibat kurangnya mobilisasi • Menggunakan stoking
 Kegemukan pada ibu postpartum.
 Penyakit jantung • Edukasi pencegahan, gejala, dan
 Keganasan  Dua faktor penyebab tingginya penanganan awal VTE
 Riwayat trombosis kejadian VTE pada Post SC dan post • Pemberian tromboprofilaksis
 Trombofilia partum: farmakologis
 Trombosis keluarga 1. Aktifitas koagulasi meningkat
(dibuktikan dengan peningkatan
kadar D-dimer)
2. Imobilitas pasca operasi / pasca
VE / post partum

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Soal

Seorang perempuan, berusia 25 tahun, P1 A0, dirawat di ruang nifas, post vakum ekstraksi
hari pertama dengan keluhan tungkai kaki terasa pegal dan nyeri. Hasil pengkajian:
terpasang kateter, nyeri pada luka jahitan perineum, lochea warna merah, tanda REEDA (-),
tanda homan (+), TD 100/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 20x/menit,
dan suhu 38ºC.

Apakah tindakan keperawatan prioritas yang harus dilakukan pada pasien tersebut?
A. masase daerah tungkai yang nyeri
B. mengajarkan teknik relaksasi nyeri
C. melakukan perawatan luka perineum
D. menganjurkan minum banyak agar suhu tubuh menurun
E. menganjurkan segera mobilisasi dan tidur dengan bagian kaki ditinggikan

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Jawaban E
 Data focus : keluhan tungkai kaki terasa pegal dan nyeri., tanda Homan (+). Dimana data tersebut
mengarah pada diagnosis tromboemboli post partum / VE.
 Kata kunci : tindakan keperawatan prioritas
 Tanda-tanda vital masih dalam batas normal, hanya ada peningkatan suhu tubuh 38ºC. Pada post
partum hari I masih dianggap fisiologis, sebagai reaksi kehilangan cairan selama proses persalinan.

Sumber: Parino E., Mulinaris E., Saccomano E., Gallo J.C., Kohan G. Postpartum ovarian vein
thrombophlebitis with staphylococcal bacteremia. Case Rep. Infect. Dis. 2015;2015 [PMC free article
] [PubMed] [Google Scholar

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Pengertian
 Pre-Eklampsia
 Pre Eklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,
proteinuria, dan edema (Kamus saku kedokteran Dorland)
 Pre Eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (proteindalam air
kemih) atau edema yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama
setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ).
 Eklampsia
 Eklampsia adalah preeclampsia yang disertai kejang dan /atau koma yang timbul bukan
akibat kelainan neurologi. Superimposed merupakan preeklamsia dan eklampsia pada paasien
yang menderita hipertensikronik (Mansjoer 2000)
 

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Faktor Risiko

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Faktor Risiko

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Faktor Risiko

Hiperplasentosis
 Kehamilan kembar
 Ditemukan kejadian proteinuria dan hipertensi lebih tinggi
 Kembar dizigotik lebih tinggi disbanding monozigotik
  Diabetes mellitus
 Kemungkinan ditemukan pre-eklampsia bukan murni, tetapi disertai kelainan
ginjal atau kelainan vaskuler primer akibat diabetesnya
  Molahidatidosa
 Degenerasi trofoblas berlebihan dapat menyebabkan pre-eklampsia
 Hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini (pada kehamilan muda)

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Klasifikasi, Tanda dan Gejala:

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Klasifikasi, Tanda dan Gejala:

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Klasifikasi, Tanda dan Gejala:

Komplikasi;
 Ablasio retina
 Disseminated Intravasculer Coagulation (DIC)
 Gagal ginjal
 Perdarahan otak
 Gagal jantung
 Edema paru

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Pencegahan :

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Penatalaksanaan:

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Penatalaksanaan:

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Soal

Seorang perempuan, berusia 34 tahun, G4P2A1, hamil 36 minggu, dirawat di puskesmas,


dengan diagnosa medis Pre-Eklampsia, mengeluh nyeri kepala, dan sesak nafas saat tidur.
Hasil pengkajian: kaki edema (++), TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi
napas 24 x/menit, suhu 37,5ºC, DJJ 128x/menit, proteinuria (++).
Pertanyaan soal
 
Apakah tindakan keperawatan mandiri yang paling tepat pada pasien tersebut?
A. Monitor tekanan darah
B. Anjurkan tidur miring ke kiri
C. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
D. Pemberian oksigen dengan nasal kanul
E. Anjurkan tidur dengan meninggikan esktremitas bawah

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Jawaban B
 Data focus : sesak nafas saat tidur, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 24 x/menit, DJJ 128x/menit,
 Kata Kunci : tindakan keperawatan mandiri
 Pada pasien dengan Pre-eklampsia, kesulitan tidur yang nyaman dan aman diperberat dengan adanya
peningkatan tekanan darah yang dialaminya, sehingga ibu sering mengeluh sesak nafas, dan semakin
berat dirasakan sesak nafasnya saat ibu hamil tidur.
 Tidur miring ke kiri akan memberikan lebih sedikit tekanan pada pembuluh darah dan katup aorta.
Tidur miring ke kiri juga akan meningkatkan jumlah aliran darah dan nutrisi menuju plasenta.
 Pemberian oksigen bukan tindakan keperawatan mandiri

Sumber:
1. Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8th ed). St. Louis: Mosby Comp.
2. American Pregnancy Association. Best Sleeping Positions During Pregnancy. Diakses dari
https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/sleeping-positions-w
hile-pregnant/

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

MANAJEMEN AKTIF KALA III

• Manajemen Aktif Kala III bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu persalinan kala III, mencegah perdarahan karena atonia
uteri dan retensio plasenta dan mengurangi kehilangan darah.
• Langkah utama manajemen aktif kala III (tiga) ada tiga langkah yaitu:

1). Pemberian suntikan oksitosin 10 UI dilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir ;

2). penegangan tali pusat terkendali, dan

3). masase fundus uteri.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

MANAJEMEN AKTIF KALA III

1. Pemberian Suntikan Oksitosin


• Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
• Sebelum oksitosin diberikan, terlebih dulu harus dipastikan bahwa tidak ada bayi
lain (undiagnosed twin) di dalam uterus.
• Suntikan oksitosin dengan dosis 10 UI diberikan secara intramuskuler (IM) pada sepertiga
bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis). 
• Suntikan oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga
dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah.
 

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

MANAJEMEN AKTIF KALA III


2. Penegangan Tali Pusat Terkendali
• Klem tali pusat diletakkan sekitar 5-10 cm dari vulva dikarenakan dengan memegang tali pusat
 lebih dekat ke vulva akan mencegah evulsi tali pusat.
• Meletakkan satu tangan di atas simpisis pubis dan tangan yang satu memegang klem di dekat vulva
. Tujuannya agar bisa merasakan uterus berkontraksi saat plasenta lepas.
• Segera setelah tanda-tanda pelepasan plasenta terlihat dan uterus mulai berkontraksi, tegangkan 
tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke
arah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial).
• Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Lahirkan plasenta dengan
peregangan yang lembut mengikuti kurva alamiah panggul (posterior kemudian anterior).
• Ketika plasenta tampak di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengangkat pusat ke atas dan
menopang plasenta dengan tangan lainnya. Putar plasenta secara lembut hingga selaput ketuban
terpilin menjadi satu.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

MANAJEMEN AKTIF KALA III

3. Masase Fundus Uteri


• Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri dengan tangan kiri sedangkan tangan
kanan memastikan bahwa kotiledon dan selaput plasenta dalam keadaan lengkap.
• Periksa sisi maternal dan fetal. Periksa kembali uterus setelah satu hingga dua menit untuk
memastikan uterus berkontraksi.
• Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama satu jam kedua pasca persalinan.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Soal

Seorang perempuan, berusia 22 tahun, G1P0A0, dirawat di ruang bersalin, baru saja melahirkan
bayi pertamanya. Hasil pengkajian: bayi laki-laki, menangis keras, tidak ada bayi kedua dalam
rahim, tali pusat sudah dipotong. Selanjutnya perawat akan segera membantu melahirkan
plasenta sesuai prinsip Manajemen Aktif Kala III.
 
Apakah tindakan keperawatan yang pertama kali harus dilakukan pada pasien tersebut?
A. melakukan masase uterus
B. menyuntikkan oksitosin 10 UI secara intra muskuler
C. memeriksa lepasnya placenta dari tempat melekatnya
D. mengeluarkan plasenta dengan menegangkan dan menarik tali pusat
E. melahirkan plasenta dengan mendorong rahim sedikit ke bawah ke arah lumbal dan kepala ibu
(dorso-kranial)

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Jawaban B
 Data focus : tidak ada bayi kedua dalam rahim, tali pusat sudah dipotong, MAK III
 Kata kunci : tindakan keperawatan yang pertama kali pada MAK III setelah yakin tidak ada bayi kedua
dan tali pusat sudah dipotong
 Urutan MAK III : pemberian oksitosin 10 UI, PTT dan massage uterus

Sumber:
1. Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8th ed). St. Louis: Mosby Comp.
2. Depkes RI. 2008.  Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Buku Acuan.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

PENGHITUNGAN UMUR KEHAMILAN

• Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari 10T kebijakan program
pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu
• Pengukuran TFU adalah indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin.
• TFU dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan taksiran berat badan
janin (TBJ).
• Pengukuran TFU dapat menggunakan jari (Leopold), dan juga dapat menggunakan metline
(Mc. Donald)

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Soal

Seorang perempuan, berusia 37 tahun, G3P2A0, datang ke Poli KIA untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil pengkajian: siklus haid sebelum hamil teratur, HPHT lupa, TFU 31,5 cm.
 
Berapakah umur kehamilan pasien berdasarkan perhitungan rumus Mc. Donald?
A. 24 minggu
B. 28 minggu
C. 32 minggu
D. 36 minggu
E. 40 minggu

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Jawaban D
 Data focus : TFU = 31,5 cm, siklis haid teratur
 Kata kunci : Umur kehamilan berdasarkan rumus Mc. Donald
 Umur kehamilan menurut Mc Donald dihitung menggunakan rumus sebagi berikut:
• Umur kehamilan (bulan) = 2/7 x TFU (cm)
• Umur kehamilan (minggu) = 8/7 x TFU (cm)

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Berdasarkan rumus Mc. Donald, maka umur kehamilan ibu hamil pada kasus tersebut adalah:

 2/7 x 31,5 = 8 bulan

 8/7 x 31,5 = 36 minggu

Jika ibu hamil mengingat HPHT-nya, maka hasil penghitungan tersebut dapat dibandingkan dengan
penghitungan umur kehamilan berdasarkan HPHT.

Sumber:
1. Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8 th ed). St. Louis: Mosby
Comp.
2. Depkes RI. 2008.  Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Buku Acuan.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

EKLAMPSIA

• Merupakan bentuk komplikasi dari pre-eclampsia, yaitu erjadinya kejang pada wanita hamil
dengan preeklampsia
• Etiologi kejang eklampsia tidak jelas, diduga akibat vasospasme serebral, perfusi berlebihan otak,
eksitasi reseptor otak, dan sistem saraf simpatis hiperaktif sistem sebagai agen etiologi dari kejang.
• Preeklampsia menyebabkan regulasi berlebihan pada otak dan menimbulkan vasospasme pada
pembuluh darah serebral yang berujung pada edema sitotoksik, iskemia, dan infark jaringan.
• Eklampsia dapat terjadi pada preeklampsia berat, yaitu preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥160 mm/Hg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mm/Hg disertai dengan proteinuria
lebih dari 5 g/24 jam.
• Preeklamsia berat kemudian diklasifikasikan menjadi dengan impending eclampsia dan tanpa
impending eclampsia.
• Impending eclampsia adalah kondisi preeklampsia berat dengan gejala nyeri kepala hebat,
gangguan visus, muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang progresif.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Soal

Seorang perempuan, berusia 38 tahun, G5P4A0, hamil 36 minggu, dibawa ke Puskesmas dengan
keluhan nyeri kepala hebat dan sesak nafas. Hasil pengkajian: muntah 3 kali, kaki edema (++), TD
170/110 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 37,5ºC, proteinuria
(++).

Tindakan kolaboratif apakah yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi kejang pada pasien
tersebut?
 
A. pemberian oksigen
B. pemberian digoksin
C. pemberian adrenalin
D. pemberian calcium glukonas
E. pemberian magnesium sulfat

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Jawaban E
 Data focus : Nyeri kepala hebat, sesak nafas. muntah 3 kali, kaki edema (++), TD 170/110 mmHg,
frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, proteinuria (++).
 Kata kunci : Tindakan kolaboratif untuk mencegah kejang
• Tatalaksana secara komprehensif dilakukan dengan melakukan edukasi istirahat dan restriksi garam,
terapi aspirin dosis rendah, terapi antihipertensi, suplementasi kalsium, suplementasi antioksidan,
dan manajemen aktif perawatan Preeklampsia.
• Perawatan primer berupa pencegahan kejang preeklampsia-eklampsia dapat dilakukan dengan
pemberian MgSO4.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

• Magnesium sulfat telah digunakan untuk mengobati pre-eklampsia dan eklampsia selama lebih
dari seabad, dan saat ini merupakan antikonvulsan pilihan untuk pencegahan pada
preeklampsia dan kontrol pada eklampsia. Penggunaan MgSO4 sebagai profilaksis kejang
pada preeklamsia telah terbukti bermakna pada berbagai studi.

 Sumber : Wibowo, Noroyono et al. (2016). PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta:
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Materi

SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

 Banyak ibu hamil yang merasa khawatir bahwa seks selama kehamilan dapat menyebabkan
keguguran.
 Selain itu juga ada kekhawatiran bahwa melakukan hubungan seksual selama kehamilan dapat
menyakiti janin dan orgasme memicu prematur.
 Hubungan seksual dalam kehamilan dapat menyebabkan masalah jika kehamilan dengan risiko
tinggi. Kehamilan bukan berarti tidak dapat melakukan hubungan seksual.
 Tetap dapat melakukan hubungan suami istri selama hamil sembilan bulan kecuali jika ada alasan
secara medis dan atas saran dari dokter untuk tidak melakukan hubungan seks.
 Banyak pasangan tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan karena rasa takut yang
sebetulnya tak beralasan.
 Padahal jika dilakukan secara hati-hati dan dengan posisi yang tepat, hubungan seksual selama
kehamilan tetap dapat dilakukan.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Soal

Seorang perempuan, berusia 26 tahun, G2P0A1, hamil 10 minggu, datang ke Poli KIA dengan
keluhan takut untuk melakukan hubungan seksual. Hasil pengkajian: siklus haid sebelum hamil
teratur, khawatir terjadi keguguran lagi, belum pernah melakukan hubungan seksual sejak
kehamilan ini.
 
Apakah anjuran yang tepat diberikan kepada pasien tersebut? 
A. hubungan seksual ditunda sampai trimester ketiga
B. tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan
C. melakukan hubungan seksual saat menjelang persalinan
D. hubungan seksual dibatasi dan dilakukan dengan hati-hati
E. tidak melakukan hubungan seksual pada trimester pertama

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama


Pembahasan

Jawaban D
 Data focus : Takut melakukukan hubungan seksual selama kehamilan, khawatir terjadi keguguran lagi,
belum pernah melakukan hubungan seksual sejak kehamilan ini.
 Kata kunci : Anjuran yang palimg tepat
 Hubungan seksual selama kehamilan harus dibatasi/ dikurangi, jika terjadi hal-hal berikut:
a. Jika setiap kali melakukan hubungan seksual selama kehamilan terjadi perdarahan yang tidak
diketahui sebabnya,
b. Selama trimester pertama, bila pasien punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran.
c. Selama 8--12 minggu terakhir kehamilan, bila pasien punya riwayat keguguran atau ancaman
keguguran.
d. Selama trimester ketiga, bila selaput ketuban pecah. 5) Selama trimester ketiga, bila terjadi
plasenta previa.

Sumber: Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8th ed). St. Louis:
Mosby Comp.

mcu.kompeten Mahakarya Citra Utama

Anda mungkin juga menyukai