Pengertian
Tromboemboli vena (venous thromboembolism/VTE) adalah istilah yang mengacu pada
pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah vena.
Seorang perempuan, berusia 25 tahun, P1 A0, dirawat di ruang nifas, post vakum ekstraksi
hari pertama dengan keluhan tungkai kaki terasa pegal dan nyeri. Hasil pengkajian:
terpasang kateter, nyeri pada luka jahitan perineum, lochea warna merah, tanda REEDA (-),
tanda homan (+), TD 100/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 20x/menit,
dan suhu 38ºC.
Apakah tindakan keperawatan prioritas yang harus dilakukan pada pasien tersebut?
A. masase daerah tungkai yang nyeri
B. mengajarkan teknik relaksasi nyeri
C. melakukan perawatan luka perineum
D. menganjurkan minum banyak agar suhu tubuh menurun
E. menganjurkan segera mobilisasi dan tidur dengan bagian kaki ditinggikan
Jawaban E
Data focus : keluhan tungkai kaki terasa pegal dan nyeri., tanda Homan (+). Dimana data tersebut
mengarah pada diagnosis tromboemboli post partum / VE.
Kata kunci : tindakan keperawatan prioritas
Tanda-tanda vital masih dalam batas normal, hanya ada peningkatan suhu tubuh 38ºC. Pada post
partum hari I masih dianggap fisiologis, sebagai reaksi kehilangan cairan selama proses persalinan.
Sumber: Parino E., Mulinaris E., Saccomano E., Gallo J.C., Kohan G. Postpartum ovarian vein
thrombophlebitis with staphylococcal bacteremia. Case Rep. Infect. Dis. 2015;2015 [PMC free article
] [PubMed] [Google Scholar
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Pengertian
Pre-Eklampsia
Pre Eklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,
proteinuria, dan edema (Kamus saku kedokteran Dorland)
Pre Eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (proteindalam air
kemih) atau edema yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama
setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ).
Eklampsia
Eklampsia adalah preeclampsia yang disertai kejang dan /atau koma yang timbul bukan
akibat kelainan neurologi. Superimposed merupakan preeklamsia dan eklampsia pada paasien
yang menderita hipertensikronik (Mansjoer 2000)
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Faktor Risiko
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Faktor Risiko
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Faktor Risiko
Hiperplasentosis
Kehamilan kembar
Ditemukan kejadian proteinuria dan hipertensi lebih tinggi
Kembar dizigotik lebih tinggi disbanding monozigotik
Diabetes mellitus
Kemungkinan ditemukan pre-eklampsia bukan murni, tetapi disertai kelainan
ginjal atau kelainan vaskuler primer akibat diabetesnya
Molahidatidosa
Degenerasi trofoblas berlebihan dapat menyebabkan pre-eklampsia
Hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini (pada kehamilan muda)
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Klasifikasi, Tanda dan Gejala:
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Klasifikasi, Tanda dan Gejala:
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Klasifikasi, Tanda dan Gejala:
Komplikasi;
Ablasio retina
Disseminated Intravasculer Coagulation (DIC)
Gagal ginjal
Perdarahan otak
Gagal jantung
Edema paru
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Pencegahan :
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Penatalaksanaan:
PRE-EKLAMPSIA – EKLAMPSIA
Penatalaksanaan:
Jawaban B
Data focus : sesak nafas saat tidur, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 24 x/menit, DJJ 128x/menit,
Kata Kunci : tindakan keperawatan mandiri
Pada pasien dengan Pre-eklampsia, kesulitan tidur yang nyaman dan aman diperberat dengan adanya
peningkatan tekanan darah yang dialaminya, sehingga ibu sering mengeluh sesak nafas, dan semakin
berat dirasakan sesak nafasnya saat ibu hamil tidur.
Tidur miring ke kiri akan memberikan lebih sedikit tekanan pada pembuluh darah dan katup aorta.
Tidur miring ke kiri juga akan meningkatkan jumlah aliran darah dan nutrisi menuju plasenta.
Pemberian oksigen bukan tindakan keperawatan mandiri
Sumber:
1. Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8th ed). St. Louis: Mosby Comp.
2. American Pregnancy Association. Best Sleeping Positions During Pregnancy. Diakses dari
https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/sleeping-positions-w
hile-pregnant/
• Manajemen Aktif Kala III bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu persalinan kala III, mencegah perdarahan karena atonia
uteri dan retensio plasenta dan mengurangi kehilangan darah.
• Langkah utama manajemen aktif kala III (tiga) ada tiga langkah yaitu:
1). Pemberian suntikan oksitosin 10 UI dilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir ;
Seorang perempuan, berusia 22 tahun, G1P0A0, dirawat di ruang bersalin, baru saja melahirkan
bayi pertamanya. Hasil pengkajian: bayi laki-laki, menangis keras, tidak ada bayi kedua dalam
rahim, tali pusat sudah dipotong. Selanjutnya perawat akan segera membantu melahirkan
plasenta sesuai prinsip Manajemen Aktif Kala III.
Apakah tindakan keperawatan yang pertama kali harus dilakukan pada pasien tersebut?
A. melakukan masase uterus
B. menyuntikkan oksitosin 10 UI secara intra muskuler
C. memeriksa lepasnya placenta dari tempat melekatnya
D. mengeluarkan plasenta dengan menegangkan dan menarik tali pusat
E. melahirkan plasenta dengan mendorong rahim sedikit ke bawah ke arah lumbal dan kepala ibu
(dorso-kranial)
Jawaban B
Data focus : tidak ada bayi kedua dalam rahim, tali pusat sudah dipotong, MAK III
Kata kunci : tindakan keperawatan yang pertama kali pada MAK III setelah yakin tidak ada bayi kedua
dan tali pusat sudah dipotong
Urutan MAK III : pemberian oksitosin 10 UI, PTT dan massage uterus
Sumber:
1. Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8th ed). St. Louis: Mosby Comp.
2. Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Buku Acuan.
• Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari 10T kebijakan program
pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu
• Pengukuran TFU adalah indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin.
• TFU dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan taksiran berat badan
janin (TBJ).
• Pengukuran TFU dapat menggunakan jari (Leopold), dan juga dapat menggunakan metline
(Mc. Donald)
Seorang perempuan, berusia 37 tahun, G3P2A0, datang ke Poli KIA untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil pengkajian: siklus haid sebelum hamil teratur, HPHT lupa, TFU 31,5 cm.
Berapakah umur kehamilan pasien berdasarkan perhitungan rumus Mc. Donald?
A. 24 minggu
B. 28 minggu
C. 32 minggu
D. 36 minggu
E. 40 minggu
Jawaban D
Data focus : TFU = 31,5 cm, siklis haid teratur
Kata kunci : Umur kehamilan berdasarkan rumus Mc. Donald
Umur kehamilan menurut Mc Donald dihitung menggunakan rumus sebagi berikut:
• Umur kehamilan (bulan) = 2/7 x TFU (cm)
• Umur kehamilan (minggu) = 8/7 x TFU (cm)
Berdasarkan rumus Mc. Donald, maka umur kehamilan ibu hamil pada kasus tersebut adalah:
Jika ibu hamil mengingat HPHT-nya, maka hasil penghitungan tersebut dapat dibandingkan dengan
penghitungan umur kehamilan berdasarkan HPHT.
Sumber:
1. Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8 th ed). St. Louis: Mosby
Comp.
2. Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Buku Acuan.
EKLAMPSIA
• Merupakan bentuk komplikasi dari pre-eclampsia, yaitu erjadinya kejang pada wanita hamil
dengan preeklampsia
• Etiologi kejang eklampsia tidak jelas, diduga akibat vasospasme serebral, perfusi berlebihan otak,
eksitasi reseptor otak, dan sistem saraf simpatis hiperaktif sistem sebagai agen etiologi dari kejang.
• Preeklampsia menyebabkan regulasi berlebihan pada otak dan menimbulkan vasospasme pada
pembuluh darah serebral yang berujung pada edema sitotoksik, iskemia, dan infark jaringan.
• Eklampsia dapat terjadi pada preeklampsia berat, yaitu preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥160 mm/Hg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mm/Hg disertai dengan proteinuria
lebih dari 5 g/24 jam.
• Preeklamsia berat kemudian diklasifikasikan menjadi dengan impending eclampsia dan tanpa
impending eclampsia.
• Impending eclampsia adalah kondisi preeklampsia berat dengan gejala nyeri kepala hebat,
gangguan visus, muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang progresif.
Seorang perempuan, berusia 38 tahun, G5P4A0, hamil 36 minggu, dibawa ke Puskesmas dengan
keluhan nyeri kepala hebat dan sesak nafas. Hasil pengkajian: muntah 3 kali, kaki edema (++), TD
170/110 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 37,5ºC, proteinuria
(++).
Tindakan kolaboratif apakah yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi kejang pada pasien
tersebut?
A. pemberian oksigen
B. pemberian digoksin
C. pemberian adrenalin
D. pemberian calcium glukonas
E. pemberian magnesium sulfat
Jawaban E
Data focus : Nyeri kepala hebat, sesak nafas. muntah 3 kali, kaki edema (++), TD 170/110 mmHg,
frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, proteinuria (++).
Kata kunci : Tindakan kolaboratif untuk mencegah kejang
• Tatalaksana secara komprehensif dilakukan dengan melakukan edukasi istirahat dan restriksi garam,
terapi aspirin dosis rendah, terapi antihipertensi, suplementasi kalsium, suplementasi antioksidan,
dan manajemen aktif perawatan Preeklampsia.
• Perawatan primer berupa pencegahan kejang preeklampsia-eklampsia dapat dilakukan dengan
pemberian MgSO4.
• Magnesium sulfat telah digunakan untuk mengobati pre-eklampsia dan eklampsia selama lebih
dari seabad, dan saat ini merupakan antikonvulsan pilihan untuk pencegahan pada
preeklampsia dan kontrol pada eklampsia. Penggunaan MgSO4 sebagai profilaksis kejang
pada preeklamsia telah terbukti bermakna pada berbagai studi.
Sumber : Wibowo, Noroyono et al. (2016). PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Jakarta:
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Banyak ibu hamil yang merasa khawatir bahwa seks selama kehamilan dapat menyebabkan
keguguran.
Selain itu juga ada kekhawatiran bahwa melakukan hubungan seksual selama kehamilan dapat
menyakiti janin dan orgasme memicu prematur.
Hubungan seksual dalam kehamilan dapat menyebabkan masalah jika kehamilan dengan risiko
tinggi. Kehamilan bukan berarti tidak dapat melakukan hubungan seksual.
Tetap dapat melakukan hubungan suami istri selama hamil sembilan bulan kecuali jika ada alasan
secara medis dan atas saran dari dokter untuk tidak melakukan hubungan seks.
Banyak pasangan tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan karena rasa takut yang
sebetulnya tak beralasan.
Padahal jika dilakukan secara hati-hati dan dengan posisi yang tepat, hubungan seksual selama
kehamilan tetap dapat dilakukan.
Seorang perempuan, berusia 26 tahun, G2P0A1, hamil 10 minggu, datang ke Poli KIA dengan
keluhan takut untuk melakukan hubungan seksual. Hasil pengkajian: siklus haid sebelum hamil
teratur, khawatir terjadi keguguran lagi, belum pernah melakukan hubungan seksual sejak
kehamilan ini.
Apakah anjuran yang tepat diberikan kepada pasien tersebut?
A. hubungan seksual ditunda sampai trimester ketiga
B. tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan
C. melakukan hubungan seksual saat menjelang persalinan
D. hubungan seksual dibatasi dan dilakukan dengan hati-hati
E. tidak melakukan hubungan seksual pada trimester pertama
Jawaban D
Data focus : Takut melakukukan hubungan seksual selama kehamilan, khawatir terjadi keguguran lagi,
belum pernah melakukan hubungan seksual sejak kehamilan ini.
Kata kunci : Anjuran yang palimg tepat
Hubungan seksual selama kehamilan harus dibatasi/ dikurangi, jika terjadi hal-hal berikut:
a. Jika setiap kali melakukan hubungan seksual selama kehamilan terjadi perdarahan yang tidak
diketahui sebabnya,
b. Selama trimester pertama, bila pasien punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran.
c. Selama 8--12 minggu terakhir kehamilan, bila pasien punya riwayat keguguran atau ancaman
keguguran.
d. Selama trimester ketiga, bila selaput ketuban pecah. 5) Selama trimester ketiga, bila terjadi
plasenta previa.
Sumber: Lowdermilk, D., Perry S., & Catherine M.C. (2013). Maternity Nursing (8th ed). St. Louis:
Mosby Comp.