Anda di halaman 1dari 8

PAPER KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN

RONA LINGKUNGAN DALAM AMDAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

Agathya Wenniningtyas Hapsariaryani 1906541132


Debby Clara Br Ginting 1906541017
Ni Luh Utami 1906541036
Viola Aurora Magdalena 1906541069

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI-D


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) merupakan
suatu kajian mengenai dampak penting suatu Usaha atau Kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggara Usaha atau Kegiatan. Rona Lingkungan
merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau komponen-
komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh
oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan fisik) dan
kegiatan operasi.
Rona lingkungan berfungsi untuk menduga keadaan lingkungan tanpa
proyek dan keadaan lingkungan pada saat proyek berjalan. Rona lingkungan
berguna bagi pengambil keputusan atau instansi atau tim yang mengevaluasi
rencana proyek atau kegiatan tersebut. Rona lingkungan hidup bertujuan untuk
menilai kualitas lingkungan yang ada serta dampak dari rencana kegiatan, untuk
mengidentifikaksi factor- factor penting lingkungan, dan memberikan informasi.
Rona lingkungan hidup memiliki berbagai komponen yang berdasarkan pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rona lingkungan?
2. Apa saja komponen yang termasuk dalam rona lingkungan?
3. Apa hubungan rona lingkungan dengan amdal?
4. Bagaimana metode penyusunan komponen rona lingkungan?

1. 3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian rona lingkungan
2. Mengetahui berbagai komponen yang termasuk dalam rona lingkungan

1
3. Mengetahui hubungan antara rona lingkungan dengan amdal
4. Mengenal metode penyusunan komponen rona lingkungan

Pengertian Rona Lingkungan


Rona lingkungan adalah istilah kerap muncul dalam laporan Amdal atau
Analisis Dampak Lingkungan. Rona lingkungan adalah gambaran objek yang
diperkirakan akan mengalami perubahan lingkungan akibat pembangunan atau
suatu kegiatan seperti pembangunan pariwisata atau proyek bendungan. Rona
awal lingkungan merupakan kondisi lingkungan yang berupa kondisi alam atau
komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan
fisik dimulai. Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi geothermal, penguraian
rona awal lingkungan sangatlah diperlukan sebagai dasar dari upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan (UKL&UPL) dalam meniminamalisir dampak yang
ditimbulkan. Secara umum semua kegiatan pembangunan akan menimbulkan
perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak
lingkungan baik yang positif maupun negative terhadap kondisi lingkungan
tersebut. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah
prosedur untuk memprediksi, meminimalkan, mengukur dan, jika perlu,
memperbaiki dan mengkompensasi dampak yang dihasilkan oleh setiap tindakan
manusia. Hal ini membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi baik dari dampak
lingkungan penerima maupun proses yang menghasilkannya. Di dalam Amdal,
rona lingkungan yang kerap disebut sebagai Environmental Setting atau
Environmental Baseline merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat
proyek yang akan dibangun dan di daerah sekitarnya. Rona lingkungan alam dan
lingkungan buatan manusia (pemukiman, pertanian, dan sebagainya).Deskripsi
proyek dan rona lingkungan yang tidak lengkap atau datanya tidak benar maupun
kurang tepat akan menghasilkan pendugaan dampak yang tidak lengkap atau tidak
benar pula. Fungsi rona lingkungan sangat penting sebelum menjalankan
rencana kegiatan pembangunan. Fungsi rona lingkungan adalah untuk menduga
keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan pada saat proyek
berjalan. Rona lingkungan berguna bagi pengambil keputusan atau instansi atau
tim yang mengevaluasi rencana proyek atau kegiatan tersebut.

2
Tujuan dari uraian rona lingkungan hidup yaitu:
 Untuk menilai kualitas lingkungan yang ada dan dampak lingkungan dari
rencana kegiatan
 Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting lingkungan atau daerah
geografis tertentu sehingga dapat mencegah pembangunan dengan resiko
lingkungan yang buruk, seperti pada segmen sungai tertentu atau kondisi
udara berkualitas buruk di suatu wilayah, habitat yang terancam, spesies
yang dilindungi dan lokasi bersejarah
 Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak mengenal
lokasi rencana kegiatan
 Memberikan informasi sebagai dasar dalam menetapkan pemenuhan
kebutuhan proyek.

KOMPONEN RONA LINGKUNGAN


Sebelum melakukan kegiatan perencanaan dan pembangunan suatu proyek,
penguraian rona awal lingkungan sangatlah diperlukan sebagai dasar dari upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL&UPL) dalam meniminamalisir
dampak yang ditimbulkan. Rona lingkungan dapat dibagi berdasarkan beberapa
komponen seperti komponen fisika-kimia, biologi, sosio-ekonomi-budaya, serta
kesehatan masyarakat. Komponen-komponen tersebut terbagi atas beberapa sub-
komponen, diantaranya:
A. Komponen Fisika-kimia mencakup beberapa komponen, diantaranya:
1. Iklim
Data iklim yang dikumpulkan meliputi curah hujan, kelembaban,
temperature, arah dan kecepatan angin. Data terebut digunakan sebagai
data penunjang dalam menganalisis dampak dan biasanya dikumpulkan
melalui data sekunder yang didapatkan pada stasiun meteorology
setempat.
2. Kualitas udara, kebisingan, dan getaran
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, maka data kualitas udara perlu
diperhatikan. Data tersebut biasanya berupa data primer yang

3
dikumpulkan langsung di lapangan. Data yang dikumplkan berupa total
debu/partikel, kadar karbon monoksida (CO), sulphur dioksida (So 2), dan
nitrogen dioksida (NO2). Sementara itu, analisis data kebisingan rona
lingkungan mengacu pada Kep.Men.LH No.48 tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan agar nantinya diketahui apakah ada perubahan atau
dampak setelah suatu kegiatan dilakukan. Tingkat aktivitas masyarakat
sekitar wilayah proyek yang tinggi dapat menyebabkan tingginya tingkat
kebisingan wilayah tersebut. Pengukuran frekuensi getaran didasarkan
pada mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996
Tentang Baku Tingkat Getaran. Frekuensi getaran pada rona lingkungan
awal diukur untuk mengetahui jenis dampak yang akan terjadi saat proyek
dilaksanakan, baik saat proses pembangunan maupun operasional.
3. Fisiografi dan geologi
Data fisiografi meliputi data bentang lahan, panjang, dan kemiringan
lereng yang biasanya didapatkan melalui pengamatan langsung di
lapangan. Sementara data geologi wilayah yang mencakup batuan induk,
sebaran, dan struktur geologi tanah dapat diperoleh melalui peta geologi
wilayah tersebut. Dengan mengetahui data fisiografi dan geologi maka
tingkat terjadinya erosi suatu wilayah dapat diperkirakan.
4. Hidrologi
Data hidrologi didapatkan melalui parameter debit air yang ditemukan
pada saluran-saluran kecil, mata air, atau sungai terdekat, serta dengan
mengetahui ketersediaan air dan kualitas air daerah setempat. Data kualitas
air dapat diperoleh dari sampel air permukaan dan air tanah yang diambil
dari titik sampel pada kawasan penelitian. Dengan mengetahui kondisi
hidrologi kawasan, maka perkiraan dampak yang ditimbulkan dapat
berupa berkurangnya kesediaan air tanah, hilangnya saluran drainase
5. Tanah,Ruang, dan Lahan,.
Data tanah, ruang dan lahan meliputi data jenis tanah, tingkat kesuburan
tanah, inventarisasi tata guna lahan, rencana pengembangan wilayah, serta
kemungkinan konflik yang terjadi dengan tataguna lahan yang telah ada.

4
B. Komponen Biologi mencakup kondisi flora dan fauna yang ada pada kawasan
sekitar, diantaranya:
1. Flora
Data flora dapat dibagi menjadi flora budidaya dan flora alami yang
cenderung disajikan dalam bentuk kualitatif. Keragaman jenis flora dapat
diamati secara langsung yang disertai dengan pengamatan tingkat
pemanfaatan jenis flora yang ada secara ekonomi. Pada kawasan daratan,
flora yang diamati sering disebut sebagai vegetasi yang dapat berupa
vegetasi hutan, semak, sawah, perkebunan, dan lainnya. Sementara pada
flora yang ada di kawasan perairan contohnya alga,
2. Fauna
Pengamatan fauna dapat dilakukan secara langsung dengan
mengkombinasikan metode wawancara, inventarisasi, maupun telaah
pustaka. Fauna tersebut dapat berupa fauna budidaya ataupun fauna langka
yang dilindungi. Jenis fauna juga dapat dibagi berdasarkan fauna daratan
dan fauna perairan. Fauna daratan meliputi mamalia, reptilian, amphibia
dan insekta.

C. Komponen Sosio-Ekonomi-Budaya
Komponen ini dapat meliputi demografi penduduk berupa jumlah, kepadatan,
serta laju pertumbuhan penduduk, kondisi mata pencaharian, pendidikan, sikap
dan tanggapan masyarakat terhadap proyek, dampak kesehatan penduduk serta
hubungan timbal balik antara penduduk dan jalannya suatu proyek.

D. Komponen Kesehatan Masyarakat


Komponen ini meliputi sanitasi lingkungan serta tingkat kesehatan masyarakat.
Sanitasi lingkungan biasanya diukur berdasarkan ketersediaan air bersih dan
toilet (pembuangan tinja) di masyarakat, serta pembuangan dna pengelolaan
sampah. Sementara tingkat kesehatan masyarakat diukur berdasarkan jenis
penyakit yang dominan dialami oleh masyarakat sekitar, serta status gizi bayi
dan balita.

5
Kesimpulan
Rona lingkungan adalah istilah kerap muncul dalam laporan Amdal atau
Analisis Dampak Lingkungan. Rona lingkungan adalah gambaran objek yang
diperkirakan akan mengalami perubahan lingkungan akibat pembangunan atau
suatu kegiatan seperti pembangunan pariwisata atau proyek bendungan. Rona
lingkungan dapat dibagi berdasarkan beberapa komponen seperti komponen
fisika-kimia, biologi, sosio-ekonomi-budaya, serta kesehatan masyarakat.
Komponen-komponen tersebut terbagi atas beberapa subkomponen. Di dalam
Amdal, rona lingkungan yang kerap disebut sebagai Environmental Setting atau
Environmental Baseline merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat
proyek yang akan dibangun dan di daerah sekitarnya. Rona lingkungan alam dan
lingkungan buatan manusia (pemukiman, pertanian, dan sebagainya).Deskripsi
proyek dan rona lingkungan yang tidak lengkap atau datanya tidak benar maupun
kurang tepat akan menghasilkan pendugaan dampak yang tidak lengkap atau tidak
benar pula. Fungsi rona lingkungan sangat penting sebelum menjalankan
rencana kegiatan pembangunan. Fungsi rona lingkungan adalah untuk menduga
keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan pada saat proyek
berjalan. Rona lingkungan berguna bagi pengambil keputusan atau instansi atau
tim yang mengevaluasi rencana proyek atau kegiatan tersebut.

Saran
Saran Upaya pengelolaan lingkungan terhadap sikap dan persepsi masyarakat
dilakukan berdasarkan pendekatan sosial ekonomi dengan pendekatan sebagai
berikut : a. Memberikan pelatihan keterampilan kepada para tenaga kerja yang
akan terkena PHK seperti kerajinan tangan b. Pelaksanaan PHK dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tenaga kerja dan dilaksanakan secara
bertahap. c. Mengarahakan tenaga yang di PHK ke lapangan pekerjaan lain sesuai
dengan pengalaman dan keterampilan yang dimiliki.

6
Daftar pustaka
Hakim, M.F. 2016. Analisa Dampak Lingkungan Komponen Fisika-Kimia dan
Biologi Bahan Galian C di Desa CandiMulyo Kecamatan Kertek Wonosobo.
Jurnal PPKM III: 207 – 218
Andika, I.A., dkk. 2015. Mencari Rona Lingkungan dan Dampak untuk 3 Proyek
yang Berbeda. Universitas Brawijaya. Malang.
Anonim. 2014. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauab
Lingkungan (UKL-UPL) Pengembangan Grand Q Hotel. PT. Gorontalo Wisata
Mandiri. Gorontalo.
Anonim. 2014. Rencana Pembangunan PLTU Lontar Expansion 1 x 315 MW.
Banten
Anonim. 2018. ANDAL PLTGU Jawa-1. PT Jawa satu Power
Anonim. 2012. Laporan Pemantauan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup PLTD Isimu Gorontalo. PT. PLN (Persero) Area Gorontalo.
Arbaningrum, Rizka. 2020. Kerangka Acuan dan ANDAL. Program Studi Teknik
Sipil. Universitas Pembangunan Jaya.
Firdaus. H.S, Muhammad Taufik, dan Widya Utama. 2013. ANALISIS RONA
AWAL LINGKUNGAN DARI PENGOLAHAN CITRA LANDSAT 7 ETM+
(Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso).
Geoid 9 (1): 58 – 64.

Anda mungkin juga menyukai