Anda di halaman 1dari 13

Mikroprosesor

BAB 3
CHIP MEMORI ROM dan RAM

3.1 Bermacam Jenis Memori


Secara umum, jenis memori yang ada di pasaran elektronika sangat
banyak, namun biasanya klasifikasi memori dibedakan pada 2 parameter
yaitu : moda transfer datanya (paralel atau serial) dan daya simpan
datanya(volatile atau non volatile). Dalam konteks sistem mikroprosesor
yang dibahas dalam buku ini menitikberatkan pada memori jenis paralel,
baik itu volatile dan non volatile.
Maksud dari memori jenis paralel adalah bahwa chip memori
tersebut memiliki jalur data secara jamak atau paralel, artinya proses
transfer data dari/ke memori dilakukan secara serentak pada saat yang
bersamaan di semua jalur data yang ada. Sedangkan memori jenis serial
dimana jalur datanya hanya terdiri dari 1 jalur, maka proses transfer
0
datanya dilakukan secara satu per satu dari waktu ke waktu. Sebagai
2.
contoh perbandingan, misalnya memori jenis paralel dengan jalur data 8
n

bit hanya memerlukan waktu 1 T (periode) saja untuk mentransfer data 8


sio

bit, sementara memori jenis serial memerlukan 8 T untuk mentransfer


er

data yang sama. Dalam hal ini memori jenis paralel jelas lebih cepat
V

transfer datanya, namun memori jenis paralel menjadi 8 x lebih boros


dalam hal pengkabelan karena sesuai dengan jumlah jalur data yang ada.
ta

Masing – masing jenis memori yang sudah disinggung di atas tentu


Be

memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, itulah yang


disebut sebagai trade-off.
3.2 Identifikasi Jenis Memori Berdasarkan Part Number
Berdasarkan daya simpan datanya, memori paralel yang lazim
digunakan pada sistem mikroprosesor terbagi menjadi 3 kelas, yaitu
jenis ROM(Read Only Memori), jenis RAM(Random Access Memori)
dan NVM(Non Volatile Memori).
ROM adalah jenis memori yang dirancang untuk menyimpan data
selama periode waktu yang sangat lama, bahkan kalau perlu seterusnya.
Data yang sudah tersimpan di memori ROM direncanakan tidak untuk
dirubah, diganti atau dihapus.

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 1


Mikroprosesor

Proses pengisian data pada memori ROM disebut “burning”, istilah


tersebut dikarenakan bahwa pada saat pengisian data(baca : pengisian
program) maka memori ROM membutuhkan tegangan tinggi di atas
level IC transistor logic(TTL).
Beberapa varian dari jenis memori ROM diantarnya adalah
EEPROM(electrically erasable programmable read-only memory),
EPROM(erasable programmable read-only memory), dan
PROM(programmable read-only memory). EEPROM adalah jenis ROM
yang dapat ditulisi dan dihapus secara elektrik. EPROM adalah jenis
ROM dimana datanya ditulis secara elektrik, tetapi untuk menghapusnya
harus menggunakan sinar ultra violet. PROM adalah jenis memori ROM
dimana begitu memori tersebut sudah diprogram, maka data yang
tersimpan akan tersimpan secara permanen dan tidak bisa dihapus. Dari
ketiga jenis ROM tersebut, maka jenis EPROM-lah yang populer
digunakan pada sistem mikroprosesor di kalangan mahasiswa di era th
1990an.
0
2.
n
sio
er
V
ta
Be

Gambar 3.1 Wujud Fisik EPROM

Salah satu contoh wujud fisik memori EPROM ditunjukkan seperti


pada gambar 3.1. Part number memori jenis EPROM biasanya ditandai
dengan dengan awalan 27XX, seperti contoh di atas, pada baris kedua
tertulis 2732.
Perinciannya sebagai berikut :
27 = Kode memori jenis EPROM
32 = Kapasitas memori tersebut adalah 32/8 = 4 Kilo Bytes (KB).
Jika misalnya ada IC memori lain dengan part number 2716, maka IC
tersebut adalah memori jenis EPROM dengan kapasitas 16/8 = 2 KB.

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 2


Mikroprosesor

Beberapa part number IC memori jenis EPROM yang ada di


pasaran misalnya : 2716, 2732, 2764, 27128, 27256 dan seterusnya.
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, pasti anda bisa menghitung
sendiri berapa kapasitas dari IC seperti contoh di atas kan ?
3.3 Kategori & Fungsi Pin Pada Memori
Mirip dengan kategori pin pada IC mikroprosesor, jumlah
kategori pin pada IC memori biasanya ada 4 yaitu :
 Pin Catu Daya(power supply)
 Pin Alamat(address)
 Pin Data(data)
 Pin Kontrol(control)

Seperti telah disinggung pada bab 2, kategori di atas sekaligus


menunjukkan fungsi pin yang bersangkutan. Pin catu daya adalah untuk
0
saluran arus listrik, pin address untuk saluran alamat, pin data adalah
2.
untuk saluran lalu lintas data dan pin kontrol untuk sinyal kendali IC.
n
sio
er
V
ta
Be

Gambar 3.2 Layout Pin EPROM 2732


Seperti ditunjukkan pada gambar 3.2, pin untuk power supply
adalah pin nomor 12 (GND) dan 24 (VCC). Pin untuk address adalah
nomor 8, 7, … 1 yang berfungsi sebagai A0, A1 … A7, ditambah
dengan pin nomor 23, 22, 21 dan 19 yang berfungsi sebagai A8, A9,
A11 dan A10. Pin untuk data mulai 9, 10, 11, 13, 14 … 17 yang
berfungsi sebagai D0, D1 … D7.
Pin kontrol pada EPROM adalah OE/VPP (pin nomor 20) dan CE
(pin nomor 18). Pada pin OE/VPP memiliki dua fungsi yaitu : pada saat

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 3


Mikroprosesor

EPROM sedang di-burning (baca : diprogram), maka pada pin inilah


harus diberikan tegangan pemrograman (atau VPP) yang berkisar antara
12.5 sampai 22 Volt(tergantung kodenya). Setelah selesai di-burning
dan hendak digunakan pada sistem mikroprosesor, maka pada pin ini
harus diberikan logika LOW(perhatikan tanda bar pada OE berarti active
low) agar supaya data yang tersimpan dapat dibaca oleh mikroprosesor.
Pin kontrol lainnya yaitu chip enable(CE) dan bersifat active low, pin ini
berfungsi untuk mengaktifkan IC EPROM pada saat datanya akan
diakses oleh mikroprosesor. Pada IC EPROM, pin CE dan OE harus
diaktifkan bersamaan jika ingin mengambil data pada IC EPROM
tersebut. Jadi pin CE dan OE harus mendapatkan logika LOW pada saat
mikroprosesor ingin mengakses data dari IC EPROM.

Gambar 3.3 menunjukkan layout pin dari memori EPROM


2716 sampai 27256. Fungsi dari pin pada IC memori mirip dengan pin
pada mikroprosesor. Jika diperhatikan secara teliti gambar 3.3, maka
0
sebagian besar posisi pin menunjukkan fungsi pin dengan pola yang
2.
sama. Sebagai contoh, IC EPROM 2716 dengan 2732 urutan fungsi pin-
n

pinnya nyaris sama, demikian juga untuk part number yang lain.
sio
er
V
ta
Be

Gambar 3.3 Layout Pin EPROM 2716, 2732, 2764, 27128, 27256

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 4


Mikroprosesor

3.4 Cara Mengisi Program Pada Memori EPROM


Proses burning atau pengisian program pada IC EPROM harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. IC harus dalam keadaan mendapatkan power supply, yaitu pin
VCC dan GND terhubung ke catu daya DC sebagaimana
mestinya.
2. Pin CE harus dalam kondisi LOW (active low).
Sedangkan langkah-langkah pengisian program pada IC EPROM harus
berurutan sebagai berikut :
Langkah 1. Saluran alamat (address bus) disetting pada alamat awal
yaitu 0000 Hex.
Langkah 2. Saluran data disetting sesuai dengan kode program yang
telah dirancang
0
Langkah 3. Pada pin VPP harus diberikan tegangan DC pada level yang
2.
sesuai dengan spesifikasi IC EPROMnya. Karena masing-masing
n

EPROM kadang-kadang membutuhkan level tegangan pemrograman


sio

yang berbeda.
er

Langkah 4. Pemberian tegangan pemrograman pada pin VPP hanya


V

boleh dilakukan dengan lama waktu sesuai dengan spesifikasi IC


ta

EPROM yang digunakan, karena setiap IC EPROM berbeda-beda durasi


Be

pulsa pemrogramannya.
Penggunaan IC EPROM untuk belajar mikroprosesor bagi
pemula sudah jarang dilakukan, mengingat bahwa harga IC EPROM
relatif mahal dan rentan rusak jika sering ditulis – hapus – tulis – hapus
– tulis – dan seterusnya, sehingga sekarang lebih populer digunakan IC
NVM sebagai alternatif yang lebih ekonomis.
3.5 Cara Mengakses Data Pada Memori EPROM(Proses Baca)
Pada saat mikroprosesor ingin mengakses isi data dari EPROM,
maka proses tersebut disebut sebagai proses baca atau READ.
Mikroprosesor memiliki pin RD (read) sebagai pin pemberi kode bagi
IC memori pada saat proses baca akan dilakukan. Pada mikroprosesor
8031 pin RD akan dikombinasikan dengan pin PSEN sebagai sinyal
pemberi kode bagi EPROM, sinyal inilah sebagai tanda bahwa
mikroprosesor “meminta” data kepada EPROM.

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 5


Mikroprosesor

Data pada EPROM dapat juga diakses secara manual tanpa


harus menggunakan mikroprosesor, asalkan syarat-syarat yang
diperlukan untuk mengakses data EPROM terpenuhi.
Sebagai contoh ilustrasi untuk mengakses data yang tersimpan dalam
EPROM ditunjukkan pada gambar 3.4.
RP2 RP1
RESPACK-8 RESPACK-8
VCC VCC

U1 RN1
1

2
3
4
5
6
7
8
9

2
3
4
5
6
7
8
9
8 9 1 16
A0 D0
7 10 2 15
A1 D1
6 11 3 14
A2 D2
5 13 4 13
A3 D3
4 14 5 12
A4 D4
3 15 6 11
A5 D5
2 16 7 10
A6 D6
1 17 8 9
A7 D7
23
A8
22 RX8
A9
19
A10
21
A11
D8 D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1
18
CE
20
OE/VPP
10
11
12
13
14
15
16

2732 R1
5
6
7
8

10k
VCC
OFF

OFF

R2 10k
ON

ON

0
4
3
2
1

8
7
6
5
4
3
2
1

2.
CE OE
DSW2 DSW1
n

LED-YELLOW
sio

Gambar 3.4 Pengkabelan Untuk Mengakses Data di EPROM LED-YELLOW LED-YELLOW LED-YELLOW
er

LED-YELLOW LED-YELLOW
DIPSW_4 DIPSW_8 LED-YELLOW

Keterangan Gambar LED-YELLOW


V
ta

- RP1 dan RP2 berfungsi sebagai resistor pull up, yaitu


Be

memberikan logika 1(high) pada saluran address A0 sampai


A11 sehingga logikanya tidak “mengambang” saat switch
DSW1 dan DSW2 dalam keadaan terbuka (open)
- DWS1 dan DSW2 berfungsi sebagai penghubung saluran
address ke ground (GND). Jika diinginkan agar pada jalur
address berlogika 0 (low), maka switch harus di-ON-kan, dan
sebaliknya jika diinginkan agar pada jalur address berlogika 1
(high), maka switch harus di-OFF-kan (terbuka), otomatis jalur
address akan mendapatkan logika 1 karena terhubung ke VCC
melalui resistor pull up.
- Pin CE dan OE masing-masing terhubung oleh resistor pull up
dan push button. Jika push button tidak ditekan, maka pin
tersebut mendapatkan logika 1 karena terhubung ke VCC
melalui R1 dan R2.
- Resistor RN adalah resistor pembatas arus yang diseri dengan
LED sebagai indikator logika 1 atau 0 dari saluran data.

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 6


Mikroprosesor

Rangkaian seperti gambar 3.4 dapat digunakan untuk melihat isi memori
EPROM satu per satu alamat. Cara yang digunakan seperti gambar
tersebut adalah cara manual, dan cukup membosankan. Bagi mereka
para pemula yang baru belajar mikroprosesor, titik beratnya lebih
kepada pemahaman tentang bagaimana caranya untuk mengakses isi
memori yang tersimpan di EPROM. Rangkaian gambar 3.4 hanya
sebagai salah satu contoh saja yang dapat digunakan untuk melakukan
observasi memori EPROM.

Brain storming
Contoh gambar 3.4 menggunakan EPROM 2732 (berkapasitas 4 KB)
sebagai memori yang diobservasi.
Tahukah anda seberapa banyak alamat yang dimilikinya ?
Jawaban pastinya adalah 4096 alamat. 0
2.
Nah, jika data yang tersimpan di setiap alamat tersebut ingin dilihat satu
n

per satu, masih sanggupkah anda melakukan observasi dengan cara


sio

manual ? berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mengobservasi


er

keseluruhan alamat pada IC tersebut ?


V

Kira-kira anda bisa menerka sendiri, apa sebabnya observasi IC memori


ta

secara manual adalah pekerjaan yang membosankan.


Be

3.6 Memori RAM


RAM adalah akronim dari random access memori, yaitu jenis
memori yang mudah untuk ditulisi dan dihapus secara elektrik. Memori
RAM memiliki keunggulan pada kecepatan akses data yang relatif lebih
cepat dibandingkan dengan ROM, namun memori RAM memiliki
kelemahan yaitu bersifat volatile, yaitu data yang tersimpan akan hilang
jika catu daya memori RAM diputuskan/dihilangkan.
Memori RAM ada beberapa varian, diantaranya RAM
konvensional, SDRAM, DDRAM dan seterusnya. Perbedaan mendasar
antara memori ROM dan RAM terletak pada orientasi siklus baca-tulis
datanya. Penulisan data pada memori ROM bertujuan agar data bisa
tersimpan untuk jangka waktu yang sangat lama, dan datanya hanya
untuk dibaca saja(read only), sebaliknya penyimpanan data pada

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 7


Mikroprosesor

memori RAM hanya bersifat temporer atau sementara dan data dapat
disimpan di alamat mana saja dan kapan saja(random access) –
tergantung dari program.
3.7 Identifikasi Jenis Memori RAM
Memori RAM yang digunakan untuk membangun sebuah minimum
sistem biasanya ditandai dengan awalan digit 61 atau 62 pada part
number-nya. Seperti contoh pada gambar 4.1 pada baris kedua tertulis
6116.

0
2.
n
sio

Gambar 3.5 Wujud Fisik RAM Konvensional 6116


er
V

Penjelasannya sebagai berikut :


ta
Be

61 = Kode memori jenis RAM


16 = Kapasitas memori tersebut adalah 16/8 = 2 Kilo Bytes (KB).
Pilihan kapasitas memori RAM tidak sebanyak seperti EPROM, yang
biasanya sering dan mudah dijumpai di pasar elektronika adalah RAM
6116, 6264 dan 62256. Cara menghitung kapasitas RAM sama seperti
menghitung kapasitas memori EPROM/ROM.
3.8 Kategori & Fungsi Pin Pada Memori RAM
Sama seperti kategori pin pada IC EPROM/ROM, jumlah
kategori pin pada memori RAM juga ada 4 yaitu :
 Pin Catu Daya(power supply)
 Pin Alamat(address)
 Pin Data(data)
 Pin Kontrol(control)

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 8


Mikroprosesor

Khusus untuk kategori pin kontrol, ada perbedaan antara EPROM


dengan RAM. Pada memori RAM terdapat pin kontrol write
enable(WE) dimana pin WE berperan pada saat proses tulis (write) data
ke memori RAM. Perhatikan pada gambar 4.2, ditunjukkan bahwa
sebagian besar urutan kaki dan fungsinya antara EPROM dan RAM
semuanya sama dan hanya sebagian kecil saja yang berbeda. Pada pin
nomor 27 memori EPROM berperan pada saat proses burning,
sedangkan pada memori RAM berperan pada saat proses tulis data(write
enable).

0
2.
n
sio
er

Gambar 4.2 Layout Pin EPROM 2764 dan RAM 6264


V
ta

Gambar 4.3 menunjukkan layout pin dari memori RAM 6264


Be

dan 62256. Walaupun keduanya memiliki jumlah pin yang sama, tetapi
kapasitasnya sangat berbeda. Pada RAM 6264 memiliki pin kontrol
untuk chip select (sama dengan chip enable) sebanyak 2 pin yaitu pin
nomor 26 (CS2 – active high) dan pin nomor 20 (CS1 – active low),
sedangkan pada RAM 62256 hanya memiliki satu pin kontrol chip select
(pin nomor 20 – active low).
Fungsi dari pin chip select sama dengan chip enable, yaitu
sebagai syarat aktifnya IC sehingga operasi pada RAM baik operasi tulis
(write) atau baca (read) dapat dilakukan.

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 9


Mikroprosesor

Gambar 4.3 Layout Pin RAM 6264 dan 62256

3.9 Cara Menyimpan Data Pada Memori RAM(Write)


Secara teknis, pengisian data pada memori ROM dan RAM hampir
sama. Pada proses burning atau pengisian program pada IC
ROM/EPROM menggunakan pin VPP sebagai terminal untuk validasi
0
data, sedangkan proses penulisan data(write) pada memori RAM
2.
menggunakan pin WE sebagai terminal untuk validasi data.
n
sio

Syarat penulisan memori RAM harus memenuhi syarat sebagai


berikut :
er

3. IC harus dalam keadaan mendapatkan power supply, yaitu pin


V

VCC dan GND terhubung ke catu daya DC sebagaimana


ta

mestinya.
Be

4. Pin CS harus diberikan logika sesuai dengan syarat logikanya.


Perhatikan antara 6264 dan 62256 pada gambar 4.3 di atas. Notasi pin
dengan tulisan 1 dan CS2 pada RAM 6264 berfungsi sebagai pin
kontrol yang sama fungsinya seperti pada CE milik EPROM, sedangkan
pada RAM 62256 hanya memiliki satu pin yaitu CS. Notasi untuk chip
enable memang bermacam-macam, tetapi sebenarnya fungsinya sama.
Sedangkan langkah-langkah pengisian data(penulisan data) pada IC
RAM harus berurutan sebagai berikut :
Langkah 1. Saluran alamat (address bus) disetting pada alamat awal
yaitu XXXX Hex. Ingat ! bahwa penulisan data pada memori RAM bisa
di alamat mana saja
Langkah 2. Saluran data disetting sesuai dengan kode program yang
telah dirancang

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 10


Mikroprosesor

Langkah 3. Pada pin OE harus diberikan logika 1 atau di-non aktifkan.


Pin OE(output enable) adalah pin untuk validasi keluarnya data.
Langkah 4. Pin WE diberikan logika 0 selama durasi tertentu, biasanya
sekitar 20 sampai 28 milidetik.
Langkah 5. Untuk data berikutnya yang akan disimpan, langkah-langkah
penulisannya sama dengan langkah 1 sampai 4.

3.10 Cara Mengakses Data Pada Memori RAM(Proses Baca)


Proses pembacaan data(read) dari mikroprosesor terhadap
RAM adalah kebalikan dari proses penulisan data(write). Jika pada
proses write pin yang diaktifkan adalah pin WE, maka pada proses read
pin yang diaktifkan adalah pin OE. Pin WE dan OE biasanya selalu
diaktifkan secara berlawanan, tidak boleh keduanya aktif bersamaan.
0
Lagipula mikroprosesor tidak mungkin menulis dan membaca data pada
2.
saat yang sama, mikroprosesor bekerja secara sekuensial, jadi pin WE
n

dan OE pastilah mendapatkan sinyal aktivasi secara bergantian.


sio

Pada saat mikroprosesor ingin mengakses isi data dari RAM,


er

maka proses tersebut disebut sebagai proses baca atau READ.


V

Mikroprosesor memiliki pin RD (read) sebagai pin pemberi kode bagi


ta

IC memori pada saat proses baca akan dilakukan. Pada mikroprosesor


Be

8031 pin RD akan dikombinasikan dengan pin PSEN sebagai sinyal


pemberi kode bagi RAM, sinyal inilah sebagai tanda bahwa
mikroprosesor “meminta” data kepada RAM. Kejadian ini sama persis
dengan proses read dari mikroprosesor terhadap ROM/EPROM.
Proses tulis/baca data pada RAM dapat dilakukan secara
manual tanpa harus menggunakan mikroprosesor, asalkan memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan untuk mengakses data RAM.
Contoh rangkaian untuk tulis/baca data yang tersimpan dalam RAM
ditunjukkan pada gambar 4.4.

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 11


Mikroprosesor

RP2 RP1 RP3


RESPACK-7 RESPACK-8 RESPACK-8
VCC

2
3
4
5
6
7
8

2
3
4
5
6
7
8
9

2
3
4
5
6
7
8
9
VCC VCC VCC U4 U1:A
8 9 2 18
A0 D0 A0 Y0
7 10 4 16
A1 D1 A1 Y1
6 11 6 14
A2 D2 A2 Y2
5 13 8 12
A3 D3 A3 Y3
4 14
A4 D4
3 15 1
A5 D5 OE
2 16
A6 D6
R1 R2 1
A7 D7
17 74HC244
1k 1k 23
A8 U1:B
22
CE 19
A9
11 9
A10 A0 Y0
13 7
A1 Y1
18 15 5
CE A2 Y2
20 17 3
OE A3 Y3
21
WE
19
SW8 6116
OE

SW-SPDT 74HC244

OE WE

20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
1
2
3

1
2
3
4
5
6
7
8

1
2
3
4
5
6
7
8
ON

ON

ON
DSW2 DSW1 DSW3
U3
OFF

OFF

OFF
6
5
4

16
15
14
13
12
11
10
9

16
15
14
13
12
11
10
9

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
LED-BARGRAPH-RED

Gambar 4.4 Pengkabelan Untuk Tulis/Baca Data di RAM


Keterangan Gambar 0
2.
n

- RP1 dan RP2 berfungsi sebagai resistor pull up, yaitu


DIPSW_3
sio

DIPSW_8 DIPSW_8

memberikan logika 1(high) pada saluran address A0 sampai


A11 sehingga logikanya tidak “mengambang” saat switch
er

DSW1 dan DSW2 dalam keadaan terbuka (open)


V

- DWS1 dan DSW2 berfungsi sebagai penghubung saluran


ta

address ke ground (GND). Jika diinginkan agar pada jalur


Be

address berlogika 0 (low), maka switch harus di-ON-kan, dan


sebaliknya jika diinginkan agar pada jalur address berlogika 1
(high), maka switch harus di-OFF-kan (terbuka), otomatis jalur
address akan mendapatkan logika 1 karena terhubung ke VCC
melalui resistor pull up.
- Pin WE dan OE masing-masing terhubung oleh resistor pull up
dan push button. Jika push button tidak ditekan, maka pin
tersebut mendapatkan logika 1 karena terhubung ke VCC
melalui R1 dan R2.
- Pin CE (active low) sebagai pin aktivasi IC, IC akan aktif jika
CE mendapatkan logika 0.
- Resistor RP3 dan DSW3 adalah resistor pull-up untuk
memberikan logika 1, dan DSW3 adalah switch untuk
menghubungkan saluran data ke GND(logika 0).

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 12


Mikroprosesor

- IC U1 adalah IC buffer atau penguat arus(IC ini tidak wajib),


dan U3 adalah LED BAR sebagai indikator logika 1 atau 0 dari
saluran data.
Rangkaian seperti gambar 4.4 dapat digunakan untuk menulis data dan
melihat isi memori RAM satu per satu alamat. Sama seperti rangkaian
untuk observasi EPROM/ROM, cara yang digunakan seperti gambar
tersebut adalah cara manual, dan 2 x lebih membosankan karena data
harus ditulis(write) dulu baru kemudian bisa dibaca(read) .

Brain storming
Cara terbaik untuk memahami bagaimana prosedur tulis/baca pada
RAM adalah dengan mencobanya langsung menggunakan simulator.
0
Memahami cara kerja pada memori baik ROM/RAM adalah penting
2.
sebagai dasar untuk memahami sistem minimum yang dibangun
n

menggunakan mikroprosesor dan memori. Pada bab berikutnya akan


sio

dibahas tentang pengkabelan antara mikroprosesor dengan memori


ROM.
er
V
ta
Be

Putut Son Maria Bab 3 Halaman 13

Anda mungkin juga menyukai