Anda di halaman 1dari 12

F KARTU KREDIT PEMERINTAH

A
Q

No.
Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana dengan Satker yg rekening Baik Bank Syariah, BPD, maupun Bank anggota
bendahara pengeluarannya berada pada HIMBARA wajib memenuhi ketentuan yang diatur
bank syariah yg tidak mengeluarkan dalam PMK 196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara
prodak kartu kredit. Apakah dgn Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah.
implementasi KKP secara full per Juli Oleh karena itu, apabila saat ini Bank Syariah dan/atau
2019 satker tersebut harus pindah ke BPD belum dapat menerbitkan KKP maka disarankan
bank konvensional? agar:
1) Melakukan kerjasama ataupun co-branding dengan
Mohon arahan, Terima kasih Bank yang dapat menerbitkan KKP.
2) Melakukan penandatanganan PKS Induk terlebih
dahulu antara Pimpinan Kantor Pusat BPD/Bank
Syariah dengan Ditjen Perbendaharaan. Kemudian
Kantor Cabang Bank Syariah/BPD dapat
melakukan penandatanganan PKS dengan Satker.
Berdasarkan diskusi dengan Asbanda, ternyata co-
brand memerlukan waktu untuk implementasi terkait
perijinan, penyiapan infrastruktur dan system bank,
selain itu bank juga perlu memasukkan co-brand
tersebut kedalam rencana bisnis bank. Terhadap hal ini
akan dibahas lebih lanjut.

2. Bagaimana mekanisme transisi dari UP a. Satker K/L harus melakukan penyesuaian proporsi
100% tunai menjadi 60%-40% tanpa UP mengikuti proporsi 60% UP Tunai dan 40%
mengganggu operasional satker? UP KKP. Untuk penyesuaian proporsi UP di
Apakah bisa dilakukan secara bertahap? tingkat Saker K/L pada tanggal 1 Juli 2019, maka
akan dilakukan penihilan sebagian UP Tunai,
dengan cara sebagai berikut:
1) Mempertanggungjawabkan kwitansi sebesar
40%; atau
2) Menyetorkan sisa dana UP Tunai sebesar 40%
(apabila masih ada); atau
3) Melakukan kombinasi, melalui
pertanggungjawaban kwitansi dan penyetoran
sisa dana up dengan total UP yang
dipertanggungjawabkan sebesar 40% dari
besaran UP Satker.
b. Setelah dilakukan penihilan UP Tunai sebagian
(40%), selanjutnya Satker menyampaikan Surat
Pernyataan UP sebesar 40% dari besaran UP
Satker ke KPPN.
c. Atas dasar surat pernyataan tersebut, KPPN
menerbitkan Surat Persetujuan Besaran UP KKP
sebesar 40% dari besaran UP Satker.
d. Petunjuk Teknis terkait penyesuaian UP pada 1
Juli 2019 akan diatur lebih lanjut dan disampaikan
kepada seluruh Kanwil DJPb dan KPPN.
3. Bagaimana apabila proporsi penggunaan Secara ketentuan PMK 196/PMK.05/2018, Proporsi
UP dgn KKP setiap bulannya naik turun UP KKP dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
sesuai kebutuhan. Misalnya bulan ini kebutuhan Satkernya dengan cara mengajukan
bisa 60:40, bulan depan turun jd 70:30, permohonan dispensasi perubahan proporsi UP KKP
dan seterusnya. kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
setempat.

4. Penggunaan KKP ini apakah boleh a. Sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia, Toko
dengan mekanisme secara off Us dan atau Penyedia Barang/Jasa tidak boleh
apabila ada biayanya apakah dapat mengenakan biaya surcharge atau Merchant
dibebankan dalam APBN Pak? Seperti Discount Rate (MDR) kepada Konsumen. Hal
di Kaltara, BTN tidak punya EDC tersebut melanggarkan ketentuan Peraturan Bank
tersendiri masih gabung dengan bank Indonesia.
mandiri, otomatis transaksi dilakukan b. Secara Ketentuan/Peraturan dalam Pelaksanaan
secara off Us. APBN, biaya surcharge atau MDR tidak bisa
dibebankan dalam DIPA/APBN.
c. Disarankan agar Satker melaporkan Toko atau
Penyedia Barang/Jasa yang mengenakan biaya
surcharge atau MDR dimaksud kepada BI/Bank
yang menerbitkan EDC dengan disertai dengan
nama toko dan alamat toko agar dapat
ditindaklanjuti.
d. Informasi dari Pihak Perbankan, saat ini KKP
dapat digunakan di semua merchant merk/jenis
apapun (termasuk transaksi yang dilakukan Off Us
maupun On Us) dan sesuai dengan ketentuannya
tidak boleh biaya surcharge atau MDR.
5. Hanya mohon penegasan saja, dengan Ya, benar. KKP dapat digunakan sebagai alat
KKP ini berarti transaksi dengan pembayaran untuk transaksi secara online. Misalnya,
Unicorn seperti bukalapak, traveloka, Traveloka, Bukalapak, Lazada, Tiket.com, dan Media
dan media daring lainnya diperbolehkan Daring Lainnya.
pak ya? Jadi tidak tergantung adanya
EDC.
6. Bagaimana tindak lanjut satker apabila a. Sesuai ketentuan Peraturan Bank Indonesia, Toko
pada saat menggunakan KKP dikenakan atau Penyedia Barang/Jasa tidak boleh
biaya tambahan oleh merchant mengenakan biaya surcharge atau Merchant
(langganan sebelum menggunakan Discount Rate (MDR) kepada Konsumen. Hal
KKP) ? tersebut melanggarkan ketentuan Peraturan Bank
Indonesia.
b. Secara Ketentuan/Peraturan dalam Pelaksanaan
APBN, biaya surcharge atau MDR tidak bisa
dibebankan dalam DIPA/APBN.
c. Disarankan agar Satker melaporkan Toko atau
Penyedia Barang/Jasa yang mengenakan biaya
surcharge atau MDR dimaksud kepada BI/Bank
yang menerbitkan EDC dengan disertai dengan
nama toko dan alamat toko agar dapat
ditindaklanjuti.
d. Informasi dari Pihak Perbankan, saat ini KKP
dapat digunakan di semua merchant merk/jenis
apapun (termasuk transaksi yang dilakukan Off Us
maupun On Us) dan sesuai dengan ketentuannya
tidak boleh biaya surcharge atau MDR
7. Maaf kalau pertanyaannya agak bodoh, Pada saat nanti implementasi penuh KKP diberlakukan
setelah fully 60:40 diberlakukan, yaitu mulai 1 Juli 2019 maka UP Satker yang semula
seandainya UP 100 jt apakah yg Rp100 juta masuk seluruhnya ke Rekening Bendahara
ditransfer ke rekening bendahara itu Pengeluaran, menjadi hanya Rp60 juta yang dalam
hanya 60 jt? Dan yg 40 jt menjadi limit bentuk tunai atau masuk ke Rekening Bendahara
kartu kredit (masih di rekeking Kas Pengeluaran. Sedangkan Rp40 juta masih di rekening
negara)? Kas Negara. Satker dapat menggunakan belanja UP
Rp40 juta tersebut dalam bentuk limit KKP.
Nanti setelah KKP dipergunakan baru dimintakan
dananya dalam bentuk GUP untuk dibayarkan sesuai
dengan tagihan kepada pihak bank.
8. Mekanisme revolving up kkp apa tetap 1. Penyelesaian tagihan KKP tidak perlu memenuhi
menunggu 50% atau tidak? takutnya batasan minimal 50% dari UP KKP
kalau menunggu 50% bisa lewat sebulan 2. Penyelesaian tagihan dapat
dilakukan/dipertanggungjawabkan berdasarkan
berapapun nilai tagihan dari Bank, untuk mencegah
telat bayar.
3. Satker berkewajiban melakukan pelunasan
kewajiban sebelum jatuh tempo pembayaran
dengan pelunasan secara sekaligus (full payment)

9. Untuk satker BLU apakah Sesuai dengan ketentuan PMK Nomor


diperbolehkan menerapkan KKP juga 196/PMK.05/2018 Pasal 1 Angka 21 bahwa UP Kartu
dengan mengadopsi pengaturan di pmk Kredit Pemerintah adalah uang muka kerja yang
ke sop mrk? diberikan dalam bentuk batasan belanja (limit) kredit
kepada BP/BPP yang penggunaannya dilakukan
dengan Kartu Kredit Pemerintah untuk membiayai
kegiatan operasional sehari-hari Satker atau membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak
mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran
langsung yang sumber dananya berasal dari rupiah
murni.
Dengan demikian UP yang sumber dananya berasal
dari PNBP/BLU tidak termasuk dalam pengaturan tata
cara pembayaran dan penggunaan KKP.
10. Menurut pmk tidak ada biaya Pembayaran dan penggunaan KPP bebas dari biaya,
keterlambatan tapi menurut perbankan kecuali bea materai. Jenis biaya yang dibebaskan
(BRI) denda keterlambatan masih ada adalah:
a. biaya keanggotaan (membership fee),
b. biaya pembayaran tagihan melalui Teller,
ATM, dan e-banking,
c. biaya permintaan kenaikan batasan belanja
(limit),
d. biaya penggantian kartu kredit karena
hilang/dicuri atau rusak,
e. biaya penggantian PIN,
f. biaya copy Billing Statement,
g. biaya pencetakan tambahan lembar tagihan,
h. biaya keterlambatan pembayaran,
i. biaya bunga atas tunggakan/tagihan yang
terlambat dibayarkan, dan
j. biaya penggunaan fasilitas airport lounge yang
berkerjasama dengan Kartu Kredit Pemerintah.

Bank Penerbit KKP tidak mengenakan denda


keterlambatan. Namun hendaknya Satker menjaga
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara dan
mengikuti norma waktu penyelesaian tagihan yaitu
selambat-lambatnya 17 hari kerja yang telah
ditetapkan. Keterlambatan melebihi tenggangwaktu
akan mengakibatkan kartu di blokir dan tidak dapat
digunakan untuk transaksi

Agar disampaikan ke kami cabang bank yang


mengenakan denda keterlambatan.
11. Bank memungut 1,8 % utk transaksi via
edc, sebaiknya khusus KKP, bank tdk Silahkan merujuk ke pertanyaan serupa.
memungut, alias nol. (saran)
12. Kendala utk permohonan KKP oleh Kepada satker yang masih menunggu arahan dari
satker infonya menunggu perintah dari pusat/atasan agar tetap disampaikan bahwa mulai
K/L masing2 terutama TNI/Polri. menggunakan KKP paling lambat tanggal 1 Juli 2019
sehingga harus segera melakukan persiapan dan
mencoba menggunakan KKP.

13. Dan ternyata utk fasilitas gestun tdk bs Pemegang KKP tidak diperkenankan melakukan
dihindari oleh temen2 bank, shg perlu penarikan tunai dan berdasarkan kesepakatan dengan
ada sanksi yg jelas dan tegas apabila hal Bank tidak ada fasilitas penarikan tunai (gestun).
tsb dilakukan Dalam perjanjian antara KPA dan pemegang kartu
agar dimasukkan klausul tidak melakukan gestun, dan
apabila dilakukan, pegawai tersebut harus mengganti
beserta biaya bunga nya.

14. Apakah KKP diberikan per DIPA, Ya - Tidak terdapat batasan jumlah KKP
mengingat 1 satker bisa lebih dari 1 Jumlah KKP disesuaikan dengan kebutuhan Satker
DIPA. dengan batasan total limit seluruh kartu paling banyak
sebesar UP KKP. Disarankan agar KKP yang
dipergunakan satker pada tahap awal cukup 3 kartu
saja, apabila satker sudah bisa memahami penggunaan
dan pertanggungjawabannya maka dapat ditambah
sesuai dengan besaran UP satker tersebut.
15. Bagaimana bentuk (kartu) pengawasan 1. UP KKP akan dicatat ke dalam Kartu Pengawasan
UP untuk membedakan UP/TUP KKP
pertanggungjawaban dari KKP dan 2. Karwas UP/TUP KKP akan dibangun secara
konvensional di KPPN dan di otomasi dalam Aplikasi OMSPAN sehingga KPPN
Bendahara Pengeluaran dan PPSPM akan lebih mudah dalam melakukan validasi dan
Satker? pengawasan

16. Ikut beri masukan.. Kewenangan dispensasi atas porsi UP tunai dan KKP
kanwil diberikan kewenangan utk diserahkan kepada Kanwil. Dispensasi diberikan sesuai
memberikan dispensasi porsi up tunai permintaan satker.
dan kkp. Mengingat kondisi per
kab/kota akan sama, bila fasilitas kk Untuk tahap awal pembelajaran agar tidak terlalu ketat
sangat jarang ,maka apakah sebaiknya dalam membatasi dispensasi dari satker.
penetapan dispensasi porsi dibuat sama
per kab/kota,..
Bukannya sdh diatur dlm PMK ya om?
Terkait kewenangan dispensasinya
17. Charge dr merchant sebesar 2,5 persen Surcharge tidak bisa dibebankan ke APBN.
apa bisa di SPJ kan, karena sebagian Satker harus menanyakan kepada penyedia sebelum
besar merchand di ambon mengenakan melakukan transaksi, jika penyedia mengenakan
charge untuk KK termasuk KKP surcharge agar tidak bertransaksi ditempat tersebut.
18. UP dr KKP apakah hrs sebulan juga Agar merujuk ke pertanyaan serupa.
revolvingnya ? Dan 50% minimal dr
besaran UP KKP ?
19. Bagaimana dengan satker yg buka rek di 1. BPD/Bank Syariah didorong agar melakukan
bank daerah, apakah hrs pindah rek ke kerjasama/co-branding dengan Bank yang dapat
himbara ? menerbitkan KKP
2. Pimpinan BPD/Bank Syariah harus melakukan
penandatanganan PKS Induk dengan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan terlebih dahulu
kemudian BPD/Bank Syariah melakukan
penandatanganan PKS dengan Satker
3. Diharapkan hal tersebut dapat diselesaikan pada
bulan April 2019

Agar merujuk ke pertanyaan serupa


20. Terkait dg implementasi KKP, Proporsi 60 : 40 dapat diubah dengan dispensasi ke
Komposisi 60 : 40, Apakah ini mutlak kanwil DJPb.
harus dipenuhi setiap satker? Pada PMK sudah diatur bahwa ada pengecualian,
Lalu... jika suatu satker UP nya 50 juta... silahkan dicek apakah satker tersebut berhak untuk
apakah pagu nilai kartu kredit, berapa mendapatkan pengecualian.
pun orangnya, maksimal harus 20 juta?
21. Saat implementasinya, apakah satker Agar merujuk ke pertanyaan serupa
harus menihilkan/menyetor sisa UP nya
(yg saat ini 100% tunai) kemudian
mengajukan permohonan up lagi?
22. Bagaimana dgn bendahara yg ada 2 up KKP sesuai pengaturan hanya untuk RM saja.
dari 2 sumber dana yaitu RM dan Agar merujuk ke pertanyaan serupa
PNBP, apakah keduanya harus pake
kartu kredit atau yg RM saja, karena
kalau di PMK  196 yg dibahas yg RM
saja
23. Meneruskan pertanyaan dr KPPN jak 5 Agar merujuk ke pertanyaan serupa
Kartu kredit pemerintah berlaku mulai
tgl 1 juli 2019 yaitu up tunai 60% dan
KKP 40%
Bgmn posisi up yg sdh diberikan 100%
sampai dgn tgl 30 juni 2019. Apakah
dinihilkan dulu atau bagaimana?
24. Dalam hal satker tdk menggunakanm 1. Sesuai ketentuan, seluruh Satker wajib
KKP sampai dgn tanggal.1 Juli 2019 mengimplementasikan KKP, kecuali Satker
bagaimana porsi UP nya? Adakah ada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,
sanksinya kpd satker yg tdk Satker Atase Teknis, dan Satker yang
menggunakan KKP dikecualikan
2. Sesuai PMK, default UP pada tanggal 1 Juli 2019
adalah 60:40. Jika satker tidak menggunakan
KKP maka satker hanya mendapatkan dana tunai
60% dari UP sedangkan sisanya tidak bisa
dipergunakan karena satker menolak mengunakan
KKP.
3. Hal tersebut akan menyulitkan satker sendiri.

25. Tambahan pertanyaan dr pku: terkait 1. UP KKP akan dicatat ke dalam Kartu Pengawasan
teknik pengawasannya nanti oleh KPPN UP/TUP KKP
apakah secara manual atau pakai 2. Karwas UP/TUP KKP akan dibangun secara
aplikasi krn kan up KKP tdk ada SPM otomasi dalam Aplikasi OMSPAN sehingga
nya yg ada hanya SPM gup nya, jd span KPPN akan lebih mudah dalam melakukan
tdk mencatat up KKP, nah ini klo validasi dan pengawasan
mungkin supaya pengawasannya
diakomodir di aplikasi misal di aplikasi
konversi krn klo manual KPPN akan
kerepotan, dan potensi lolos sangat
besar, trims
26. UP 100 % porsi tunai 60 dan KKP 40, Agar merujuk ke pertanyaan serupa
apakah boleh satker hanya mengambil
hak tunai yg 60 % saja dan tidak
mengambil up KKP yg 40 % . Trims
27. Apa sanksi bagi satker yg tidak Agar merujuk ke pertanyaan serupa
menggunakan kartu kredit pak?, Krn di
Bali ada satker yg mengajukan
dispensasi tidak menggunakan kkp.
28. Bagaimana jika Bank di luar Bank tersebut terlebih dahulu harus membuat PKS
HIMBARA berminat ingin induk sebelum ditindaklanjuti dengan PKS operasional
berpartisipasi program KKP? antara satker dan kantor cabang bank dimana
bendahara memnbuka rekening

Agar merujuk ke pertanyaan serupa


29. Jika KKP digunakan utk belanja di Agar merujuk ke pertanyaan serupa
mesin EDC bank lain selain Bank pada
Rekening BPg, (misal KKP BRI
digunakan di EDC BCA, maka saat
melakukan pembayaran dikenakan biaya
administrasi. Apakah biaya tersebut
dapat dipertanggungjawabkan dalam
SPJ ?
30. Satker mohon disediakan format terkait SOP internal satker seharusnya dibuat oleh satker
SOP Internal Pembayaran, Penggunaan sendiri, didalam PMK menggambarkan mekanisme
dan pertanggungjawaban KKP. secara umum dalam penggunaan KKP. Demikian pula
Disamping itu juga disediakan format untuk surat perjanjian penggunaan KKP antara KPA
surat perjanjian pengguna KKP antara dan pemegang KKP.
KPA dengan pemegang KKP
31. Kejelasan apakah UP yang sumber Agar merujuk ke pertanyaan serupa
dananya berasal dari PNBP apakah
termasuk yang wajib menggunakan
KKP?
32. Bagaimana mekanisme perubahan dari Agar merujuk ke pertanyaan serupa
UP saat ini menjadi 60% UP tunai 40%
UP KKP. Haruskah satker menihilkan
up nya selanjutnya mengajukan lagi,
atau menihilkan/menyetorkankan 40%
bagian up kkp?
33. Bagaimana satker yg rekening Agar merujuk ke pertanyaan serupa
bendahara pengeluarannya berbeda
dengan HIMBARA?
34. Menelaah PMK yang ada, revolving up Agar merujuk ke pertanyaan serupa
kkp tanpa melihat besaran dan bisa
dilakukan kapanpun? Mohon penegasan.
35. Apabila toko/merchant mengenakan Agar merujuk ke pertanyaan serupa
Charge sebesar 2,5 persen apa bisa
diadukan dan apakah bisa di SPJ kan?
36. Belum terlihat adakah pengenaan sanksi Agar merujuk ke pertanyaan serupa
bagi satker yang tidak menggunakan
KKP.
37. Di dalam PMK, KPPN melaksanakan 1. UP KKP akan dicatat ke dalam Kartu Pengawasan
pengawasan atas UP yang ada. Semoga UP/TUP KKP
difasilitasi dengan sistem agar tidak 2. Karwas UP/TUP KKP akan dibangun secara
menjadi kesalahan di KPPN otomasi dalam Aplikasi OMSPAN sehingga KPPN
akan lebih mudah dalam melakukan validasi dan
pengawasan

38. Pengenaan biaya materai dalam Pada tagihan bulanan KKP aka nada biaya materai
pembayaran dengan kartu kredit biasanya senilai Rp6.000 per tagihan. Kuitansi belanja
didasarkan per kuitansi belanja atau diberikan materai sesuai ketentuan.
daftar tagihan?
39. Bagaimana cara pembukuan di aplikasi Pembukuan di aplikasi persediaan dapat dilakukan
persediaan apabila untuk pengadaan pada saat diterima, sedangkan pembayaran dilakukan
barang persediaan sementara tagihan pada saat tagihan telah diterima, hal tersebut tidak
KKP ada tenggang waktu (nunggu masalah, perbedaan pencatatan persediaan dan arus kas
tagihan dr bank) dan barang mendesak tersebut hanya bersifat sementara.
untuk digunakan
40. Pengguna kartu kredit wajibkah Satker yang dikecualikan dari penerapan KKP harus
hukumnya untuk pagu dibawah 2,5 memenuhi 2 kriteria secara kumulatif sebagaimana
Milyar sedangkan penyedia barang jasa diatur dalam Pasal 82 PMK 196/PMK.05/2018 yaitu:
di kota kami sangat terbatas hanya a. Tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat
tersedia di mall tetapi jenis barang yang menerima pembayaran dengan kartu kredit
diperjualbelikan di mall terbatas pemerintah melalui mesin electronic data capture
(EDC) yang dibuktikan dengan surat pernyataan
dari KPA; dan
b. Memiliki pagu jenis belanja Satker yang dapat
dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp2,4
Miliar.

41. Apakah ada batasan jumlah kartu kredit Tidak ada Batasan jumlah KKP, yang perlu
di masing-masing satker, mengingat ada dipertimbangkan adalah besaran UP KKP yang
beberapa satker yang mempunyai BPP? dikelola, pastikan bahwa total limit semua kartu tidak
melebihi total UP KKP yang dikelola.
42. Apakah BPP yang tidak mempunyai 1. Pada prinsipnya dapat diterbitkan KKP bagi
nomor rekening dapat mempunyai kartu Satker yang memiliki BPP (termasuk yang tidak
kredit dan apakah untuk memiliki nomor rekening). Namun sesuai
pejabat/pegawai dapat menggunakan ketentuan Pemegang KKP adalah
untuk perjalanan dinas, bagaimana pejabat/pegawai yang telah ditetapkan dalam SK
mekanismenya? KPA sebagai Pemegang KKP. Bank penerbit
berarti mengikuti BP nya.
2. Apabila sudah diterbitkan KKP untuk Perjadin
maka dapat digunakan untuk keperluan belanja
Perjadin berupa tiket, penginapan dan sewa
kendaraan
3. Mekanismenya adalah dimulai dari menggesek
KKP untuk tiket, penginapan dan sewa
kendaraan. Kemudian mengumpulkan bukti
pengeluaran dan e-billing, mengisi Daftar Riil
Pengeluaran Perjadin, dan menyampaikannya ke
PPK. PPK melakukan pengujian tagihan untuk
kemudian diterbitkan Daftar Pembayaran
Tagihan. Kemudian disampaikan kepada BP,
selanjutnya disampaikan kembali kepada PPK
untuk diterbitkan SPP GUP KKP. Selanjutnya
disampaikan kepada PPK untuk diterbitkan SPM
GUP KKP.

43. Apakah tagihan kartu kredit dari bank Agar merujuk ke pertanyaan serupa
dapat dipercepat (selama ini tagihan
menunggu satu bulan)?
44. Meskipun dalam PMK sudah Perlakuan pencatatan atas UP tunai dan KKP memang
dinyatakan Kartu Kredit Pemerintah berbeda demikian juga dengan SPM nya nanti juga
menggunakan mekasnisme UP akan dibedakan.
sebagaimana disebut pada Pasal 3,
namun jika merujuk pada PMK nomor Agar merujuk ke pertanyaan serupa
225/PMK.06/2016 tentang Penerapan
akuntansi berbasis akrual pada Terima kasih atas masukannya
pemerintah Pusat, dimana akuntansi
pada satuan kerja belum dilakukan
secara transaksional (termasuk
pencatatan UP baru sebatas permintaan
UP dengan SPM,
GU Nihil, dan Setoran 815), maka
pencatatan Kartu Kredit tidak bisa
disamakan dengan UP Tunai yang
selama ini menggunakan pencatatan
akun 825xxx dan 815xxx. Uang yang
masuk dan keluar dari rekening
bendahara atas KKP satker tidak perlu
dilakukan pencatatan di SAIBA,
meskipun pada akhirnya mempengaruhi
LPJ Bendahara.
45. Apakah format pengisian SPM Terima kasih masukannya, SPM GUP KKP dan Tunai
GU/GUP/PTUP untuk pengajuan beban memang rencananya akan dibedakan.
kartu kredit disamakan atau dibedakan
dengan yang dari UP Tunai? Saran kami
agar dibedakan pengajuan GU (terutama
GUP/Nihil) antara Kartu Kredit dan UP
Tunai, seperti “sifat pembayaran” pada
SPM sehingga pada proses pembukuan
di SAIBA lebih mudah dalam
melakukan mapping jurnal
46. Ada batas waktu maksimal 2 hari untuk Pembukuan untuk UP tunai dan UP KKP akan
pembayaran KKP sejak uang ditransfer dibedakan untuk memudahkan pengendalian. Terima
dan masuk ke rekening bendahara. Jika kasih sarannya
bendahara melakukan GU pada akhir
bulan dan uang masuk ke rekening
bendahara pada hari terakhir bulan
berkenaan, maka uang tersebut
dimungkinkan baru ditransfer ke
rekening supplier pada bulan
berikutnya. Akibatnya akan ada uang di
Bendahara Pengeluaran melebihi UP
awal. Hal ini akan
menyebabkan permasalahan pada saat
satker menyusun LPJ karena dana UP di
rekening Bendahara berbeda dengan
yang disajikan di Neraca Satker. Saran
kami, format LPJ antara UP Tunai dan
uang dari KKP perlu dibedakan
sehingga memudahkan dalam verifikasi
baik oleh satker maupun KPPN.

47. Pembedaan kartu kredit antara kartu Hal tersebut memungkinkan untuk terjadi oleh karena
kredit untuk keperluan belanja itu sejak awal kepada pemegang kartu agar menyadari
operasional rutin dan belanja perjalanan tanggunjawab dan kewenangan penggunaan KKP.
dinas akan sulit diterapkan. Dari sisi Perlu dipahami bahwa KKP adalah pengganti UP. Jadi
satker penerbit kartu kredit bisa perlu dipergunakan secara bertanggunjawab.
dibedakan, namun bagaimana mesin
EDC Merchant dapat mengenali bahwa
kartu kredit ini untuk belanja
operasional atau belanja perjalanan
dinas karena mesin EDC hanya disetting
untuk dapat menerima semua jenis
pembayaran.
48. Ketentuan dalam pasal 29 ayat (5) Agar merujuk ke pertanyaan serupa
diatur bahwa pagu jenis belanja yang
bisa
dibayarkan melalui UP Kartu Kredit
Pemerintah paling banyak 40% (empat
puluh
persen). Bagaimana KPPN melakukan
pengawasannya? Akan lebih baik jika
dibuatkan menu pengawasan menu
tersendiri pada OMSPAN sehingga
setiap satker
mengajukan ke FO KPPN tidak
dihitung secara manual.
49. Di beberapa pengaturan disebutkan Tidak, untuk UP KKP dapat direvolving tanpa harus
mengenai SPP-GUP/ SPP-PTUP Kartu menunggu batas penggunaan 50%
Kredit
Pemerintah terpisah dengan SPP SPP- Agar merujuk ke pertanyaan serupa
GUP/ SPP-PTUP tunai, apakah dengan
ketentuan mutatis mutandis batas
revolvingnya juga 50%?
50. Dalam PMK tidak disebutkan apakah, Agar merujuk ke pertanyaan serupa
UP ini berlaku untuk semua jenis
belanja yang
dari berbagai sumber pembiayaan
seperti, Rupiah Murni, PNBP, SBSN,
dll? Apakah
dengan demikian kartu kredit ini
mencakup keseluruhan belanja yang
dapat dibayar
dengan UP tanpa memperhatikan
sumber dana?
51. Keterlanjuran pembayaran dengan Keterlanjuran pembayaran seharusnya sangat jarang
Kartu Kredit Pemerintah terjadi, apabila terjadi dapat diselesaikan sesuai
sebagaimana diatur kasusnya.
dalam Pasal 66, dapat terjadi
dalam dua kondisi:
a. Keterlanjuran pembayaran atas
belanja yang
belum di GU-kan. Dalam hal
demikain tentu harus dicocokan
dengan kuitansi dan bukti
transfernya, dan apabila
sudah ditransfer dari supplier ke
rekening bendahara maka tidak
masalah.
b. Keterlanjuran pembayaran atas
belanja yang sudah di GU-kan.
Dalam hal
kejadian ke dua, apakah
pengembalian ini cukup
diperhitungkan dengan SPM GU
berikutnya, atau pengembalian
tersebut harus disetorkan ke kas
negara dahulu
baru Pagu-nya dipulihkan?
52. Masih terjadi charge dari toko dan teller Agar merujuk ke pertanyaan serupa
bank jika melakukan pembayaran via
teller.
Bagaimana pembebanan atas charge
tsb?
53. Bagaimana bentuk (kartu) pengawasan Saat ini sedang dibahas mekanisme SPM UP KKP dan
UP untuk membedakan SPM UP tunai, demikian juga untuk aplikasinya.
pertanggungjawaban dari KKP dan Mohon bersabar teknisnya akan disampaikan
konvensional di KPPN dan di kemudian.
Bendahara Pengeluaran dan PPSPM
Satker? Dan bagaimana perlakuan UP
setelah 1 Juli?
54. Saat ini sedang dibahas mekanisme SPM UP KKP dan
Apakah atas UP KKP tidak dibuatkan SPM UP tunai, demikian juga untuk aplikasinya.
spm UP? Jika tidak dibuatkan spm UP, Mohon bersabar teknisnya akan disampaikan
bagaimana cara pembuatan spm GU kemudian.
KKP karena aplikasi existing dalam
pembuatan spm GU KKP masih
mewajibkan adanya spm UP atas GU
tsb?

55. Apakah UP KKP juga wajib di GU kan Agar merujuk ke pertanyaan serupa
minimal 1x setiap bulan?

56. Sesuai ketentuan dalam Pasal 82 PMK Satker yang diberikan pengecualian oleh PMK tetap
196/PMK.05/2018, ketentuan dapat menggunakan KKP. Apabila satker tersebut akan
pembayaran dan penggunaan KKP menggunakan KKP maka harus mengikuti seluruh
dikecualikan bagi Satker yang pengaturan dalam PMK.
memenuhi kriteria memiliki pagu Jenis
belanja Satker yang dapat dibayarkan
melalui UP sampai dengan
Rp2 .400.000.000,00 (dua miliar empat
ratus juta rupiah), bagaimana apabila
terdapat satker yang masuk dalam
pengecuaian tersebut namun
berkehendak untuk mendapatkan KKP?
57. Apakah diperbolehkan apabila KKP Agar merujuk ke pertanyaan serupa
yang dimiliki satker ternyata pada
menchant tidak terdapat mesin EDC
bank dimaksud sehingga menggunakan
mesin EDC bank lain, namun terdapat
tambahan biaya?

58. Dalam hal terdapat perubahan besaran perubahan besaran UP akan menambang atau
UP KKP setelah penyampaian UP, mengurangi besaan UP tetapi proporsi tunai dan KKP
apakah UP Tunai juga disesuaikan? Jika nya tetap. Apabila yang dimaksud ingin mendapatkan
iya, bagaimana mekanismenya? porsi tunai lebih besar maka yang dilakukan adalah
mengubah proporsi UP tunai dan KKP nya.
59. Ketentuan penggunaan KKP Untuk satker yang dikecualikan sebagaimana dalam
sebagaimana diatur dalam PMK 196 PMK, tidak perlu menggunakan KKP, dengan
dikecualikan bagi satker yang memiliki demikian diberikan UP 100% dalam tunai.
pagu jenis belanja yang dapat
dibayarkan melalui UP s.d. 2,4 miliar
(pasal 82). Apakah hal ini dapat
diartikan bahwa untuk satker dimaksud
dapat menggunakan UP Tunai 100%?
Jika iya, apakah masih diperlukan
dispensasi dari Kepala Kanwil atau
melalui pernyataan KPA atau secara
otomatis? Sebagai laporan, di KPPN
Selong satker yang mempunyai pagu
jenis belanja yang dapat dibayarkan
melalui UP di bawah 2,4 miliar
sebanyak 85%
60. Bagaimana untuk KKP BPP yang seharusnya KKP diterbitkan dari bank yang sama
mempunyai rekening beda dengan BP, dengan rekeningnya, jadi kalua rekeningnya BPP
sedangkan SPM GU nya melalui adalah BRI maka KKP nya juga dari BRI. Hal ini
rekening BP? (Misalnya rekening BP di dilakukan supaya tidak ada biaya dalam proses
Mandiri, rekening BPP di BRI) pelunasan tagihan atau pengecekan transaksi.
61. Apakah ketentuan UP KKP berlaku juga Agar merujuk ke pertanyuaan serupa
untuk UP dengan sumber dana selain
RM?
62. Untuk pengawasan UP KKP dibuat Agar merujuk ke pertanyaan serupa
manual atau diakomodir oleh SPAN?
Apabila dibuat manual, bagaimana cara
KPPN membedakvan itu GUP Tunai
atau KKP jika jenis SPMnya sama
antara GUP Tunai dan GUP KKP?
63. Bagaimana dengan biaya denda jika ybs Agar merujuk ke pertanyaan serupa
kurang atau terlambat melakukan
pembayaran KK?
64. Bagaimana kalo ada belanja dari Baik UP tunai maupun UP KKP, pengeluaran yang
pemegang KKP yg tidak dapat tidak dapat di SPJ kan menjadi tanggungjawab pribadi
dibebankan pada APBN? yang menyebabkan pengeluaran tersebut

Agar merujuk ke pertanyaan serupa


65. Perlunya itigasi risiko dalam Pengumpulan bukti transaksi UP tunai dan KKP adalah
pengumpulan bukti pengeluaran, di sama. Semua bukti transaksi harus dikumpulkan oleh
mana cetakan bukti pembayaran dengan yang melakukan transaksi (pelaksana SPD atau untuk
KK berupa cetakan mesin EDC yang belanja operasional). Pada saat transaksi harus
dimungkinkan hilang tulisan dalam dikumpulkan kertas/slip dari mesin EDC yang isinya
waktu tertentu. Sehingga pengeluaran hanya total transaksi, cetakan mesin register yang
dengan KKP sulit dibuktikan, sementara berisi rincian pembelian barang/jasa, rincian ini yang
jika hanya dilihat dari tagihan, maka digunakan untuk verifikasi. Cetakan mesin EDC
tidak muncul rincian pembayaran hanya memang tidak bertahan lama, tetapi pasti sama
muncul nama vendornya. nilainya dengan yang tertera di billing bulanan.
66. Pada praktik penggunaan KKP masih Tidak diperkenankan adanya biaya admin. Sebelum
terdapat pengenaan charge (biaya bertransaksi pastikan bahwa penjual tidak mengenakan
admin) pada merchant atas penggunaan biaya admin.
KKP di mana tidak masuk ke dalam
tagihan KKP Agar merujuk ke pertanyaan serupa
67. Berdasarkan regulasi pembagian porsi Untuk pengawasan UP tunai dan UP KKP sedang
UP Tunai dan UP KKP sebesar 60%- dibuatkan aplikasi, sehingga bisa dilakukan
40% menyulitkan pengawasan di satker pengawasan.
dan KPPN sehingga berpeluang terjadi
penyimpangan regulasi.

Anda mungkin juga menyukai