Anda di halaman 1dari 3

Unsur-Unsur Intrinsik Buku Fiksi

Judul Buku : Peti mati


Nama pengarang : Ganda pekasih
Kelompok 1 :
- archangelo
- Nael
- Berlynn
- Carolyn
- sheryl

No Unsur Penjelasan
1 Tema Keserakahan
Seorang manusia gerobak dengan pengait besi di tangan sudah tak sabar, dengan
mengendap-endap seperti kadal tanah dia mendekati makam mau membongkarnya sejak
malam pertama mayat dikubur. Dia yakin ada benda berharga di dalam peti mati itu,
memang tak mudah, tapi mumpung kuburan belum dibatu, dia berharap bisa cepat
membongkarnya. “Hei, siapa itu, kemari kamu!” bentak penjaga itu memainkan senternya.
“Kalau tidak kutembak kau!” Khawatir, akhirnya dia terpaksa keluar dari
persembunyiannya. “Cepat ke sini, bantu aku!” Oh, apakah dia juga hendak membongkar
makam itu? “Dari kemarin kamu ngintip-ngintip.” “Maaf, Bang” “Siapa namamu?”
bentaknya. “Roso, Bang,” jawabnya kikuk. “Eh, kau punya pacul? Bantu aku menggali
kiriman, kami kepepet, gudang lagi dikepung, kau punya gerobak kan?” bisiknya berdesis.
“Punya.” “Bagus, sekarang kau cari pacul, setelah itu bawa gerobakmu ke belakang.”
“Oke Bang,” jawabnya meluncur begitu saja. Apakah ini rezeki besar? Pikirnya. Di dalam
peti mayat itu pasti ada barang-barang berharga yang ikut mereka kubur dan sekarang
mau diambil lagi. Rupanya makam itu mudah digali kembali, baru tahu dia bahwa
lubangnya tak terlalu dalam. Tak sampai satu jam penutup peti berhasil diungkit. “Siapa
yang mati?” “Jangan banyak tanya, tugas lu bawa barang pake gerobak. Oke?”
“Hhh....” Penutup peti mati dibuka, lelaki itu mengambil sesuatu, terlihat samar di bawah
sinar bulan dua bungkusan berwarna coklat.
2 Amanat > Peti mati mengajarkan kita untuk sadar bahwa tidak semua orang hidup dengan mudah.

> Peti mati juga mengajarkan bahwa meskipun kita hidup dalam kesusahan, kejujuran
tetaplah jalan utamanya.

> Dalam cerita ini, tokoh utama memasuki jalan yang salah. Dia tanpa sengaja menjadi
seorang pengedar narkoba. Oleh karena itu, janganlah berjualan narkoba karena hidup mu
dan keluargamu akan terkena akibatnya, melainkan bekerjalah secara jujur dan keras.
3 Alur/plot Alur maju
Dari kuburan tua, beberapa gerobak kayu bergerak seakan dilahirkan oleh malam,
menjemput nasib di jalan-jalan yang sedikit kendur dari kendaraan yang tak pernah
berhenti meraung. Menjelang subuh mereka semua kembali. Atap-atap kuburan yang
lebar dan kokoh membuat mereka terlindung dari hujan, mereka tinggal membuat dinding
dari plastik atau kardus-kardus bekas, lantai marmer hangat dengan alas seadanya
menutupi huruf-huruf permohonan ampun yang tak penting artinya. Seperti biasa tak
banyak benda berharga yang mereka dapat, hasil menjual botol-botol kosong minuman
sekadar bisa untuk makan sehari. Beberapa kawan mereka pernah ditangkap, dibawa ke
panti sosial, tapi kembali lagi jadi manusia Gerobak. Paragraf 1-3 halaman 1
4 Latar Latar tempat : Kuburan
Dari kuburan tua itu lima hingga tujuh gerobak bergerak seperti kelabang yang keluar dari
tanah, berpencar ke segala arah menuruti nasib. Sering ada gerobak ditabrak orang
mabuk, dihanyutkan banjir atau dicuri orang. Anak-anak mereka lahir lalu diamuk penyakit
hingga dimangsa paedofil atau dibunuh, mayatnya dibuang ke kali seperti orang
membuang bangkai binatang. Paragraf 4 halaman 3
Latar Tempat : Ruko
Dia digiring lewat pesan singkat hingga ke belakang sebuah ruko yang katanya ada bak
berisi banyak barang rongsokan. Saat dia mengais-ngais tempat sampah, seseorang datang
memeriksa gerobaknya, lalu mengambil barang titipan itu dan memberi dia sejumlah uang
yang membuatnya lalu makin semangat mengais- ngais bak sampah itu seperti anjing
malam yang kelaparan. Paragraf 15 halaman 7

Latar Waktu : Malam Hari


Menjelang subuh mereka semua kembali. Atap-atap kuburan yang lebar dan kokoh
membuat mereka terlindung dari hujan, mereka tinggal membuat dinding dari plastik atau
kardus-kardus bekas, lantai marmer hangat dengan alas seadanya menutupi huruf-huruf
permohonan ampun yang tak penting artinya. Paragraf 2 halaman 1

Latar Sosial : Kurang Mampu


Seperti biasa tak banyak benda berharga yang mereka dapat, hasil menjual botol-botol
kosong minuman sekadar bisa untuk makan sehari. Beberapa kawan mereka pernah
ditangkap, dibawa ke panti sosial, tapi kembali lagi jadi manusia Gerobak. Halaman 1
paragraf 3
5 Tokoh dan Watak 1.) Roso
=> Serakah
Seorang manusia gerobak dengan pengait besi di tangan sudah tak sabar, dengan
mengendapendap seperti kadal tanah dia mendekati makam mau membongkarnya sejak
malam pertama mayat dikubur. Dia yakin ada benda berharga di dalam peti mati itu,
memang tak mudah, tapi mumpung kuburan belum dibatu, dia berharap bisa cepat
membongkarnya. halaman 5, paragraf 3
Saat dia mengais-ngais tempat sampah, seseorang datang memeriksa gerobaknya, lalu
mengambil barang titipan itu dan memberi dia sejumlah uang yang membuatnya lalu
makin semangat mengais-ngais bak sampah itu seperti anjing malam yang kelaparan.
halaman 7, paragraf 1
Takut dan gelisah Lega, tapi waktu gerobak mulai didorong beberapa jam yang lalu dia
takut, berusaha menenangkan diri menganggap barang itu tak ada artinya, yang dia
pikirkan cuma upah gede yang dibilang si Penjaga. halaman 7, paragraf 2
Di tengah jalan dia merasa akan tertangkap ketika mobil patroli polisi mengikuti di
belakang, untung dia melewati tempat sampah. halaman 7, paragraph 3
Malam ini jantungnya berdetak lebih cepat, kaki bergetar memperhatikan tempat-tempat
sampah yang dilaluinya, mengais mengumpulkan botol-botol minuman ke dalam karung
plastik, meletakkannya ke dalam gerobak dengan hati-hati. halaman 8, paragraph 2
Seseorang yang akan memperjuangkan segalanya demi keluarganya sudah lama dia
bermimpi mengajak anak dan istrinya meninggalkan kuburan itu mengontrak rumah petak
di kawasan banjir kanal yang airnya jernih dan bisa memancing. halaman 7, paragraf 2
Sesekali dia masih memeriksa bak-bak sampah sambil membayangkan akan tinggal di
rumah petak bersama anak dan istrinya dengan isi perabot lengkap, ada kulkas dan
televisi. halaman 8, lanjutan paragraf 3 halaman 7

2.) Penjaga Makam


=> Kasar
“Hei, siapa itu, kemari kamu!” bentak penjaga itu memainkan senternya. “Kalau tidak
kutembak kau!” halaman 5, paragraf 4
Serakah “Cepat ke sini, bantu aku!” (penjaga) Oh, apakah dia juga hendak membongkar
makam itu? “Eh, kau punya pacul? Bantu aku menggali kiriman, kami kepepet, gudang lagi
dikepung, kau punya gerobak kan?” bisiknya berdesis. (penjaga) “Punya.” (roso) “Bagus,
sekarang kau cari pacul, setelah itu bawa gerobakmu ke belakang.” halaman 6

3.) Patroli Polisi


=> Penuh kecurigaan
Mobil patroli berhenti tak jauh dari gerobak, dua polisi turun, membuka tutup plastiknya
sehingga terlihat oleh mereka semua apa yang ada di dalam. halaman 9, pargraf 1
Bersimpati Patroli polisi meninggalkan tempat itu, selama ini polisi-polisi itu pasti belum
pernah melihat anak balita dan ibunya terbujur dalam gerobak yang biasa mereka lakukan
kalau bepergian ditambah pula dengan suara tangisan anak balita mereka yang keras
membuat para polisi itu cepat pergi. halaman 9, paragraf 2

4.) Istri Roso


=> Pembela keluarga
Beberapa polisi turun mengepung gerobak, membuka tutupnya, tak peduli istrinya
menghalangi. halaman 10, paragraf 2

5.) Manusia-manusia Gerobak


=> Serakah
Akan ada penguburan, pikir mereka senang karena kuburan ini sudah jarang dipakai,
berarti akan ada rezeki, akan ada yang menyebar-nyebarkan uang. halaman 4, lanjutan
paragraf 4 halaman 3
6 Sudut pandang Orang Ketiga
Dia yakin ada benda berharga di dalam peti mati itu, memang tak mudah, tapi mumpung
kuburan belum dibatu, dia berharap bisa cepat membongkarnya.

Anda mungkin juga menyukai