Full
Full
SKRIPSI
Oleh :
161314045
YOGYAKARTA
2020
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua saya “Kornelis Mangi Gesi” dan “Anthonia Victoria Ratu”
dan
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
(Yeremia 17 : 7)
(Adolf Hitler)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This study aims to describe and analyze each of the main problems,
namely: 1. What is the background of the Pasola traditional ceremony in the
Wanukaka area; 2. What are the functions and values obtained from the Pasola
traditional ceremony for the people of West Sumba, especially Wanukaka; 3. How
is the Pasola traditional ceremony procession in the Wanukaka area;
This study is prepared based on the historical research method which
includes four stages, namely, heuristics, verification, interpretation and
historiography. The approach used is a historical approach. Meanwhile, the
writing is descriptive and analytical.
The results of this research are: (1) The origin of the Pasola occurs only
because of the love triangle between the residents of Waiwuang and Kodi, so that
the war of peace to erase sadness is carried out. The Pasola traditional ceremony
is carried out which until now as a sacred Marapu event, to ask the ancestors for
protection so that the people of Wanukaka can get bountiful harvests. (2) Since
ancient times, Pasola has had its own function and value for the people of
Wanukaka, although Pasola is implemented in several places on the island of
Sumba. All of them have quite the same function and value. (3) Before entering
the main ceremony, namely Pasola, there are several rituals that must be passed
during the four days before the Traditional Ceremony, where of all the most
complete Pasola rituals are only in Wanukaka. All rituals must be carried out
properly and correctly just as the ancestors did.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRACT................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
H. Pendekatan ........................................................................................... 22
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WANUKAKA................................................................................. 31
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jamak dari kata buddhi yang berarti akal atau budi. Maka kebudayaan dapat
peradaban manusia. Tradisi berasal dari bahasa latin traditio yang artinya
yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi ini adalah adanya
(sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini maka suatu tradisi akan punah.2
Tradisi akan di teruskan secara lisan yang telah dilakukan oleh nenek moyang
manusia dan hal itu akan menjadikan tradisi itu sebagai salah satu tradisi lisan
yang masih berlangsung maupun tidak lagi berlangsung dan hanya menjadi
1
Muhammad Nasution, dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Jakarta, RaJawali Press, 2015, hlm 14
2
https://id.m.wikipedia.org, diakses pada tanggal 03 April 2020, pukul 19.06 WIB
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wanukaka, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur yang juga mempunyai salah
satu tradisi yang telah ada sejak zaman nenek moyang dahulu kala yaitu
upacara adat Pasola3. Pasola sangat dikenal sebagai tradisi turun menurun yang
sekali menurut perhitungan tanggal, hari, bulan dan tahun yang dihitung oleh
orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapau. Setiap
tahun pada bulan Februari dan Maret serangkaian upacara adat dilakukan
dalam rankai memohon restu pada leluhur agar panen tahun tersebut berhasil
dengan baik. Pasola merupakan upacara puncak dari beberapa rangkaian yang
telah dilaksanakan.
Pasola merupakan tradisi turun temurun dari zaman nenek moyang yang
masih terus dijalankan hingga saat ini. Menurut cerita rakyat Sumba, Pasola
merupakan sebuah tradisi yang berawal dari kisah seorang janda cantik yang
bernama Rabu Kaba. Suatu ketika Umbu pergi melaut bersama dua orang
pemimpin lainnya dan mereka bertiga tak kunjung pulang sehingga dianggap
telah meninggal. Rabu mulai menjalin kasih dengan Teda Gaiporana dan
3
Pasola adalah keterampilan menunggang kuda sambil melemparkan tombak kayu berujung
tumpul yang diarahkan ketubuh lawan. Pasola juga merupakan bagian dari serangkaian
upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba dan mereka yang masih percaya
(menganut) kepercayaan asli Sumba yaitu Marapu.
4
Rato secara harafiah berarti „Kaya‟ adalah gelar bangsawan dan sesepuh adat, Rato yang akan
mengatur dan memimpin segala urusan atau upacara adat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa saat setelah itu ketiga pemimpin termasuk Umbu telah kembali dan
Pelaksanaan adat Nyale yang dilaksanakan pada waktu bulan purnama ketika
tradisi Pasola ini sendiri, mereka hanya mengetahui bahwa Pasola merupakan
salah satu tradisi yang terus dilakukan secara turun temurun. Prosesi dari
Pasola ini harus melewati banyak upacara adat lainnya sebelum berlangsung di
mengetahui betul fungsi dan nilai apa saja yang bisa didapatkan dari upacara
adat Pasola ini agar anak cucu nantinya dapat mengetahui dengan jelas latar
belakang, prosesi dari fungsi serta nilai dari upacara adat Pasola ini.
Tradisi Pasola memiliki cerita sejarah sendiri. Akan tetapi, tradisi Pasola
ini mempunyai suatu kesamaan dengan salah satu tradisi adat yang masih
Upacara adat wiwitan ini memiliki persamaan dengan upacara Pasola yaitu
pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur yang dipercaya dapat
5
Abdul Gafur, Zuriatin, Nurhasanah, Eksistensi Tradisi Pasola pada Masyarakat Kepercayaan
Marapu di Desa Pahola Kecamatan Wanukaka Kabupaten Sumba Barat, Artikel Seminar
Nasional Taman Siswa Bima 2019 e-ISSN: 2686- 1879 (online)
http://semnas.tsb.ac.id/index.php/semnatsb2019/index, diakses pada 6 April 2020. Pukul
16.41 WIB
6
Nyale adalah cacing laut yang hidup di dalam endapan pasir berlumpur dilaut dangkal di pantai
atay di karang yang hanya timbul setahun sekali pada menjelang bulan purnama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
silahturahmi satu dengan yang lainnya. Upacara adat Wiwitan biasanya sering
digelar masyarakat Jawa sebelum panen raya. Namun, tradisi tersebut lambat
laun mulai pudar dan hanya meninggalkan cerita sejarah. Dengan demikian,
mempunyai kesamaan sehingga tidak hanya mengenal apa itu adat Pasola
melainkan kita dapat mempelajari hal yang dapat dipetik untuk di kemudian
hari dan masyarakat mampu untuk meneruskan tradisi ini kepada anak cucu
nanti.
Ada persamaan antara upacara adat Pasola dan wiwitan yang menjadi
cerita tersendiri bagi masyarakat lokal yang mempercayai upacara tersebut dan
terus dijaga eksistensinya agar tetap dikenal dan diketahui oleh anak cucu
nanti. Bahwa di daerah tersebut ada upacara yang telah ada sejak dahulu kala
hingga saat ini maka dengan sendirinya anak cucu kita nanti dapat terus
B. Rumusan Masalah
2. Apa fungsi dan nilai yang di dapat dari upacara adat Pasola ?
C. Tujuan Penulisan
untuk menganalisis:
2. Untuk mendeskripsikan fungsi dan nilai yang di dapat dari upacara adat
Pasola.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
kebudayaan, dan salah satu tradisi lisan yang masih terus berlangsung di
Manfaat penulisan skripsi ini bagi prodi Pendidikan Sejarah adalah dapat
Sejarah.
3. Bagi Penulis
Manfaat penulisan skripsi ini bagi penulis yaitu dapat berlatih menulis karya
ilmiah yang baik dan menambah pengetahuan serta pengalaman baru, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Tinjauan Pustaka
kebenaran masa lalu, yang masih menjadi dilema pada masa sekarang ini.
Sumber pertama adalah sebuah buku karangan Paulus Lete Boro yang
menjelaskan tentang pengertian kata Pasola itu sendiri dalam bahasa Sumba
dan juga asal usul kejadian upacara Pasola itu sendiri dan bagaimana makna
dari Pasola itu sendiri bagi masyarakat Wanukaka yang menjadikan upacara itu
sangat sakral dan harus dilaksanakan setiap tahunnya demi kepentingan seluruh
Sumba
Sumber kedua adalah sebuah buku karangan dari Mikael Beding dan
Lestari Beding yang berjudul Mozaik Sumba Barat buku tersebut menceritakan
tentang asal usul Pasola berdasarkan cinta segitiga yang terjadi antara Rambu
Kaba, Umbu Amahu dan Teda Gaiporana. Dimana yang akhir ceritanya Rambu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menikah dengan Teda Gaiporana dan mereka harus mengembalikan belis yang
diberikan Umbu Amahu kepada Rambu pada saat ingin meminang Rambu.
Sumber ini sangat penting untuk melengkapi permasalahan latar belakang yang
ritual yang sangat lengkap dibandingkan dengan Pasola yang adi di wilayah
Wanukaka.
Sumber keempat adalah sebuah jurnal yang ditulis oleh Wilhelmus Kuara
Jangga Uma dengan judul Makna Nyale dalam Upacara Adat Pasola Sebagai
menjadi pertanda restu dari sang leluhur Marapu untuk kesuburan tanah dan
Widyatmika dan Hudiono dengan judul Pasola buku ini menjelaskan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cara-cara pemanggilan Nyale yang dilakukan oleh para Rato dan juga apa arti
dari keluarnya Nyale yang berwarna-warni dan tidak tercium bau busuk.
terbebas dari kelaparan, dan begitu sebaliknya jika Nyale yang keluar memilik
warna yang tidak beragam serta mengeluarkan bau busuk dan mati, maka itu
pertanda bahwa hasil panen kurang baik, padi akan membusuk dan masyarakat
perlengkapan apa saja yang harus disiapkan pada saat akan melaksanakan
Sumber keenam adalah buku karangan Siti Maria dan Julius Limbeng
awal dari diadakannya upacara adat ini yang hanya berasal dari cerita rakyat
arwah leluhur atau nenek moyang masyarakat Sumba yang disebut Marapu.
melainakan terdapat pesan dan makna yang terkadung di dalam upacara adat
F. Landasan Teori
yang saling terkait sebagai suatu alur berpikir. Penyusunan dan penetapan
penelitian dan penemuan yang didukung data dan argumentasi. 8 Yang dimana
1. Kebudayaan
seluruh total dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak
berakar kepada nalurinya dan itu hanya dicetuskan oleh manusia ketika
yaitu; (1) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-
7
Taufik Abdullah, dkk, Ilmu Sejarah dan Historiografi ; Arah dan Prespektif, Jakarta, Gramedia,
1985
8
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, Jakarta, Balai Pustaka, 2003, hlm 177
9
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1974, hlm 1
10
Ibid, hlm 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
aktivitas kelakukan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud
abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam pikiran dari
berpola dari manusia itu sendiri yang terdiri dari aktivitas sehari-hari yaitu
hubunngan erat dan tak terpisah antara satu dengan yang lainnya. Tidak
11
Ibid, hlm 6.
12
Ibid, hlm 7-8
13
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 1999, hlm.
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang dihasilkan dari kegiatan serta pikiran dan akal budi manusia
berdasarkan pada nilai yang ada. Oleh karena itu kebudayaan dalam suatu
tidak akan pernah terlepas dari kebudayaan, segala sesuatu yaang ada di
14
Ihromi, T.O, Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta, PT. Gramedia, 1987, hlm 31
15
Ibid, hlm 31
16
Tasmuji, dkk, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya, IAIN Sunan Ampel Press,
2011, hlm 160-165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Sistem bahasa
b. Sistem Pengetahuan
c. Sistem Sosial
sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga
inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya manusia akan
13
e. Sistem Religi
gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan
religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu
2. Upacara Adat
ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sebagai berikut:18
b. Waktu Pelaksanaan
hitungan para pemimpin yang sesuai dengan aturan dan tata laksana
17
Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta, UI press, 2007, hlm 140
18
Ibid, hlm 241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
upacara adat.
Orang yang terlibat dalam upacara adat adalah mereka yang bertindak
temurun setiap tahunnya untuk meminta restu kepada para leluhur demi
mengalami kelaparan.
3. Sejarah Lokal
Istilah sejarah lokal adalah yang paling netral dan tunggal karena
Istilah lokal mempunyai arti suatu tempat atau ruang, sehingga sejarah
16
dibatasi sendiri oleh sejarawan dengan alsan yang dapat diterima oleh
semua orang. Menurut Mazhab yang dikutip oleh Dr. Sugeng Priyadi,
yang terbatas dan dibatasi oleh peneliti untuk dijadikan bahan penelitian
sejarah lokal.21
mempunyai ciri khas sebagai kesatuan etnis dan kultural sebagai salah satu
19
Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum. Sejarah Lokal : Konsep, Metode dan Tantangannya. Yogyakarta,
Penerbit Ombak, 2019, hlm 6-7.
20
Ibid, hlm 7
21
Ibid, hlm 7
22
Ibid, hlm 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Moral
Moral adalah suatu ajaran tentang baik atau buruk tentang setiap
moral seseorang itu sangat baik apabila tindakan dan perbuatannya juga
baik. Begitu juga sebaliknya, kita dapat mengatakan bahwa seseorang itu
dinilai buruk.
5. Pasola
yang sangat khas dan langkah. Oleh karena itu sangat menarik perhatian
bukan hanya dari daerah asal melainkan dari seluruh penjuru tanah air dan
mancanegara.
18
G. Metode Penelitian
kerja dalam rangka membuat analisis dan sintesis atas permasalahan yang
dikaji. Metode atau cara dalam pengumpulan sumber dalam penelitian historis
1. Pemilihan Topik
Penulis memilih topik “Pasola : Napak Tilas Upacara Adat, Fungsi Dan
(2) Kedekatan Intelektual. Dua syarat itu, subjektif dan objektif, sangat
penting, karena orang hanya akan bekerja dengan baik kalau dia senang dan
mampu.24
23
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, PT. Tiara Wacana, 2013, hlm 69
24
Ibid, hlm 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
banyak sumber mengenai topik ini, hampir sebagian besar masyarakat tidak
tahu betul bagaimana asal usul dari upacara Pasola ini. Masyarakt
semata, tetapi tidak tahu betul bagaimana kisah sebenarnya dan ritual yang
Kecintaan dan rasa tanggung Jawab yang besar atas salah satu adat
yang masih bertahan dari zaman dahulu hingga saat ini, penulis berusaha
untuk membuat tulisan sebaik mungkin agar nantinya dapat diterima dan
dibaca oleh banyk orang. Sehingga banyak orang tahu bahwa Upacara
Pasola bukanlah hiburan semata, tetapi mempunyai arti dan makna yang
didapat dari daftar pustaka saja, tetapi juga dari vidio dokumentasi yang
sudah banyk tersedia di media sosial. Ada beberapa sumber buku yang
20
2. Pengumpulan Sumber
dalam hal pencatatan ataupun unsur lainnya. Kegiatan ini terdiri dari dua
macam yaitu, kritis ekstern (keaslian sumber atau otentitas) dan kritik intern
suati data yang diperoleh atau data tersebut dapat dipercayai atau tidak.
25
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Yayasan Bentang Budaya, 2001, hlm 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
untuk mendapatkan data yang jelas dan lengkap. Sedangkan kritik ekstern
penulisan. Kritik ekstern ini dapat dilakukan dengan meneliti bahan yang
penulisannya, dsb.
4. Interpretasi (Penafsiran)
yang telah terkumpul.26 Mengingat sumber kajian utama adalag teks, maka
secara tepat. Teori penafsiran teks itulah yang disebut dengan istilah
26
Ibid, 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Penulisan
penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian : (1) pengantar, (2)
diuraikan.27
H. Pendekatan
pendekatan dalam penelitian sejarah adalah pola pikir atau cara pandang dari
penulis terhadap suatu kejadian atau peristiwa sejarah dari sudut pandanng
27
Kuntowijoyo, op.cit, 2013, hlm 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diungkap, dsb.28
yang melatarbelakangi adanya upacara adat Pasola ini. Serta nilai dan
I. Sistematika Penulisan
Skrispi yang berjudul “PASOLA : Napak Tilas Upacara Adat, Fungsi Dan
di daerah Wanukaka.
28
Sartono Katodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia,
1992, hlm 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III : Mendeskripsikan fungsi dan nilai yang didapat dari upacara adat
saat sekarang.
daerah Wanukaka.
ingin menyajikan tentang PASOLA : Napak Tilas Upacara Adat, Fungsi Dan
25
BAB II
Sumba merupakan salah satu pulau besar yang ada dalam wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya pada posisi 9o22o – 10o20o LS,
permukaan dari kedalaman lau berjuta-juta tahun silam dan terletak di luar
Timur dan Sumba Barat. Lalu pada tahun 2007 Kabupaten Sumba Barat mekar
menjadi 3 Kabupaten dan 2 Kabupaten baru yaitu Sumba Tengah dan Sumba
letak geografis Kabupaten Sumba Barat berada pada 9o22o – 9o47o LS, 119o08o
selatan dengan samudra Hindia dan di sebelah utara dengan Selat Sumba30.
Lamboya, Laboya Barat, Loli, Wanukaka, Kota Waikabubak dan Tana Righu.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
besar). Yang diikuti dari zaman nenek moyang mereka, namun sampai saat ini
belum ditemukan jelas bukti bahwa dulunya Sumba merupakan sistem kerajaan
karena sistem kerajaan muncul saat kedatanngan Belanda yang menerapkan hal
B. Pengertian Pasola
Pasola berasal dari kata dasar „sola‟ atau „hola‟. Dengan mendapat
awalan „pa‟ , maka kata tersebut menjadi Pasola. Kata „hola‟ (ghola) dalam
bahasa daerah Kodi atau Laura, Sumba Barat Daya, NTT berarti „kejar‟ , dan
kata „pa‟ berarti „saling‟ , jadi Pasola berarti „saling kejar atau saling
mengejar‟.31 Pasola merupakan salah satu upacara atau pesta adat masyarakat
telahh mekar dan masuk dalam wilayah kabupatan Sumba Barat Daya) yang
dilakukan setiap tahun secara rutin pada bulan Februari dan Maret dimasing-
masing daerah.
Kata „sola‟ dalam kaitannya dengan kata „Pasola‟ berarti nama sebatang
kayu berukuran lembing yang dipergunakan untuk saling melempar dari atas
keberanian dan ketangkasan dengan mengenakan pakaian adat asli Sumba dan
31
Paulus Lete Boro, Pasola Mainan Ketangkasan Berkuda Lelaki Sumba, NTT, Kupang, Undana
Press, 1995, hal 12.
32
Anisah Umar Bamualim. Mengenal Sumba Barat The Next Travel Destination, Waikabubak,
Dinas Kebuyaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Barat, 2017, hlm 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
suasana permainan menjadi semarak dan sangat dahsyat dari suara teriakan
penonton.
oleh para lelaki pilihan dari dua kelompok yang saling melawan. Keahlian dan
ketangkasan melempar kayu lembing dari atas kuda yang ditunggang pada saat
kuda sedang lari dengan laju. Jika ada peserta yang terluka atau meninggal
maka itu hanya akan menjadi masalah di dalam arena saja, karena telah ada
perjanjian tak tertulis bahwa cedera hanya menjadi dendam di dalam arena,
apabila ingin membalas bisa saja tetapi menunggu hingga Pasola tahun
berikut.33
C. Sejarah Pasola
Menurut cerita rakyat Sumba, Pasola berawal dari seorang janda cantik
seorang suami yang bernama Umbu Amahu yang merupakan salah satu
pemimpin yang lain bernama Ngongo Tau Masusu dan Bayang Amahu. Pada
suatu hari, ketiga pemimpin ini membuat pengumuman untuk seluruh warga
Waiwuang bahwa mereka akan melaut tetapi pergi ke selatan pantai Sumba
Barat untuk mengambil padi. Setalah berbulan-bulan ketiga pemimpin ini tak
33
Mikael Beding dan Lestari Beding, Mozaik Sumba Barat, PEMDA Sumba Barat, 2002, hlm 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam suasana berduka Rabu Kaba jatuh hati kepada seorang pemuda yang
berasal dari kampung Kodi yang bernama Teda Gaiparona. Tetapi karena
masih dalam suasana berduka, keluarga Rabu Kaba dan Teda Gaiparona tidak
tadi dari melaut yang telah dianggap meninggal dunia oleh seluruh rakyat
kampung Waiwuang, Umbu Amahu langsung mencari istrinya karena lama tak
namun sayangnya ia tak mau kembali kepada Umbu Amahu karena telah
mencintai Teda Gaiparona. Menurut adat Sumba, jika seorang istri menikah
semua belis34 yang telah diterima oleh sang istri dari suami terdaluhunya.35
menyelesaikan krisis suku yang terjadi antara kampung Waiwuang dan Kodi,
34
Belis atau mahar merupakan banyaknya nilai penghargaan pihak pengambil istri kepada
keluarga calon istrinya, belis yang dikasih berupa kuda, sapi, kerbau dan barang-barang
berharga lainnya
35
Paulus Lete Boro, op.cit, hlm 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penyembahan kepada arwah leluhur untuk memohon doa restu bagi kesuburan
Pasola biasanya diawali dengan pesta nyale, yaitu upacara adat untuk
memohon restu para dewa dan arwah nenek moyang agar panen berhasil.
Selain itu, Pasola ada pemersatu masyarakat Sumba karena dilihat dari
karena skandal janda cantik, maka dari itu Pasola kini dijadikan sebagai ajang
dengan upacara sakral Marapu37 oleh karena itu Pasola mengandung nilai-nilai
yang turut mengatur tingkah laku dan sikap manusia, sehingga dapat tercipta
pemenuhan kebutuhan rohani dan jasmani. Inti dari makna Pasola adalah
menjaga hubungan baik dengan para leluhur nenek moyang agar mereka selalu
36
Saverius Kaka, Tradisi Pasola di Sumba Barat – NTT, comunity (online),
https://verykaka.wordpress.com./2008/04/14, dikses pada 30 Maret 2020, pukul 20.30 WIB
37
Marapu adalah kepercayaan asli masyarakat Sumba
38
Paulus Lete Boro, op.cit, hlm 32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
darah hewan atau manusia yang tercucur dalam melakukan pertarungan Pasola
upacara ini maka akan dianggap tidak ada artinya. Jika, dalam pertarungan
terdapat korban jiwa maka hal itu dipercaya sebagai upah dosa sebab telah
melanggar aturan adat yang telah disepakati, contohnya orang yang meninggal
diterima secara positif oleh warga setempat karena dalam pertempuran tidak
ada garis pembatas dan jumlah pertarung tidak seimbang antara kedua lawan.39
mengandung nasihat yang sangat dalam yaitu, dalam kehidupan orang harus
membedakan apa yang baik dan apa yang buruk. Itulah sebabya di kalangan
masyarakat Wanukaka ada suatu keyakinan dan prinsip yaitu cedera yang
dialami peserta perang adat Pasola merupakan kenyataan yang harus dilewati
39
Ibid.hlm 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
Pasola bukan saja mengenai tradisi dan upacara adat yang terus
dijalankan tanpa ada nilai yang dapat dipetik. Ada beberapa nilai yang dapat
diambil yaitu:
1. Nilai Historis
dari para nenek moyang bahwa upacara adat Pasola ini berawal dari kisah
2. Nilai Religius
dan khususnya yang melakukan ritual tersebut. Yang disembah itu adalah
kepercayaan bahwa nyale yang hadir pada bulan Februari atau Maret
adalah kiriman Sang Maha Kuasa yang dianggap sebagai para leluhur.
3. Nilai Simbolik
ada nyale yang menggit tangan Rato tandanya ada tikus pada musin panen
yang akan datang, selain itu ada nyale busuk tandanya bahwa air atau
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4. Nilai Kebersamaan
melancarkan jalannya upacara adat ini agar dapat terlaksana dengan baik.
berupa ketupat dan lauknya untuk para peserta dan penonton yang datang
5. Nilai Kedisiplinan
tidak yang wajib diikuti oleh semua peserta dan masyarakat Wanukaka
Semua aturan pasti akan ditaati dan dilaksanakan oleh semua masyarkat
6. Nilai Kepemimpinan
Para pemimpin agama atau imam adat yaitu seorang Rato yang
memiliki peran sangat penting dalam Pasola, mulai dari penentuan jadwal
itu. Dimana dalam penentuan hari, Rato diberikan hak mutlak untuk
menentukan hari Pasola yang tepat dan sesuai dengan kemunculan nyale.
33
tugasnya dengan baik sesuai dengan tata aturan yang berlaku serta telah
B. Tujuan Pasola
Tujuan dari upacara adat Pasola yang dilaksanakan tiap tahunnya yaitu
sebagai ritual adat dari kepercayaan Marapu untuk meminta berkat yang
melimpah dan menuai hasil yang baik. Pasola diadakan setiap tahun sekali,
perintah yang diturunkan secara turun-temurun oleh nenek moyang agar Pasola
diadakan setiap tahun dan menjadikan kultur adat yang unik khususnya bagi
kepercayaan Marapu.40
Bagi Marapu cucuran darah yang tumpah pada upacara adat ini bukan
merupakan sebuah aib namun merupakan berkat yang melimpah dari sang
pencipta untuk kesuburan tanah panenan serta yang didiami. Pasola juga
merupakan penyelesaian dari peristiwa perang suku yang terjadi dan menjaga
masyarakat Sumba dapat hidup saling berdampingan dan menyatu kembali satu
dan lainnya.41 Selama upacara ini berlangsung para peserta dan penontonpun
34
suasana yang haru dan penuh kejutan untuk mengucapkan syukur kepada sang
pencipta.
Marapu dalam melaksanakan upacara adat istiadat ini. Selain memiliki nilai
sakral, secara fungsional tradisi ini dapat dilihat menjadi alat pemersatu seluruh
Namun, pada dasarnya tradisi ini adalah ritual bagi penganut Marapu demi
menjaga keharmonisan antara manusia dengan para leluhur dan sang pencipta.
manusia harus bekerja keras, tekun, sabar, jujur dan bertanggungJawab serta
mampu membedakan apa yang baik dan buruk serta di tuntut juga untuk
mampu menjaga keseimbangan antara alam rohani dan alam jasmani, antara
dilaksanakan secara rutin setiap tahun pada bulan Februari/Maret, serta semua
masyarakat tradisional yang agraris dan (masih) feodal, pesta adat Pasola
42
Ibid, hlm 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kekeluargaan, keberanian, perjuangan serta kerja keras. Oleh karena itu demi
yang merupakan warisan budaya masyarakat Sumba ini dapat diterima dan
keinginan pribadi, tetapi itu merupakan hal penting dan wajib dilakukan
sebelum acara puncaknya. Itu semua dilakukan karena adat ini mempunyai
fungsi baik sebagai ritual, sosial serta keindahan. Uraian dari beberapa fungsi
1. Fungsi Ritual.
Marapu. Maka dari itu, dengan terlaksananya upacara adat ini diharapkan
43
Paulus Lete Boro, op.cit, hlm 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tradisi yang sudah berlaku sejak zaman dahulu dan tetap dipertahankan
2. Fungsi Sosial.
dan kebersamaan yang erat. Sebelum hari H tradisi, semua ibu-ibu yanng
3. Fungsi Keindahan.
Keindahan yang segaja dibuat oleh manusia ini dapat dilihat dari berbagai
mereka.
4. Fungsi Pariwisata.
luar negeri maupun dalam negeri yang mau langsung menyasikan secara
37
5. Fungsi Ekonomi.
produktifitas tanah juga terlihat dalam acara madidi nyale. Kemudian juga
38
BAB IV
dengan yang telah dilakukan pada zaman dahulu. Beberapa ritul Pasola yang
Secara harafiah purung laru loda artinya menurunkn tali larangan dan
Goli dan Puli. Purung laru loda merupakan pertanda dimulainya Wulla
Biha atau bulan pamali dengan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh
44
Website Resmi Sumba Barat, PASOLA WANUKAKA, https://sumbabaratkab.go.id (online),
diakses pada 15 Mei 2020 pukul 23.43 WITA
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
disebutkan maka akan dikenakan denda adat yang disebut Marak (berupa
2) Penentuan Waktu
purnama raya. Dasar utama perhitungan ini adalah bentuk bulan, yang
katina, babi hutan membuat sarang, pasang surut air laut, dan lainnya.
yang hanya terjadi setahun sekali, maka penentuan waktu menjadi sangat
vital. Pemikiran mungkin bisa dilakukan jauh hari, tapi tanggal pastinya
tidak. Para Rato sangat berhati-hati membaca tanda alam karena jika salah
menentukan tanggal berarti nyale tidak akan muncul dan hal tersebut
dianggap sial.
3) Pati Rahi
Pati rahi ini adalah empat hari menjelang puncak perayaan yang diisi
dengan ritual-rital penting yaitu dihari pertama, para Rato dari kampung
45
Wawancara dengan salah satu pengawai asli Wanukaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
puncak dihari keempat. Ritual hari ketiga dimulai dengan Palaingu Jara
yang artinya pemanasan kuda-kuda dan para ksatria yang akan berlaga
kejadian yang akan terjadi saat Pasola berlangsung, dan sekali lagi
mengamati bulan yang kali ini muncul sempurna sebagai pertanda final
datangnya nyale dan Pasola. Acara ditutup sekitar pukul 03.00 WITA dini
hari dengan penabuhan tambur suci sebagai tanda Pasola telah menjelang
4) Madidi Nyale
fajar dan setelah rombongan Rato selesai melakukan ritual di Ubu Bewi,
warga dan wisatawan juga boleh ikut berburu nyale. Jika mendapatkan
banyak dan bersih maka panen akan melimpah, tetapi sebaliknya maka
Setelah keempat ritual selesai dilaksanakan maka akan mulai pada acara
puncak yaitu Pasola yang akan diselenggaraka didua tempat secara berurutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Yang pertama dipantai tempat madidi nyale, kemudian di arena lahi Hagalang.
Ritual Pasola di setiap tempat berbeda-beda, di atas yang telah disajikan adalah
dijalankan dengan baik dan benar, jika ingin hasil panennya melimpah.
Pada bulan Februari atau Maret dalam rangkaian kalender adat para Rato
yang ada di seluruh kecamatan Wanukaka mulai menghitung hari dan posisi
atau letak bulan berada di mana maka akan ada penetapan pelaksanaan
pencarian Nyale. Ketua Rato mulai mengundang seluruh kepala rumah adat
atau kampung untuk menetapkan hari yang pas untuk melaksanakan bau Nyale
dan Pasola. Jika telah disepakati harinya maka mereka mulai menyembelih
hewan ternak yaitu ayam dan babi sebanyak mungkin untuk melihat rahmat
dari sang kuasa apakah dijinkan atau tidak.46 Ayam disembelih lalu dilihat
hatinya dan ususnya secara bergiliran oleh para Rato, mereka mempercayai
bahwa di hati dan usus ayam terdpat petunjuk dari Tuhan, maka dengan
sendirinya para Rato akan tahu karena mereka memperoleh ilham untuk
percaya bahwa hati dan usus ayam maupun babi adalah kitab bagi mereka
masyarakat bahwa pelaksanaan pencarian Nyale sudah dekat pada hari dan
46
Paulus Lete Boro, op.cit, hlm 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tanggal sekian serta Pasolanya juga demikian. Setelah itu, para Rato akan
mereka, lalu juga akan disembelih sapi untuk makan bersama bagi para
wuuu (panggilan kepada Nyale) dengan sendirinya maka Nyale akan datang
Ketika tinggal tersisa satu hari pelaksanaan Pasola maka Rato di Ubu Bewi
berikut:
sebelum fajar datang setelah rombongan Rato selesai melakukan ritual di Ubu
Bewi dan beriringan menuju pantai untuk memimpin upacara. Ketika Nyale
sudah naik dipinggir pantai maka warga dan wisatawan dapat bersama-sama
47
Wilhelmus Kuara Jangga Uma,dkk, Makna Nyale dalam Upacara Adat Pasola Sebagai Upaya
Pelestarian Budaya di Sumba Barat NTT, Jurnal Historia Vol. 6, No.2 th 2018, ISSN 2337
– 4713 (e-ISSN 2442 – 8728 (online) http://ojs.fkip.ummetro.ac.id, diakses pada 30 Maret
2020, pkl 22.40 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dijadikan sandapan juga menentukan hasil panen. Ketika Nyale yang keluar
bersih dan banyak maka panen akan melimpah, jika yang muncul kotor dan
mengigit maka akan ada hama tikus, dan jika Nyale tidak muncul berarti panen
pelaksanaan Pasola. Jika Nyale tidak ditemukan atau tidak muncul maka
seluruh acara tidak udapat berlanjut. Sampai saat ini belum pernah ada cerita
Banyak hal yanng harus di lakukan sebelum acara Pasola dimulai, hal-hal
yang harus diperhatikan ketika akan menyambut tradisi tersebut harus diteliti
1. Persiapan
menyembelih seekor ayam untuk melihat dan meramal hati serta darahnya.
Segala peristiwa yang akan terjadi pada upacara Pasola akan terungkap
lewat tanda-tanda pada hati dan darah tersebut. Jika tanda-tanda akan terjadi
bahaya maka akan diingatkan untuk berhati-hati kepada peserta Pasola baik
44
2. Perlengkapan
kadangar, kayu kopi dengan diameter 1,5 cm sampai 3 cm. Ukuran tombak
tergantung dari para peserta, semua tombak disiapkan dari rumah masing-
masing dan ujung tombak harus tumpul. Sedangkan kuda yang digunakan
adalah kuda Sandlewood yaitu kuda khas pulau Sumba yang memiliki
perawakan yang kokoh, gesit dan lincah. Kuda-kuda yang digunakan harus
sebagai alat berkebun dan transportasi, serta harus mempunyai ikatan yang
sedemikian rupa dan diberi warna cerah sehingga lebih menarik. Kendali ini
depan dan menghentikan kuda. Serta diberikan juga pelana atau alas duduk
bagi peserta Pasola. Tidak hanya untuk kuda saja, tetapi para peserta juga
harus menggunakan Kapotah atau ikat kepala yang terbuat dari kain.
51
Ibid, hlm 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terjaga saat digunakan adalam upacara tersebut. Kuda ini adalah kuda pacu
dari Pulau Sumba dan pulau yang ada di Nusa Tenggara Timur pada masa
lampau.
130-142 cm. Keistimewaan kuda ini terletak pada kaki dan kuku yang kuat
3. Pelaksanaan
di pantai Puli mulai pukul 06.00 WITA hingga 08.30 WITA. Berdasarkan
arena dan membuka dengan saling melemparkan lembing, lalu diikuti oleh
arena utama Lahi Hagalang mulai pukul 09.00 WITA hingga 17.00 WITA.
46
lembing tanpa ada istirahat, jika ada peserta yang capek akan istirahat tetapi
4. Aturan
maka ada aturan yan harus ditaati. Peserta Pasola harus paham dan mengerti
Diatas adalah aturan-aturan yang harus ditaati oleh para pemain atau
peserta Pasola. Jika sudah siap menjadi peserta maka harus siap juga dengan
segala atuaran dan segaala resiko yang pastinya akan dihadapi selama
ada yang terluka maka akan didamaikan oleh Rato, selain itu semua harus
saling memaafakan dan tidak boleh saling dendam, karena tujua dari Pasola
kekeluargaan.
52
Paulus Lete Boro, op.cit, hlm 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB V
PENUTUP
Berawal dari skandal janda cantik dengan kisah cinta segitiga yang
terjadi pada zaman dahulu kala pada leluhur masyarakat Sumba dan
Kuasa serta perlindungan dan berkat yang melimpah bagi masyarakat Sumba
tinggi nilai sakral bagi para leluhur dan Marapu. Di Sumba sudah banyak yang
Buddha, namun atas kecintaan mereka serta rasa hormat maka semua upacara
adat Marapu akan selalu di hargai agar selalu berjalan dengan lancar dan baik.
ditinggalkan begitu saja walaupun agama resmi telah masuk. Dari masyarakat
Sumba yang melakukan berbagai ritual untuk mendapatkan berkat dari para
leluhur mereka ini, kita belajar bahwa tidak mestinya melupakan pendahulu
Selain dari itu juga banyak nilai yang bisa kita dapatkan dari upacara adat
Pasola ini, bukan hanya menjadi tontonan seru bagi mata saja, tetapi banyak
budaya dan pencapaian para leluhur yang telah berhasil melepaskan kita dari
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mereka adalah dengan terus melestarikan budaya, adat istiadat dan upacara
moyang kita.
Prosesi dari Pasola itu sendiri tidak terlepas dari ritual-ritual adat Marapu
yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dalam melaksanakan ritual itu, tidak
maka itu adalah sebuah bencana yang akan dihadapi oleh masyarakat
Wanukaka, Lamboya, Gaura dan Kodi mempunyai ritual dan tata cara yang
berbeda-beda. Bukan ritual saja yang berbeda namun juga aturan, perlengkapan
dan persiapan dari tiap daerah Pasola pastinya berbeda pula. Namun tujuan dari
diadakannya Pasola itu hanyalah satu yaitu memohon doa restu serta
mereka, tetapi mereka tidak melupakan para leluhur yang telah mendahului
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdullah, Taufik .dkk. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi ; Arah dan
Prespektif. Jakarta. Gramedia, 1985
Bamualim, Anisah Umar. 2013. Kebudayaan Sumba Barat (ed rev). Waikabubak :
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Barat.
Beding, Mikael dan Lestari Beding. 2002. Mozaik Sumba Barat. PEMDA :
Sumba Barat
Boro, Paulus Lete. 1995. Pasola Mainan Ketangkasan Berkuda Lelaki Sumba,
NTT. Kupang : Undana Press.
__________. 2013. Pengantar Ilmu Sejara (Ed Baru). Yogyakarta : Tiara Wacana
Maria, Siti dan Julius Limbeng. 2007. Marapu di Pulau Sumba. Kupang :
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Nasution, Muhammad. Dkk. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : RaJawali
Press.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tasmaji, dkk. 2011. Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : IAIN
Sunan Ampel Press.
JURNAL
Uma, Wilhelmus Kuara Jangga. Dkk. Makna Nyale dalam Upacara Adat Pasola
Sebagai Upaya Pelestarian Budaya di Sumba Barat NTT. Jurnal Historia
Vol. 6, No.2 th 2018. ISSN 2337 – 4713 (e-ISSN 2442 – 8728 (online)
http://ojs.fkip.ummetro.ac.id. diakses pada 30 Maret 2020, pkl 22.40 WIB
INTERNET
51
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Silabus
SILABUS
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. Efektif, b. Kreatif, c. Produktif, d. Kritis, e.
Mandiri, f. Kolaboratif, g. Komunikatif, h. Solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya disekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah.
Indikator
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber
Pencapaian Penilaian
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
3.3 Memahami Indonesia 3.3.1 Menjelaskan Membaca buku 3 JP Buku teks Tertulis
hasil-hasil Zaman sejarah teks/melihat yang relevan Penugasan
dan nilai- Praaksara : upacara gambar/ Beding,
nilai Awal Pasola menonton video/ Mikael dan
budaya Kehidupan sebagai menyimak Lestari
masyarakat Manusia salah satu penjelasan guru Beding.
praaksara Indonesia contoh hasil mengenai 2002.
Indonesia Hasil-hasil budaya upacara Pasola. Mozaik
dan budaya 3.3.2 Menjelaskan Mengajukan Sumba
pengaruh- masyarakat ritual pertanyaan yang Barat.
nya dalam Nilai-nilai upacara belum dipahami. PEMDA
kehidupan budaya Pasola Mengumpulkan Sumba
lingkungan masyarakat 3.3.3 Menjelaskan data dari Barat
terdekat mengenai berbagai sumber Widyatmika
nilai yang mengenai , Munanjar
dapat upacara Pasola. dan
diambil dari Menganalisis dan Hudiono.
upacara menarik 2013.
Pasola kesimpulan Pasola.
3.3.4 Menjelaskan mengenai Jakarta :
pengaruh upacara Pasola Direktorat
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.3.1 Membuat
4.4 Menyajikan tulisan
hasil-hasil dalam
dan nilai- bentuk
nilai cerita
budaya sejarah
masyarakat tentang hasil
praaksara budaya dan
Indonesia nilai-nilai
dan masyarakat
pengaruh- di daerah
nya dalam masing-
kehidupan masing.
lingkungan
terdekat
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran RPP
A. Tujuan Pembelajaran
Selain itu juga diharapkan dapat menguatkan sikap menghargai budaya yang ada
di daerah masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
B. Langkah-langkah Pembelajaran
adat Pasola.
adat Pasola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masyarakat.
tersebut.
2. Menanyakan
mendatanya.
3. Mengumpulkan informasi.
58
masing-masing
4. Mengasosiasi
sebagainya.
5. Mengkomunikasikan
59
memberikan tanggapan.
pertemuan ini.
60
Soal Uraian.
1. Jelaskan secara singkat sejarah Pasola menurut cerita rakyat Sumba ?
2. Nilai apa saja yang dapat diambil dari upacara Pasola ?
3. Jelaskan ritual yang harus dijalankan saat ingin mengadakan upacara
Pasola wanukaka ?
Jawaban
1. Pasola merupakan sebuah tradisi yang berawal dari kisah seorang janda
cantik yang bernama Rabu Kaba. Suatu ketika Umbu pergi melaut
bersama dua orang pemimpin lainnya dan mereka bertiga tak kunjung
pulang sehingga dianggap telah meninggal. Rabu mulai menjalin kasih
dengan Teda Gaiporana dan beberapa saat setelah itu ketiga pemimpin
termasuk Umbu telah kembali dan mendapatkan Rabu sudah bersama
dengan Teda Gaiparona. Umbu Amahu berpesan kepada rakyat di
kampung Waiwuang agar mengadakan pesta Nyale sebelum
melaksanakan upacara adat Pasola. Pelaksanaan adat Nyale yang
dilaksanakan pada waktu bulan purnama ketika Nyale keluar ditepi
pantai.
61
62
63
Pasola
A. Sejarah Pasola
64
C. Prosesi Pasola
Beberapa ritul Pasola yang hanya dilakukan di wanukaka adalah
sebagai berikut:
1) Purung Laru Loda
Secara harafiah purung laru loda artinya menurunkn tali laarangan dan
itulah yang pertama kali dilakukan oleh para Rato di kampung-kampung
penanggungJawab Pasola yaitu Waigalli, Ubu Bewi, Lahi Pangabang, Prai
Goli dan Puli. Purung laru loda merupakan pertanda dimulainya Wulla
Biha atau bulan pamali dengan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh
seluruh warga kampung.
2) Penentuan Waktu
Penentuan waktu harus dilakukan bertepatan dengan munculnya bulan
purnama raya. Dasar utama perhitungan ini adalah bentuk bulan, yang
didukung leh kemunculan tanda-tanda alam seperti mekarnya bunga katina,
babi hutan membuat sarang, pasang surut air laut, dan lainnya. Karena
berkaitan dengan pemunculan nyale sebagai indikator hasil panen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
hanya terjadi setahun sekali, maka penentuan waktu menjadi sangat vital.
Pemikiran mungkin bisa dilakukan jauh hari, tapi tanggal pastinya tida.
Para Rato sangat berhati-hati membaca tanda alam karena jika salah
menentukan tanggal berarti nyale tidak akan muncul dan hal tersebut
dianggap sial.
3) Pati Rahi
Pati rahi ini adalah empat hari menjelang puncak perayaan yang diisi
dengan ritual-rital penting yaitu dihari pertama, para Rato dari kampung
Waigalli (yang berperan sebagai kabizu Ina(Mama)-Ama(Bapak))
mengadakan perkunjungan ke Waiwuang, Praigoli dan Lahi Majeri untuk
melihat persiapan-persiapan yang telah dilakukan menjelang hari H. Pada
hari kedua, sebuah permainan tinju tradisional (Pakujil) diselenggarakan di
pantai Teitena, yang menurut cerita sejarah adalah lokasi tempat
terdamparnya Umbu Amahu bersaudara. Hari ketiga, merupakan hari padat
kegiatan dimana ritual-ritual terus bersambunggan hingga atraksi puncak
dihari keempat. Ritual hari ketiga dimulai dengan Palaingu Jara yang
artinya pemanasan kuda-kuda dan para ksatria yang akan berlaga esoknya.
Malam harinnya semua Rato penyelenggara Pasola berkumpul di Ubu
Bewi untuk melakukan serangkaian ritual dan pemujaan, antara lain ritual
Kajalla, ritual pertanggungJawaban yang disampaikan oleh seluruh kabizu,
penyembelihan sejumlah ayam sebagai media untuk meramalkan kejadian-
kejadin yang akan terjadi saat Pasola berlangsung, dan sekali lagi
mengamati bulan yang kali ini muncul sempurna sebagai pertanda final
datangnya nyale dan Pasola. Acara ditutup sekitar pukul 03.00 WITA dini
hari dengan penabuhan tambur suci sebagai tanda Pasola telah menjelang
dan ketupat sudsah boleh dimakan.
4) Madidi Nyale
Secara harafiah madidi nyale berarti memanggil cacing laut yang
berlangsung di pantai Wanukaka . Ritual ini harus dimulai sesaat sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
fajar dan setelah rombongan Rato selesai melakukan ritual di Ubu Bewi,
kemudian beriringan menuju pantai untuk memimpin upacara. Seluruh
warga dan wisatawan juga boleh ikut berburu nyale. Jika mendapatkan
banyak dan bersih maka panen akan melimpah, tetapi sebaliknya maka
panen akan gagal serta kemarau panjang dan kelaparan melanda.
67
68
Lampiran Gambar
69
70
71
72
Sumber : https://indonesiatrips.com/festival.Pasola
73