Petunjuk Teknis
Kartu Kredit Pemerintah
MEI 2019
SATKER
Perubahan Proporsi Kanwil
- Surat Perubahan
Porsi KKP (Kanwil
SAS2019 DJPb)
Input Output - Surat Persetujuan
Ke
KKP (KPPN)
rja - Surat Penerbitan
sa KKP (Bank)
- ADK Kirim KKP ke
ma Kanwil dan KPPN
KPPN
BANK Penerbitan KKP
Persetujuan KKP
Penjelasan:
a. Satker melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank Penerbit KKP sebagai mitra kerjanya dalam
penggunaan KKP
b. Penetapan proporsi UP ditetapkan UP Tunai sebesar 60% dan UP KKP sebesar 40%. Apabila proporsi UP
KKP berubah, maka Satker menyampaikan surat dispensasi perubahan proporsi UP KKP ke Kanwil Ditjen
Perbendaharaan yang dilampiri Surat Pernyataan dan mengirim ADK.
c. Satker menginput data permohonan persetujuan proporsi UP KKP ke KPPN (jika berubah proporsi UP KKP,
maka harus lampirkan Surat Persetujuan dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan) dilampiri Surat Pernyataan Uang
Persediaan dan mengirim ADK.
d. Satker melakukan input data permohonan penerbitan (nama-nama penerima dan administrator) KKP ke Bank
dilampiri surat Persetujuan UP KKP dari KPPN mitra kerjanya.
e. Input data surat permohonan perubahan proporsi UP KKP, persetujuan dan penerbitan KKP dilakukan pada
modul PPSPM.
f. Satker Input data Nomor KKP pada masing-masing Pemegang KKP sebagai bahan pelaporan oleh BP/BPP
pada modul SILABI
Pada modul PPSPM, untuk pembuatan surat-surat sebagaiman alur dan penjelasan diatas, terdapat pada menu
Lainnya, sub menu Kartu Kredit Pemerintah dengan sub-sub menu sebagai berikut:
Dispensasi Proporsi KKP ke Kanwil
Permohonan Persetujuan ke KPPN
Permohonan Penerbitan ke Bank
Permohoan TUP KKP ke KPPN
Permohonan TUP Non KKP ke KPPN
No/Tgl. Permohonan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang
sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
No/Tgl. Pernyataan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang
sudah valid) ), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat
Kanwil DJPb : Diisi dengan Nama Kanwil (misal “Kanwil DItjen Perbendaharaan Prov.
DKI Jakarta”), alamat dan kota sebagai tujuan surat
Tombol Hitung UP : Digunakan untuk melakukan cek adat pagu, pagu UP, maksimal UP yang
bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan
melakukan hitung proporsi UP KKP normal 60% dan 40%
UP Diminta : Diisi dengan nilai UP yang diminta/diperlukan, jika sudah ada (masa
transisi), UP diminta harus sama dengan nilai SPM UP awal
UP Tunai (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP tunai sesuai dengan
kebutuhan/diperlukan, misal 70
Kartu Kredit (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP Kartu Kredit sesuai dengan
kebutuhan/diperlukan, misal 30
Alasan Dispensasi : Diisi dengan alasan utama mengapa permohonan perubahan proporsi
UP KKP diajukan ke Kanwil DJPb. Contoh alasan sebagai berikut:
- Penyedia Barang/Jasa yang menerima pembayaran dengan KKP
masih terbatas
- Masih banyak terdapat kegiatan yang hanya bisa dibayarkan dengan
UP Tunai
- Kebutuhan UP Tunai Biro/Pusat/Unit Kerja masih tinggi
Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang,
karena akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat
permohonan persetujuan ke KPPN
Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan
tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.
No/Tgl. Surat : Diisi dengan nomor dan tanggal surat dari Kanwil DJPb (nomor dan tanggal yang
sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
UP Tunai (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP tunai sesuai dengan persetujuan Kanwil
DJPb, misal 70
Kartu Kredit (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP Kartu Kredit sesuai dengan persetujuan
Kanwil DJPb, misal 30
Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena
akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat permohonan persetujuan
ke KPPN
CETAK SURAT
Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat permohonan dispensasi perubahan proporsi UP
KKP ke kanwil DJPb, hasilnya seperti dibawah ini:
Surat Permohonan Dispensasi:
REKAM/UBAH DATA
Penjelasan perekaman data baru untuk surat persetujuan dari KPPN UP KKP adalah sebagai berikut:
No/Tgl. Pernyataan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat pernyataan Satker (nomor dan tanggal
UP yang sudah valid) ), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat
Nama KPPN : Diisi dengan Nama KPPN (misal “KPPN Jakarta IV”), alamat dan kota
sebagai tujuan surat
Tombol Hitung UP : Digunakan untuk melakukan cek adat pagu, pagu UP, maksimal UP yang
bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan melakukan
hitung proporsi UP KKP normal 60% dan 40%
UP Diminta : Diisi dengan nilai UP yang diminta/diperlukan, jika sudah ada (masa transisi),
UP diminta harus sama dengan nilai SPM UP awal (jika ada surat perubahan
proporsi dari Kanwil DJPb, isian akan disable)
UP Tunai (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP tunai sesuai dengan
kebutuhan/diperlukan, misal 70 (jika ada surat perubahan proporsi dari
Kanwil DJPb, isian akan disable)
Kartu Kredit (%) : Diisi dengan prosentase proporsi UP Kartu Kredit sesuai dengan
kebutuhan/diperlukan, misal 30 (jika ada surat perubahan proporsi dari
Kanwil DJPb, isian akan disable)
Alasan Dispensasi : Khusus pengecualian, diisi dengan 3 alasan utama mengapa permohonan
perubahan proporsi UP KKP diajukan ke KPPN. Contoh alasan sebagai
berikut
- Tidak ada mesin EDC pada penyedia barang/jasa
- Kegiatan yang cukup banyak yang masih memerlukan UP Tunai
- Pagu DIPA yang dapat dibelanjakan dengan UP di bawah Rp2,4 miliar.
Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang, karena
akan dibaca sebagai data saat pengajuan SPP/SPM dan pembukuan oleh
BP/BPP pada aplikasi SILABI
Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan
tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.
No/Tgl. Surat : Diisi dengan nomor dan tanggal surat dari Kanwil DJPb (nomor dan
tanggal yang sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
CETAK SURAT
Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat permohonan, surat pernyataan, dan surat
persetujuan UP KKP, hasilnya seperti dibawah ini:
Surat Permohonan:
REKAM/UBAH DATA
Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:
No/Tgl. Permohonan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang
sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
No/Tgl. Perjanjian KKP : Diisi dengan nomor dan tanggal surat perjanjian KKP antara pihak Satker
dan Bank sebelum mengajukan permohonan persetujuan/dispensasi
perubahan proporsi KKP
Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat
Uraian Perjanjian : Diisi dengan uraian perjajian KKP antara pihak satker dan bank mitra
kerja satker (bank dengan rekening BP/BPP dibuka)
Nama bank : Diisi dengan nama bank mitra satker dimana rekening BP/BPP dibuka
Kota Bank : Diisi dengan kota bank (kota tujuan surat)
Petunjuk Teknis KKP – SAS | 12
Tombol Cek UP KKP : Digunakan untuk melakukan cek data pagu, pagu UP, maksimal UP yang
bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan
melakukan hitung proporsi UP KKP yang telah di setujui KPPN
Tombol Rekam : Untuk mengaktifkan isian data merekam penerima KKP dan administrator
KKP
Tombol Ubah : Untuk mengaktifkan isian data merubah penerima KKP dan administrator
KKP
Tombol Simpan/Edit : Untuk simpan/ubah isian data penerima KKP dan administrator KKP ke
tabel database
Tombol Hapus : Untuk hapus data penerima KKP dan administrator KKP yang ada pada
table sementara/memory
Nama : Diisi dengan nama pemegang KKP atau administrator KKP
Tgl Lahir : Diisi dengan tanggal lahir pemegang KKP atau administrator KKP
Jabatan : Diisi dengan jabatan pemegang KKP atau administrator KKP
Jenis KKP : Diisi dengan jenis KKP :
1. KKP Belanja Operasional
2. KKP Perjalan Dinas
3. Administrator KKP
Limit KKP : Diisi dengan batasan/limit KKP pengguna yang diajukan ke Bank
Kode GOL : Diisi dengan kode golongan pegawai
NIK : Diisi dengan NIK pemegang KKP atau administrator KKP bersifat UNIQ
dan divalidasi tidak boleh digunakan untuk jenis kartu yang sama
NIP : Diisi dengan NIP pemegang KKP atau administrator KKP, jika bukan
pegawai diisi dengan NIK
NIP2 : Opsional diisi dengan NIP/NR dengan tambahan pangkat/jabatan
pemegang KKP atau administrator KKP
Telp/Fax : Diisi dengan nomor telepon/HP pemegang KKP atau administrator KKP
Email : Diisi dengan email aktif pemegang KKP atau administrator KKP
Aktif : Diisi dengan status penerima/pemegang KKP :
1. Aktif
2. Non Aktif
Default : Jika perekaman data terakhir/ pembaharuan wajib diceklist/ centang,
karena akan dibaca sebagai data awal saat pembuatan surat
permohonan persetujuan ke KPPN
Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan
tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.
HAPUS DATA
Jika data sudah dilakukan perekaman surat persetujuan dari Bank, maka untuk menghapus Surat
Persetujuan dari Bank dilakukan sebagai berikut:
1. Data persetujuan dari Bank dapat dihapus dengan menu hapus data.
2. Data persetujuan yang telah diisi nomor dan tanggal surat persetujuan dari Bank hanya dapat dihapus
apabila nomor surat persetujuan dari Bank telah dihapus terlebih dahulu.
3. Menu hapus data ini akan menghapus data secara permanen.
CETAK SURAT
Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat persetujuan UP KKP ke KPPN, hasilnya seperti
dibawah ini:
Surat Referensi:
Jika penerima KKP lebih dari 4 orang, maka daftar penerima dan administrator KKP pada surat referensi
akan dibuat terpisah/terlampir.
Jika Kartu Kredit yang dimiliki oleh satker tersebut lebih dari satu, maka pembebanan kenaikan batas/limit
perkartu dapat disesuaikan kebutuhan masing-masing satker, untuk kenaikan batas/limit tersebut satker
dapat berkoordinasi secara langsung dengan bank mitra kerjanya.
Pagu jenis belanja yang dapat dimintakan oleh satker untuk kegiatan yang dibiayai menggunkan TUP KKP
adalah untuk belanja barang dan belanja modal serta yang bersumber dana dari rupiah murni saja,
sedangkan untuk TUP Non KKP/Tunai (sumber dana RM atau PNBP) tidak terbatas jenis belanja kecuali
jenis belanja pegawai.
Combo pilih Satker : Pemilihan kode satker, dimungkinkan lebih dari satu satker jika dalam
aplikasi SAS memiliki lebih dari satu DIPA
REKAM/UBAH DATA
Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:
No/Tgl. Permohonan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Satker (nomor dan tanggal yang
sudah valid), akan divalidasi dan dibawa dalam ADK
No/Tgl. Pernyataan : Diisi dengan nomor dan tanggal surat pernyataan yang ditandatangi oleh
KPA
Pejabat KPA : Diisi dengan pejabat KPA yang sudah direkam pada referensi pejabat
Nama KPPN : Diisi dengan nama KPPN, misal “KPPN Jakarta IV”, alamat dan kota
KPPN
Tombol Cek UP KKP : Digunakan untuk melakukan cek data pagu, pagu UP, maksimal UP yang
bias diajukan,nilai UP/perubahan UP dan SPM UP (jika ada) dan
melakukan hitung proporsi UP KKP yang telah di setujui KPPN
DIMINTA : Diisi dengan total nilai TUP KKP yang diminta/akan diajukan ke KPPN
Tanggal Keg. : Diisi dengan tanggal periode kegiatan yang akan dilaksanakan dan
dibiaya dengan TUP KKP
Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan
tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.
HAPUS DATA
Jika data sudah dilakukan perekaman surat persetujuan TUP KKP dari KPPN maka untuk mengahapus
surat persetujuan dari KPPN sebagai berikut:
1. Data persetujuan TUP KKP dari KPPN dapat dihapus dengan menu hapus data.
2. Data persetujuan yang telah diisi nomor dan tanggal surat persetujuan TUP KKP dari KPPN hanya
dapat dihapus apabila nomor surat persetujuan TUP KKP dari KPPN telah dihapus terlebih dahulu.
3. Menu hapus data ini akan menghapus data secara permanen.
INPUT RINCIAN
Surat permohonan TUP KKP dapat dicetak apabila satker telah melakukan input data rincian detail TUP
KKP, dan nilai total rincian sudah sama dengan total TUP KKP yang diinput diawal perekaman surat. Untuk
perekaman data rincian, klik tombol “RINCIAN”, sehingga muncul jendela aplikasi seperti dibawah ini:
Alur perekaman yaitu lik tombol “Pilih Akun”, sehingga muncul pilihan pagu sebagai berikut:
Klik pada grid yang akan dipilih, lalu tekan tombol “Pilih”, selanjutnya Klik tombol “Rekam Data”, sehingga
textbox input detail rincian aktif.
Tombol Rekam Data : Untuk merakam data rincian setelah pilih pagu dan mengaktifkan inputan
textbox detil rincian
Uraian Rincian : Diisi dengan uaraian rincian kegiatan, misalnya “Belanja bahan/KIT
seminar untuk peserta”
Jumlah Item : Diisi dengan jumlah item barang atau paket kegiatan sesuai kebutuhan
Satuan : Diisi dengan nama satuan, misal orang, buah, paket, OJ, OH dan lainnya
Nilai Rinci : Diisi dengan nilai rupiah/uang rincian kegaiatan yang nantinya dikalikan
dengan jumlah item
Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan
tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.
CETAK SURAT
Tombol cetak digunakan untuk melakukan cetak surat persetujuan UP KKP ke KPPN, hasilnya seperti
dibawah ini:
Surat Permohonan:
Rincian TUP :
Tata cara perekaman dan output surat sama seperti TUP KKP penjelasan diatas, yang membedakan
adalah penayangan pagu jenis belanja tidak dibatasi pada akun belanja barang dan belanja modal saja,
tetapi semua jenis belanja ditampilkan.
REKAM/UBAH DATA
Penjelasan perekaman data baru untuk surat permohonan penerbitan KKP adalah sebagai berikut:
Nama : Diisi dengan nama lengkap pemegang KKP sesuai identitas yang
berlaku
NIP : Diisi dengan Nomor Induk Pegawai pemegang KKP atau kosongkan
jika pemegang kartu adalah Non PNS
NIP 1 : Terisi otomatis sesuai data pada kolom NIP atau kosongkan jika
pemegang kartu adalah Non PNS
Pangkat : Diisi dengan pangkat pemegang KKP atau kosongkan jika pemegang
kartu adalah Non PNS
Golongan : Diisi dengan golongan pemegang KKP atau kosongkan jika
pemegang kartu adalah Non PNS
Setelah melengkapi data-data diatas, selanjutnya klik tombol “Simpan”, jika melakukan ubah data, makan
tombol “Simpan” akan berubah menjadi tombol “Edit”.
HAPUS DATA
Untuk melakukan hapus per data referensi pemegang KKP, dapat dilakukan dengan klik pada baris
referensi pemegang KKP yang akan dihapus sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.
No_SPD : Diisi dengan Nomor SPD untuk transaksi Perjalanan Dinas. Kolom
akan disable jika jenis KKP adalah KKP Modal/Operasional
Tgl_DPR : Diisi dengan tanggal Daftar Pengeluaran Riil
Tgl_SPD : Diisi dengan tanggal SPD. Kolom akan disable jika jenis KKP adalah
KKP Modal/Operasional
Kota : Diisi dengan lokasi kota satker
No_KKP : Pilih KKP yang melakukan transaksi dengan memilih tombol
Jenis : Terisi otomatis sesuai data referensi KKP
Limit : Terisi otomatis sesuai data referensi KKP
Pejabat : Pilih Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan memilih tombol
Kolom Tabel “Jumlah” : Diisi nilai rupiah transaksi sesuai baris pos anggaran
Rincian : Diisi dengan rincian transaksi KKP. Misal: Pembelian kertas, tiket
perjalanan dinas Jakarta-Palu, dsb.
Bukti : Dipilih sesuai ketersediaan bukti transaksi
Pagu : Terisi otomatis sesuai ketersediaan pagu
Jumlah : Terisi otomatis sesuai isian pada “Kolom Tabel Jumlah”
Simpan : Untuk menyimpan detail transaksi DPR
Batal : Untuk membatalkan perekaman detail transaksi DPR
Tombol “Daftar : Untuk menampilkan daftar DPR yang perlu verifikasi oleh PPK
Pengeluaran Riil”
Tombol “Rincian” : Untuk menampilkan rincian DPR yang perlu verifikasi oleh PPK
Tombol “Proses” : Untuk menampilkan daftar DPR yang belum diverifikasi PPK
Tombol “Setuju” : Untuk menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK
Tombol “Tolak” : Untuk menampilkan daftar DPR yang telah ditolak PPK
Proses verifikasi oleh PPK dilakukan dengan menampilkan daftar DPR yang perlu diverifikasi melalui klik
Tombol “Daftar Pengeluaran Riil” kemudian checklist baris DPR, kemudian klik Tombol “Rincian”
sehingga akan tampil tayangan sebagai berikut:
Tombol “DPT” : Untuk mengambil ADK DPT yang telah dikirimkan sebelumnya melalui
modul SILABI Pengeluaran. Kolom pengisian berikutnya akan terisi
secara otomatis sesuai data DPT.
Setelah proses perekaman SPP GUP/PTUP KKP selesai, selanjutnya proses catat, cetak, dan kirim
SPP/SPM mengikuti prosedur umum Aplikasi SAS.
REKAM/UBAH DATA
Perekaman Kuitansi dimulai dengan klik tombol Rekam yang akan menampilkan pop-up pilihan cara
transaksi, yakni KKP atau Non KKP (Tunai).
Tabel : Menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK sebagai dasar
perekaman kuitansi.
Nomor Kuitansi : Terisi otomatis melanjutkan nomor kuitansi terakhir, dapat diubah jika
diperlukan
Tgl kuitansi : Diisi dengan tanggal kuitansi
Uraian : Diisi dengan uraian kuitansi
Baris kolom pajak : Terisi otomatis sesuai input data saat perekaman Daftar Pengeluaran
(PPN, PPh 21, dst) Riil pada modul PPK.
Validasi : Untuk memproses form isian sebelum proses simpan data dan
merubah status Proses pada baris transaksi DPR menjadi Approved.
Simpan : Untuk menyimpan kuitansi dan menayangkan/mencetak Daftar
Pungutan/Potongan Pajak atas KKP dalam SPBy
HAPUS DATA
Untuk melakukan hapus kuitansi, dapat dilakukan dengan klik pada baris kuitansi yang akan dihapus
sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.
B. RUH Transaksi
Sub menu ini digunakan untuk merekam/input data Transaksi termasuk Transaksi KKP berdasarkan
kuitansi yang telah direkam sebelumnya..
Ceklist kode/jenis transaksi, selanjutnya tekan tombol pilih untuk menampilkan form berikutnya.
Ceklist baris kuitansi, selanjutnya tekan tombol pilih untuk menampilkan form berikutnya.
Tanggal buku : Menampilkan daftar DPR yang telah disetujui PPK sebagai dasar
perekaman kuitansi.
No Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai nomor kuitansi yang telah dipilih
Tgl Dok Sumber : Terisi otomatis sesuai tanggal kuitansi yang telah dipilih
Uraian : Terisi secara default berdasarkan kuitansi, dapat diubah jika
diperlukan
Jumlah : Terisi otomatis sesuai nilai kuitansi yang telah dipilih
Akun : Diisi kode akun pembebanan.
Rekening : Dipilih nomor rekening BP/BPP.
Simpan : Untuk menyimpan transaksi.
Batal : Untuk membatalkan perekaman transaksi atau keluar dari menu
perekaman transaksi
HAPUS DATA
Untuk melakukan hapus transaksi, dapat dilakukan dengan klik pada baris transaksi yang akan dihapus
sehingga berwarna biru, kemudian klik tombol hapus.
REKAM/UBAH DATA
Perekaman DPT dimulai dengan klik tombol Rekam yang akan menampilkan tayangan sebagai berikut:
No_DPT : Terisi otomatis melanjutkan nomor DPT terakhir, dapat diubah jika
diperlukan
Petunjuk Teknis
Kartu Kredit Pemerintah
MEI 2019
Kanwil Satker mitra kerja pada Kanwil Per KPPN, Per Satker
yang bersangkutan
Dit. PA Satker mitra kerja pada lingkup Per Kanwil, Per KPPN, Per
nasional Satker
5. Setelah halaman utama terbuka, klik tombol sidebar untuk menampilkan menu;
6. Setelah pilihan menu terbuka, pilih menu Pengawasan Kartu Kredit Pemerintah
5. Setelah halaman utama terbuka, klik tombol side bar untuk menampilkan menu;
6. Setelah pilihan menu terbuka, pilih menu Pengawasan Kartu Kredit Pemerintah
5. Setelah halaman utama terbuka, klik tombol side bar untuk menampilkan menu;
6. Setelah pilihan menu terbuka, pilih menu Pengawasan Kartu Kredit Pemerintah
5. Setelah halaman utama terbuka, klik tombol side bar untuk menampilkan menu;
6. Setelah pilihan menu terbuka, pilih menu Pengawasan Kartu Kredit Pemerintah;
1
DAFTAR ISI
2
DESKRIPSI SINGKAT
Modul Bendahara Penerimaan
Modul ini digunakan untuk mengelola Uang Persediaan (UP) yang menggunakan mekanisme Kartu
Kredit Pemerintah (KKP).
Untuk memulai tahapan login aplikasi SAKTI, silahkan lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Jalankan aplikasi SAKTI dengan mengakses directory C SAKTI pada PC Anda. Klik dua kali
pada file runsakti.bat, atau
2. Klik dua kali pada file sakti.exe dan tunggu hingga aplikasi SAKTI terbuka.
Catatan: runsakti.bat dapat digunakan pada PC yang spesifikasi RAM-nya tidak terlalu tinggi
karena aplikasi SAKTI yang dibuka menggunakan runsakti.bat akan lebih ringan dibandingkan
dengan aplikasi SAKTI yang dibuka menggunakan sakti.exe. Namun, apabila terdapat update
aplikasi SAKTI pasca-maintenance, user harus menjalankan aplikasi SAKTI pertama kali setelah
update dengan menggunakan sakti.exe karena aplikasi SAKTI akan melakukan update secara
otomatis.
1. Isikan kolom nama pengguna dan kata sandi sesuai dengan user masing-masing bendahara
pengeluaran, kemudian pilih tahun anggaran 2019.
2. Klik tombol Masuk.
3
1. Pada modul bendahara, pilih menu Membuat usulan Menghitung usul UP.
2. Klik tombol Tambah.
4
4. Pada kolom nomor surat persetujuan KKP dan tanggal persetujuan KKP, silahkan diisikan
sesuai dengan yang tertera pada informasi dokumen KKP masing-masing satker.
5. Setelah melengkapi kolom 3 dan 4, pada kolom 5 secara otomatis akan terbentuk besaran
nominal UP tunai dan UP KKP sesuai dengan perhitungan persentase KKP. Pada contoh
gambar diatas, UP Tunai satker berjumlah 14.000.000 dan UP KKP berjumlah 10.000.000 (40%
dari total UP tunai).
6. Jika semua kolom sudah terisi, klik Simpan.
7. Data perhitungan usulan UP KKP yang sudah tersimpan akan muncul pada posisi kolom 7.
1. Selanjutnya, cetak Karwas UP KKP untuk memastikan bahwa nominal usulan UP KKP telah
benar-benar tersedia. Pilih menu Cetak laporan LPJ Bendahara Pengeluaran.
2. Pilih jenis laporan Karwas UP KKP dan setting tanggal periode sesuai dengan tanggal bulan
berjalan.
3. Klik tombol Cetak.
1. Pada cetakan karwas, pastikan plafond UP KKP pada kolom pojok kanan terisi sesuai
dengan usulan UP KKP yang direkam pada langkah sebelumnya.
5
II. Merekam Penerimaan barang/Jasa KKP
Setelah melakukan pencetakan karwas UP dan plafond atas UP KKP sudah tersedia, selanjutnya user
dapat melanjutkan untuk merekam penerimaan barang/jasa atas belanja yang dilakukan dengan
menggunakan KKP. Output dari perekaman ini adalah Hasil Cetakan SPBy dan Kuitansi KKP.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
6
Nama penerima : Nama penerima barang/jasa pada satker.
3. Isikan Program, Kegiatan, Output, beserta akun Belanja. Isikan juga sumber dana (RM), cara
penarikan (RM), dan register (Default Register).
4. Pada kolom kategori, apabila belanja yang dilakukan adalah belanja jasa maka klik pada opsi
kolom Jasa. Apabila belanja yang dilakukan merupakan belanja aset/persediaan, maka klik
pada opsi kolom Aset/Jasa Dikapitalisasi Aset (kemudian silahkan ikuti petunjuk nomor 5).
Untuk kolom jenis kas pilih UP untuk sumber dana UP KKP. Sedangkan untuk TUP KKP, pilih
jenis kas TUP.
Pastikan pagu yang muncul di kolom Pagu KKP masih mencukupi sebelum mengklik tombol
Simpan.
5. Apabila user melakukan belanja aset/persediaan, klik pada tombol Rincian barang untuk
terlebih dahulu merekam pendetilan aset/persediannya.
1. Akan muncul pop up box Rincian barang seperti pada gambar diatas. Klik tombol Rekam.
2. Klik tombol kaca pembesar pada kategori Kode Barang, kemudian isikan sesuai dengan
kode/nama barang yang akan dilakukan pembelanjaan
3. Isikan jumlah dan nominal barang
4. Klik tombol Simpan.
7
1. Apabila belanja dilakukan pada supplier pihak ketiga yang memiliki NPWP sendiri, maka
Klik pada tombol Cari Wajib Pajak/Wajib Bayar yang berada pada kolom informasi supplier.
2. Klik pada data NPWP supplier pihak ketiga
3. Klik tombol Pilih
4. Klik tombol Simpan dan form penerimaan barang/jasa KKP akan tersimpan.
1. Pada modul komitmen, pilih menu RUH Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa KKP
2. Klik pada salah satu dokumen pencatatan penerimaan barang/jasa yang sudah disimpan
sebelumnya
3. Klik tombol Cetak.
8
1. Aplikasi akan menampilkan dua pop-up box yang masing-masing berisi hasil cetakan perintah
bayar dan kuitansi seperti pada contoh tampilan gambar diatas.
9
1. Akan muncul pop up box seperti pada gambar diatas. Pop up box akan menampilkan data-
data dokumen penerimaan barang/jasa menggunakan KKP yang sudah disimpan sebelumnya
seperti pada poin II dan III petunjuk teknis. Klik centang pada box pilih
2. Klik tombol Pilih.
10
1. Untuk data pada kolom informasi supplier dan distribusi COA silahkan diabaikan saja dan
tidak perlu dilakukan ubah. Namun, pastikan total pembayaran yang tercantum dalam SPP
sudah sesuai dengan nominal total pembayaran pada dokumen penerimaan barang/jasa KKP
2. Klik tombol Simpan.
Setelah simpan, lanjutkan proses validasi SPP sampai dengan menjadi SPM dan SP2D dengan langkah-
langkah yang sama seperti pembuatan SPP tipe lainnya.
TUP Kartu Kredit Pemerintah adalah uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk batasan belanja
(limit) kredit kepada BP/BPP untuk kebutuhan yang sangat mendesak, tidak dapat ditunda, dan/ atau
tidak dapat dilakukan dengan Pembayaran LS dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP Kartu Kredit
Pemerintah yang telah ditetapkan.
Perekaman usulan TUP KKP pada SAKTI bertujuan untuk menaikkan plafond / pagu KKP. Setelah usulan
dibuat, satker menyampaikan usulan TUP ke KPPN untuk disetujui. Setelah mendapatkan persetujuan
TUP KKP, Satker dapat merekam transaksi penerimaan barang/jasa yang dananya bersumber dari TUP
KKP. Untuk merekam usulan TUP, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Masuk ke modul bendahara kemudian pilih menu Membuat usulan Membuat rincian
pembiayaan TUP
11
2. Klik tombol Tambah.
12
1. Pastikan kolom jumlah TUP sudah terisi
2. Klik tombol Simpan.
Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan Kartu Kredit Pemerintah yang selanjutnya disebut
PTUP Kartu Kredit Pemerintah adalah pertanggungjawaban atas TUP Kartu Kredit Pemerintah. Untuk
merekam SPP/SPM PTUP, silahkan lakukan langkah-langkah berikut:
1. Untuk membuat SPP, akses modul pembayaran menu RUH Pembayaran Catat/ubah SPP
13
2. Pilih jenis SPP 323 – Ganti TUP KKP
3. Klik tombol Tambah
1. Ketika mengklik tombol tambah, akan muncul pop up box seperti pada gambar diatas. Pop
up box akan menampilkan daftar transaksi TUP yang sudah direkam sebelumnya. Klik
centang pada kolom Pilih untuk memilih transaksi TUP mana saja yang akan dimasukkan
kedalam pengajuan SPM PTUP.
2. Klik tombol Pilih
1. Akan muncul form SPP seperti pada gambar diatas. Pada kolom dasar pembayaran, pilih
dasar pembayaran untuk membuat SPP (dasar pembayaran yang digunakan sama seperti
dasar pembayaran untuk UP/GUP/TUP tunai)
2. Isikan keterangan SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Pada kolom informasi SPP, isikan cara bayar (SP2D), sifat permbayaran (Tambahan Uang
Persediaan/TU), dan jenis pengeluaran (Pengeluaran Anggaran).
4. Data informasi supplier akan secara otomatis terisi supplier tipe 1, maka tidak perlu lagi
melakukan perekaman supplier
14
1. Pada bagian bawah form SPP, terdapat distribusi COA untuk akun pengeluaran dan akun
potongan. Pastikan jumlah pengeluaran total sudah sesuai dengan jumlah seharusnya.
2. Klik tombol Simpan.
Setelah simpan, lanjutkan proses validasi SPP sampai dengan menjadi SPM dan SP2D dengan langkah-
langkah yang sama seperti pembuatan SPP tipe lainnya.
1. Apabila SPM GUP KKP telah menjadi SP2D, lakukan pencatatan SP2D pada modul
pembayaran menu Catat/Upload Mencatat/Upload SP2D
2. Klik tombol catat SP2D otomatis dan sistem akan secara otomatis mencatat SP2D atas SPM
GUP KKP.
15
1. Setelah melakukan pencatatan SP2D pada modul pembayaran, selanjutnya lakukan catat
SP2D pada pemindahan kas modul bendahara. Masuk ke modul bendahara kemudian menu
approval transaksi pemindahan kas kas bank bendahara pengeluaran
2. Klik tombol Tambah
3. Isikan tanggal sesuai dengan tanggal SP2D kemudian pilih jenis aktifitas Terima SP2D
4. Pilih kategori kas GUP/PTUP KKP
1. Klik tombol cari pada nomor SP2D, kemudian pilih SP2D atas SPM GUP/PTUP KKP
2. Setelah memilih SP2D, seharusnya data informasi SP2D seperti jenis SP2D, jumlah, nomor
uang muka, dan sumber dana akan terisi secara otomatis. Sementara untuk kolom rekening
kas silahkan dipilih rekening Bendahara Pengeluaran (BPG).
3. Isikan keterangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Klik tombol Simpan.
16
VIII. Merekam Transaksi Pajak KKP
1. Apabila dalam pembelanjaan menggunakan KKP terdapat pajak, maka user dapat melakukan
perekaman transaksi pungutan pajak pada modul bendahara menu Transaksi Mencatat
Pungutan Pajak
2. Klik tombol Tambah
3. Pada kolom tanggal pungut, isikan tanggal sesuai dengan tanggal ketika pungutan pajak
dilakukan
4. Pilih dasar pungutan GUP KKP. Sistem akan membaca saldo atas Sp2D GUP KKP yang sudah
dicatat pada menu pemindahan kas bank bendahara pengeluaran
5. Isikan keterangan sesuai dengan kebutuhan transaksi
6. Pilih jenis pemindahan kas tunai/non tunai sesuai dengan kondisi riil pungutan pajak
7. Pada kolom identitas wajib pajak, klik pada tombol kaca pembesar kemudian sistem akan
memunculkan data wajib pajak/wajib bayar yang sebelumnya telah direkam pada modul
bendahara menu referensi referensi wajib pajak/wajib bayar.
8. Klik tombol Tambah pada kolom akun pajak, akan muncul pop up box seperti pada gambar
berikut:
i. Klik pada drop down Akun kemudian pilih akun potongan pajak sesuai dengan
transaksi riil
ii. Isikan nominal pajak pada kolom jumlah
iii. Klik tombol Simpan
9. Klik tombol Simpan untuk menyimpan pungutan pajak. Lakukan penyetoran pajak seperti
biasanya pada menu mencatat setoran pajak di modul bendahara.
17
1. Masuk ke modul bendahara menu cetak laporan LPJ Bendahara Pengeluaran
2. Pilih jenis laporan DPT KKP dan isikan periode sesuai dengan tanggal periode cetakan yang
diinginkan
3. Klik tombol Cetak, aplikasi akan menampilkan pop up box berisi cetakan DPT dengan format
seperti pada gambar berikut:
18
LAMPIRAN VI
Nota Dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ND-607/PB/2019
Tanggal : 31 Mei 2019
-1-
Debet 111611 Kas di Bendahara Pengeluaran 400
Kredit 115613 Piutang dari UP yang akan 400
diterima
3. Pada SPAN
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat resume tagihan
(penerbitan SPP/SPM UP Tunai) adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 115613 Piutang dari UP yang akan 400 Satker
diterima
K 212144 Pengeluaran Transito yang 400 Satker
masih harus dibayar
II. Pada Bulan Maret tahun 20X1, Satker ABC mengajukan TUP sebesar Rp5.000,00
dengan rincian SPM TUP Tunai sebesar Rp3.000,00 serta dilampiri surat pernyataan
yang menyatakan proporsi TUP sebesar 60% UP Tunai dan 40% TUP KKP sebesar
Rp2.000,00. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat terbit SP2D UP adalah
sebagai berikut:
1. Pada Satker (Aplikasi SAIBA)
Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D TUP Tunai
adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 111613 Kas di Bendahara 3.000
Pengeluaran TUP
Kredit: 219511 Uang Muka dari 3.000
KPPN
Catatan: Kas di Bendahara Pengeluran hanya mencatat TUP tunai sedangkan
-2-
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan TUP Tunai
adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 212144 Pengeluaran Transito yang 3.000 Debet: 825511 Pengeluaran 3.000
masih harus dibayar Tambahan Uang
Persediaan
Kredit: 219511 Uang Muka dari KPPN 3.000 Kredit: 219511 Uang Muka dari 3.000
KPPN
Debet 111613 Kas di Bendahara 3.000
Pengeluaran TUP
Kredit 115614 Piutang dari TUP yang 3.000
akan diterima
3. Pada SPAN
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat resume tagihan
(penerbitan SPP/SPM TUP Tunai) adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Jml Segmen
Besar Kas
D 115614 Piutang dari TUP yang akan 3.000 Satker
diterima
K 212144 Pengeluaran Transito yang 3.000 Satker
masih harus dibayar
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D TUP
Tunai adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212144 Pengeluaran Transito yang 3.000 Satker D 825111 Pengeluaran Uang Persediaan 3.000 BUN
masih harus dibayar
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 3.000 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 3.000 BUN
D 111613 Kas di Bendahara Pengeluaran 3.000 Satker D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 3.000 BUN
TUP
K 115614 Piutang dari TUP yang akan 3.000 Satker K 111321 RPK BUN Pengeluaran 3.000 BUN
diterima
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 3.000 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 3.000 BUN
-3-
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 117911 Persediaan yang belum 75 Debet: 521811 Belanja Barang 75
diregister Persediaan Barang
Konsumsi
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 75 Kredit 1156XX Piutang Dari KUN 75
Lain
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
atas UP Tunai adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 212112 Belanja Barang Yang 80 Debet: 521111 Belanja Keperluan 80
masih harus dibayar Perkantoran
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 80 Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 80
Lain Lain
-4-
3. Pada SPAN
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat resume tagihan
(penerbitan SPP/SPM GUP atas UP Tunai adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Jml Segmen
Kas
D 521111 Beban Keperluan Perkantoran 80 Satker
K 212112 Belanja Barang Yang masih 80 Satker
harus dibayar
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
atas UP Tunai adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212112 Belanja Barang Yang masih 80 Satker D 521111 Belanja Keperluan 80 Satker
harus dibayar Perkantoran
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 80 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 80 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 80 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 80 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 80 BUN K 111321 RPK BUN Pengeluaran 80 BUN
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212112 Belanja Barang Yang masih 75 Satker D 521811 Belanja Barang Persediaan 75 Satker
harus dibayar Barang Konsumsi
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 75 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 75 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 75 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 75 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 75 BUN K 111321 RPK BUN Pengeluaran 75 BUN
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212113 Belanja Modal Yang masih 25 Satker D 532111 Belanja Modal Peralatan dan 25 Satker
harus dibayar Mesin
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 25 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 25 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 25 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 25 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 25 BUN K 111321 RPK BUN Pengeluaran 25 BUN
II. Pada Bulan Februari 20X1, Satker ABC mengajukan SPM GUP atas UP KKP
berupa belanja perjalanan dinas sebesar Rp450,00, belanja barang persediaan
barang konsumsi Rp100,00, dan belanja modal dalam rangka perolehan aset
berupa gedung dan bangunan (BMN intrakomptabel) Rp50,00. Terhadap transaksi
ini dilakukan pencatatan jurnal sebagai berikut:
1. Pada Satker (Aplikasi SAIBA)
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitkan SP2D GUP
atas UP KKP adalah sebagai berikut:
-5-
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 524111 Beban Perjalanan Dinas 450 Debet: 524111 Belanja Perjalanan Dinas 450
Biasa Biasa
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 450 Kredit 1156XX Piutang Dari KUN 450
Lain
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
atas UP KKP adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 212112 Belanja Barang Yang 450 Debet: 524111 Belanja Perjalanan Dinas 450
masih harus dibayar Biasa
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 450 Kredit: 313111 Ditagihlan Ke Entitas 450
Lain Lain
-6-
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 212113 Belanja Modal Yang masih 50 Debet: 533111 Belanja Modal 50
harus dibayar Gedung dan
Bangunan
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 50 Kredit: 313111 Ditagihlan Ke 50
Lain Entitas Lain
3. Pada SPAN
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitkan resume
tagihan (SPP/SPM GUP) atas UP KKP adalah sebagai berikut:
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
atas UP KKP adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212112 Belanja Barang Yang masih 450 Satker D 524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 450 Satker
harus dibayar
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 450 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 450 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 450 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 450 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 450 BUN K 111321 RPK BUN Pengeluaran 450 BUN
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212112 Belanja Barang Yang masih 150 Satker D 521811 Belanja Barang Persediaan 150 Satker
harus dibayar Barang Konsumsi
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 150 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 150 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 150 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 150 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 150 BUN K 111321 RPK BUN Pengeluaran 150 BUN
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212113 Belanja Modal Yang masih 50 Satker D 532111 Belanja Modal Gedung dan 50 Satker
harus dibayar Bangunan
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 50 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 50 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 50 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 50 BUN
K 111321 RPK BUN Pengeluaran 50 BUN K 111321 RPK BUN Pengeluaran 50 BUN
-7-
C. AKUNTANSI PENGAJUAN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN NIHIL (GUP NIHIL)
DAN PERTANGGUNGJAWABAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (PTUP),
Hal yang berbeda antara UP/TUP Tunai dan UP/TUP KPP adalah untuk UP/TUP KKP
tidak mengenal penihilan sehingga jurnal yang terbentuk untuk pertanggungjawaban
UP/TUP KKP sama halnya dengan ketika mengajukan GUP.
I. Pada Bulan Desember 20X1, Satker ABC mengajukan SPM GUP Nihil atau SPM
PTUP atas UP/TUP Tunai berupa belanja barang untuk keperluan perkantoran
sebesar Rp100,00, belanja barang persediaan barang konsumsi Rp20,00, dan
belanja dalam rangka perolehan aset berupa Peralatan dan Mesin (belanja modal)
Rp80,00. Terhadap transaksi ini dilakukan pencatatan jurnal sebagai berikut:
1. Pada Satker (Aplikasi SAIBA)
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
Nihil atau PTUP adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 521111 Beban Keperluan 100 Debet: 521111 Belanja 100
Perkantoran Keperluan
Perkantoran
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 100 Kredit 1156XX Piutang Dari 100
Lain KUN
Debet: 219511 Uang Muka dari KPPN 100
Kredit: 111611 Kas di Bendahara 100
Pengeluaran UP
-8-
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet 117911 Persediaan yang belum 20
diregister
Kredit: 212112 Belanja Barang Yang masih 20
harus dibayar
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
Nihil atau PTUP atas UP/TUP Tunai adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jumlah Buku Besar Kas Jumlah
Debet: 212112 Belanja Barang Yang masih 100 Debet: 521111 Belanja Keperluan 100
harus dibayar Perkantoran
Kredit: 313111 Ditagihkan Ke Entitas 100 Kredit: 313111 Ditagihkan Ke 100
Lain Entitas Lain
Debet 219511 Uang Muka dari KPPN 100 Debet 219511 Uang Muka dari 100
KPPN
Kredit 111611 Kas di Bendahara 100 Kredit 815111 Penerimaan 100
Pengeluaran UP Pengembalian
Uang Persediaan
3. Pada SPAN
a. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada asaat resume tagihan
(penerbitan SPP/SPM GUP Nihil atau PTUP) atas UP/TUP Tunai adalah
sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 521111 Beban Keperluan Perkantoran 100 Satker
K 212112 Belanja Barang Yang masih 100 Satker
harus dibayar
-9-
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 117911 Persediaan yang belum 20 Satker
diregister
K 212112 Belanja Barang Yang masih 20 Satker
harus dibayar
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 133211 Peralatan dan Mesin Belum 80 Satker
Diregister
K 212112 Belanja Barang Yang masih 80 Satker
harus dibayar
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada saat penerbitan SP2D GUP
Nihil atau PTUP atas UP/TUP Tunai adalah sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212112 Belanja Barang Yang masih 450 Satker D 524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 450 Satker
harus dibayar
K 212191 Ditagihkan Ke Entitas Lain 450 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 450 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 450 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 450 BUN
K 111161 Kas Di Bendahara 450 BUN K 825111 Penerimaan dana UP 450 BUN
Pengeluaran dalam rupiah
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212112 Belanja Barang Yang masih 150 Satker D 521811 Belanja Barang Persediaan 150 Satker
harus dibayar Barang Konsumsi
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 150 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 150 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 150 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 150 BUN
K 111161 Kas di Bendahara 150 BUN K 825111 Penerimaan dana UP 150 BUN
Pengeluaran dalam rupiah
Buku Besar Akrual Jml Segmen Buku Besar Kas Jml Segmen
D 212113 Belanja Modal Yang masih 50 Satker D 532111 Belanja Modal Gedung dan 50 Satker
harus dibayar Bangunan
K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 50 Satker K 313111 Ditagihkan Ke Entitas Lain 50 Satker
D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 50 BUN D 313121 Diterima Dari Entitas Lain 50 BUN
K 111161 Kas di Bendahara 50 BUN K 825111 Penerimaan dana UP 50 BUN
Pengeluaran dalam rupiah
- 10 -