Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Gambar
No Larutan
Sebelum Sesudah

1. NaCl

Terjadi perubahan warna


dan terdapat endapan

2. Glukosa

Terjadi perubahan warna


4.2 Perhitungan

10 x % x BJ x Valensi
a. AgNO3 = BM

10 x 30 % x 1,41 x 1
= 169,87
= 0,024 N

(V x N) 58, 46 x p
b. % NaCl = BM x 1000

(7,5 x 0,024) 58, 46 x 10-2


= 1 x 1000
= 0,001 %

(V x N) 180, 156 x p
c. % Sukrosa = BM x 1000

(6,5 x 0,024) 180, 156 x 10-2


= 1 x 1000
= 0,002 %
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan metode argentometri untuk mendapatkan
kadar halogenida dan senyawa-senyawa yang terbentuk endapan denfan reaksi
nitrat (AgNO3) dimana menurut Khopkar (1965), Argentometri merupakan titrasi
pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak. Menurut
Underwood (2010), Argentometri adalah penetapan kadar suatu zat dalam larutan
berdasarkan pengendapan dengan memakai larutan AgNO3 sebagai standar. Pada
reaksi argentometri terbentuk endapan AgCl (perak klorida). Endapan adalah
padatan yang tidak larut dan terpisah dari larutan. Analisa argentometri ini
biasanya digunakan untuk penentuan kadar senyawa yang mengandung unsur
halogen (SPU golongan VII A, yaitu Cl, Br, I) karena reaksi antara ion Ag+ dan
ion dari senyawa tersebut dapat menghasilkan suatu endapan. Satu grek dalam
metode ini adalah kemampuan suatu zat untuk mengikat atau melepas 1 ion perak
(Ag+). Dalam argentometri, yang dimaksud dengan larutan normal adalah larutan
yang ekuivalen dengan 1 mol ion Ag+ tiap 1 mol AgNO3.
Adapun alat yang digunakan yaitu batang pengaduk, buret, corong, gelas
ukur, erlenmeyer, neraca analitik dan pipet tetes. Bahan yang digunakan yaitu
AgNO3, aquadest, alcohol 70%, NaCl, Kr2CrO4 dan sukrosa.
Langkah pertama yang dilakukan sebelum masuk ke tahap kerja adalah
menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian membersihkan alat dengan
alkohol 70%, dimana Menurut siswadono (1995), tujuan digunakan alkohol
karena alkohol bersifat bakterisid untuk antiseptik atau desinfektan yang dapat
menurunkan tegangan permukaan sel bakteri dan denaturasi bakteri. Desinfektan
adalah zat kimia yang menghancurkan atau mengurangi pertumbuhan
mikroorganisme patogen/parasit pada permukaan benda mati sedangkan antiseptik
berupa zat atau substansi yang menghentikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme patogen/parasit pada permukaan banda hidup/mahkluk hidup.
4.3.1 Penetapan Kadar NaCl
Pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl dengan indikator K2CrO4
menggunakan metode mohr. Dimana menurut Sindjia (3013), metode mohr
digunakan untuk menentukan isi klorida dan bromide dalam suasana netral
dangan solusi standar perak nitrat dengan tambahan kromat sebagai indikator.
Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi
dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan
berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih
secara permanen.
Penetapan kadar NaCl digunakan 1 gram NaCl dan dilarutkan dalam 100
mL air, lalu dituangkan 25 mL larutan NaCl kedalam labu erlenmeyer dan ditetesi
5-7 tetes indikator K2CrO4, setelah itu dititrasi dengan larutan baku AgNO3 hingga
terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan, Adapun alasan menurut Sudadji
(2007), mengapa menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrasi yaitu karena AgNO3
merupakan larutan standar yang di pakai dalam titrasi argentometri dan
digunakannya indikator K2CrO4 karena suasana sistem cenderung netral. Kalium
kromat hanya bisa digunakan dalam suasana netral.
4.3.2 Penetapan Kadar Sukrosa
Pada standarisasi AgNO3 dengan sukrosa dengan indikator K2CrO4
menggunakan metode mohr. Dimana menurut Sindjia (3013), metode mohr
digunakan untuk menentukan isi klorida dan bromide dalam suasana netral
dangan solusi standar perak nitrat dengan tambahan kromat sebagai indikator.
Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi
dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan
berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih
secara permanen.
Penetapan kadar sukrosa digunakan 1 gram sukrosa dan dilarutkan dalam
100 mL air, lalu dituangkan 25 mL larutan sukrosa kedalam labu erlenmeyer dan
ditambahkan 5-7 tetes indikator K2CrO4, setelah itu dititrasi dengan larutan baku
AgNO3 hingga terjadi perubahan warna. Adapun alasan penambahan K2CrO4
menurut Svehla G (1979), pada titrasi argentometri dimana ketika larutan di
campurkan dengan K2CrO4 5% warna larutan akan menjadi merah. Pada saat di
titrasi larutan akan tetap berwarna merah dan akan terbentuk endapan yang
menunjukkan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai. Jadi penggunaan K 2CrO4
untuk menetukan titik akhir pada saat titrasi. Ketika indikator K 2CrO4 yang
digunakan baru akan terjadi apabila titik akhir terkumpul pada penambahan
AgNO3 berlebih.
Kemungkinan kesalahan yang dilakukan pada percobaan kali ini yaitu
kesalahan dalam pengumpulan data dan jumlah yang digunakan dalam pengujian
yang tidak tepat yang sangat berpengaruh pada hasil akhir.

Anda mungkin juga menyukai