Anda di halaman 1dari 8

MK : Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI)

Topik : Pemakaian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


SKS : 2 SKS
Prodi : Kewirausahaan
Fakultas : Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas : UPTT Riau
Pengampu : Dr. DRS. Miswar Pasai, Ph.D
Pertemuan : Ke-4 (empat)
Hari/Tgl : Jumat, 19 Maret 2021
=================================================================

Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)

Ejaan yang Disempurnakan (disingkat EyD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang


berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi. Ejaan ini digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia sejak tahun 2015.
Sejarah Peruabahan Ejaan Bahasa Indonesia
Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada
tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru pada dasarnya merupakan
lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di
samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu
berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu
bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67, pada
tanggal 19 September 1967.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri
Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan
untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan
Baru dan Ejaan yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa Melayu ("Rumi"
dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia.
Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaian ejaan
baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden
No. 57 tahun 1972, Ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan
bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan daripada Ejaan
Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang
lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan
"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum
Pembentukan Istilah". Dalam perjalanan Sejarah EYD mengalami beberapa kali perubahan
dan penyempurnaan seperti:

1. Revisi 1987:
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan
"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini
menyempurnakan EYD edisi 1975.

2. Revisi 2009
Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini,
maka EYD edisi 1987 diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.[1]

Perbedaan Dengan Ejaan Sebelumnya


Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
 "tj" menjadi "c": tjutji → cuci
 "dj" menjadi "j": djarak → jarak
 "j" menjadi "y": sajang → sayang
 "nj" menjadi "ny": njamuk → nyamuk
 "sj" menjadi "sy": sjarat → syarat
 "ch" menjadi "kh": achir → akhir
Beberapa Kebijakan Baru yang Ditetapkan di Dalam EYD, antara lain:
 Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
 Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata furqan, dan xenon.
 Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada
contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-"
pada dibeli  atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan
Secara Umum, Hal-Hal Yang Diatur Dalam EYD Adalah:
1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2. Penulisan kata.
3. Penulisan tanda baca.
4. Penulisan singkatan dan akronim.
5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
6. Penulisan unsur serapan.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan
Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
Untuk penjelasan lanjutan tentang penulisan tanda baca, dapat dilihat pada Penulisan
tanda baca sesuai EYD
Dalam penggunaannya pada nama, sering kali masih menggunakan ejaan lama,
misalnya Soekarno, yang sudah lebih dulu terkenal, dan terkadang dalam nama modern
dicampur dengan ejaan baru, seperti nama belakang Megawati Soekarnoputri (bukan
Sukaroputri maupun Soekarnopoetri).
Dalam penggunaannya di luar Indonesia, beberapa orang dapat memilih untuk
mengejanya dengan ejaan asing (bukan Belanda / Ejaan Lama). Misalnya, musisi Stephanie
Poetri mengeja nama keduanya (nama tengahnya) mirip kata bahasa Inggris poetry (puisi).

Sedikitnya, Ada 6 (Enam) Ejaan yang Pernah Ada


di Indonesia Sebelum EBI/EYD

1. Ejaan van Ophuijsen (1901–1947) ...


2. Ejaan Repoeblik atau Ejaan Soewandi (1947–1956) ...
3. Ejaan Pembaharuan/ Ejaan Prijono-Kattopo (1956–1961) ...
4. Ejaan Melindo (1961–1967) ...
5. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK) (1967-1972) ...
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD (1972- 2015)
Penjelasan Tentang Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Pernah Berlaku Indonesia Sejak Merdeka
hingga Saat ini.

Ada beberapa ejaan bahasa yang pernah berlaku di Indonesia, sejak merdeka hingga
hari ini. Berikut ejaan yang pernah berlaku di Indonesia sejak merdeka hingga hari
sebagaimana di bawah ini:

1). Ejaan Van Ophuijsen


Adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk Bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang
dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang
mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
· huruf ‘j’ untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
· huruf ‘oe’ untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
· tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai
bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti
ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.

2) Ejaan Republik (edjaan repoeblik)


Adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17
Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi,
diambil dari nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini
mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku
sejak tahun 1901.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
- huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.
- bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘)
ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
- kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-
an.
- awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak
dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.

3). Pembaruan Ejaan (Bahasa Inggris: Spelling Reform)


Adalah tindakan untuk memperbaiki sistem ejaan dengan membuatnya
lebih menggambarkan fonem yang ada dalam suatu bahasa. Sejak awal abad ke-
19, lebih dari 31 bahasa modern telah melakukan pembaruan ejaan yang kadang
secara radikal. Indonesia telah mengalami beberapa kali pembaruan ejaan
dengan yang terakhir berupa pemberlakuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
pada tahun 1972.

4). Ejaan Melindo


Adalah sistem ejaan Latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama
Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo) (1959) sebagai hasil usaha
penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah
Melayu. Keputusan ini dilakukan dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan
Malaysia pada tahun 1959. Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.

5). Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Adalah penyempurnaan dari ejaan – ejaan sebelumnya yang merupakan
hasil kerja dari panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk oleh LBK
(Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) pada 1966. Ejaan ini diresmikan dalam
pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 27, pada tanggal 17
Agustus 1972. Selanjutnya dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57
tahun 1972.

Beberapa Penyempurnaan EYD itu, Diantaranya Adalah :

1). Huruf J, DJ, NJ, CH, TJ, SJ pada Ejaan Soewandi diubah menjadi Y, J, NY, KH, C,
SY.
2). Kata ulang harus ditulis hanya dengan menggunakan tanda hubung seperti (-).
Penggunaan angka 2 diperkenankan hanya pada penulisan cepat atau notula.

Catatan Penting:
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2009 — Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Dengan demikian, peraturan Mentri tersebut, efektif berlaku sejak tanggal
ditetapkan hingga adanya perubahan ejaan yang lebih baru.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL,
Menimbang :
a). bahwa sebagai akibat perkembangan kehidupan masyarakat, Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagaimana diatur dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987, perlu
disempurnakan kembali;
b). bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan; 4 Mengingat :
1). Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2). Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 20 Tahun 2008;
3). Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 77/M Tahun 2007;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
YANG DISEMPURNAKAN.
Pasal 1 1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5 2. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri ini.
Pasal 2. Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 3. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2009 MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL,
TTD BAMBANG SUDIBYO.
Salinan sesuai dengan aslinya. Biro Hukum dan Organisasi Departemen
Pendidikan Nasional, 6 Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Dr. Andi
Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM. NIP 196108281987031003 SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR
46 TAHUN 2009 TANGGAL 31 JULI 2009 I. PEMAKAIAN HURUF

RUJUKAN:

Brainly.co.id,(2020). Dikutip dari, https://brainly.co.id/tugas/35191065

Wikipedia,(2012).Dikutip dari,
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_yang_Disempurnakan#:~:text=Ejaan%20yang
%20Disempurnakan%20(disingkat%20EyD,Bahasa%20Indonesia%20sejak%20tahun
%202015.

Anda mungkin juga menyukai