Anda di halaman 1dari 11

Disusun Oleh:

Kelompok B2

Yogi Sampe Pasang – 102016146


Darma Refmon Pongtiku Dembong – 102016219
Nor Umi Izati Binti Khalidi – 102016261
Angelina Paulus – 102016063
Daphine Satria – 102013558
Tania – 102016199
Helga Karenina Ririmasse – 102016158
Marjeane Ndoen – 102016105

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

2016

PENDAHULUAN
Pengertian komunikasi dan empati

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia bertindak sebagai

media untuk menyampaikan dan menerima sesuatu maklumat atau informasi. Komunikasi

berasal dari kata Latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama disini memiliki arti sama makna. Jadi ketika dua orang berkomunikasi, kedua orang itu

akan memiliki kesamaan makna dalam pembicaraan.

Empati adalah kemampuan untuk menjadi diri orang lain seolah kita melihat dari

sudut pandang yang sama dengannya. Kita tidak hanya mendengar tapi juga mengambil

tindakan. Dengan berempati berarti kita bisa menerima orang apa adanya.

Seiring perkembangan cara pengobatan di dunia kedokteran, yaitu seorang dokter harus

melakukan komunikasi yang baik terhadap pasien dan seorang dokter harus memiliki empati

terhadap pasien. Dengan adanya komunikasi seseorang dapat mengetahui informasi yang

disampaikan oleh lawan bicara dan dengan mendengar seseorang dapat lebih mengerti

informasi yang disampaikan. Oleh karena itu komunikasi dan empati adalah salah satu hal

yang penting yang harus dimiliki seorang dokter agar hasil dari pengobatan pada penyakit

pasien mendapatkan hasil yang maksimal.

PEMBAHASAN
Komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk menentukan baik buruknya

seseorang yaitu manusia dengan sesamanya. Komunikasi adalah proses dimana pesan

diberikan atau diterima melalui pembicaraan, tulisan dan melalui isyarat. Komunikasi juga

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media

dengan cara yang efektif sehingga komunikan dapat menerima pesan dengan baik. Pengertian

diatas secara tidak langsung mengajar kita mengetahui bahwa ada unsur-unsur komunikasi

diantaranya, pesan,media, dan komunikan.

Efektif yaitu sesuatu yang ada efeknya (akibat,pengaruh,kesannya). Komunikasi yang

efektif dapat dipahami sebagai komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap

(attitude change) pada orang lain. Perubahan sikap ini biasanya terlihat pada proses maupun

masa pasca komunikasi.

Empati didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres

emosional orang lain. Empati memiliki hubungan yang sangat erat dengan komunikasi,

karena empati merupakan dasar dari komunikasi efektif. Menurut Lukas

Mangindaan (2008), “Empati =Menerima orang lain sebagaimana adanya” dan “Dasar empati

adalah kasih sayang (compassion/brotherly love/ ukhuwah/ insaniyyah) yang bersifat tanpa

pamrih terhadap sesama manusia.” Jika komunikasi hanya terbatas pada dua bentuk saja,

yaitu Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal, maka empati bisa terbentuk hanya

melalui perasaan, pengetahuan dan juga keyakinan seseorang.3

Berempati berarti berusaha untuk mendekatkan diri kepada orang lain, beradaptasi dengan

orang lain, dan mempelajari orang lain untuk mewujudkan keharmonisan hubungan. Empati

membimbing kita untuk saling memberi, mendengar, dan menerima pesan yang disampaikan

oleh orang lain.


Kita harus memperhatikan sikap kita dalam berkomunikasi. Sikap berkomunikasi merupakan

komponen yang terkait pada diri komunikator yang menentukan keberhasilan dan keefektifan

komunikasi. Sikap berkomunikasi yang dibawakan seseorang dalam berkomunikasi dapat

meningkatkan atau melemahkan suatu hubungan antara orang. Contoh-contoh sikap dalam

berkomunikasi seperti, harus empatik, peduli, sopan, sabar, tulus, tidak menginterogatif, tidak

sok tahu, dan tidak menghakimi.

Didalam berkomunikasi juga kita perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

 Mendengar aktif

 Terampil dalam berdialog

 Memahami perasaan

 Mengendalikan emosi

Ada beberapa jenis komunikasi diantaranya ada:

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata maupun berupa

tulisan. Komunikasi verbal juga adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan

melalui percakapan. Komunikasi verbal terjadi dalam proses wawancara yang

meliputi berbicara, menulis, dan membaca. Komunikasi verbal juga menyangkut

penggunaan bahasa yang digunakan karena komunikasi verbal menuntut kesamaan

cara pikir kedua pihak melalui komunikasi satu atau dua arah. Komunikasi Verbal

mencakup aspek-aspek berupa:

a. Vocabulary

Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak

dimengerti. Karena itu, olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.


b. Speed

Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan

baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara

Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain

artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak

proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Singkat dan Jelas

Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada

pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

e. Timing

Berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya

dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang

disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal ialah komunikasi yang tidak menggunakan suara atau tanpa

kata-kata. Ia menggunakan ekspresi wajah, gerakan tubuh, gerak isyarat dan sikap

tubuh (body language). Dari bahasa tubuh seseorang, kita dapat membaca apakah

seseorang merasa nyaman atau tidak, senang tentang sesuatu atau kecewa.
Yang termasuk komunikasi non verbal:

a. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah

cerminan suasana emosi seseorang.

b. Kontak mata

Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata

selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai

lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar

mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain

untuk mengobservasi yang lainnya.

c. Sentuhan

Bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada

komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,

dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

d. Sikap tubuh

Sikap tubuh yang santai, atau berwibawa juga salah satu ungkapan pikiran seseorang

yang dapat dijadikan sarana berkomunikasi.

e. Sound (Suara)

Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan

pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan

semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi

pesan yang sangat jelas.


f. Gerak isyarat

Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-

ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang

dalam keadaan stress, bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

Hubungan antara komunikasi verbal dan non verbal juga ada diantaranya adalah

pengulangan, pertentangan, melengkapi, mengganti, dan menekankan.

3. Komunikasi Simpati

Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang mempunyai perasaan tertarik terhadap

pihak lain, dengan demikian dapat mengetahui apa yang dirasakan, diperbuat, dan diderita

oleh orang tersebut. Yang memegang peranan dalam komunikasi empati disini adalah

perasaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi simpati adalah suatu interaksi

dimana ada perasaan yang timbul akibat perbuatan yang dilakukan orang lain yang baik,

benar atau kehidupan yang memprihatinkan.

4. Komunikasi empati

Empati adalah upaya dan kemampuan untuk mengerti, menghayati dan menempatkan

diri seseorang di tempat orang lain. Empati berarti bisa menerima orang lain sebagaimana

adanya. Kasih sayang adalah dasar dari empati yang bersifat tanpa pamrih terhadap

sesama manusia. Berempati bukan hanya sekedar berbasa-basi atau bermanis mulut

kepada komunikan, tetapi juga dituntut untuk memiliki keterampilan-keterampilan seperti

mendengarkan aktif, responsif terhadap kebutuhan komunikan, responsif terhadap

kepentingan komunikan, adanya usaha untuk memberikan pertolongan pada komunikan.


Dari kasus yang didapatkan, kita harus mengetahui dan membahas tentang stressor atau

masalah-masalah yang dihadapi lansia. Ada banyak masalah dan penyebab komunikasi

tidak bisa berjalan dengan baik dan jelas pada lansia antara lain:

a. Masalah Fisik/Jasmani (Bio)

Masalah fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca, gangguan alat

komunikasi, dan lain-lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi

dan sebagainya. Masalah komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu,

lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.

Contoh pada kasus, misalnya ketika mahasiswa datang mengunjungi nenek, dan pada

saat yang bersamaan nenek tadi sedang mengalami gangguan kesehatan(sakit) itu

akan sangat menganggu jalannya komunikasi yang akan dilakukan mahasiswa

terhadap nenek tersebut. Atau ada juga contoh lain, didalam kasus yang saya dapatkan

nenek tersebut sudah sering lupa dan pendengarannya sudah terganggu (sulit

mendengar). Ini juga merupakan hambatan atau stressor atau masalah yang dihadapi

nenek tersebut untuk berkomunikasi dengan baik.

Untuk mengatasi hambatan komunikasi terhadap nenek ini atau orang yang memiliki

fungsi pendengaran yang kurang maka saya akan berbicara dengan ekspresi muka

yang jelas dan suara lantang sehingga bisa “terbaca”. Atau, informasi dituliskan

sehingga nenek langsung paham maksudnya.

b. Masalah Lingkungan (Sosial)

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi  kadang-kadang mempunyai  arti

mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan

penerima. Jadi, ketika hendak melakukan komunikasi mahasiswa harus menggunakan


kata-kata yang jelas dan gampang dimengerti oleh sang nenek, nada dan intonasi

berbicaranya juga harus jelas karena sang nenek pendengarannya sudah terganggu.

Bisa juga masalah lingkungan (sosial) yang dihadapi sang nenek adalah suasana di

lingkungan tempat dia tinggal itu orang-orangnya tidak bersosialisasi antara sesame

mereka dengan baik. Sehingga nenek tersebut tidak memiliki teman untuk diajak

bersenda gurau, ngobrol dan melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan bagi

dirinya.

c. Masalah Kejiwaan(Mental/Psikologis)

Masalah psikologis juga kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:

perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan,

juga karena masalah pribadi yang dia hadapi. Kita bisa lihat, seorang nenek yang

hidupnya hanya di urus oleh pengasuhnya tanpa dampingan dari anak dan

keluarganya, dibalik itu pasti ada masalah yang dihadapinya. Mereka memiliki

masalah khususnya mental (psikologis). Mereka menjadi orang yang selalu rindu

untuk mendapatkan perhatian lebih, ingin berkumpul menikmati masa tua bersama

keluarga tapi semua itu tidak sesuai dengan keinginan mereka. Justru disaat mereka

membutuhkan semua itu, anak,cucu,dan keluarganya malah meninggalkan mereka.

Mereka selalu menyembunyikan masalah-masalah yang mereka hadapi. Oleh sebab

itu, untuk menghadapi nenek tersebut kita juga harus turut ber-empati dengan dia,

karena dengan demikian dia merasa bahwa masih ada yang peduli sama dia.

Selama hidupnya, sang nenek ditemani dan diurus oleh seorang pengasuh, sebagai

pengasuh pasti memiliki tanggung jawab selama mengurus dan menemani sang nenek.

Tanggung jawab pengasuh itu sangat besar, diantaranya:

1. Menyiapkan makanan

2. Menjaga kebersihan (Lingkungan tempat tinggal dan Kebersihan diri).


3. Sebagai Komunikator

4. Sebagai konselor

5. Membantu memelihara kesehatan.

Selain memiliki tanggung jawab, pengasuh juga harus memperhatikan kesehatannya.

Karena jika pengasuh tadi mengalami gangguan kesehatan, maka tidak ada yang

memperhatikan dan mengurus segala keperluan nenek. Semua pekerjaan yang harusnya

dikerjakan akan terbengkalai dan menjadi berantakan. Oleh sebab itu, disamping

merawat dan menjaga segala keperluan dan kebutuhan nenek, pengasuh juga harus

memperhatikan dan menjaga kesehatannya sendiri.

Kesimpulan

Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan melalui media dengan cara yang efektif sehingga

komunikan dapat menerima pesan dengan baik. Manakala, empati pula adalah kemampuan

seseorang untuk memahami orang lain dengan memposisikan diri sebagai orang lain tersebut.

Empati sangat berperan dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Kesimpulannya,

komunikasi efektif membantu kita untuk mendapat informasi secara lebih mendalam. Sebagai

seorang calon dokter kita harus bisa mempraktekan empati dalam komunikasi sejak sekarang

sehingga kelak kita bisa melayani pasien kita dengan sepenuh hati.
Daftar Pustaka

1. Effendi, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Hal.9

2. Sumartono. 2004. Komunikasi Kasih Sayang. Padang: Elex Media Komputindo.

Hal.119

3. http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_komunikasi-2012.pdf, Accessed October,

5th 2015.

4. Andri, Hidayat, D., Ingkiriwang, E., Asnawi, E., & Hartono, B. (2015). Hal. 5, 7, 37,

42. Komunikasi dan Empati. Jakarta: FK UKRIDA.

5. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia Press

6. Komunikasi. Uploud May, 4th 2009. Accessed October 5th 2015 dari : 

http://www.lusa.web.id/faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi/

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam berkomunikasi. Accessed October

5th 2015 from : massofa.wordpress.com

8. Wade, C. Tavris. Psikologi, Ed. 2. Jakarta: Erlangga. 2008. Hal. 194-204.

Anda mungkin juga menyukai