Disusun Oleh :
Akbar Febriyanto
2021207209166
A. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,
berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah
kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi.
(Lowdermilk, dkk. 2005).
Kista menurut kami adalah kantong yang berisi cairan yang berwarna coklat
dan dapat mempengaruhi siklus menstrusi.
B. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu
rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Padakeadaan normal, folikel
yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasiuntuk melepaskan sel
telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibatdari perlukaan yang terjadi pada
pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh
jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut dengan Kista
Dermoid.
C. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma
serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor
dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel
kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Pathway
D. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
5. Nyeri sanggam.
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Kista Ovarium
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang
menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di
layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk
memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan
apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat
ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh
untuk biopsi.
Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
2. CT-Scan
Akan didapat massa kistik berdinding tipis yang memberikan penyangatan
kontras pada dindingnya.
H. KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya
kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih
belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama
yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia
subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada
siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas
kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
I. PENGERTIAN PERIOPERASI
Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai pre
operasi (pre bedah), intra operasi (bedah), dan post operasi (pasca bedah). Pre bedah
merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak
persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Intra bedah
merupakan masa pembedaahan dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir
saat pasien dibawa ke ruang pemulihan. Pasca bedah merupakan masa setelah
dilakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan
berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
K. ANASTESIA
Anestesia adalah penghilangan kesadaran sementara sehingga menyebabkan
hilang rasa pada tubuh tersebut. Tujuannya untuk penghilang rasa sakit ketika
dilakukan tindakan pembedahan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu dosis yang
diberikan sesuai dengan jenis pembedahan atau operasi kecil/besar sesuai waktu
yang dibutuhkan selama operasi dilakukan.Jenis-jenis anestesiayaitu :
1. Anestesia umum, dilakukan umtuk memblok pusat kesadaran otak
dengan menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi, dan
hilangnya rasa. Pada umumnya, metode pemberiannya adalah dengan
inhalasi dan intravena.
2. Anestesia regional, dilakukan pada pasien yang masih dalam keadaan
sadar untuk meniadakan proses konduktivitas pada ujung atau serabut
saraf sensoris di bagian tubuh tertentu, sehingga dapat menyebabkan
adanya hilang rasa pada daerah tubuh tersebut. Metode umum yang
digunakan adalah melakukan blok saraf, memblok regional intravena
dengan torniquet, blok daerah spinal, dan melalui epidural.
3. Anestesia lokal, dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada
daerah yang akan dilakukan anestesia dan pasien dalam keadaan sadar.
Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal.
4. Hipoanestesia, dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi
pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran
atau perintah serta untuk mengurangi kesadaran sehingga perhatian
menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah hipnotis.
5. Akupuntur, anestesia yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri
dengan merangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan
kesadaran. Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau
penggunaan elektrode pada permukaan kulit.
a. Pengkajian
1) Identitas.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendididkan, pekerjaan, agama dan
alamat, diagnose medis serta data penanggung jawab. Merupakan tumor
paling banyak pada wanita usia 20 – 40 th.
b. Riwayat Kesehatan.
1) Keluhan utama.
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa dan masa di daerah
abdomen, mual, perdarahan.
2) Riwayat penyakit dahulu.
Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien
sebelum menderita penyakit sekarang, seperti pernah mengalami kanker atau
tumor pada orang lain.
3) Riwayat penyakit sekarang.
Merupakan data yang diperlikan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien
saat ini. Keluhan yang dirasakan klien post operasi biasanya nyeri sebagai efek
dari pembedahan seperti : cemas, gangguan aktifitas, dan gangguan nutrisi.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit sepeerti yang diderita klien,
dan untuk menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak.
d. Riwayat perkawinan
Jumlah perkawinan dan lama perkawinan merupakan salah satu factor presdiposisi
terjadinya tumor ovarium.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan.
Dengan kehamilan dan persalinan atau tidak, hal ini mempengaruhi untuk tumbuh
atau tidaknya suatu tumor ovarium.
f. Riwayat mestruasi
Klien dengan tumor ovarium kadang – kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorrhea.
g. Pemeriksaan fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstermitas bawah secara sistematis
1. Kepala
Hygine rambut
Keadaan rambut
2. Mata
Sklera : ikterik atau tidak
Konjungtiva : anemis atau tidak
Mata : simetris atau tidak
3. Leher
Ada atau tidak pembengkakan kelenjar tyroid
Ada atau tidaknya tekanan ven ajugularis
4. Dada
Pernafasan
Jenis pernafasan
Bunyi nafas
Penarikan sela iga
5. Abdomen
Nyeri tekan pada abdomen
Teraba masa pada abdomen
6. Ekstermitas
Nyeri pada saat beraktifitas
Tidak ada kelmahan
7. Eliminasi, Urinasi
Adanya konstipasi
Susah BAK
h. Data Sosial Ekonomi
Tumor ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
i. Data Spiritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai denagn kepercayaannya.
j. Data Psikologis
Klien dengan post operasi tumor ovarium mengalami cemas terhadap segala
hal yang terjadi mengenai penyakitnya misalnya cemas akan perawatan luka
bekas operasi karena kurang pengetahuan klien.
P. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre Oprerasi
a) Nyeri b/d agens cedera
b) ansietas b/d perubahan dalam status kesehatan
c) Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b/d
kurangnya informasi
2. Post Operasi
a). Resiko perdarahan b.d Faktor Resiko
b) Nyeri Akut b.d Agen Cedera (luka post operasi)
c). Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN POST OPERASI
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America:Mosby.