Anda di halaman 1dari 4

A.

Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Menurut Arni dalam (Nibella, 2014) mendefinisikan bahwa komunikasi


verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol atau kata-kata, baik yang
dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan. Komunikasi secara lisan contohnya
bertatap muka, melalui telepon , televisi, radio dan lainnya. Komunikasi tulisan
contohnya seseorang mengirim surat, membuat buku petunjuk, gambar, laporan dan
lain lain.
Sedangkan komunikasi nonverbal dapat didefinisikan non berarti tidak, verbal
bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai
komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Effendydalam (Nibella,2014) mendefinisikan
komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menyangkut: gerak-gerik (gestures),
sikap (postures). Ekspresi wajah (facial expressions), pakaian yang bersifat simbolik,
isyarat dan lainnya, yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Komunikasi
non verbal berfungsi untuk menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
mengapresiasikan perasaan dan emosi, mengefisienkan pesan verbal, sarana sugesti
yang efektif.
Dalam kegiatan komunikasi, baik itu berdialog dengan keluarga, berdiskusi
dengan teman, mengirimkan sebuah surat dan yang lainnya, tentu saja tak lepas dari
penggunaan lambang-lambang verbal dan nonverbal secara bersama-sama.
Keduanya, memiliki sifat yang masing-masing tidak dapat saling dipisahkan. Dalam
banyak tindakan komunikasi, bahasa nonverbal menjadi pelengkap bagi bahasa
verbal, contohnya ketika kita menyatakan terima kasih (bahasa verbal) kepada
seseorang , kita melengkapinya dengan tersenyum (bahasa nonverbal); kita setuju
terhadap pesan yang disampaikan orang lain dengan anggukan kepala (bahasa
nonverbal). Dari contoh peristiwa komunikasi tersebut menunjukan bahwa bahasa
verbal dan nonverbal bekerja secara bersama-sama dalam menciptakan makna suatu
perilaku komunikasi. Sehingga komunikasi verval dan non verbal sangat penting
dalam menjalin kumunikasi yang efektif.
B. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan
dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula. Dalam kenyataannya
seringkali orang gagal dalam berkomunikasi karena kurang saling memahami di
antara keduanya. Sumber utama dari kesalah pahaman dalam komunikasi adalah
cara penerima dalam menangkap makna suatu pesan berbeda dari yang dimaksud
oleh pengirim, karena pengirim gagal mengkomunikasikan maksudnya dengan
tepat.
Menurut (Harapan dan Ahmad, 2014:41) memberikan sebuah pedoman untuk
mendapatkan komunikasi secara efektif yaitu seseorang mampu mendengarkan
secara aktif, usahakan member umpan balik, pembicaraan langsung kepada pokok
masalah, menggambarkan situasi, dan kemampuan meringkas isi pesan.
Menurut pakar American Managenent Association dalam (Harapan dan
Ahmad, 2014:41) ada sepuluh aturan jika ingin berkomunikasi dengan baik yaitu:
1) menjelaskan konsep atau ide anda sebelum berkomunikasi; 2) teliti tujuan
sebenarnya dalam berkomunikasi; 3) pertimbangkan suasana lingkungan dan
waktu; 4) hubungan pihak lain; 5) waspada atas nada dan isi berita; 6)
komunikasikan seseorang yang membantu dan bernilai bagi penerima; 7) tindak
lanjut komunikasi; 8) komunikasi untuk waktu yang akan dating; 9) tindakan
konsisten dengan kata; 10) menjadilah pendengar yang baik.
Namun pada umumnya masih banyak orang – orang yang menjalankan
komunikasi tidak berpegang kepada sepuluh aturan diatas ini. Pada umumnya
orang berkomunikasi hanya ingin didengar tapi tidak memiliki kemampuan
mendengar.
C. Hukum – hukum Komunikasi Efektif
Terdapat lima hukum komunikasi efektif yang selama ini kita kenal yaitu
REACH. REACH adalah singkatan dari Respect (sikap menghargai), Empathy
(kemampuan mendengar), Audible (dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik),Clarity (jelas), dan Humble (rendah hati). Berikut penjelasan kelima hukum
tersebut.
1. Respect berarti rasa hormat & saling menghargai orang lain. Pada prinsipnya,
manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita mengkritik atau memarahi
seseorang, maka lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggan
seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang
menghasilkan sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan efektifitas kinerja
kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
2. Empathy yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
3. Audible yaitu pesan kita dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Dalam
komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau
sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity yaitu kejelasan pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab
munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang
tidak jelas yang mereka terima.
5. Humble yaitu rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan prinsip
pertama. Untuk membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari oleh
sikap rendah hati yang kita miliki. Rendah Hati memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk berbicara terlebih dahulu, dan Anda menjadi pendengar yang baik
Daftar Pustaka
Nibella, A P. (2014). Peran Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Penanaman
Akhlak pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam Al-Muttaqin.
Tersedia di
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26261/1/ANDI
%20VIOLETTA%20NIBELLA-FDK.pdf. [diakses 7-13-2017]
Harapan, E dan Ahmad, S. (2014). Komunikasi Antarpribadi. Jakarta : Pt Raja
Grafindo

Anda mungkin juga menyukai