Abstract
This research aims to discuss theories of love especially in typology perspective which included
current Five Love Languages (FLL) theory. This research also examined whether someone who
feels loved based on a certain aspect of FLL would also express love in a similar fashion. FLL
scale was divided into passive (felt love) and active (express love) form. 637 participants who
were/are in a romantic relationship responded to both scales. Regression analysis examined the
contribution from each of active FLL aspect toward passive FLL aspects. The result showed
passive FLL was determined by active FLL expression and similar passive-active aspects showed
the strongest relationship. The result brought implication to future study and on how to better
understand a couple’s need to feel loved.
Abstrak
Penelitian ini ingin membahas teori tentang cinta dalam perspektif tipologi yang di dalamnya
meliputi teori Five Love Languages/ Lima Bahasa Cinta (FLL). Penelitian ini ingin menguji
apakah seseorang yang merasa dicintai berdasarkan salah satu konsep FLL juga akan
menunjukkan perasaan cinta dengan cara yang serupa. Skala FLL dibagi menjadi bentuk pasif
(merasa dicintai) dan aktif (menunjukkan cinta) dan diisi oleh 637 partisipan yang pernah/sedang
dalam hubungan romantis. Analisis regresi dilakukan untuk menguji masing-masing aspek skala
FLL aktif memprediksi aspek-aspek pada skala FLL pasif. Hasil analisis menunjukkan bahasa
cinta pasif seseorang ditentukan dari ekspresi aktifnya dan aspek pasif-aktif yang serupa
menunjukkan hubungan/ prediksi yang paling kuat. Penelitian ini memberi implikasi pada
penelitian selanjutnya maupun cara memahami kebutuhan pasangan untuk merasa dicintai.
1
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
dapat memperkaya pemahaman mengenai akan melakukan apapun untuk ____) dan
kecocokan pasangan (Großmann, tiga belas butir yang mengukur “liking”
Hottung, & Krohn-Grimberghe, 2019). (contoh butir: Saya merasa ____ adalah
Salah satu konsep yang populer dan orang yang cerdas). Hal ini bertujuan
dikenal luas adalah gagasan Chapman untuk menunjukkan bahwa cinta adalah
(dalam Surijah & Sari, 2018; Surijah & suatu konstruk terpisah. Hasil penelitian
Septiarly, 2016) mengenai lima bahasa Rubin menunjukkan adanya perbedaan
cinta atau five love languages (FLL). antara ‘loving’ dan „liking‟ serta adanya
Chapman mengatakan bahwa ada lima tipe kemungkinan bentuk-bentuk cinta yang
bahasa cinta yang menjadi indikator hal-hal lebih kompleks.
yang membuat individu merasa dicintai. Penelitian Rubin (1970) berhasil
Saat individu merasa dicintai, Chapman menunjukkan konsep yang unitary
meyakini kualitas hubungan antara individu mengenai cinta. Peneliti berikutnya Lee
dan significant others tersebut akan (1977) mendalami tipologi cinta dan
meningkat. Konsep Chapman ini juga tidak menemukan bahwa konsep cinta dapat
terbatas pada hubungan antara pasangan terbagi menjadi beberapa sub-aspek. Tipe
secara romantis namun juga pada bentuk yang pertama adalah Eros yaitu cinta yang
relasi lain seperti orang tua dan anak. menggebu dan penuh hasrat. Tipe yang
Sebelum mengulas lebih dalam mengenai kedua adalah Ludus yakni cinta yang
konsep bahasa cinta, penulis hendak kompetitif dan memandang hubungan
mengulas terlebih dahulu perspektif “tipe” sebagai permainan yang harus
dalam kajian mengenai cinta untuk dapat dimenangkan. Tipe ketiga, Storge adalah
meletakkan perbedaan bahasa cinta tipe cinta yang tumbuh dari persahabatan
dibandingkan konsep-konsep cinta yang maupun minat yang serupa. Tipe keempat
telah ada sebelumnya. adalah Pragma yang memandang hubungan
dari sisi praktis (pragmatis) untuk mencapai
Konsep Cinta dalam Perspektif Tipologi tujuan bersama. Kelima, Mania merupakan
Teori klasik Jung (1971) yang tipe cinta yang obsesif. Terakhir, Agape
menempatkan kepribadian dalam perspektif adalah tipe cinta yang didasari oleh
tipologi membawa dampak signifikan komitmen, selflessness, dan kemauan untuk
dalam kancah penelitian Psikologi. Secara berkorban.
lebih spesifik, dalam kajian terkait konsep Teori Lee tersebut kemudian dikem-
cinta, banyak peneliti yang berupaya bangkan menjadi alat ukur (Hendrick &
memahami cinta dalam pandangan tipologi Hendrick, 1986). Nama dari skala ini
tersebut. Berbagai skala psikologi telah adalah Love Attitudes Scale. Skala yang
diciptakan untuk mengukur cinta dalam dikembangkan tersebut terdiri dari 42 butir
berbagai tipe dan dimensi (Hendrick & yang mengukur enam sub-aspek dari teori
Hendrick, 1989). cinta tersebut (masing-masing aspek
Salah satu peneliti awal yang diwakili oleh tujuh butir). Ada pula versi
membahas tentang cinta dalam perspektif pendek (short form) dari skala ini dengan
tipologi ini adalah Rubin (1970). Rubin tiap aspek diukur oleh tiga butir saja.
memberi kritik tentang sedikitnya Beberapa penelitian terdahulu telah
penelitian terhadap area “cinta” di tengah menelusuri hubungan antara konsep cinta
maraknya penelitian terkait ketertarikan yang dikemukakan oleh Lee tersebut
interpersonal. Hal ini mengakibatkan dengan variabel lain. Salah satu contohnya,
dangkalnya pemahaman terhadap konsep penelitian menemukan bahwa love attitudes
cinta. Rubin kemudian menyusun alat ukur tipe storge memiliki asosiasi dengan
yang terdiri dari tiga belas butir yang penilaian positif perempuan terhadap pujian
mengukur “loving” (contoh butir: Saya yang diberikan laki-laki terhadap benda
2
Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif (Edwin Adrianta Surijah, Ni Kadek Prema
Dewi Sabhariyanti, Supriyadi)
material (Gao, Gao, Xu, Zheng, Ma, Luo, tipe: 1) game players (mirip dengan ludus),
& Kendrick, 2017). Maksudnya, rational lovers (mirip dengan pragma), 3)
perempuan dengan tipe storge menghargai emotional lovers (mirip dengan eros), dan
pria yang memuji barang-barang yang 4) absence lovers. Penelitian lain juga
dimiliki oleh perempuan tersebut. menelusuri sikap terhadap cinta dan
Penelitian juga menunjukkan asosiasi love keyakinan seseorang menjalani relasi intim
styles antara eros dan sikap positif maupun (Yang, Mak, Ho, & Chidgey, 2017).
ludus dan sikap negatif terhadap hewan Dalam perspektif Linguistik, ada
peliharaan (Guthrie, Marshall, Hendrick, empat belas bentuk cinta (Lomas, 2018).
Hendrick, & Logue, 2018). Tipe cinta ini tidak terbatas pada perasaan
Teori cinta juga tidak lepas dari intim antara seseorang terhadap orang lain.
gagasan Sternberg mengenai triangular Tipe cinta yang tidak termasuk ke dalam
theory of love (1986). Menurutnya, cinta relasi interpersonal adalah: 1) Meraki
memiliki tiga komponen yaitu: 1) intimacy, (perasaan cinta terhadap suatu pengalaman
perasaan kedekatan, keterhubungan, dan seperti berjalan kaki atau bersepeda), 2)
keterikatan dalam relasi romantis; 2) Eros (perasaan cinta terhadap suatu objek
passion, berkaitan dengan hasrat dan seperti barang atau konsep tertentu), dan 3)
dorongan seksual; dan 3) commitment, Chōros (perasaan cinta terhadap suatu
keputusan untuk mencintai seseorang dan tempat tertentu). Kemudian, tipe cinta yang
menjaga perasaan tersebut. Ketiga terhubung dengan orang lain adalah: 1)
komponen tersebut saling berinteraksi satu Philia (perasaan cinta dalam wujud
sama lain dan membentuk variasi persahabatan), 2) Philautia (perasaan cinta
pengalaman cinta. terhadap diri sendiri), dan 3) Storgē
Gagasan Sternberg ini kemudian (perasaan cinta dalam wujud kekeluarga-
dituangkan dalam bentuk skala pengukur- an). Setelah itu, tipe cinta yang berkaitan
an. Beberapa penelitian di masa lampau dengan relasi romantis adalah: 1)
mencoba melakukan validasi terhadap Epithymia (perasaan cinta berdasarkan
skala/ konsep tersebut (Askarpour & hasrat dan daya tarik fisik), 2) Paixnidi
Mohammadipour, 2016; Sternberg, 1997). (perasaan cinta dalam bentuk permainan/
Alat ukur ini juga menjadi variabel kriteria play), 3) Mania (perasaan cinta yang diikuti
untuk pengujian Love Attitudes Scale (Levy dengan rasa obsesif/ kepemilikan), 4)
& Davis, 1988). Eros dan agape berkaitan Prâgma (perasaan cinta dalam wujud
erat dengan ketiga aspek cinta Sternberg komitmen dan didasarkan alasan
(intimacy, passion, dan commitment). Akan pragmatis), dan 5) Anánkē (perasaan cinta
tetapi storge dan pragma tidak memiliki yang sangat mendalam). Terakhir, ada pula
hubungan signifikan dengan aspek cinta tipe cinta yang bersifat sekunder di luar
Sternberg. Dalam ranah keilmuan Sastra, perasaan yang sudah diterangkan
teori Sternberg juga dijadikan acuan untuk sebelumnya yaitu: 1) Agápē (perasaan cinta
memahami proses „cinta‟ yang dialami oleh atas dasar kemanusiaan seperti perilaku
karakter dalam novel (Unk, 2017). amal), 2) Koinōnía (perasaan cinta atas
Tipologi ini memberi dampak besar dasar koneksi singkat yang dijalin secara
dalam penelitian terkait cinta yang interpersonal/ fleeting moment), 3) Sébomai
tergambar dari munculnya penelitian serupa (perasaan cinta atas dasar kekaguman).
yang memiliki klasifikasi cinta yang mirip Perspektif ini secara lengkap merangkum
dengan tipologi Sternberg tersebut. dan melakukan klasifikasi terhadap tipe-
Contohnya adalah konstruk love attitudes tipe pengalaman/ perasaan cinta baik yang
atau cara pandang seseorang terhadap cinta telah diteliti sebelumnya atau hasil amatan
atau relasi intim (Zeng, Pan, Zhou, Yu, & dari kajian lexical.
Liu, 2016). Love attitudes memiliki empat
3
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
Salah satu variabel yang seringkali berimbang (Bringle, Winnick, & Rydell,
diteliti dalam konsep relasi romantis adalah 2013). Bentuk cinta ini secara khusus
adult attachment styles (Simpson & Rholes, menunjukkan tipe-tipe cinta yang tidak
2017). Konsep ini awal mulanya didasarkan berujung pada relasi yang sehat dan
pada gaya kelekatan pada anak-anak namun membawa dampak negatif.
diadaptasi dalam bentuk skala pengukuran Keseluruhan tipe yang telah dibahas
gaya kelekatan pada konteks relasi sebelumnya menunjukkan bentuk-bentuk
romantis orang dewasa (Hazan & Shaver, kondisi suatu hubungan maupun perspektif
1987). Tipe-tipe kelekatan tersebut adalah seseorang terhadap suatu hubungan.
1) secure attachment (individu merasa Contohnya, suatu hubungan dapat dimasuk-
nyaman berada dekat dengan orang lain), 2) kan ke dalam kondisi yang penuh „hasrat‟
avoidant attachment (kesulitan untuk dekat (passionate) atau sebaliknya hanya berupa
dan mempercayai orang lain), dan 3) komitmen saja. Cara pandang terhadap
anxious/ ambivalent attachment (kece- hubungan juga menunjukkan apakah
masan ditinggalkan oleh orang lain). seseorang merasa relasi romantis hanya
Konsep ini kemudian diperbaharui oleh dari sudut pandang pragmatis (misal untuk
Bartholomew (1990) menjadi empat tipe mendapat keturunan) atau kompetitif
kelekatan (secure, preoccupied, fearful, dan (permainan). Teori Bahasa Cinta
dismissing–avoidant). menunjukkan perspektif yang berbeda dari
Gaya kelekatan yang aman (secure) tipologi teori cinta sebelumnya karena
dalam penelitian telah menunjukkan Bahasa Cinta mengungkapkan kebutuhan
hubungan dengan berbagai macam variabel dan perasaan seseorang dari perlakuan
seperti pola penggunaan media sosial, pasangannya.
kepuasan di tempat kerja, kepuasan relasi
romantis, dan pengelolaan stres yang baik. Five Love Languages
Kelekatan yang insecure memiliki asosiasi Chapman (2010) berdasarkan pe-
dengan penggunaan media sosial yang ngalamannya sebagai konselor menemu-
tidak sehat dan intensif (D‟Arienzo, kan bahwa ada lima hal utama yang
Boursier, & Griffiths, 2019). Individu yang membuat seseorang merasa dicintai. Ketika
memiliki kelekatan yang menghindar seseorang merasa dicintai, ia akan
(avoidance) berhubungan dengan berfungsi dengan lebih baik dan berkontri-
rendahnya kepuasan kerja (Reizer, 2015). busi pada pengalaman yang lebih positif di
Secure attachment juga berkorelasi dengan dalam relasi tersebut. Lima faktor yang
kesehatan mental. Kelekatan yang insecure membuat seseorang merasa dicintai adalah:
lebih rentan dengan gejala-gejala 1) mendapatkan pujian (words of
kecemasan atau depresi (Surcinelli, Rossi, affirmation), 2) menghabiskan waktu
Montebarocci, & Baldaro, 2010) serta bersama pasangan (quality time), 3)
gejala kecemasan sosial (Read, Clard, mendapatkan bantuan dari pasangan (acts
Rock, & Coventry, 2018). of service), 4) memperoleh hadiah
Ada pula konsep tipologi cinta (receiving gift), dan 5) menerima sentuhan
berdasarkan cinta yang tidak berbalas fisik (physical touch).
(unrequited love). Tipe cinta ini memiliki Konsep Chapman ini berbeda dengan
lima aspek atau bentuk: 1) perasaan suka teori-teori cinta yang telah dipaparkan
terhadap seseorang yang tidak tersedia sebelumnya. Misalnya, Love Attitudes
(misalnya bintang film), 2) perasaan suka Scale (Hendrick & Hendrick, 1986)
terhadap seseorang yang dekat, 3) mengejar mengukur kondisi (state) relasi yang
seseorang (misal secara aktif mengajak sedang dijalani. Bahasa cinta (FLL)
bertemu), 4) mengharapkan pasangan dari mengukur kebutuhan yang dirasakan oleh
masa lalu, dan 5) relasi yang tidak seseorang terhadap pasangannya. Oleh
4
Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif (Edwin Adrianta Surijah, Ni Kadek Prema
Dewi Sabhariyanti, Supriyadi)
karena itu, kajian terhadap bahasa cinta berkorelasi dengan skala FLL aktif dan (2)
menjadi menarik dan penting untuk aspek pada skala FLL pasif akan
dilakukan sehingga pasangan dapat me- berkorelasi paling kuat dengan pasangan
miliki gambaran kebutuhan yang dimiliki skala FLL aktif yang sama. Misalnya,
oleh seseorang dalam suatu relasi. aspek words of affirmation pada skala FLL
Salah satu sumber bukti empiris adalah pasif akan berkorelasi paling kuat dengan
konvergensi hubungan antara dua variabel aspek words of affirmation pada skala FLL
yang terkait (Brown, 2009). Beberapa aktif. Hipotesis selanjutnya adalah (3)
penelitian telah dilakukan sebelumnya aspek-aspek FLL pasif akan diprediksi
terhadap bahasa cinta yang menguji secara signifikan oleh aspek FLL aktif yang
kesahihan konsep ini (Cook, Pasley, sama misalnya words of affirmation aktif
Pellarin, Medow, Baltz, & Buhman‐Wiggs, menentukan words of affirmation pasif.
2013; Egbert & Polk, 2006; Polk & Egbert,
2013). Di Indonesia, sebagian besar Metode Penelitian
penelitian baru melakukan uji konsistensi Penelitian ini menggunakan pendekat-
internal melalui analisis faktor dan hasil an kuantitatif dengan jenis korelasional,
penelitian belum menunjukkan sumber yang melibatkan dua variabel yaitu bahasa
bukti yang mendukung gagasan awal cinta pasif dan bahasa cinta aktif. Penelitian
Chapman (Surijah & Sari, 2018; Surijah & ini melanjutkan/ mengembangkan
Septiarly, 2016). Sebagai contoh, Surijah penelitian terdahulu (Surijah & Septiarly,
dan Kirana (in press) melakukan analisis 2016). Penelitian tersebut meneliti di suatu
faktor dan menemukan bahwa lima faktor universitas dengan melibatkan 400
bahasa cinta yang menjadi hipotesis partisipan. Untuk meningkatkan akurasi
penelitian tidak memenuhi model fit. Oleh hasil penelitian, perhitungan jumlah sampel
karena itu, penelitian ini hendak mengkaji perlu menjadi perhatian. Pada beberapa
bahasa cinta dengan sumber bukti empiris kasus, penambahan jumlah sampel dapat
selain konsistensi internal yang telah meningkatkan kualitas hasil temuan
dilakukan sebelumnya. (Martínez-Mesa, González-Chica, Bastos,
Studi kali ini mencoba menemukan Bonamigo, & Duquia, 2014). Oleh karena
hubungan antara perasaan dicintai itu, penulis mengunjungi dua universitas
seseorang dan cara seseorang menunjukkan sebagai tempat pelaksanaan pengambilan
perasaannya. Pertanyaan yang ingin data. Salah satu dari universitas tersebut
dijawab adalah apakah seseorang yang merupakan tempat yang sama dengan
merasa dicintai dengan tipe bahasa cinta penelitian sebelumnya.
tertentu juga akan memiliki cara Populasi di masing-masing universitas
mengekspresikan cinta dengan tipe yang adalah 1.845 dan 9.355 mahasiswa. Penulis
serupa. Penelitian ini kemudian membagi menggunakan Sample Size Calculator
dua konsep Bahasa Cinta dan melakukan 1.0.3.10 dengan selang kepercayaan 5%
modifikasi penulisan butir pada skala dan confidence level 95%. Perhitungan
Bahasa Cinta (Egbert & Polk, 2006). sampel untuk masing-masing universitas
Perasaan dicintai disebut juga sebagai adalah 318 dan 369 partisipan. Penulis
Bahasa Cinta pasif (kemudian disingkat kemudian melakukan quota sampling
menjadi skala FLL pasif) sementara dengan cara menyebarkan kuesioner ke
ekspresi cinta disebut dengan Bahasa Cinta masing-masing universitas hingga
aktif (skala FLL aktif). Contoh bentuk aktif memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.
adalah seseorang menunjukkan rasa cinta Total partisipan yang menjadi sampel
dengan sentuhan fisik atau memberi hadiah. penelitian adalah 687 mahasiswa (309 laki-
Hipotesis penelitian ini adalah (1) laki dan 378 perempuan). Rentang usia
aspek-aspek pada skala FLL Pasif partisipan adalah 17 hingga 40 tahun
5
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
dengan mayoritas partisipan berusia 19-20 cenderung merasa dicintai ketika dan
tahun (400 orang atau 58.22%). diikuti dengan butir-butir pernyataan.
Dalam kaitannya dengan topik Pilihan responden bergerak dari 1 (Tidak
penelitian yang berkaitan dengan relasi merasa dicintai) sampai dengan 10 (Merasa
intim/ romantis, penulis meminta kepada dicintai). Penulis melabeli skala ini sebagai
partisipan untuk membayangkan relasi skala bahasa cinta bentuk pasif (FLL Pasif).
yang sedang atau pernah dijalani. Bagi Penelitian ini juga hendak mengukur
yang belum pernah memiliki pasangan, bagaimana individu mengekspresikan
penulis meminta mereka membayangkan perasaan cintanya kepada pasangan. Oleh
perlakuan apa yang jika dilakukan oleh karena itu, penulis mengubah skala bentuk
pasangan membuat mereka merasa dicintai. pasif ke dalam bentuk aktif sama seperti
Berdasarkan status hubungan partisipan yang dilakukan oleh Polk dan Egbert
sebagaimana disajikan pada gambar 1, (2013). Kalimat instruksi diubah menjadi:
hanya 41 partisipan yang belum pernah Saya cenderung untuk mengungkapkan
berpacaran. Sebanyk 637 partisipan sedang perasaan saya kepada pasangan saya
atau pernah menjalani hubungan romantis dengan cara. Pilihan respon juga diubah
dan 9 partisipan tidak memberikan menjadi 1 (Sangat Tidak Sesuai) hingga 10
keterangan status. Hal ini berarti sebagian (Sangat Sesuai). Skala ini disebut sebagai
besar responden memiliki pengalaman atau skala bahasa cinta bentuk aktif (FLL Aktif).
konsep yang berkaitan dengan relasi Penulis melakukan uji coba alat ukur
romantis atau intim. kepada 60 responden mahasiswa secara
Skala pengukuran menggunakan skala insidentil di suatu perguruan tinggi yang
yang diadaptasi dari Polk dan Egbert berbeda dengan kancah penelitian.
(2013). Penulis telah meminta izin Pengujian yang dilakukan adalah uji
sebelumnya untuk penggunaan alat ukur konsistensi dengan menggunakan
tersebut dan telah dipublikasikan pada Cronbach alpha. Hasil pengujian
penelitian yang lalu (Surijah & Kirana, in menunjukkan keseluruhan aspek pada
press). Alat ukur terdiri dari 21 butir yang masing-masing skala memiliki nilai
mengukur lima bahasa cinta. Responden koefisien alpha > .700 sehingga skala
terlebih dahulu membaca instruksi: Saya
6
Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif (Edwin Adrianta Surijah, Ni Kadek Prema
Dewi Sabhariyanti, Supriyadi)
dikatakan ajeg untuk dipakai dalam pasangan aspek uji korelasi. Untuk
penelitian ini. menjawab hipotesis penelitian, penulis
kemudian mencermati pada pasangan aspek
Tabel 1
Pengujian Keajegan Skala FLL Pasif dan Aktif
yang mana koefisien korelasi paling kuat
dibandingkan dengan pasangan aspek yang
α - FLL α - FLL Jumlah lainnya.
Aspek Pasif Aktif Butir
Aspek words of affirmation pada skala
Words of .903 .902 5
affirmation FLL Pasif –berikutnya ditulis words of
Quality time .861 .891 4 affirmation (Pasif)– berkorelasi paling
Acts of service .752 .833 3 tinggi dengan aspek words of affirmation
Receiving gifts .823 .866 4 pada skala FLL Aktif (r=.708). Namun
Physical touch .913 .907 4
aspek ini juga berkorelasi kuat dengan
Catatan: α = koefisien alpha
physical touch (Pasif) (r=.702). Aspek
Penelitian hendak menguji hubungan quality time (Pasif) berkorelasi paling kuat
antar aspek di antara kedua variabel. dengan quality time (Aktif) (r=.748). acts of
Digunakan simple correlation untuk service (Pasif) berkorelasi paling kuat
menguji hubungan tersebut. Selanjutnya justru dengan receiving gift (Pasif)
dengan model analisis regresi sederhana (r=.697). Namun, di antara besaran korelasi
(Enter), FLL pasif akan menjadi dengan aspek skala FLL Aktif, acts of
endogenous variable dan FLL aktif akan service (Pasif) hanya berkorelasi dengan
menjadi exogenous variable. acts of service (Aktif) sebesar .581.
Receiving gift (Pasif) berkorelasi paling
Hasil Penelitian dan Pembahasan kuat dengan receiving gift (Aktif) (r=.674).
Physical touch (Pasif) memiliki korelasi
Hasil Penelitian paling kuat dengan physical touch (Aktif)
Hasil pengukuran deskriptif untuk (r=.834) dan jauh lebih kuat dibandingkan
masing-masing aspek pada skala bahasa dengan korelasi terhadap aspek-aspek yang
cinta disajikan pada tabel 2. lain.
Hasil analisis regresi menunjukkan
Tabel 2
Data Deskriptif Pengukuran bahwa aspek bahasa cinta pada skala pasif
ditentukan oleh aspek pada skala bahasa
Skala FLL/Aspek Mean SD cinta aktif. Akan tetapi, aspek yang serupa
Pasif menjadi prediktor terbesar contohnya aspek
Words of affirmation (WOA) 38.0437 9.16123
Quality time (QT) 32.2082 7.46705
PT Pasif ditentukan oleh WOA Aktif, QT
Acts of service (AOS) 25.4279 9.06409 Aktif, dan PT Aktif (F(5) = 326.771, p <
Receiving gift (RG) 27.2431 8.22926 .05) namun PT Aktif merupakan prediktor
Physical touch (PT) 29.4614 8.81464 terbesar (b = .713; t(686) = 21.032), p <
Aktif .01). Hal ini senada dengan hasil korelasi
Words of affirmation (WOA) 37.2271 10.23062
Quality time (QT) 31.6798 7.51515
pada tabel 3 bahwa aspek-aspek yang
Acts of service (AOS) 24.4352 9.12793 serupa pada skala pasif dan aktif
Receiving gift (RG) 26.5648 8.42847 menunjukkan koefisien korelasi yang
Physical touch (PT) 29.3988 9.26267 paling kuat.
7
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
Tabel 3
Korelasi Antar Aspek pada Kedua Skala Bahasa Cinta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. WOA Pasif 1 .550 .441 .614 .702 .708 .492 .385 .506 .583
2. QT Pasif 1 .544 .665 .621 .388 .748 .407 .482 .505
3. AOS Pasif 1 .697 .532 .329 .444 .581 .515 .429
4. RG Pasif 1 .661 .460 .560 .531 .674 .524
5. PT Pasif 1 .638 .593 .500 .592 .834
6. WOA Aktif 1 .543 .475 .616 .712
7. QT Aktif 1 .537 .637 .640
8. AOS Aktif 1 .727 .540
9. RG Aktif 1 .658
10. PT Aktif 1
Tabel 4
Analisis Regresi Skala FLL Pasif dan Aktif
8
Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif (Edwin Adrianta Surijah, Ni Kadek Prema
Dewi Sabhariyanti, Supriyadi)
9
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
10
Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif (Edwin Adrianta Surijah, Ni Kadek Prema
Dewi Sabhariyanti, Supriyadi)
11
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
Complete digital edition (6th ed.). Willemsen, G., & Costa, P. T. (2008).
Princeton, NJ: Princeton University Personality trait similarity between
Press. spouses in four cultures. Journal of
Kiecolt-Glaser, J. K., & Wilson, S. J. Personality, 76(5), 1137-1164.
(2017). Lovesick: How couples' doi.org/10.1111/j.1467-
relationships influence health. Annual 6494.2008.00517.x
Review of Clinical Psychology, 13, Over, H. (2016). The origins of belonging:
421-443. doi:10.1146/annurev-clinpsy- Social motivation in infants and young
032816-045111 children. Philosophical Transactions of
Langeslag, S. J. E., & van Strien, J. W. the Royal Society of London. Series B,
(2016). Regulation of romantic love Biological sciences, 371(1686),
feelings: Preconceptions, strategies, 20150072. doi:10.1098/rstb.2015.0072
and feasibility. PLOS ONE, 11(8), Polk, D. M., & Egbert, N. (2013). Speaking
e0161087. the languages of love: On whether
doi.org/10.1371/journal.pone.0161087 Chapman‟s (1992) claims stand up to
Lee, J. A. (1977). A typology of styles of empirical testing. The Open
loving. Personality and Social Communication Journal, 7, 1-11.
Psychology Bulletin, 3(2), 173-182. Reeves, T. D., & Marbach-Ad, G. (2016).
doi.org/10.1177/014616727700300204 Contemporary test validity in theory
Levy, M. B., & Davis, K. E. (1988). Love and practice: A primer for discipline-
styles and attachment styles compared: based education researchers. CBE Life
Their relations to each other and to Sciences Education, 15(1), rm1.
various relationship characteristics. doi:10.1187/cbe.15-08-0183
Journal of Social and Personal Read, D. L., Clark, G. I., Rock, A. J., &
Relationships, 5(4), 439-471. Coventry, W. L. (2018). Adult
doi.org/10.1177/0265407588054004 attachment and social anxiety: The
Lomas, T. (2018). The flavours of love: A mediating role of emotion regulation
cross‐cultural lexical analysis. Journal strategies. PLOS ONE, 13(12),
for the Theory of Social Behaviour, 48, e0207514. DOI:
134-152. doi.org/10.1111/jtsb.12158 doi.org/10.1371/journal.pone.0207514
Maroufizadeh, S., Hosseini, M., Reis, H. T., & Aron, A. (2008). Love: What
Foroushani, A. R., Omani-Samani, R., is it, why does it matter, and how does
& Amini, P. (2019). The relationship it operate? Perspectives on
between perceived stress and marital Psychological Science, 3(1), 80-86.
satisfaction in couples with infertility: doi.org/10.1111/j.1745-
Actor-partner interdependence model. 6916.2008.00065.x
International Journal of Fertility & Reizer, A. (2015). Influence of employees‟
Sterility, 13(1), 66-71. attachment styles on their life
doi:10.22074/ijfs.2019.5437 satisfaction as mediated by job
Martínez-Mesa, J., González-Chica, D. A., satisfaction and burnout. The Journal
Bastos, J. L., Bonamigo, R. R., & of Psychology, 149(4), 356-377, doi:
Duquia, R. P. (2014). Sample size: 10.1080/00223980.2014.881312
How many participants do I need in Rubin, Z. (1970). Measurement of romantic
my research? Anais Brasileiros de love. Journal of Personality and Social
Dermatologia, 89(4), 609-615. Psychology, 16, 265-273.
doi.org/10.1590/abd1806- Saggino, A., Martino, M., Balsamo, M.,
4841.20143705 Carlucci, L., Ebisch, S., Innamorati,
McCrae, R. R., Martin, T. A., H⊆ebí ková, M., Picconi, L., Romanelli, R., Sergi,
M., Urbánek, T., Boomsma, D. I., M. R., & Tomassi, M. (2016).
12
Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif (Edwin Adrianta Surijah, Ni Kadek Prema
Dewi Sabhariyanti, Supriyadi)
13
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2019, Vol. 6, No. 1, Hal. : 1-14
e0166410.
doi.org/10.1371/journal.pone.0166410
14