Anda di halaman 1dari 2

Jenis-jenis cinta[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: hipotesis Sapir-Whorf

Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan
manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan.

Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum, cinta adat dan budaya
dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta
keterkenalan, dan lain-lain. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada
dijelaskan. Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya.

Cinta antar pribadi[sunting | sunting sumber]


Cinta antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari sekadar rasa
kesukaan terhadap orang lain. Cinta antarpribadi bisa mencakup hubungan kekasih, hubungan
orang tua dengan anak, cinta keluarga, cinta dengan istri atau suami serta anak-anaknya, dan juga
persahabatan yang sangat erat namun tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.

Mengenali 8 Jenis Cinta Menurut Orang Yunani Kuno[sunting | sunting


sumber]

• Agape, cinta tak bersyarat


Jenis cinta agape disebut-sebut sebagai perasaan yang sukarela dan tanpa syarat. Ada juga
anggapan bahwa agape adalah tipe spiritual. Tidak banyak orang yang bisa merasakan jenis cinta
ini.

Penggambarannya seperti umat Kristiani yang percaya bahwa Yesus menunjukkan kasih pada
semua manusia, rela berkorban, bahkan menderita demi kebahagiaan orang lain. Agape menjadi
bentuk cinta paling tinggi karena sifatnya yang tanpa pamrih.

• Eros, cinta erotis


Nama eros merujuk pada nama dewa cinta dan kesuburan Yunani. Jenis cinta ini seringkali
dikaitkan pada hal-hal romantis, hubungan fisik, gairah, dan hasrat seksual. Sebenarnya orang
Yunani sendiri agak takut dengan jenis cinta ini karena bisa menyebabkan orang hilang kendali.

• Philia, cinta penuh kasih


Jenis cinta ini digambarkan sebagai rasa kasih dan sayang pada teman-teman. Philia menjadi cinta
di antara orang-orang yang memiliki niat baik satu sama lain. Ini termasuk hubungan persahabatan
yang tulus, setia, kepercayaan, dan pengorbanan bersama. Philautia, cinta diri sendiri Bisa
dikatakan sebagai self-love tetapi sama sekali tidak berarti egois dan narsis. Orang Yunani percaya
bahwa mencintai diri sendiri adalah kunci utama dalam memberikan cinta pada orang lain. Orang
yang membenci dirinya sendiri akan memiliki lebih sedikit cinta untuk dibagikan.

Waspadai bentuk negatif dari philautia, yaitu narsisisme, yang didefinisikan oleh obsesi diri, kesia-
siaan, dan fokus sempit pada keuntungan pribadi seseorang.

• Storgi, cinta keluarga


Tipe storge diartikan sebagai cinta yang penuh keakraban dan biasanya terjadi pada hubungan
orang tua dan anak. Di sini, tidak ada ketertarikan seksual, tetapi lebih kepada ikatan yang kuat.

• Pragma, cinta abadi


Orang Yunani kuno mendefinisikan pragma sebagai kebalikan dari eros. Tak seperti eros yang bisa
mudah pudar, pragma dinilai sebagai cinta yang lebih matang dan bisa bertahan lama. Tidak semua
orang bisa merasakan jenis cinta ini padahal kuncinya adalah kompromi dan usaha untuk bahagia
bersama.

• Ludus, cinta yang menyenangkan


Ada juga tipe ludus yang ditandai dengan rasa tergila-gila pada pasangan dan munculnya perasaan
tidak ingin hidup tanpa pasangan. Jenis cinta ini membuat orang jadi lebih semangat dan
bergembira.

• Mania, cinta yang obsesif


Mania diartikan sebagai jenis cinta yang bisa mengarahkan seseorang pada kecemburuan dan
kemarahan. Mania bisa membuat orang jadi sangat takut kehilangan pasangan dan memaksanya
melakukan hal-hal gila demi mempertahankan hubungan[2].

Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antarpribadi:

• Afeksi: menghargai orang lain.


• Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tidak dimiliki oleh banyak
orang).
• Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
• Komitmen: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu
hubungan.
• Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
• Kekerabatan: ikatan keluarga.
• Gairah (emotion): hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
• Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di
dalamnya hubungan seksual.
• Kepentingan pribadi: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan
ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
• Pelayanan: keinginan untuk membantu dan atau melayani.
Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun
atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau
tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik, hal ini
dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau di luar hubungan
berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa hubungan seks.
Afeksi, keintiman emosi dan hobi yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh
manusia.

Anda mungkin juga menyukai