Anda di halaman 1dari 4

PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM

NASIONAL

No.Dokumen No (Revisi) Hal

- 1/3

RSUD RAMELA
MUARA TAMI

Tanggal Terbit Di tetapkan oleh.


Direktur
STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL
Dr. Nikodemus Barends, M.Kes

1. Penulisan resep merupakan Perrmintaan obat dari


dokter/ dokter gigi kepada apoteker yang memenuhi
kaidah-kaidah penulisan resep yang lengkap dan aman,
dan dibuat secara tertulis.
PENGERTIAN
2. Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih
yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan
resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam
penyelenggaraan program jaminan kesehatan.

1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


penulisan resep
2. Menjamin pelayanan obat yang diresepkan sesuai dengan
TUJUAN
kebutuhan pasien berdasarkan formularium rumah sakit
3. Menjamin Keamanan dan keselamatan pasien dari
kesalahan pengobatan (medication error)

KEBIJAKAN 1. KMK No. HK.01.07/Menkes/6485/2021 Tentang


Formularium Nasional
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
189/MENKES/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/498/2020 tentang Komite Nasional
Penyusunan Formularium Nasional;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/6477/2021 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional;
6. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
perlu menjamin aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat,
bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang
cukup;

7. Kriteria Inklusi:
Resep yang dilayani di RS

8. Kriteria Eksklusi:
a. Obat yang diresepkan di luar FORNAS tetapi
dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan
persetujuan komite medik dan direktur.
b. Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS
karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog
habis/kosong.

PROSEDUR Dokter Menulis resep dengan huruf yang jelas, dapat dibaca,
dan lengkap pada blangko resep
1. Memberi tanda centang pada status pasien (umum, JKN,
asuransi lainya)
2. Memberi tanda centang pada jenis resep (IGD, poli rawat
jalan, ruang rawat inap)
3. Menulis tanggal penulisan resep
4. Menulis nama dan SIP dokter
5. Menulis ruangan asal resep (nama poli rawat jalan, nama
ruangan rawat inap)
6. Menulis identitas pasien yang akan diberi resep meliputi
nama, nomor medical record, berat badan (anak), alamat
dan nomor telepon.
7. Melingkari kata ya/tidak untuk pasien dengan riwayat
gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, hamil,
menyusui dan alergi obat
8. Menulis nama obat yang diminta sesuai nama obat yang
ada dalam formularium rumah sakit dengan kaidah
penulisan resep sebagai berikut:
a. Penulisan setiap sediaan diawali tanda R/
b. Menulis nama obat dan jenis sediaan (tablet,
kapsul, ampul, dll)
c. Menulis dosis sediaan obat (mg, ml, dll)
d. Menulis jumlah obat yang di minta dengan angka
romawi (resep dibuat dengan system Unit Dose
Dispensing untuk pasien rawat inap, kecuali
untuk obat pulang pasien)
e. Menulis nama setiap jenis/bahan obat, jumlah
bahan obat dan perintah pembuatan bentuk
sediaan obat yang dikehendaki apabila obat
berupa racikan
f. Menulis aturan pemakaian obat
9. Penulisan aturan pemakaian obat ditandai dengan signa
”S”.
10. Dosis pemberian (mg, ml, dll),
11. Waktu pemberian (/8 jam, /12 jam, dll), untuk waktu
pemberian bila perlu/prn harus ditulis dosis maksimal
dalam sehari
12. Rute pemberian (oral, intravena, dll)
13. Waktu pemakaian obat (a.c, p.c, dll)
14. Menulis instruksi khusus, misalnya untuk metode
pemberian titrasi, dosis pemberian tapering off, dan
waktu pemberian dengan rentang dosis tertentu bila
diperlukan.
15. Menandatangani resep (untuk obat narkotika
ditandatangani disamping nama obat yang bersangkutan)
16. Menulis Cito digarisbawahi, diberi tanda seru dan paraf
pada bagian kanan atas untuk resep yang perlu
penanganan segera.
17. Menulis Obat Troly Emergensi digarisbawahi, diberi
tanda seru dan paraf pada bagian kanan atas untuk resep
yang obatnya diambil ditroly emergensi.
Prosedur Pencatatan :
1. Pencatatan setiap hari kerja, dengan purposive sampling
setiap order obat harus diperiksa, oleh petugas Instalasi
Farmasi, item obat yang tidak sesuai maka dicatat
sebagai insiden
2. Formula = Jumlah item obat yang sesuai daftar
formularium yang diorder dalam resep setiap pasien
dalam 1 bulan (buah) : Jumlah seluruh item obat yang
diorder dalam resep setiap pasien pada periode yang
sama x 100% = ___%
3. Target : ≥ 80%
4. Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh
PIC/Kepala Instalasi Farmasi sebagai informasi awal
untuk unitnya
5. Kemudian setiap bulan data akan dilaporkan kepada
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP).
6. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan
yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP

1. Komite Medik
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Farmasi
3. Komite MKP

Anda mungkin juga menyukai