Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

page 1 / 4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

EDITORIAL BOARD
empty

page 2 / 4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

Table of Contents
No Title Page

1 Hubungan Antara Self-Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Kecemasan 123 -


Akademik pada Siswa Program Sekolah RSBI di Surabaya 128
2 Peran Dukungan Sosial terhadap Pembentukan Self Esteem yang Tinggi pada 129 -
Remaja Tunanetra di Sekolah Khusus 136
3 Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari dengan 137 -
Kepuasan Hidup pada Lanjut Usia yang Mengalami Stroke 143
4 Hubungan antara Self Efficacy dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Baru 144 -
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang Kos 150
5 Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Ditinjau dari Lamanya 151 -
Usia Perkawinan pada Istri yang Bekerja 157

page 3 / 4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

Vol. 3 - No. 3 / 2014-08


TOC : 5, and page : 151 - 157

Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Ditinjau dari Lamanya Usia Perkawinan pada Istri
yang Bekerja

Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Ditinjau dari Lamanya Usia Perkawinan pada Istri
yang Bekerja

Author :
Nur Ainy Fardana Nawangsari | ainynur@yahoo.com
Fakultas Psikologi
Ira Indriastuti | helloiraa@gmail.com
Fakultas Psikologi

Abstract

Jumlah kasus perceraian terus meningkat setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan cinta (intimacy, passion, commitment) ditinjau dari lamanya usia
perkawinan pada istri yang bekerja. Teori yang digunakan untuk menjelaskan tentang cinta
(intimacy, passion, commitment) dalam penelitian ini adalah Teori Segitiga Cinta yang diungkapkan
oleh Sternberg (1986).Penelitian ini dilakukan pada 45 istri yang bekerja. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner skala
cinta (intimacy, passion, commitment) yang disusun oleh penulis, dengan reliabilitas skala yaitu
0,945. Dari hasil analisis data dengan teknik U Mann Whitney Test dengan menggunakan bantuan
program SPSS 16.0 for windows, diperoleh nilai U = 119 dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,042.
Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cinta (intimacy, passion,
commitment) ditinjau dari lamanya usia perkawinan pada istri yang bekerja. Dari hasil analisis juga
diperoleh nilai mean rank pada istri bekerja yang usia perkawinannya singkat sebesar 29,58,
sedangkan nilai mean rank pada istri bekerja yang usia perkawinannya lama sebesar 20,61 yang
berarti tingkat cinta (intimacy, passion, commitment) pada istri bekerja yang usia perkawinannya
singkat lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat cinta (intimacy, passion, commitment) pada istri
bekerja yang usia perkawinannya lama.

Keyword : Cinta, (Intimacy, Passion, Commitment);, Lamanya, Usia, Perkawinan, Istri, yang, Bekerja,

Daftar Pustaka :
1. Sternberg, R. J., (1997). Construct validation of a triangular love scale. Vol. 27, 313-335. :
Journal of Social Psychology,

Copy alamat URL di bawah ini untuk download fullpaper :

journal.unair.ac.id/filerPDF/jpio6054a6f8b9full.pdf

page 4 / 4

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment)
Ditinjau dari Lamanya Usia Perkawinan pada Istri yang
Bekerja

Ira Indriastuti
Nur Ainy Fardana Nawangsari
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Abstract.
The number of divorce cases is increasing each year. The aimed of this study is to find out if there
is a differences love (intimacy, passion, commitment) in term of length of the marriage age on
the working wife. The theory used to explain about love (intimacy, passion, commitment) in this
study is the Triangular Theory of Love by Sternberg (1986).
This study was conducted at 45 wife who works. The sampling technique used was purposive
sampling. Data collection devices are questionnaire, in the form of love scale (intimacy, passion,
commitment) developed by the authors, with the reliability of the scale is 0,945. The results of the
data analysis with the U Mann Whitney Test technique by using the help program SPSS 16.0 for
windows,obtained value of U = 119 with a significance value (p) is 0.042. The results of the data
analysis show that there is a significant differences of love (intimacy, passion, commitment)
in term of length of the marriage age on the working wife. From the result of the analysis also
obtained mean rank value on the working wife who has a short of the marriage age is 29,58,
whereas mean rank value on the working wife who has a long of the mariage age is 20,61, which
means the level of love (intimacy, passion, commitment) on the working wife who has a short
of the marriage age is higher than the level of love (intimacy, passion, commitment) on the
working wife who has a long of the marriage age.

Keywords: Love (Intimacy, Passion, Commitment); The Length of The Marriage Age; Working
Wife.

Abstrak.
Jumlah kasus perceraian terus meningkat setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan cinta (intimacy, passion, commitment) ditinjau dari
lamanya usia perkawinan pada istri yang bekerja. Teori yang digunakan untuk menjelaskan
tentang cinta (intimacy, passion, commitment) dalam penelitian ini adalah Teori Segitiga Cinta
yang diungkapkan oleh Sternberg (1986).
Penelitian ini dilakukan pada 45 istri yang bekerja. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner skala cinta
(intimacy, passion, commitment) yang disusun oleh penulis, dengan reliabilitas skala yaitu
0,945. Dari hasil analisis data dengan teknik U Mann Whitney Test dengan menggunakan
bantuan program SPSS 16.0 for windows, diperoleh nilai U = 119 dengan nilai signifikansi (p) yaitu

Korespondensi:
Ira Indriastuti, email: helloiraa@gmail.com
Nur Ainy Fardana Nawangsari, email: ainynur@yahoo.com
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286,Telp. (031)
5032770, (031) 5014460, Fax (031) 5025910.

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 151


Vol. 3 No. 3, Desember 2014
Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Ditinjau dari Lamanya Usia
Perkawinan pada Istri yang Bekerja

0,042. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cinta (intimacy,
passion, commitment) ditinjau dari lamanya usia perkawinan pada istri yang bekerja. Dari
hasil analisis juga diperoleh nilai mean rank pada istri bekerja yang usia perkawinannya singkat
sebesar 29,58, sedangkan nilai mean rank pada istri bekerja yang usia perkawinannya lama
sebesar 20,61 yang berarti tingkat cinta (intimacy, passion, commitment) pada istri bekerja
yang usia perkawinannya singkat lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat cinta (intimacy,
passion, commitment) pada istri bekerja yang usia perkawinannya lama.

Kata kunci: Cinta (Intimacy, Passion, Commitment); Lamanya Usia Perkawinan; Istri yang
Bekerja

PENDAHULUAN elemen emosional dimana meliputi perasaan


Tugas perkembangan masa dewasa secara yang menujukkan adanya kedekatan, keterikatan,
umum berkaitan dengan perkawinan antara dan keterkaitan secara emosional kepada
lain, belajar hidup bersama sebagai pasangan pasangan. Intimacy juga meliputi perasaan yang
dan mulai membina keluarga (Havighrust, 1972 menimbulkan kehangatan dalam hubungan
dalam Hurlock, 1999). Menurut Undang-Undang percintaan. Komponen cinta kedua adalah
Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahun 1974 passion atau gairah, dimana merupakan elemen
pasal 1 tentang perkawinan menyatakan bahwa motivasional dipenuhi hasrat yang mengacu pada
perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara romantisme, ketertarikan secara fisik dan seksual
seorang pria dan wanita sebagai suami-istri dalam hubungan cinta. Hatfield dan Walster
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah (1981 dalam Sternberg 1997), menyatakan bahwa
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan di dalam passion terdapat kerinduan untuk
Ketuhanan Yang Maha Esa.” (Walgito, 2002 dalam bersatu dengan hal yang lain. Komponen cinta
Wismanto, 2004). yang ketiga adalah commitment. Commitment
Tujuan dari individu yang menikah adalah merupakan elemen kognitif dari cinta yang
memiliki perkawinan yang berhasil. Individu dalam jangka pendek mengacu pada keputusan
yang perkawinannya berhasil, akan mengalami seseorang untuk mencintai pasangannya dan
kebahagiaan karena mereka akan menggunakan untuk jangka panjang mengacu pada komitmen
cara-cara yang positif dalam mengatasi konflik seseorang untuk menjaga serta mempertahankan
dan permasalahan (Gottman, 1998). Dari studi cintanya. Komitmen sangat berperan penting
literatur diketahui bahwa kriteria-kriteria dalam penentuan apakah hubungan suami istri
keberhasilan perkawinan mempunyai hubungan berlangsung lama atau tidak (Acker dan Davis,
yang erat dengan adanya cinta dalam perkawinan, 1992).
dimana cinta merupakan indikator terbentuknya Hasil jurnal penelitian terdahulu
kebahagiaan perkawinan (Dush, dkk, 2008 dalam menyatakan bahwa ketiga komponen cinta
Sari, 2010), kepuasan perkawinan (Chasan, 1994 yaitu intimacy, passion, commitment memiliki
dalam Cahyowinarti, 2010), dan penyesuaian hubungan yang signifikan dengan lamanya
perkawinan (Anjani & Suryanto, 2006). hubungan (Lemieux, R., & Hale, J. L., 2002).
Sternberg (1986) menyatakan dalam Selanjutnya, hasil jurnal penelitian terdahulu
teorinya tentang segitiga cinta (The Triangular lainnya menyatakan bahwa commitment dan
Theory of Love) bahwa cinta itu terdiri dari tiga passion mempunyai hubungan yang signifikan
komponen utama yaitu intimacy, passion, dan dengan lamanya hubungan (Ahmetoglu, Swami
commitment. Ia mengemukakan bahwa hubungan & Chamorro-Premuzic, 2009). Kemudian, jurnal
percintaan akan dikatakan ideal apabila dalam penelitian selanjutnya menunjukkan hasil
hubungan itu memiliki ketiga komponen cinta bahwa dilihat dari tinjauan taksonomi, teori, dan
tersebut. Yang pertama adalah komponen cinta penelitian menunjukkan bahwa cinta akan tetap
intimacy atau keintiman. Intimacy merupakan ada pada perkawinan jangka panjang (Acevedo,

152 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi


Vol. 3 No. 3, Desember 2014
Ira Indriastuti, Nur Ainy Fardana Nawangsari

B.P., & Aron, A., 2009). hubungan suami istri. Adapun pengertian istri
Terkait dengan pemaparan diatas, yang bekerja adalah seorang perempuan yang
Sternberg (1986) menyatakan bahwa terdapat disamping melakukan perannya sebagai istri
perbedaan karakteristik komponen cinta dan ibu, juga melakukan aktivitas dalam waktu
berdasarkan lamanya usia hubungan tersebut. yang rutin sebagai pekerja atau karyawati, serta
Pada usia hubungan singkat, individunya mendapatkan gaji dari pekerjaannya tersebut
memiliki intimacy yang cukup, passion yang (Van Vuuren, 1988 dalam Dwijanti, 1999).
tinggi, dan commitment yang masih rendah. Pada Berdasarkan pemaparan diatas, dapat
hubungan percintaan lama, individunya memiliki disimpulkan bahwa kondisi ideal (das solen) pada
komponen intimacy yang tinggi, komponen hubungan perkawinan adalah sebisa mungkin
passion yang cukup, dan komponen commitment istri dapat mempertahankan cintanya supaya
yang tinggi. Dari penjelasan diatas kita dapat tujuan perkawinan yang berhasil dan memberi
mengetahui bahwa seiring dengan bertambahnya kebahagiaan dapat terwujud. Namun, pada
usia perkawinan terdapat perubahan ciri dan kenyataan faktualnya (das sein) yang terjadi
fungsi dari ketiga komponen cinta. adalah sekarang ini banyak istri yang terlihat
Lamanya usia perkawinan adalah lama tidak mampu untuk mempertahankan cintanya
waktu perkawinan semenjak seorang laki-laki kepada suami dan mudah untuk mengakhiri
dan seorang perempuan terikat dalam ikatan ikatan perkawinannya. Selain itu, usia perkawinan
perkawinan secara resmi. Periode lamanya usia pada saat bercerai juga menunjukkan variasi.
perkawinan dalam penelitian ini dibedakan Kesenjangan antara kondisi ideal (das solen)
menjadi dua, yaitu usia perkawinan singkat (0 dengan kenyataan faktual (das sein) inilah
sampai 10 tahun) dan usia perkawinan lama (11 yang menjadi permasalahan dalam penelitian
tahun keatas) (Strong, B., DeVault, C., & Cohen, ini. Melihat kondisi tersebut, peneliti tertarik
T.,F., 2011). untuk melihat apakah terdapat perbedaan cinta
Tetapi, terdapat suami istri yang tidak (intimacy, passion, commitment) ditinjau dari
dapat mengatasi konflik dalam perkawinan, lamanya usia perkawinan pada istri yang bekerja.
sehingga memutuskan untuk menempuh
jalan perceraian (Dariyo, 2004). Data statistik METODE PENELITIAN
dari Kantor Pengadilan Agama Kota Surabaya Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa angka perceraian selalu adalah cinta (intimacy, passion, commitment).
meningkat setiap tahunnya, yaitu terdapat 2.283 Intimacy atau keintiman adalah elemen
kasus pada tahun 2007, 2.709 kasus pada tahun emosional dari perasaan yang menujukkan
2008, 2.946 kasus pada tahun 2009, 3.471 kasus adanya kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan
pada tahun 2010, dan 3.945 kasus tahun 2011 (BPS, secara emosional kepada pasangan, kemudian
2012). Dari data tersebut juga diketahui bahwa passion atau gairah adalah elemen motivasional
jumlah kasus cerai gugat yang diajukan oleh dipenuhi hasrat yang mengacu pada ketertarikan
istri, sejumlah 3.166 kasus lebih banyak daripada secara fisik dan seksual dalam hubungan
jumlah kasus cerai talak yang diajukan oleh suami, cinta, dan commitment adalah elemen kognitif
sejumlah 1.688 kasus (BPS, 2012). yang meliputi keputusan untuk mencintai
Dari data statistik diketahui bahwa faktor pasangannya dan komitmen untuk menjaga serta
terbanyak penyebab perceraian pada tahun 2011 mempertahankan cintanya (Sternberg, 1997).
adalah karena adanya gangguan pihak ketiga Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
(BPS, 2012). Dari studi literatur diketahui bahwa lamanya usia perkawinan, yang merupakan lama
individu yang bekerja memiliki kesempatan waktu perkawinan semenjak seorang laki-laki
untuk dapat bertemu dengan lawan jenis di dan seorang perempuan terikat dalam ikatan
tempat kerja sehingga terbuka kesempatan untuk perkawinan secara resmi.
melakukan perselingkuhan (Blow, 2008; Eaves & Subjek dalam penelitian ini adalah istri
Robertson-Smith, 2007; Subotnik & Harris, 2005; dengan rentang usia 26-56 tahun, masih terikat
Weiner-Davis, 1992 dalam Ginanjar 2009). Hal dalam ikatan perkawinan dengan rentang usia
ini mengindikasikan bahwa istri yang bekerja perkawinan 1-32 tahun, masih memiliki suami
beresiko untuk mengalami dampak negatif pada (pasangan masih hidup) dan bekerja di ranah

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 153


Vol. 3 No. 3, Desember 2014
Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Ditinjau dari Lamanya Usia
Perkawinan pada Istri yang Bekerja

publik (kantor POLDA JATIM) dalam waktu yang dan commitment dengan tingkat yang tinggi.
rutin. Dalam penelitian ini komponen cinta
Penelitian ini menggunakan metode intimacy terbukti tinggi pada perkawinan yang
kuantitatif. Penelitian ini juga termasuk dalam usianya singkat, dan terbukti rendah pada
penelitian jenis survei, yaitu penelitian yang perkawinan yang usianya lama, menunjukkan
mengambil sampel dari satu populasi dengan perbedaan yang terbalik dengan yang
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul dikemukakan oleh Sternberg (1986). Hal ini
data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 2006). mengindikasikan bahwa terdapat perubahan
Instrumen penelitian yang digunakan adalah perkembangan karakteristik cinta pada istri jaman
kuesioner cinta (intimacy, passion, commitment) dulu dengan istri saat ini. Hasil penelitian ini
yang disusun oleh penulis dan telah diujicobakan mengindikasikan bahwa istri yang baru menikah
kepada 30 subjek, terdiri dari 48 aitem final dengan lebih memfokuskan diri untuk menumbuhkan
reliabilitas sebesar 0,945. Data yang dikumpulkan hubungan yang hangat dengan suaminya, masih
dari subjek tersebut kemudian dianalisis dengan mencurahkan perhatian untuk menumbuhkan
teknik statistik U Mann Whitney Test dengan kedekatan, saling peduli, saling berbagi, saling
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for menghormati dan menghargai, serta saling
windows. bekomunikasi secara intim dengan suaminya.
Namun, intimacy yang rendah pada perkawinan
HASIL DAN BAHASAN lama, mengindikasikan bahwa seiring dengan
Hasil analisis data menunjukkan nilai U berjalannya waktu, istri telah memiliki fokus
= 119 dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,042 atau lain di dalam kehidupannya, salah satunya istri
berarti dibawah 0,05 menandakan bahwa hipotesis bekerja demi memenuhi tuntutan ekonomi yang
kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima, yang semakin hari semakin meningkat (Austen & Birch,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cinta 2000). Sehari-hari istri disibukkan dengan urusan
(intimacy, passion, commitment) ditinjau dari pekerjaan sehingga istri tidak memiliki waktu
lamanya usia perkawinan pada istri yang bekerja. untuk berinteraksi dengan suami, yang dapat
Jadi, berdasarkan hasil uji U Mann Whitney Test menyebabkan pihak suami merasa terabaikan.
dengan menggunakan bantuan program SPSS Kondisi ini dapat memicu timbulnya hubungan
16.0 for windows, dapat disimpulkan bahwa negatif pada hubungan suami istri yaitu terjadinya
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pertengkaran maupun perselingkuhan. Hal ini
cinta (intimacy, passion, commitment) pada sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Doble
istri bekerja yang usia perkawinannya singkat & Supriya (2010) mengenai dampak istri yang
(0 sampai 10 tahun) dengan istri bekerja yang bekerja yaitu dengan bekerja dapat menyebabkan
usia perkawinannya lama (11 tahun keatas). Dari perempuan kurang memiliki waktu untuk
hasil analisis juga diperoleh nilai mean rank pada keluarga.
istri bekerja yang usia perkawinannya singkat Selanjutnya, hasil penelitian ini
sebesar 29,58, sedangkan nilai mean rank pada menunjukkan bahwa komponen cinta passion
istri bekerja yang usia perkawinannya lama pada usia perkawinan singkat tingkatnya
sebesar 20,61 yang berarti tingkat cinta (intimacy, tingi, sedangkan pada usia perkawinan lama
passion, commitment) pada istri bekerja tingkatnya rendah. Hasil penelitian ini memiliki
yang usia perkawinannya singkat lebih tinggi kesamaan dengan teori yang diungkapkan oleh
dibandingkan dengan tingkat cinta (intimacy, Sternberg (1986). Namun, Sternberg (1986)
passion, commitment) pada istri bekerja yang usia menyatakan bahwa pada hubungan yang
perkawinannya lama. lama, passion berada pada tingkatan sedang,
Selanjutnya, hasil dari kategorisasi bukan rendah. Hal ini terjadi karena daya tarik
menunjukkan bahwa subjek dengan usia fisik maupun pelaksanaan hubungan seksual
perkawinan singkat (0 sampai 10 tahun) memiliki yang menjadi poin utama pada passion dalam
intimacy, passion, dan commitment dengan hubungan yang lama telah menurun. Hasil ini
tingkat yang tinggi. Sedangkan subjek dengan juga turut mendukung penelitian sebelumnya
usia perkawinan lama (11 tahun keatas) memiliki yang dilakukan oleh Michele Acker dan Mark H.
intimacy dan passion dengan tingkat yang rendah, Davis (1992) yang menyatakan bahwa komponen

154 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi


Vol. 3 No. 3, Desember 2014
Ira Indriastuti, Nur Ainy Fardana Nawangsari

cinta passion pada perempuan terbukti rendah dilakukan istri dengan cara meningkatkan kembali
pada usia hubungan yang semakin lama. Hal gairah hubungan seksualnya dengan suami
ini dapat terjadi karena dengan bertambahnya supaya hubungan seksual dalam perkawinan
usia akan menyebabkan adanya perubahan tidak hanya sebatas rutinitas dan kewajban tetapi
secara fisik dan biologis. Perubahan secara fisik tetap terasa menyenangkan, kemudian istri
dan biologis pada perempuan berkaitan dengan dapat menumbuhkan hal-hal romantis lagi yang
masa perkembangan seksualitas pada usia mungkin sudah lama tidak dilakukan seperti
dewasa madya, salah satunya adalah menopause memberikan kejutan-kejutan kecil untuk suami
(Handayani, dkk, 2008). atau memberi pujian kepada suami sehingga
Kemudian, hasil penelitian ini hubungan cinta dalam perkawinan tidak terasa
menunjukkan bahwa komponen cinta datar.
commitment terbukti tinggi pada perkawinan Pembahasan diatas menunjukkan bahwa
yang usianya singkat, memiliki perbedaan dengan peran cinta sangat diperlukan untuk mewujudkan
teori yang dikemukakan oleh Sternberg (1986), perkawinan yang berhasil dan meminimalisir
dimana dinyatakan bahwa pada hubungan yang terjadinya perceraian. Sejalan dengan apa yang
masih terjalin sebentar, commitmentnya masih diungkapkan oleh Sternberg (1986), bahwa
rendah. Perbedaan hasil penelitian dengan apabila seseorang dapat menumbuhkan dan terus
teori ini mengindikasikan bahwa saat ini, istri memelihara ketiga komponen cinta (intimacy,
yang baru menikah telah dapat menumbuhkan passion, commitment) kepada pasangan
commitmentnya dengan kesetiaan istri untuk sepanjang hidup perkawinannya, maka hubungan
hanya mencintai satu laki-laki yaitu suaminya, perkawinan tersebut akan terus bertahan dan
dan ketetapan istri untuk menjaga cintanya berkembang menjadi yang lebih baik.
kepada suami. Selain itu, hasil penelitian ini
juga membuktikan bahwa meskipun sudah lama SIMPULAN DAN SARAN
menikah, yang terjadi saat ini adalah istri tetap Berdasarkan hasil analisis data pada
dapat menumbuhkan serta menjaga komponen penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
cinta commitmentnya kepada suami dengan baik, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
sehingga pada usia perkawinan lama commitment cinta (intimacy, passion, commitment) ditinjau
istri tingkatnya juga tinggi. dari lamanya usia perkawinan pada istri yang
Berkaitan dengan hasil penelitian ini bekerja. Selain itu, berdasarkan analisis nilai
yang menyatakan bahwa intimacy dan passion mean rank dari kedua kelompok usia perkawinan,
terbukti lebih rendah pada istri yang usia diketahui bahwa tingkat cinta (intimacy,
perkawinannya lama, menunjukkan bahwa kedua passion, commitment) pada istri bekerja yang
komponen cinta tersebut memerlukan perhatian usia perkawinannya singkat (0 sampai 10 tahun)
ekstra saat perkawinan telah memasuki usia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat cinta
sebelas tahun. Seperti apa yang telah dijelaskan (intimacy, passion, commitment) pada istri
pada latar belakang, bahwa istri harus senantiasa bekerja yang usia perkawinannya lama (11 tahun
menumbuhkan dan menjaga cintanya kepada keatas).
suami supaya perkawinannya dapat berhasil Selanjutnya hasil dari kategorisasi pada
dan memperoleh kebahagiaan. Oleh karena itu, tingkat tiga komponen cinta menunjukkan
hendaknya meskipun telah menjalin perkawinan bahwa, subjek yang usia perkawinannya tergolong
lama, istri yang bekerja tidak lupa untuk terus usia perkawinan singkat (0 sampai 10 tahun)
menumbuhkan intimacy atau keintiman dengan memiliki intimacy, passion, commitment dengan
suami dengan cara saling mencurahkan perhatian, tingkat yang tinggi. Sedangkan subjek yang usia
saling mengerti, saling peduli, saling berbagi, perkawinannya tergolong usia perkawinan lama
saling mendukung, membicarakan hal-hal intim (11 tahun keatas) memiliki intimacy dan passion
dengan suami, dan lebih menghargai keberadaan dengan tingkat yang rendah, dan commitment
suami yang selama ini berada disamping istri. dengan tingkat yang tinggi.
Selanjutnya, hendaknya istri juga dapat terus Untuk peneliti selanjutnya dapat
menumbuhkan passion atau gairah meskipun mengkaji lebih lanjut mengenai faktor-faktor
perkawinannya telah berjalan lama. Hal ini dapat yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 155


Vol. 3 No. 3, Desember 2014
Perbedaan Cinta (Intimacy, Passion, Commitment) Ditinjau dari Lamanya Usia
Perkawinan pada Istri yang Bekerja

cinta, misalnya self disclosure dan keharmonisan dapat memberikan perhatian ekstra untuk tetap
hubungan keluarga. Sebaiknya juga mengambil menjaga komponen cinta intimacy dan passionnya
suami sebagai subjek penelitian supaya komponen kepada suami supaya kehidupan perkawinan
cinta dalam perkawinan tidak hanya dilihat dari tetap terasa hangat dan menyenangkan karena
pihak istri, tetapi juga dapat dilihat dari pihak dipenuhi dengan cinta. Hendaknya istri dapat
suami. Selain itu, dapat pula menambahkan terus menumbuhkan dan menjaga tiga komponen
bahasan mengenai apakah pasangan yang cinta (intimacy, passion, commitment) kepada
menikah telah mendapatkan pembekalan suaminya supaya dapat mewujudkan tujuan dari
pranikah sebelum melaksanakan perkawinan. Hal semua pasangan yang menikah yaitu perkawinan
ini dapat berhubungan dengan persepsi pasangan yang berhasil, sehingga dapat merasakan
yang sudah menikah mengenai kehidupan rumah kebahagiaan dalam perkawinan.
tangga dan dampak negatif perceraian.
Pada saat perkawinan telah memasuki
usia perkawinan tua yaitu 11 tahun, hendaknya istri

PUSTAKA ACUAN
Acevedo, B.P., & Aron, A. (2009). Does a long-term relationship kill romantic love?. Review of General
Psychology, 13, 59–65.
Acker, M., & Davis, M. H. (1992). Intimacy, passion and commitment in adult romantic relationships:
A test of the triangular theory of love. Journal of Social and Personal Relationships, 9(1), 21-50.
Afni N. & Indrijati H. (2011). Pemenuhan aspek-aspek kepuasan perkawinan pada istri yang menggugat
cerai. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, INSAN, Vol. 13 No. 03, Desember
2011.
Austen, S. E., & Birch, E. R. (2000). Family responbilities and women’s working lives. Women’s Economic
Policy Analysis Unit.
Ahmetoglu, G., Swami, V. & Chamorro-Premuzic, T. (2009). The relationship between dimensions of
love, personality and relationship length. Archives of Sexual Behaviour, 39(5), 1181-1190.
Anjani, C., Suryanto. (2006). Pola penyesuaian perkawinan pada periode awal. Jurnal Penelitian Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga, INSAN, Vol. 8 No. 03 (198-210), Desember 2006.

Badan Pusat Statistik. (2012). Surabaya dalam angka 2012. Surabaya: Badan Pusat Statistik Kota Surabaya.
Cahyowinarti, D. (2010). Kepuasan pernikahan pada suami ditinjau dari efektivitas komunikasi. Skripsi:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Dariyo, A. (2004). Memahami psikologi perceraian dalam kehidupan keluarga. Jurnal Psikologi, Vol. 2
No. 2, Desember 2004.
Dwijanti, J.E. (1999). Perbedaan motif antara ibu rumah tangga yang bekerja dengan ibu rumah tangga
yang tidak bekerja dalam mengikuti sekolah pengembangan pribadi di john robert power,
Surabaya. Anima Jurnal Psikologi Indonesia, 14, 252-258.
Doble, N., & Supriya, M. V. (2010). Gender differences in the perception of work-life
balance. Management, 5(4), 331-342.
Ginanjar, A. S. (2009). Proses healing pada istri yang mengalami perselingkuhan suami.  MAKARA,
SOSIAL HUMANIORA, Vol. 13 No. 1 66-76, Juli 2009.

Gottman, J. M. (1998). Psychology and the study of marital processes. Annual Review of Psychology, 49,
169–197.

156 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi


Vol. 3 No. 3, Desember 2014
Ira Indriastuti, Nur Ainy Fardana Nawangsari

Handayani, M.H., Suminar, D.R., Hendriani, W., Alfian, I.N., & Hartini, N. (2008). Psikologi keluarga.
Surabaya: Unit Pendidikan dan Publikasi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Penerjemah: istiwidayanti dan soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Lemieux, R., & Hale, J. L. (2002). Cross-sectional analysis of intimacy, passion, and commitment: Testing
the assumptions of the triangular theory of love. Psychological Reports, 90(3), 1009-1014.
Sari, U. N. P. (2010). Kebahagiaan perkawinan yang dirasakan istri ditinjau dari status perkawinan
monogami dan poligami. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang.
Singarimbun, M., & Effendi, S., (2006). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3S.
Sternberg, R. J. (1986). A triangular theory of love. Psychological Review, 93, 119-135.
Sternberg, R. J. (1997). Construct validation of a triangular love scale. Journal of Social Psychology, Vol.
27, 313-335.
Strong, B., DeVault, C., & Cohen, T.,F. (2011). The marriage and family experience. (11th ed.). St. Paul, MN:
West.
Wismanto, Y. B. (2004). Kepuasan perkawinan : Ditinjau dari komitmen perkawinan, kesediaan
berkurban, penyesuaian diadik, kesetaraan pertukaran dan persepsi terhadap perilaku pasangan.
Disertasi: Program Pascasarjana-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 157


Vol. 3 No. 3, Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai