Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Psikologi Komunikasi
Disusun Oleh:
Dita Dwi Lestari 41819127
Suci mediana 41819155
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah menganugerahkan
nikmat kekuatan, kesehatan, dan kesempatan sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik. Tak lupa pula kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membimbing dan menjadi teladan dalam menuntut ilmu.
Makalah ini berisi informasi mengenai Love Language Dalam Hubungan Persahabatan
dalam segi perasaan,pikiran,serta peristiwa yang berkaitan dengan love language dalam
hubungan persahabatan yang dipelajari dalam mata kuliah psikologi komunikasi.dalam makalah
ini menuliskan apa arti dari sebuah love language dalam hubungan persahabatan secara
prespektif teori yang menjelaskan tentang love language dalamhubungan persahabatan.
Penulis menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena ini kami sangat senang dan terbuka untuk menerima umpan balik dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu psikologi khususnya di bidang
Psikologi.
Hormat kami,
Kelompok 4
Bab I
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Cinta merupakan sebuah kata sederhana namun menjadi sesuatu yang tidak dapat
terpisahkan dari kehidupan. Salah satunya, cinta dapat disebut sebagai bentuk kebutuhan
individu. Chapman (2010) mengonsepkan kebutuhan cinta kedalam sebuah teori yang
disebut Lima Bahasa Cinta atau Five Love Languages. Teori ini terdiri dari lima kategori
bahasa cinta yang menjadi kebutuhan individu. Beberapa kategori Five Love Languages
tersebut berupa kebutuhan bahasa cinta dalam bentuk kata-kata pujian (Words of
Affirmation), kebutuhan bahasa cinta berupa waktu bersama (Quality Time), kebutuhan
bahasa cinta dalam bentuk hadiah (Receiving Gifts), kebutuhan bahasa cinta dalam bentuk
dilayani (Acts of Service) serta kebutuhan bahasa cinta dengan bentuk sentuhan fisik
(Physical Touch). Kelima kategori tersebut tidak selalu ditemukan pada satu individu
melainkan ada salah satu yang menjadi kebutuhan dominan.
Chapman (2010) mengatakan teori Five Love Languages miliknya bersifat universal.
Artinya, setiap individu di seluruh dunia memiliki tetapi dengan kadar yang berbeda.
Pernyataan tersebut menarik minat beberapa peneliti untuk meneliti lebih lanjut mengenai
teori Five Love Languages ini. Surijah et al. (2018) menggunakan kuisioner terbuka dalam
pengumpulan datanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tujuh bahasa cinta. Tujuh
bahasa cinta yang ditemukan pada penelitian ini adalah Quality Time, Word of Affirmation,
Acts of Service, Physical Touch, Sacrificial Love, Karakter dan temperamen serta perasaan.
Pada bagian hasil, penelitian ini juga menunjukan bahwa di budaya Indonesia terdapat
bahasa cinta yang khas dan unik di luar dari teori Five Love Languages. Hal ini ditunjukan
melalui adanya kategori-kategori yang tidak termasuk di dalam teori Five Love Languages.
Berdasarkan saran dari penelitian Surijah et al. (2018), peneliti dalam melakukan penelitian
ini menggunakan metode pengumpulan data berupawawancara. Pendekatan wawancara,
susunan pertanyaan yang diajukan, maupun sudut pandang pengelolaan data wawancara
menggunakan pendekatan fenomenologik. Pendekatan ini telah digunakan sebelumnya dapat
mengeksplorasi pengalaman perasaan individu seperti rasa bahagia (Chauhan, Leeming, &
King, 2020). Oleh karena itu, pendekatan fenomenologi dapat membantu penelitian ini
memahami hal apa yang membuat individu merasa dicintai.