Anda di halaman 1dari 10

E.

PERKEMBANGAN SUATU HUBUNGAN


INTERPERSONAL
• Hubungan interpersonal bisa berkembang ke arah yang lebih intim
atau justru mengalami stagnasi, penurunan, dan berakhir. Karena
suatu hubungan interpersonal itu unik, maka pola perkembangan
ataupun penurunannya bersifat unik. Pola perkembangan ataupun
penurunan suatu hubungan interpersonal berbeda antara satu
pasangan dengan pasangan lainnya.
Levinger menjelaskan perkembangan suatu hubungan interpersonal dalam
lima tahapan (ABCDE).
1. Ketertarikan (Acquaintance/attraction)
2. Pertumbuhan (Build up).
3. Konsolidasi (Continuation/consolidation).
4. Penurunan (Deterioration/decline)
5. Putus (Ending).
Altman dan Taylor menyebutkan tiga faktor yang dapat memperkuat atau
memperlemah pertumbuhan suatu hubungan interpersonal, yaitu:
1. Karakteristik personal (personal characteristic of participants).
2. Pertukaran hasil (outcome ofexchange).
3. Situasi (situational context).
• Ketika suatu hubungan
mengalami konflik, maka
konflik tersebut tidak serta
merta akan membuat
hubungan tersebut menurun
dan berakhir. Konflik yang
dapat diselesaikan dengan
baik bisa jadi justru akan
meningkatkan komitmen dan
kesepakatan mengenai nilai-
nilai. Rusbult dan Zembrodt
(1983) membuat suatu
model bagaimana respons
kita ketika dihadapkan pada
ketidakpuasan interpersonal.
• Penjelasan lain yang berbeda disampaikan oleh Thihaut dan Kelley pada tahun 1959.
Menurut mereka, suatu hubungan interpersonal akan berkembang atau menurun
dipengaruhi oleh kepuasan interpersonal yang dirasakan kedua belah pihak.
• Teori Thibaut dan Kelley yang dikenal dengan Social Exchange Theory (SET),
menyatakan bahwa kepuasan interpersonal ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
Keuntungan
Keberadaan alternative
Investasi
HUBUNGAN ERAT (INTIMATE
RELATIONSHIP)
• Secara umum ada beberapa karakteristik yang bisa dijadikan
acuan untuk menilai apakah suatu hubungan iłu berkembang
ke arah yang lebih erat atau sebaliknya. Ciri- Ciri tersebut
antara lain:
1. Terdapat kelekatan emosional (emotional attachment).
2. Satu sama lain mampu memenuhi kebutuhan pasangannya.
3. Satu sama lain saling tergantung dan pengaruh
memengaruhi secara kuat.
KEINTIMAN

 Shaefer & Olson's (1981 seperti dikutip Canaryt Emmers-Sommers & Olson's,
mengidentifikasi lima aspek dari keintiman.
 1. Keintiman emosional, menunjuk pada kemampuan untuk berkomunikasi secara
terbuka dengan perasaan saling percaya dan saling mendukung.
 2. Keintiman sosial, menuniuk pada kepemilikan teman atau sahabat.
 3. Keintiman fisik, menuniuk pada kedekatan fisik.
 4. Keintiman intelektual, menunjuk pada keterbukaan di dalam mendiskusikan
berbagai isu.
 5. Keintiman rekreasional, menuniuk pada kesediaan untuk terlibat dalam
kegiatan yang menyenangkan.
• Dari mana asalnya cinta? Sebagai sebuah emosi, cinta berhubungan
dengan reaksi-reaksi fisiologis, dan reaksi-reaksi fisiologis
berhubungan dengan pengalaman masa lalu, nilai-nilai, minat, dan
motivasi.
• Triangular theory of love dari Robert Sternberg (dalam Baron &
Byrne, 1997) menyebutkan bahwa setiap cinta itu terdiri dari tiga
unsur. Jika kita merasakan ketiga unsur tersebut, maka berarti
kita sudah mengalami puncaknya jatuh cinta.
• Intimacy: merupakan komponen emosional
yang melibatkan kedekatan emosional,
saling pengertian, dan dukungan
emosional.
• Passion: merupakan komponen
motivasional yang melibatkan ketertarikan
fisik, romantisme dan ketertarikan seksual.
• Commitment: merupakan komponen
kognitif yang meliputi pengambilan
keputusan untuk menyatakan cinta dan
seberapa jauh komitmen untuk
mempertahankan komitmennya tersebut.
Berdasarkan kombinasi dari ketiga unsur cinta tersebut, Sternberg
mengidentifikasi tujuh jenis cinta.

1. Cinta yang ditandai dengan intimacy tapi tidak dibarengi dengan


passion dan commitment disebut liking.

2. Cinta yang ditandai dengan passion, tapi tidak dibarengi dengan


intirnacy dan committnent disebut infatuated love.

3. Cinta yang ditandai dengan commitment, tapi tidak dibarengi


dengan passion dan intimacy disebut empty love.

4. Cinta yang ditandai dengan intimacy dan passion saja disebut


romantic love.

5. Cinta yang ditandai dengan commitment dan intimacy saja disebut


companionate love.

6. Cinta yang ditandai dengan passion dan commitment saja disebut


dengan fatuous love.

7. Cinta sejati yang ditandai passion, commitment dan intimacy disebut


consummate love.

Anda mungkin juga menyukai