NPM : 1810631190157
Kelas : Ikom 4 C
Soal
1. Apa yang bisa dipaparkan ketika kita berbicara mengenai LOVE? (Pengertiannya, tipe-
tipenya). Jelaskan pula tipe manakah yang menurut Sdr. Baik ideal?
Jawaban :
1. Pengertian Cinta
Stenberg (1988) mengatakan cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan
paling diharapkan. Manusia mungkin akan berbohong, menipu, mencuri dan bahkan membunuh
atas nama cinta dan lebih baik mati daripada kehilangan cinta. Cinta dapat meliputi setiap orang
dan dari berbagai tingkatan usia.
Menurut Master dkk (1992) mendefinisikan cinta sebagai tugas yang sulit. Disamping
mencintai pasangannya yaitu baik lelaki maupun wanita. Manusia dapat mencintai anak maupun
orang tua, saudara, hewan kesayangan, negara atau Tuhan sama seperti mereka mencintai
makanan kesukaan, pelangi dan olahraga favoritnya.
Sedangkan menurut Hendrick dan Hendrick (1992), tidak ada satupun fenomena yang
dapat menggambarkan bagaimana itu cinta, pada akhirnya cinta merupakan seperangkat keadaan
emosional dan mental yang kompleks. Pada dasarnya tipe-tipe cinta yang dialami masing-masing
individu berbeda-beda bentuknya dan berbeda-beda pula kualitasnya. Menurut Rubin (dalam
Hendrick dan Hendrick, 1992) cinta itu adalah suatu sikap yang diarahkan seseorang terhadap
orang lain yang dianggap istimewa, yang mempengaruhi cara berfikir, merasa dan bertingkah laku.
2.Tipe-tipe Cinta
Banyak ahli membedakan adanya 2 tipe cinta yang berbeda, yakni cinta yang
penuh hasrat (passionate love) dan cinta yang penuh keintiman (companionate love).
Keduanya berbeda dalam intensitas emosi yang dialami. Cinta yang penuh hasrat
ditandai adanya intensitas emosi yang tinggi, dan penuh gelora. Sedangkan cinta yang
penuh keintiman kurang adanya intensitas emosi, namun adanya kelekatan,
keintiman dan komitmen tinggi terhadap cinta.
Menurut tipologi ini, cinta memiliki tiga dimensi, yakni hasrat (passion),
keintiman/kedekatan (intimacy), dan komitmen (commitment). Dimensi hasrat
(passion) memfokuskan pada intensnya perasaan dan keterbangkitan yang muncul dari daya tarik
fisik dan daya tarik seksual. Mereka yang mengalami jenis cinta ini mengalami ketertarikan fisik
yang nyata, selalu memikirkan yang dicintai sepanjang
waktu, melakukan kontak mata yang intens bila bertemu, mengalami perasaan indah
terlambung ke awan, mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung
meningkat bila berjumpa, mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama yang
dicintai, memiliki energi besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan, merasa
memiliki kesamaan dalam banyak hal, dan merasa sangat berbahagia.
Dimensi keintiman (intimacy) menekankan pada kedekatan perasaan antara
dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan
akan mencapai keintiman emosional manakala kedua pihak saling mengerti, terbuka,
dan saling mendukung, dan bisa berbicara apapun tanpa merasa takut ditolak.
Mereka mampu untuk saling memaafkan dan menerima, khususnya ketika mereka
tidak sependapat atau berbuat kesalahan.
Kombinasi dari tiga dimensi cinta utama, menghasilkan adanya 8 tipe cinta
berbeda. Satu tipe adalah nonlove, berarti tidak ada cinta. Kebanyakan hubungan
antar manusia merupakan nonlove, misalnya antara guru dan murid, antara
penumpang dan sopit taksi, antara pembeli dan penjual, dan sebagainya. Oleh karena
itu sebenarnya hanya ada 7 tipe cinta yang benar-benar mengandung cinta.
1. Liking (intimacy). Hubungan secara esensial dimaknai sebagai persahabatan. Tipe
cinta ini mengandung kehangatan, keintiman, kedekatan, dan emosi positif
lainnya, akan tetapi kurang adanya hasrat (passion) dan commitment.
2. Infatuation (Passion). Dalam tipe cinta ini ‘cinta pada pandangan pertama’
menjadi cerita yang paling menonjol. Daya tarik satu sama lain sangat kelihatan
dan menggetarkan. Gelora dan hasrat sangat tampak.
3. Empty love (Commitment). Dalam cinta ini, antar pasangan memiliki komitmen
untuk saling setia dan setia pula terhadap hubungan itu. Akan tetapi mereka
kurang memiliki keterhubungan emosi yang dalam dan tidak pula memiliki
hasrat yang mendalam.
4. Romantic love (Intimacy + passion). Pasangan memiliki rasa dekat dan keterhubungan serta
daya tarik fisik yang kuat. Mereka memiliki hasrat yang menyala dan memiliki kedekatan
emosional. Mereka yang memiliki tpe cinta ini tidak memiliki komitmen untuk setia terhadap
hubungan dan terhadap pasangan.
5. Companionate love (intimacy + commitment) .Dalam hubungan cinta tipe ini terdapat
persahabatan yang stabil dan jangka panjang. Mereka yang memiliki tipe cinta ini memiliki
kedekatan emosional yang tinggi, berkeputusan untuk mencintai pasangan, dan komitmen untuk
selamanya dalam hubungan itu. Tipe hubungan ini sering disebut ‘persahabatan terbaik, ketika
tidak ada ketertarikan seksual ataupun kalau ada dalam pernikahan jangka panjang daya tarik
seksual akan memudar dan tidak dianggap penting.
6. Fatuous love (passion + commitment). Hubungannya penuh gelora dan hangat. Akan tetapi
biasanya hubungan seperti ini tidak stabil dan berisiko cepat berakhir.
7. Consummate love (intimacy + passion + commitment). Ini adalah cinta yang lengkap dimana
setiap orang ingin mencapainya. Dalam tipe cinta ini terdapat hasrat, terdapat keintiman, dan
sekaligus terdapat komitmen. Inilah tipe cinta yang diideal kan.
Enam warna cinta dari John Allan Lee adalah seorang antropolog yang banyak
mempelajari cinta. Ia mengemukakan bahwa cinta memiliki 3 jenis cinta yang utama dan 3 jenis
cinta sekunder. Tiga jenis cinta primer adalah eros, ludus, dan storge. Sedangkan tiga jenis
cinta sekunder adalah mania, pragma, dan agape. Tipe cinta sekunder merupakan
perpaduan antara tipe-tipe cinta primer. Tipe cinta mania merupakan perpaduan
antara tipe cinta eros dan tipe cinta ludus. Tipe cinta pragma adalah tipe cinta sebagai
hasil perpaduan tipe cinta ludus dan storge. Sedangkan tipe cinta agape adalah
perpaduan tipe cinta eros dan tipe cinta storge. Berikut adalah ciri-ciri masing-masing tipe cinta,
baik tipe cinta primer maupun tipe cinta sekunder.
-Daya tarik fisik dan emosional yang kuat, komitmen terhadap yang dicintai
-Penuh gairah akan cintanya
-Cinta pada pandangan pertama, berdasarkan daya tarik fisik dan keterbangkitan fisik.
-Tanpa adanya komitmen dan kecemburuan, maka cinta terbebas dari kecemasan dan selalu
menyenangkan. Bagi mereka hal inilah yang dinilai sebagai cinta yang sesungguhnya.
- Dapat mencintai lebih dari satu orang pada saat bersamaan
-Perasaan yang ada kurang berkobar-kobar tetapi mengandung afeksi yang dalam.
-Komitmen kuat terhadap hubungan yang telah dibuat
- Lebih sebagai hubungan persahabatan yang membutuhkan kepercayaan satu sama lain
sepanjang waktu untuk membangunnya.
-Ada kebutuhan untuk menjamin cinta akan terus bertahan sampai kapanpun
-Dalam menemukan yang dicintai dilihat kesamaan demografi dan kualitas kepribadian yang
dibutuhkan untuk kecocokan dan lebih dari itu untuk keberlanjutan hubungan.
- Mereka menambahkan kualitas cinta dengan keinginan saling menolong (altruisme), dimana
kebutuhan yang dicintai didahulukan daripada kebutuhan kebutuhannya sendiri
Menurut saya Tipe cinta yang paling ideal yang telah disebutkan oleh Robert Sternberg
adalah Consummate love (intimacy + passion + commitment) dimana setiap orang ingin
mencapainya. Dalam tipe cinta ini terdapat hasrat, terdapat keintiman, dan sekaligus terdapat
komitmen. Inilah tipe cinta yang diideal kan. Pasti hampir setiap orang ingin memiliki tipe cinta
ideal seprti ini dimana orang ingin menjalin hubungan dengan adanya keintiman dan kepercayaan
(intimacy) yaitu adanya sikap kejujuran, baik hati, setia, tanggung jawab, dan lain sebagainya.
Selanjutnya adanya passion (hasrat) yaitu kriteria idealnya menekankan pada tubuh yang bagus,
tampan, sehat dan lain sebagainya. Lalu adanya Commitment (Komitmen) yaitu saling
mencurahkan
perhatian, melakukan sesuatu yang menjaga suatu hubungan tetap langgeng, dan
melindungi hubungan itu dari bahaya, dan memperbaikinya bila hubungan itu dalam
keadaan kritis.
Sedangkan menurut saya tipe cinta ideal dari 6 tipe yang telah dikemukakan oleh John
Allan Lee yaitu Tipe cinta sekunder pragma (kombinasi ludus dan storge) dimana saya merasa
bahwa dibutuhkan kecocokan dan kesamaan selain itu cinta dipandang praktis (sederhana)
danrealistic (menjalankan suatu hal berdasarkan realita yang ada) ditandai dengan serius atau
bersikap lebih dewasa menjalani hubungan dan cukup jauh dengan hal-hal childish yang selalu
dipenuhi janji-janji manis semata
Jawaban:
Luangkanlah sedikit waktu untuk berkumpul dan saling berbincang dalam formasi
lengkap seperti saat akan sarapan, makan malam, atau menonton televisi. Pastinya setiap
anggota keluarga memiliki kisah yang ingin diceritakan setelah ia berada seharian di luar
rumah. Jadi, biarkanlah orang tua dan anak saling berkomunikasi, saling memandang,
saling mendengar, dan saling berbicara satu sama lain.
Family time adalah salah satu bentuk prioritas utama bagi kita dalam
menunjukkan bahwa keluarga lah yang merupakan salah satu dukungan terbaik dalam
hidup untuk menjalaninya sebaik mungkin.Dimana kegiatan family time bertujuan untuk
menunjang tinggi nilai keharmonisan dalam keluarga sehingga akan membuat hubungan
internal keluarga saling terjalin erat satu sama lain. Selain itu, komunikasi yang terjalin
juga menjadi aspek utama dalam meningkatkan keharmonisan keluarga. Salah satu
manfaat yang dapat kita peroleh dari aktivitas bersama keluarga adalah efektifnya dalam
menekan risiko dari adanya kesalahpahaman maupun konflik yang terjadi satu sama
lain.Konflik ini akan berisiko dalam menghancurkan keharmonisan keluarga. Oleh sebab
itu kegiatan family time-lah yang akan membantu dalam menghangatkan suasana dalam
keluarga. Selain itu Tidak hanya sebagai cara berkomunikasi dalam keluarga, membuat
jadwal quality time bersama juga menjadi alternatif untuk melepaskan kepenatan setelah
sibuk beraktivitas di hari biasa.
Komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua menumbuhkan sikap saling
memahami. Pada akhirnya, antaranggota keluarga dapat memenuhi hak dan
kewajibannya. Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya atau mencurahkan segala keluh kesah. Selain itu sikap saling menghargai
dan menghormati juga sangat penting dalam meningkatkan komunikasi dengan keluarga.
3. Jelaskan mengapa kita perlu mengasah keterampilan listening. Jelaskan pula mengenai
tahapannya serta hambatan dalam proses listening!
Jawaban :
Seni mendengarkan (listening) merupakan keterampilan yang kerap kali dianggap sepele,
padahal justru merupakan aspek terpenting dalam komunikasi antarpribadi. Dengan
mendengarkan, kita bisa banyak belajar tentang kebutuhan orang lain,, harapan serta
kebahagiaan mereka. Banyak orang yang keliru menganggap bahwa “mendengarkan”
sama dengan “mendengar”. Padahal “mendengar” hanyalah proses fisiologis untuk
mengolah suara yang diterima, sementara “mendengarkan” merupakan proses yang lebih
kompleks dari itu. Untuk benar-benar mendengarkan dan menyimak, ada beberapa tahap
yang harus kita lalui.
1) Selecting (memilih)
Di antara sekian banyak suara yang ada disekeliling kita, kita harus
menyortir suara yang kita anggap penting, yaitu suara lawan bicara kita. Ketika ia
berbicara, kita tak hanya memperhatikan perkataanya, tapi juga Bahasa tubuhnya.
Begitu kita mengalihkan perhatian, bisa saja yang kita dengar adalah suara music,
detak jam, dengung computer dan sebagainya. Untuk benar-benar mendengarkan
kita harus memilih suara apa yang layak mendapat perhatian kita.
2) Attending (Memerhatikan)
Setelah memilih suara yang ingin kita dengar, kita focus pada pesan
tertentu. Perhatian bisa dating dan pergi. Bisa saja saat ini kita mendengarkan satu
suara tapi beberapa saat kemudian pikiran kita mengembara entah kemana.
Biasanya kita lebih memerhatikan suara yang sesuai dengan kebutuhan kita atau
yang senada dengan pendapat kita. Tapi secara umum konflik, humor, ide baru,
atau fakta konkret merupakan hal-hal yang paling mudah menarik perhatian.
Selain itu ketika diminta untuk berpartisipasi atau merespon kita cenderung lebih
memerhatikan pesan yang disampaikannya.
3) Understanding (Memahami)
Pesan yang sudah didengar dan diperhatikan kemudian kita pahami. Cara
memahami pesan bisa beragam, misalnya dengan mengaitkan pesan dengan hal-
hal yang sudah kita ketahui sebelumnya. Pesan juga akan lebih mudah dipahami
jika partisipan komunikasi memiliki kesamaan. Di samping itu pengalaman juga
akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman kita akan pesan, ketika pesan
yang sama disampaikan dalam situasi yang sama kepada orang yang berbeda
dengan pengalaman yang berbeda pula, persepsi mereka juga akan berbeda.
4) Remembering (mengingat)
Otak kita memiliki system penyimpanan memori jangka pendek dan jangka
panjang. Layaknya di bandara mereka mempunyai sedikit tempat untuk pesawat
yang dating dan pergi, tapi mereka juga punya lahan lebih besar untuk pesawat
yang parker lebih lama. Begitu pula otak kita. Informasi yang kita anggap penting
akan dating dan pergi silih berganti setiap harinya. Tapi apapun yang kita anggap
pentimg akan tinggal dalam ingatan kita.
5) Responding (merespon)
Komunikasi merupakan proses interaktif yang melibatkan kegiatan
berbicara dan merespon. Dengan merespon, kita menunjukkan pada lawan bicara
bahwa kita memahami pesan yang mereka sampaikan. Kita bisa merespon secara
verbal, misalnya dengan mengulangi pesan. Atau, kita juga bisa merespon secara
nonverbal, misalnya dengan kontak mata secara langsung atau anggukan kepala.
Kadang, kita mendengarkan orang lain hanya untuk dinikmati saja. Misalnya
ketika kita mendengarkan seorang teman yang bercerita tentang kejadian
lucu. Kita juga memilih acara telivisi, film, musik, dan bentuk hiburan lainnya
sesuai selera. Selain itu, tak jarang kita menghadiri pesta, makan bersama
teman, atau kumpul-kumpul karena pada saat-saat seperti itulah kita bisa
menikmati bahagia hidup dengan bisa mendengarkan dan didengarkan.
Hambatan Mendengarkan
Jika kita lebih berorientasi pada kepentingan pribadi, kita tidak akan
menyimak perkataan lawan bicara. Kita hanya menunggunya selesai bicara
hingga tiba waktunya giliran kita untuk berbicara.
Teknologi seperti mesin faks, telepon dimobil atau alat elektronik lainnya
dapat mengganggu percakapan dan menghambat kemampuan kita untuk
mendengarkan. Ketika kita ingin berbicara terlebih dulu kita tanyakan kepada
lawan bicara apakah ia siap mendengarkan
4. Ada tiga sasaran (goals) yang ingin dicapai melalui komunikasi antarpribadi (Beebe &
Beebe, 1996: 17)
Jawaban:
Personal Discovery
Discovery of the external world
Establishing meaningful relationship
Changing attitudes and behaviors
Ketika kita melakukan interaksi tentu saja berharap bahwa pesan yang
disampaikan dapat dimengerti oleh peserta komunikasi, termasuk diri kita yang
juga menerima dan memberi pesan komunikasi. Setelah itu perlu dipastikan
bahwa pesan yang kita sampaikan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
yang kita harapkan (berdampak). Sedangkan sasaran ketiga dari komunikasi antar
pribadi adapun situasi dan kondisinya tetap perlu menjunjung tinggi mengenai
etika. Hal ini menyangkut kelayakan dan kepantasan dalam pengemasan pesan
yang disampaikan baik dari bahasa yang digunakan juga cara penyampaiannya.