Anda di halaman 1dari 20

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

Teori Aplikasi dan Pengukuran Psikologi

“Sternberg's Triangular of Love Scale”

Dosen Pengampu:
1. Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A.
2. Lu`luatul Chizanah, S.Psi., M.A.

Kelompok 4:
Lithianie Fransisca N. B. S. (21/479156/PS/22848)
Yovanka Pardede (21/480069/PS/22880)
Aulia Mufthiana Dwiansari (21/480092/PS/22881)
Tahlia Salsabila Nurul Rizky (21/475320/PS/22779)
Salma Salsabila Firdausa (21/477225/PS/22808)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
I. JUDUL
Sternberg's Triangular of Love Scale.

II. LATAR BELAKANG


Seperti yang banyak orang tahu, kehidupan ini tidaklah terlepas dari yang
namanya kasih atau bahasa populernya, yaitu cinta. Cinta merupakan salah satu bagian
inheren dalam kehidupan manusia dan memiliki peran penting dalam suatu hubungan,
baik itu hubungan dengan keluarga, pasangan, sahabat, maupun teman. Tumbuhnya
perasaan kasih sayang kepada sesama, banyak ditemukan di masa remaja, dimana masa
remaja merupakan masa-masa suatu individu, baik pria maupun wanita, mulai mengalami
ketertarikan terhadap lawan jenis. Ketertarikan tersebut dapat berkembang menjadi
keinginan untuk mencari pasangan hidup, menikah, dan membangun keluarga.
Berdasarkan buku Santrock (2007), menyatakan bahwa individu yang berada di tahapan
remaja akan mengalami ketertarikan dengan lawan jenis dimulai dari usia 11–13 tahun
sebagai tanda dimulainya masa pubertas, kemudian ketertarikan itu akan mulai
berkembang dan dieksplorasi saat usia 14–16 tahun, kemudian mulai timbul ikatan yang
lebih emosional dan serius pada usia 17–19 tahun yang mana akan lebih mendekati
hubungan romantis seperti hubungan orang dewasa, dan dapat berlanjut ke jenjang
pernikahan dan membentuk keluarga. Ketertarikan disini tidak hanya sebatas tertarik
pada lawan jenis, akan tetapi juga bertumbuh menjadi perasaan cinta yang hangat dan
intim. Adapun keharmonisan dalam menjalani suatu hubungan dengan orang lain dapat
dilihat dari seberapa kuat hal yang mendasari tumbuhnya cinta tersebut. Hal tersebut
dapat dilihat dari salah satu teori paling terkenal tentang cinta dalam ilmu psikologi yaitu
triangular love theory atau teori segitiga cinta yang dikemukakan oleh Sternberg.
Menurut Sternberg (1986) cinta dapat dipahami melalui tiga komponen yang
bersama-sama membentuk simpul segitiga cinta. Ketiga komponen tersebut adalah
intimacy, passion, dan commitment. Intimacy meliputi perasaan kedekatan,
keterhubungan, dan keterikatan yang dialami dalam hubungan cinta. Passion meliputi
dorongan yang mengarah pada romansa, ketertarikan fisik, dan penyempurnaan seksual.
Commitment dalam jangka pendek yaitu keputusan bahwa seseorang mencintai orang
lain, dan dalam jangka panjang yaitu komitmen untuk mempertahankan cinta tersebut
(Sternberg, 1986). Keberhasilan dalam menjalani suatu hubungan terlebih pernikahan
berkaitan dengan komponen-komponen tersebut.
Komponen-komponen yang ditemukan oleh Sternberg menjadi dasar kuatnya
suatu hubungan, dimana hal tersebut didukung oleh Wismanto (2004) yang dalam
penelitiannya tertulis bahwa ketiga komponen Stenberg (keintiman, gairah, dan
komitmen) merupakan hal yang paling penting dalam proses untuk mengembangkan
hubungan pernikahan yang dapat bertahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Simanjuntak (2013), ketiga komponen tersebut juga bermanfaat dalam membangun
keluarga yang kuat dan kokoh, seperti kesiapan menikah, perencanaan anak, pengatur
keuangan, latar belakang dan sikap terhadap minat pasangan. Akan tetapi, keberhasilan
suatu hubungan tidak bisa hanya condong ke dalam satu atau dua komponen. Jika
komponen keintiman tidak terpenuhi dengan baik, maka akan mengakibatkan hubungan
dengan pasangan yang tidak begitu harmonis, begitupun dengan komponen lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sternberg (1986), menyatakan bahwa ketiga
komponen kasih itu juga memiliki tingkatan yang berbeda berbeda-beda, dimana
komponen tersebut dilihat sebagai fungsi apakah hubungan kasih itu bersifat jangka
pendek atau jangka panjang. Dalam keterlibatan jangka pendek yang romantis, komponen
gairah cenderung memainkan bagian besar, komponen keintiman mungkin hanya
memainkan bagian yang ringan, dan komponen keputusan/komitmen mungkin
memainkan hampir semua bagian. Sebaliknya, komponen keintiman dan komponen
keputusan/komitmen biasanya memainkan bagian yang relatif besar dalam hubungan
dekat jangka panjang (Sternberg, 1986). Komponen sebagai dasar untuk hubungan jangka
panjang biasanya sulit untuk dipertahankan. Sebaliknya, komponen gairah biasanya
hanya memainkan bagian yang cukup banyak dan membuat suatu hubungan mungkin
merosot seraya waktu berlalu jika komponen gairah sebagai fondasi utama. Oleh karena
itu, penting bagi individu yang ingin membangun hubungan dengan individu lain untuk
lebih mengetahui dan menganalisis dasar-dasar atau fondasi-fondasi yang perlu dibentuk
dalam mempersiapkan dan membentuk suatu hubungan yang lebih jauh dan harmonis.
III. TUJUAN
Tujuan peneliti membuat pengukuran skala psikologis Sternberg's Triangular of
Love, yaitu untuk mengetahui, mengeksplorasi, dan menganalisis dasar-dasar atau
fondasi-fondasi yang perlu dibentuk dalam mempersiapkan dan membentuk suatu
hubungan yang lebih jauh dan harmonis.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi Konseptual
Triangular theory of love atau teori cinta segitiga menurut Sternberg memiliki
tiga komponen yang dapat dilihat sebagai simpul segitiga. Komponen tersebut adalah
intimacy, passion, dan commitment (Sternberg, 1986, 1997).
1. Intimacy atau keintiman mengacu pada kedekatan, keterhubungan, komunikasi,
kepedulian, dan investasi emosional dan terkadang digambarkan sebagai
komponen cinta yang “hangat” (Sternberg,1986). Tetapi, keintiman tidak hanya
untuk hubungan romantis tetapi juga dapat muncul pada saudara, orang tua, atau
teman dekat.
2. Passion atau gairah mencerminkan ketertarikan fisik dan gairah antara pasangan
dan kebutuhan akan kedekatan fisik. Gairah seksual dapat meningkat sebagai
respon dari kesuburan dan berpotensi untuk mempengaruhi pola perkawinan.
Saling mencintai, memiliki ketertarikan seksual, dan memiliki frekuensi
hubungan seksual yang tinggi menjadi bagian yang sangat penting bagi suatu
hubungan karena mendorong reproduksi (Sorokowski et al., 2020).
3. Commitment atau komitmen mengacu pada keputusan untuk memelihara
hubungan agar bertahan lama (Sumter, et al., 2013). Aspek komitmen jangka
pendek adalah keputusan bahwa seseorang mencintai orang lain, sedangkan aspek
jangka panjang berkaitan dengan mempertahankan hubungan tertentu dari waktu
ke waktu (Sternberg,1986).
Ketiga komponen tersebut merupakan bagian penting dalam mencintai suatu
hubungan. Pentingnya komponen tersebut dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam
suatu hubungan tertentu. Stenberg membagi cinta ke dalam 8 (delapan jenis) yaitu:
1. Nonlove, mengacu pada tidak adanya ketiga komponen cinta yang mencirikan
bahwa hubungan yang terjadi adalah interaksi biasa.
2. Liking, menyukai seseorang dengan merasakan kedekatan, keterikatan, dan
kehangatan tanpa perasaan gairah atau komitmen jangka panjang.
3. Infatuated love, merupakan “cinta pandangan pertama” yang dihasilkan dari
gairah tanpa adanya keintiman dan komitmen. Kegilaan dapat muncul hampir
secara instan dan menghilang begitu saja dengan cepat dalam situasi yang tepat.
4. Empty love, keputusan untuk mencintai seseorang dan berkomitmen tetapi
didalamnya tidak ada gairah cinta dan keintiman.
5. Romantic love, berasal dari kombinasi komponen keintiman dan gairah cinta.
Pasangan merasakan ketertarikan fisik dan emosional satu sama lain.
6. Companionate love, pada dasarnya adalah jenis persahabatan jangka panjang yang
berkomitmen yang sering terjadi dalam perkawinan yang bersifat daya tarik fisik
(sumber utama gairah) telah mereda.
7. Fatuous love, merupakan komponen gairah dan komitmen tanpa adanya
keintiman.
8. Consummate love, Hasil cinta yang sempurna atau lengkap dari kombinasi penuh
dari tiga komponen.

B. Definisi Operasional
Triangular theory of love yang digagas oleh Sternberg memiliki tiga
komponen yang saling berkaitan membentuk simpul segitiga, yaitu intimacy, passion,
dan commitment. Ketiga komponen tersebut merepresentasikan aspek-aspek yang
berbeda dalam suatu hubungan. Intimacy merepresentasikan aspek emosional yang
berkaitan dengan kedekatan dan komunikasi, passion merepresentasikan aspek
motivasi yang berkaitan dengan daya tarik dan seksualitas, serta commitment
merepresentasikan aspek kognitif yang mencakup keputusan dalam mempertahankan
hubungan.
V. ALAT PENGUKURAN SKALA PSIKOLOGI
A. Konstruk Ukur Psikologi
Berikut merupakan konstruk ukur yang dibuat oleh peneliti dan
menggambarkan konstruk yang searah, dimana arah tujuan dalam ketiga aspek
mengarah pada konstruk ukur yang sama.

B. Aitem-Aitem Pengukuran Psikologi

1. Blue Print Skala

Aspek Indikator Perilaku Butir Bobot

Intimacy Individu dan Salah satu perhatian utama saya


pasangan memiliki adalah kesejahteraan pasangan
kepedulian secara saya.
emosional satu sama
lain. Saya merasa bertanggung jawab
atas kesejahteraan pasangan saya 35,3%

Pasangan saya secara aktif


mendukung kesejahteraan saya.
Saya menerima dukungan
emosional yang cukup besar dari
pasangan saya.

Saya memberikan dukungan


emosional yang cukup besar untuk
pasangan saya.

Saya sangat menghargai pasangan


saya dalam hidup saya

Jika pasangan saya merasa tidak


enak, tugas pertama saya adalah
menghiburnya

Individu dan Pasangan saya dapat mengandalkan


pasangan mampu saya pada saat dibutuhkan.
bergantung satu sama
lain ketika Saya dapat mengandalkan
dibutuhkan. pasangan saya pada saat
dibutuhkan.

Saya bersedia berbagi diri dan harta


saya dengan pasangan saya.

Pasangan saya bersedia berbagi diri


dan harta dengan saya.

Individu dan Saya berkomunikasi dengan baik


pasangan memiliki dengan pasangan saya.
dan menjalin
keterhubungan. Saya merasa dekat dengan
pasangan saya.

Saya berbagi perasaan saya dengan


pasangan saya.

Saya berbagi informasi pribadi


yang mendalam tentang diri saya
kepada pasangan saya.

Pasangan saya berbagi informasi


pribadi yang mendalam tentang
dirinya kepada saya.

Saya membuat waktu khusus untuk


menghabiskan waktu sendirian
dengan pasangan saya.
Saya merasa bahwa saya
benar-benar mengerti pasangan
saya.

Saya merasa pasangan saya sangat


mengerti saya.

Individu dan Saya memiliki hubungan yang


pasangan memiliki hangat dengan pasangan saya.
perasaan nyaman satu
sama lain. Saya dan pasangan saya berbagi
lelucon pribadi.

Saya memiliki hubungan yang


nyaman dengan pasangan saya.

Saya merasa bahwa saya


benar-benar dapat mempercayai
pasangan saya.

Saya mengalami kebahagiaan luar


biasa dengan pasangan saya

Passion Saya tidak dapat membayangkan


orang lain dapat membuat saya
sebahagia yang pasangan saya
lakukan.

Tidak ada yang lebih penting bagi


saya selain hubungan saya
Individu memiliki dengannya.
obsesi terhadap
Saya sering memikirkannya
pasangannya.
sepanjang hari.

Saya menginginkan pasangan saya


secara fisik, emosional dan mental. 29,4%

Saya tidak dapat membayangkan


hidup tanpa dirinya.

Hubungan saya dengan pasangan


saya sangat romantis.
Individu memiliki
hubungan yang Ketika saya menonton film
romantis dan penuh romantis atau membaca buku
kasih. romantis, saya memikirkannya.
Bagi saya, pasangan saya adalah
pasangan romantis yang sempurna.

Saya yakin akan cinta saya


terhadap pasangan saya

Saya dan pasangan saya saling


menyayangi satu sama lain

Menurut saya dia sangat menarik


secara fisik.

Saya menganggap dia sangat ideal.

Individu memiliki Saya merasakan daya tarik yang


ketertarikan fisik dan kuat dari pasangan saya.
melakukan kontak
fisik terhadap Saya dan pasangan saya melakukan
pasangannya. kontak fisik seperti berpegangan
tangan.

Saya merasakan tubuh saya


merespons ketika pasangan saya
menyentuh saya.

Saya sering merasa bergairah


dengan kehadiran pasangan saya.

Hubungan saya dengannya terasa


sangat hidup.

Individu bergairah Saya merasa bahagia ketika


dan bahagia dengan melakukan sesuatu yang membuat
kehadiran pasangan saya bahagia.
pasangannya.
Hanya dengan melihatnya saja
sudah membuat saya bahagia.

Saya dengan bersemangat mencari


tanda-tanda yang menunjukkan
keinginan/hasrat pasangan saya
terhadap saya.

Commitment Individu Saya tidak bisa membayangkan


berkomitmen untuk menjalani kehidupan dengan orang
35,3%
setia kepada lain selain dengan pasangan saya.
pasangannya.
Saya memutuskan untuk hanya
mencintai pasangan saya.

Saya yakin tidak akan melakukan


perselingkuhan dengan alasan
apapun.

Saya mampu untuk menolak


seluruh ajakan/tawaran dari pihak
luar yang dapat berdampak
terhadap hubungan dengan
pasangan saya.

Menurut saya, hanya pasangan saya


yang sempurna untuk menjalin
hubungan intim dengan saya.

Saya tidak pernah terpikiran bahwa


orang lain lebih pantas menjadi
pasangan saya.

Individu memiliki Saya telah memikirkan untuk


komitmen yang kuat menjalani kehidupan bersama
akan hubungan pasangan saya selamanya.
jangka panjang.
Saya memutuskan untuk menjalani
kehidupan bersama pasangan saya
selamanya.

Saya yakin akan selalu bersama


pasangan saya meskipun di saat
masa-masa terpuruk.

Saya tidak akan meninggalkan


pasangan saya apapun yang terjadi.

Saya menganggap pasangan saya


sama berharganya dengan nyawa
saya sendiri.

Saya memiliki kaitan yang kuat


dengan pasangan saya.

Individu merasa puas Saya melihat hubungan dengan


akan hubungan pasangan saya adalah keputusan
dengan pasangannya. yang tepat.
Saya melihat pasangan saya
sebagai individu yang ditakdirkan
untuk saya.

Saya mencintai pasangan saya dan


merasa dicintai dengan tulus oleh
pasangan saya.

Saya menjalani hubungan dengan


pasangan saya tanpa ada tekanan
sedikitpun.

Saya tidak pernah dipaksa untuk


menjalani hubungan dengan
pasangan saya.

Hubungan saya dengan pasangan


saya telah sesuai dengan hubungan
ideal yang saya inginkan.

Individu memiliki Saya memiliki rasa tanggung jawab


kepedulian dan rasa yang kuat atas pasangan saya.
tanggung jawab
tinggi terhadap Saya yakin akan selalu memiliki
pasangannya. rasa tanggung jawab yang kuat atas
pasangan saya.

Saya paham bahwa sangat peduli


dengan pasangan saya.

Saya dapat merelakan berbagai hal


secara material bila untuk menjaga
hubungan dengan pasangan saya.

Saya tidak akan membiarkan


pasangan saya memikul beban
apapun sendirian.

Saya bersedia untuk mendampingi


pasangan saya dalam segala
keadaan.

Total 100%

2. Sebaran Skala
Berikut merupakan persebaran dari jenis aitem yang favorable dan
unfavorable, dimana favorable merupakan pernyataan yang positif atau
mendukung, sedangkan unfavorable merupakan pernyataan negatif atau tidak
mendukung. Dalam pengukuran skala psikologi yang peneliti buat, terdapat 9
aitem unfavorable dan 59 aitem favorable dengan total 68 aitem yang akan
disajikan oleh peneliti.

Aspek Indikator Daftar Aitem Jenis Aitem


Perilaku
Favorable Unfavorable

Intimacy Individu dan Salah satu perhatian


pasangan memiliki utama saya adalah
kepedulian secara kesejahteraan pasangan V
emosional satu saya.
sama lain.
Saya merasa
bertanggung jawab atas
kesejahteraan pasangan V
saya

Pasangan saya secara


aktif mendukung V
kesejahteraan saya.

Saya menerima
dukungan emosional
V
yang cukup besar dari
pasangan saya.

Saya memberikan
dukungan emosional
V
yang cukup besar untuk
pasangan saya.

Saya sangat menghargai


pasangan saya dalam V
hidup saya

Jika pasangan saya


merasa tidak enak, tugas
V
pertama saya adalah
menghiburnya

Individu dan Pasangan saya dapat


pasangan mampu mengandalkan saya pada V
bergantung satu saat dibutuhkan.
sama lain ketika Saya dapat
dibutuhkan. mengandalkan pasangan
V
saya pada saat
dibutuhkan.

Saya bersedia berbagi


diri dan harta saya V
dengan pasangan saya.

Pasangan saya bersedia


berbagi diri dan harta V
dengan saya.

Individu dan Saya berkomunikasi


pasangan memiliki dengan baik dengan V
dan menjalin pasangan saya.
keterhubungan.
Saya merasa dekat
V
dengan pasangan saya.

Saya berbagi perasaan


saya dengan pasangan V
saya.

Saya berbagi informasi


pribadi yang mendalam
V
tentang diri saya kepada
pasangan saya.

Pasangan saya berbagi


informasi pribadi yang
V
mendalam tentang
dirinya kepada saya.

Saya membuat waktu


khusus untuk
menghabiskan waktu V
sendirian dengan
pasangan saya.

Saya merasa bahwa saya


benar-benar mengerti V
pasangan saya.

Saya merasa pasangan


saya sangat mengerti V
saya.
Individu dan Saya memiliki hubungan
pasangan memiliki yang hangat dengan V
perasaan nyaman pasangan saya.
satu sama lain.
Saya dan pasangan saya
V
berbagi lelucon pribadi.

Saya memiliki hubungan


yang nyaman dengan V
pasangan saya.

Saya merasa bahwa saya


benar-benar dapat
V
mempercayai pasangan
saya.

Saya mengalami
kebahagiaan luar biasa V
dengan pasangan saya

Passion Saya tidak dapat


membayangkan orang
lain dapat membuat saya V
sebahagia yang
pasangan saya lakukan.

Tidak ada yang lebih


penting bagi saya selain
V
hubungan saya
dengannya.
Individu memiliki
Saya sering
obsesi terhadap
memikirkannya V
pasangannya.
sepanjang hari.

Saya menginginkan
pasangan saya secara
V
fisik, emosional dan
mental.

Saya tidak dapat


membayangkan hidup
V
tanpa dirinya.
Hubungan saya dengan
pasangan saya sangat V
romantis.

Ketika saya menonton


film romantis atau
membaca buku V
romantis, saya
memikirkannya.
Individu memiliki
hubungan yang Bagi saya, pasangan
romantis dan saya adalah pasangan
V
penuh kasih. romantis yang
sempurna.

Saya yakin akan cinta


saya terhadap pasangan V
saya

Saya dan pasangan saya


saling menyayangi satu V
sama lain

Menurut saya dia sangat


V
menarik secara fisik.

Saya menganggap dia


V
sangat ideal.

Saya merasakan daya


Individu memiliki
tarik yang kuat dari V
ketertarikan fisik
pasangan saya.
dan melakukan
kontak fisik Saya dan pasangan saya
terhadap melakukan kontak fisik
pasangannya. V
seperti berpegangan
tangan.

Saya merasakan tubuh


saya merespons ketika
V
pasangan saya
menyentuh saya.

Saya sering merasa


Individu bergairah bergairah dengan
dan bahagia V
kehadiran pasangan
dengan kehadiran saya.
pasangannya.
Hubungan saya
dengannya terasa sangat V
hidup.

Saya merasa bahagia


ketika melakukan
V
sesuatu yang membuat
pasangan saya bahagia.

Hanya dengan
melihatnya saja sudah V
membuat saya bahagia.

Saya dengan
bersemangat mencari
tanda-tanda yang
menunjukkan V
keinginan/hasrat
pasangan saya terhadap
saya.

Commitment Individu Saya tidak bisa


berkomitmen membayangkan
untuk setia kepada menjalani kehidupan V
pasangannya. dengan orang lain selain
dengan pasangan saya.

Saya memutuskan untuk


hanya mencintai V
pasangan saya.

Saya tidak akan


melakukan
V
perselingkuhan dengan
alasan apapun.

Saya mampu untuk


menolak seluruh
ajakan/tawaran dari
pihak luar yang dapat V
berdampak terhadap
hubungan dengan
pasangan saya.

Menurut saya, hanya


pasangan saya yang V
sempurna untuk
menjalin hubungan
intim dengan saya.

Saya tidak pernah


terpikiran bahwa orang
V
lain lebih pantas
menjadi pasangan saya.

Individu memiliki Saya telah memikirkan


komitmen yang untuk menjalani
kuat akan kehidupan bersama V
hubungan jangka pasangan saya
panjang. selamanya.

Saya memutuskan untuk


menjalani kehidupan
V
bersama pasangan saya
selamanya.

Saya yakin akan selalu


bersama pasangan saya
V
meskipun di saat
masa-masa terpuruk.

Saya tidak akan


meninggalkan pasangan
V
saya apapun yang
terjadi.

Saya menganggap
pasangan saya sama
V
berharganya dengan
nyawa saya sendiri.

Saya memiliki kaitan


yang kuat dengan V
pasangan saya.

Individu merasa Saya melihat hubungan


puas akan dengan pasangan saya
V
hubungan dengan adalah keputusan yang
pasangannya. tepat.

Saya melihat pasangan


saya sebagai individu
V
yang ditakdirkan untuk
saya.
Saya mencintai
pasangan saya dan
merasa dicintai dengan V
tulus oleh pasangan
saya.

Saya menjalani
hubungan dengan
V
pasangan saya tanpa ada
tekanan sedikitpun.

Saya tidak pernah


dipaksa untuk menjalani
V
hubungan dengan
pasangan saya.

Hubungan saya dengan


pasangan saya telah
sesuai dengan hubungan V
ideal yang saya
inginkan.

Individu memiliki Saya memiliki rasa


kepedulian dan tanggung jawab yang V
rasa tanggung kuat atas pasangan saya.
jawab tinggi
terhadap Saya yakin akan selalu
pasangannya. memiliki rasa tanggung
V
jawab yang kuat atas
pasangan saya.

Saya paham bahwa


sangat peduli dengan V
pasangan saya.

Saya dapat merelakan


berbagai hal secara
material bila untuk V
menjaga hubungan
dengan pasangan saya.

Saya tidak akan


membiarkan pasangan
V
saya memikul beban
apapun sendirian.
Saya bersedia untuk
mendampingi pasangan
V
saya dalam segala
keadaan.
DAFTAR PUSTAKA

Passyousofi, M. (2014). Intimacy, Passion, and Commitment in Pakistani Women Living in


Pakistan and the United States. California State University, San Marcos, 1–64.
https://doi.org/10211.3/120402
Santrock, J. W. (2007). Adolescence. United Kingdom: McGrawHill.
Simanjuntak, Bungaran. (2013). Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis.
Jakarta: Pustaka Yayasan Obor Indonesia.
Sorokowski, P., Sorokowska, A., Karwowski, M., Groyecka, A., Aavik, T., Akello, G., Asao, K.
(2020). Universality of the Triangular Theory of Love: Adaptation and Psychometric
Properties of the Triangular Love Scale in 25 Countries. The Journal of Sex Research,
1–10. doi: 10.1080/00224499.2020.1787318.
Sternberg, R. J. (1986). A Triangular Theory of Love. American Psychological Association,
93(2), 119-135. doi:10.1037/0033-295X.93.2.119
Sternberg, R. J. (1997). The concept of intelligence and its role in lifelong learning and success.
American Psychologist Association, 52(10), 1030–1037.
https://doi.org/10.1037/0003-066X.52.10.1030
Sumter, S. R., Valkenburg, P. M., & Peter, J. (2013). Perceptions of love across the lifespan.
International Journal of Behavioral Development, 37(5), 417–427.
doi:10.1177/0165025413492486
Wismanto, Y.B. (2004). Kepuasan Perkawinan: Ditinjau dari Komponen Cinta dalam
Perkawinan, Kesediaan Berkurban, Penyesuaian Diadik, Kesetaraan Pertukaran dan
Persepsi Terhadap Perilaku Pasangan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai