Anda di halaman 1dari 140

ANIMORPHS 47.

THE RESISTANCE

01-08-2016 10.46
PENERJEMAH : Bu Beng siau Jin
FB : www.facebook.com/huseinhsb
BAB 01.

Namaku Jake.

Pastinya kau telah tahu siapa aku.

Bukan “Panglima Jake,” atau “Pemimpin Jake,” atau bahkan


“Kapten Jake,” Hanya Jake saja. Begitulah orang-orang
memanggilku.

Sekarang seluruh hidupku kupersembahkan untuk


menyiapkan strategi dan persiapan perang terhadap Bangsa
Yeerk.

Ini tugasku untuk menjaga kami agar tetap hidup. Ini


tugasku untuk memikirkan tentang moralitas dan konsekuensi
yang akan kami dapatkan dari pertempuran.

Aku tak berpikir bahwa diriku adalah seorang yang penuh


ego. Tapi terkadang aku merasa tak ada seorangpun yang
memperhatikan apa yang kulakukan. Dan itu mengangguku. Karena
tak ada seorangpun yang memperhatikan bahwa aku peduli.

Okay, Aku dipanggil “Pangeran Jake,” Tapi hanya Ax yang


begitu.

Pastinya jika tak dirumah.


“Jake !” Panggil ibuku, “Terima Kasih tuhan, kau sudah
pulang. Sebentar lagi badai dan aku hampir terlambat menjemput
Homer dari dokter hewan, Dari mana saja kau ?”

“Dari luar,” Ucapku. Kehausan bisa membuatmu bisa


bertingkah menyebalkan.

Ibu tak tahu apapun tentang Yeerk. Dan aku ingin tetap
begitu.

Yang benar ialah, Sudah berbulan-bulan sejak aku merasakan


nyenyaknya tidur, Tak ada waktu untuk tertidur sekarang. Aku,
Rachel, dan Cassie sudah jarang masuk sekolah lagi. Marco dan
Tobias bahkan tak masuk sama sekali.

Sebab Yeerk sudah bergerak, Gerakan besar.

Ax memonitor Z-space transmision milik Yeerk siang malam,


Kebanyakan informasi penting sangat di enkripsi dengan cermat
bahkan tak lepas dari Ax untuk membukanya dengan peralatan
cobbed-together, itu nama peralatan buatan manusia yang dia
gunakan, Tapi kebanyakan percakapan biasa yang tak penting,
terkadang urusan besar, terkadang urusan luar biasa.

Sepertinya kami harus menguping Z-space untuk


memastikan kebenaran setiap berita.

Perang ini semakin dekat.


Kami tak tahu kapan itu akan terjadi, Tapi kami tahu perang
ini semakin dekat.

Baru-baru ini Yeerk menyerang Pangkalan Udara Amerika


Serikat, mereka membawa banyak anggota, serangan penuh,

Kami bisa membuat Yeerk mundur, tapi mereka tetap tak


akan menyerah.

“Dengar baik-baik,” Ibu mengambil kuncinya, lalu


meletakkannya di dompet. “Sebentar lagi hujan, Aku ingin kau
menutup semua jendela dirumah sekarang, Lalu aku ingin agar kau
membersihkan Basement.”

Aku berharap hanya lima menit untuk membereskannya, “Uh,


Ibu? Bisakah aku kerjakan itu besok,? Tolonglah,?”

“Tak bisa !,Kontraktor akan datang besok pagi untuk


memberikan estimasi pada ruang baru, disamping itu, kau akan
dapat dua puluh dolar.”

Ibu menarik Jaket hujannya. “ Aku menumpuk beberapa


kotak diujung tangga. Jika kau ingin tempat yang nyaman untuk
hangout bersama teman-temanmu, Aku sarankan agar kau mulai
bekerja.”

Tempat yang nyaman, Aku hampir tertawa keras. Tak akan


ada tempat yang nyaman lagi dimana-mana jika kami tak punya
rencana bagus untuk menghentikan serangan Yeerk.
Aku membuka pintu gudang bawah, Sekumpulan kotak tinggi
menghalangi jalanku, Baiklah, Aku seorang pemimpin dari grup
Perlawanan Yeerk.

Satu-satunya harapan bagi Bumi untuk bebas, dan aku harus


membersihkan gudang bawah tanah untuk mendapat uang dua
puluh dolar yang berkutu. Ini yang namanya Ironis.

Aku menyikut kotak itu, Bukan maksudku untuk


menjatuhkanya kebawah tangga.

“Jake !” Ibu berdiri di pintu. “Aku mengandalkanmu,” Lalu dia


pergi.

Aku mulai menutup jendela di ruang tamu dan dapur. Langit


semakin gelap, dan memberikan ancaman. Yeah, Sebentar lagi
pasti ada badai.

Aku bukan lelaki yang puitis, Biasanya, tapi sore ini aku tak
bisa apa-apa kecuali memperhatikan kondisi cuaca hari ini yang
menggangu perasaanku.

Aku baru saja pulang dari pertemuaan dengan yang lainnya,


Rachel, Tobias, Cassie, Marco dan Ax. Pertemuan itu tak
menyenangkan. Emosi naik terus, Waktu terus berjalan dan kami
belum menyetujui apapun.

Bahkan sejak Marco morph didepan Ayahnya. Mulailah kami


membahas agar jangan menutupi diri kami lagi, Ceritakan pada
orang-orang, Ceritakan pada media sehingga mereka tau apa yang
sebenarnya terjadi pada Bumi. Jadi kami bisa melawan, Baiklah,
hanya beberapa dari kami yang bukan pengendali saja yang bisa
melawan.

Menceritakan pada orang-orang rahasia kami, tapi ada efek


buruknya juga.

Rachel berhenti ketempat publik, serta sering marah-marah,


Sifat biasanya, Tak seluruhnya dia salah, tapi dia tak pernah
berpikir apa akibat dari perbuatannya.

Itulah pekerjaanku.

Seperti yang kulihat, Satu-satunya alasan Yeerk belum


melakukan serangan besar-besaran adalah karena serangan diam-
diam masih bermanfaat bagi mereka.

Jadi jika kami merusak topeng Yeerk, Apa yang akan jadi
perhatian mereka jika tak menghancurkan kota-kota besar di
dunia.

Mereka akan melakukan hal itu., Kami tahu bahwa mereka


tak menentang penggunakan senjata nuklir manusia, tapi mereka
tak butuh itu, Sepasang Kapal tempur Blade saja bisa
menghancurkan kota, dan Yeerk hanya kehilangan beberapa calon
Induk semang saja.

Dan kami tak ingin mengambil resiko itu.


Tapi kami harus melakukan sesuatu,

Sebab proses peng-infeksian Yeerk kedalam otak sudah


berlangsung cukup lama, Sekarang mungkin ada ratusan
pengendali di kota kami, Terlalu banyak orang yang keluar masuk
dari Kolam Yeerk untuk kami awasi sebagai bukti.

Garis Bawahi : Bumi kehilangan jiwanya, Orang-orang harus


tahu, Tak ada keraguan dihatiku akan hal itu, Mereka harus
diperlihatkan, tapi orang-orang, mengambil resiko besar itu....

Terkadang, Semua itu terlalu banyak, Keputusan dan


tekanan, Apa lagi saat ini masalah gudang Bawah tanah....

Aku turun ke gudang bawah tanah, melewati mesin cuci di


ruangan belakang, menyeret tumpukan kotak, pencatat dan
mainan semasa kami anak-anak.

Disini gelap, Seikat kapas tersenggol lenganku dan aku


merenggutnya. Lampu yang terayun-ayun ditengah ruangan
terang itu membuat mataku juling saat menatapnya.

Tumpukan kotak dipenuhi dengan kertas-kertas, Sepeda


lamaku, lampu yang pecah, Seluruh ruangan ini penuh dengan
sampah.

Aku berjalan melawati setumpukan kertas yang penuh tabel,


Tercetak disitu : Mutual Fund Allocation,” Aku melempar kertas
itu ke kotak yang kosong yang berlabel : Barang-Barang Ibu.
Aku mengambil tumpukan kertas lainnya di lantai, Diatas
halaman pertama ada tulisan anak kecil yang tertulis : “Apa Yang
aku lakukan di musim panas ini,” Di sudut kertas itu ada
tertempel, : KERJA BAGUS !

Tugas sekolah lama Tom, Sebelum dia jadi pengendali. Aku


melemparkan kertas itu kedalam kotak kosong lainnya dan mulai
menulis namanya di penutup kotak itu. Aku berhenti lalu kucoret,
Sekarang tertulis : SAMPAH. Aku tak punya saudara lelaki lagi
sekarang.

Fakta yang membuatku depresi ini mengingatkanku pada


pertemuan kami sore tadi.

Ax lebih suka melanjutkan pekerjaan kami diam-diam.


setidaknya hingga Armada perang Andalite tiba.

Tak ada seorang pun yang percaya bahwa Andalite akan


datang. Bahkan Ax juga, Tapi harapan, Bahkan Harapan Palsu, itu
lebih baik dari tak ada sama sekali.

Diatas kepalaku, Berjejer rak-rak berisi sampah.

PERALATAN HARI LIBUR masuk ke kotak barang-barang


ibuku. Aku mengangkat tangan keatas kepalaku untuk mengambil
barang berikutnya.

Barang itu terlalu besar untuk kutangani, Aku


memindahkannya ke lantai, Catatan di atasnya tertulis, : Untuk
Jake dari kakek G, yang ditulis oleh ibu. Jadi ini kotak yang
ditinggalkannya untukku ? Ibu telah berkata bahwa kotak ini
adalah hadiah ulang tahunku nanti.

kotak kuno itu dihiasi dengan bulu lembut hitam. Kotak itu
didekorasi dengan garis-garis hiasan terbuat dari logam dengan
bentuk hiasan kuno. Tutupnya yang terbuka sedikit menampilkan
nama Flitzhenry di tempat namanya.

Nama itu terasa tak asing, Apakah aku pernah berjumpa


dengan keluarga Flitzhenry di reuni keluarga ? Sepupu ibu kah ?

Aku mengambil kotak itu karena penasaran ingin kubuka


tutupnya. dan Lampu tiba-tiba mati.

Mesin cuci juga berhenti.

Aku bisa mendengar suara angin dan hujan menghantam


jendela kecil di gudang bawah tanah, jendela itu berderik-derik
keras.

CRAAASSSHHHH !

Aku merangkak di kegelapan menuju ke arah sumber suara


itu.

Hanya sedikit cahaya yang masuk dari luar untukku agar bisa
melihat cabang pohon besar yang menghantam jendela kaca di
basement. Hujan dan angin menderu kedalam melalui jendela itu.
Krisis lainnya.

Krisis ini akan jadi lebih baik jika mereka semua jadi kecil.
BAB 02.

Aku tersandung di tangga. Sendal karetku meremukkan kaca


yang pecah. Senter isi ulang ada di dapur, disangkutkan didekat
kompor. Aku mengambil senter itu, dan pita perekat di dapur dan
berlari kembali kebawah.

Aku meletakkan papan di jendela yang rusak tadi, lalu


mengikatnya dengan pita perekat ke ujung jendela. Basement ini
sangat gelap tak ada cahaya lain kecuali cahaya senterku.

Beberapa pakaian terlipat dan disusun di rak atas. Wool bulu


biru, dengan sebaris kancing dari kuningan, Aku mengambil wool
bulu itu dan meletakkanya didalam kotak dalam keadaan tetap
terlipat rapi.

Dibawah baju dingin tadi ada banyak benda kecil, Medali tua
yang tertempel pada baju tua, Pisau karatan dengan dua mata
tajam, di dasar rak itu ada pegangan yang seharusnya ada disana,
disana ada cincin logam buatan tangan.

Disana rak sebelah kotaknya lebih sedikit dari rak yang


sedang kubersihkan, Disini aku menemukan Sebuah cangkir besi,
sisir, sikat gigi tua yang kelihatannya buatan tangan. Aku
membayangkan akan kutaruh di kotak mana barang-barang ini.
Kotak yang ada tak akan muat dengan semua ini.
BANG ! Pintu belakang terbanting.

“Ibu?” Aku memanggil, “Apakah itu kau? Bagaimana dengan


Homer?”

Tak ada jawaban. Aku meletakkan kotak itu dilantai dan


dengan hati-hati menaiki tangga. Badainya terdengar melemah.

“Ibu,” Aku memanggil lagi, “Listriknya mati dan...”

Aku berbalik dan melihatnya berdiri disana, Di pintu


belakang diantara dapur dan ruang tengah, Menatapku, Diam.

“Whoa, Man, Kau menakutiku,” Ucapku, mencoba terdengar


tak terlalu terkejut seperti yang kurasakan.

Tom, Bukan saudaraku lagi, Dia Yeerk aku yakin itu, AKu tak
tahu, aku melihat semuanya normal, Keluargaku bisa bertahan
hidup semua bergantung pada kemampuan ku berpura-pura.

“Ada badai, huh,?” Ucapku.

Aku tersenyum, sementara Tom tidak.

“Jika listrik tak hidup, mungkin kita tak akan sekolah besok.”

“Aku akan kembali sebentar lagi, “ Ucap Tom datar.

“Benarkah, Hei, Mau membantuku mengatur barang di


basement,? Ada banyak barang keren dibawah sana,”
Hal terakhir yang kuinginkan adalah main bareng dengan
Tom, Dia benar-benar membuatku aneh, Dia saudaraku dan juga
alien, Saudara dan musuh. Aku selalu khawatir, Aku selalu
membiarkan sesuatu terjadi secara khilaf, sesuatu yang bisa
memberikanku segalanya. Tapi peran sebagai saudara muda
penting juga.

“Tidak,” Jawabnya, “Beritahu Ibu aku tak akan disini untuk


makan malam. Aku harus pergi ke suatu tempat.”

“Kemana?”

Dia tak menjawab. Hanya berjalan keluar.

“Persiapan,” Ucapnya pelan. lalu berjalan keluar dari rumah.

Aku tegang,Yeerk di otaknya juga tegang, Hingga dia


berbicara pada dirinya sendiri. Aku bersikap seakan-akan aku tak
dengar.

“Okay, Sampai nanti,”

Mungkin dia barusan hanya berbicara tentang sekolah,


Mungkin aku yang terlalu tegang.

Aku kembali ke basement. Meletakkan senter di kabinet


agar cahaya-nya memancar luas, Aku mengambil Jaket biru
dengan kancing kuningan besar.

THUNK !
Sesuatu terjatuh ke lantai dari lipatan jaket itu.

Aku menggoyang jaket itu, mencari benda tersembunyi


lainnya. Jaket itu panjang, seukuran bahuku, kebawah sampai
melewati dengkulku, Jaket itu sobek di dada sebelah kiri

Aku melipatnya kembali, meletakkanya didalam kotak dan


mengambil benda yang terjatuh tadi. Rupanya buku bersampul
kulit dengan halaman yang tak sejajar dengan tepinya.

Aku mendekat ke senter dan membuka sampul buku itu. Di


halam depan terbaca Letnan Isaiah Fitzhenry . Aku membalik
buku itu kehalaman pertama.

Kami tahu Panglima Forrest dan Tentara berkudanya ada


diluar sana...

Tiba-tiba aku ingat dimana aku pernah mendengar nama


Fitzhenry, Dia Paman Moyang yang di ceritakan Kakek G.
Pahlawan perang sipil.

Dan ini pasti jurnalnya.

Semua barang di kotak itu aku mengerti asalnya. Baju dingin


itu pasti seragamnya. dan Pisau tadi.

Aku melihat halaman itu, Tulisan tangannya rapi dan bagus.


Lebih indah dari tulisan orang sekarang, Beberapa tulisan butuh
waktu untuk memahaminya, Tapi seluruh tulisan ini sangat mudah
dibaca, Banyak kata-kata yang ditulis tak pada tempatnya. Ada
satu halaman penuh dengan coretan tinta dan noda coklat. Aku
membalik halaman-nya.

“Jake ?”

Aku dengar suara ibu di pintu belakang. serta suara Homer


mencakar-cakar di lantai dapur.

Lalu, terdengar suara dari ruang cucian, Mesin pencuci hidup


kembali. Bola lampu berkedip dua kali, lalu menyala terang.

“Jake ?” Ibu memanggil lagi dari dapur.

Aku meletakkan jurnal itu diatas seragam wool biru.

“Aku datang, !” Sahutku.

Aku berbalik menatap kotak itu, Berhenti sebentar dan


berbalik lagi. Jurnal itu terbuka.

Kami tahu bahwa Panglima Forrest dan pasukan berkudanya


ada diluar sana. Tapi kapan dia datang ? Apakah dia akan datang ?
Dan jika dia datang, apakah kami akan siap ?

Aku berhenti, Lalu menutup buku itu lalu menutup kotak-nya.

Itu perang yang berbeda.

Di zaman dahulu.
BAB 03.
Isaiah Fitzhenry

Sinkler’s Ridge, Tennessee


23 Desember 1864
Di Pagi hari.
Kami tahu Panglima Forrest dan pasukan berkudanya ada diluar
sana. Tapi kapan mereka datang ? Apakah dia akan datang ? Dan jika
dia datang apakah kami siap ?
Saat kami pergi ke kemah dua hari yang lalu Mayor Charles
Shaw mengambil alih pimpinan dari Detasemen kami. Mayor Shaw
meninggal kemarin malam, Jatuh bukan karena peluru pemberontak,
tapi karena demam.
Saya, Letnan Isaiah Fitzhenry, Yang memimpin detasemen
sekarang. Misinya ada ditanganku.

“Letnan !”
Sersan Raines menerobos pintu dan berlari kearahku.
Terdengar suara kasar dari bootnya yang menginjak lantai kayu.
Derap kakinya terdengar seperti datangnya pasukan berkuda dan
aku langsung berlompat karena refleks.
Aku berdoa bahwa aku, Tak akan terkena demam juga.
“Apakah kita mendapat jawaban ?” Tanyaku cepat.
Aku telah mengirim telegraph untuk menerima perintah
baru. Aku berharap kita akan pindah ke timur bergabung dengan
penduduk, untuk mengamankan orang-orang kita yang sakit.
“Tidak, Tuan, “ Balas Raines.
Tatapan matanya fokus ke lantai, lalu dia memandang keluar
jendela, lalu ke lantai lagi. Geraman rahangnya kelihatannya
sanggup mematahkan giginya.
“Lalu Apa .?”
Boot Raines kelihatan basah dan lembab. Dilapisi lumpur, dan
beku, tak ragu lagi, aku menatap keluar jendela dari gedung yang
kami jadikan markas pusat.Hujan bercampur salju turun di luar
ruangan.
Aku menggoyang-goyangkan jariku, Sebagai penanda rasa
nyeri, Dan aku tahu bahwa aku lebih baik darai kebanyakan pria
disini.
Raines mengangkat mata birunya.
“Ini dari baris telegraph tuan,” Ucapnya, ”telah terpotong.”
Aku merasakan darah mengalir turun dari wajahku.
Kita terpotong.
Raines menggerakkan badannya.
“ Ini kelakuan pasukan berkuda Panglima Forrest, Letnan.
Salah seorang musuh yang ada di hutan yang memotong baris
telegraph ini.”
“Bagaimana kau bisa tahu ?” Aku bertanya balik, AKu
berharap Raines salah, “Apakah kau yakin,?”
“Prajurit kita yang menangkap musuh, dan membawanya ke
kemah kita.”
Aku menatap keluar dari jendela. Kabut biru yang luas di
pengunungan terlihat seperti musuh yang mendekat secara diam-
diam. mengintai kami, menjerat kami, Bersiap untuk menyerang.
Jadi Forrest sudah dekat !
“Apakah tahanan tadi ada diluar ?”
“Di tenda rumah sakit tuan, Dia mencoba kabur dan
tertembak di lengan-nya.”
Sinkler’s Ridge adalah kota yang penuh dengan bangunan
kayu. Kota yang tak berarti apa-apa yang belum pernah kami
lihat,Jika bukan hanya karena ada di persimpangan tiga jalan
disini.
Dua jalur kereta api kecil berlalu lewat sini, Kecil hanya
dalam ukuran tapi fungsinya besar, jalur kereta ini dipakai untuk
mengangkut perlengkapan ke pasukan Panglima Sherman.
Perlengkapan penting seperti Kopi, Jaket bulu, tenda, senapan,
sepatu, kaus kaku, artileri dan amunisi.
Semuanya penting untuk perang ini.
Jika kita kehilangan simpang tiga ini, Pemberontak bisa
menghancurkan pasukan Jendral Sherman, Kemenangan di
Vicksburg dan Atlanta tak akan berarti lagi.
“Jaga jalur kereta api di Simpang tiga di Sinkler Ridge
tetap ada ditangan perserikatan kita.”
Oh, Bagaimana sederhananya perintah itu terdengar dua
hari yang lalu saat lelaki tinggi dan gagah itu mengucapkannya.
Prajuritku berjatuhan bagai lalat, Demam semakin
menyebar, ditambah lagi udara dingin.
Sangat dingin.
Dari banyaknya barang yang kami butuhkan. Aku harus
memprioritaskan selimut.
“Berapa banyak prajurit kita yang siap tempur ?” Tanyaku.
“Kurang dari dua puluh lima orang, Letnan, Jika Forrest
datang kesini hanya dengan pasukan kecil, kita tak akan sanggup
bertahan dari mereka, Ini Faktanya.”
Hari ini adalah hari ulang tahunku yang kedua puluh. Dua
tahun di ketentaraan dan dengan dukungan semua orang jadilah
aku seperti ini, walaupun aku tak berharap jadi begini,Badanku
tak tinggi aku kurus. Rambutku menjulur ke keningku seperti
keritingnya bayi dan tak mau tumbuh kebelakang.
Orang-orang harus melihatku sebagai anak muda daripada
seorang Pria dewasa.
Rasa hormat yang kudapatkan. Aku tahu rasa hormat begitu
butuh waktu untuk didapatkan.
Tapi aku merasa aku bisa membuktikannya dengan
kekuatannku, Menunjukkan bahwa hatiku bebas dari rasa takut
dan kelemahan, Bahwa aku ada untuk melayani perserikatan dan
akan terus berguna.
“Jika kita tak bisa mengirim telegraph untuk terima
perintah baru, Kita harus mematuhi perintah yang ada.”
“Letnan ?” AKu bisa mendengar rasa terkejut dari suara
Raines.
“Bersiaplah untuk mempertahankan posisi kita, Jika
pemberontak inginkan simpang tiga ini, Mereka harus berperang
untuk itu dan berperang dengan kerja keras, Apakah aku benar,
Rainess ?”
Raines seorang lelaki yang baik, Tahan kerja keras, Aku tak
pernah melihat rasa kalah dari wajahnya, Dan aku juga tak
melihatnya sekarang.
“Ya, Tuan,?”
“Atur pasukan kita dan atur ulang tugas mereka, Tapi
pertama, beritahu petugas rumah sakit, bahwa aku akan datang
sendiri melihat tawanan kita,”
“Ya, Tuan,” Ulang Raines, Memberi hormat lalu berbalik
dengan sepatunya yang berisik.
Suara siulan riang terdengar dari luar jendela, Itulah anak
dari kota ini, dan temannya yang memainkan drum. Mereka
mondar-mandir dijalan utama membunyikan drumnnya.
“Saat Johnny datang dari ketentaraan ke rumah,
Horee ! Horee !!
Mereka sedang berlatih,
Mereka sudah siap.
Saat kami bertempur, Aku mungkin akan memanggil mereka.
BAB 04.

Angin menderu-deru di kupingku saat aku berjalan ke arah


tenda.
Kami menempatkan tenda ini di ujung jalan utama,
Diseberang jalur depot. Satu tenda besar dijadikan Rumah sakit,
selusin tenda putih yang kusam sedang dijemur dan berkibar-
kibar saat diterjang angin. Jika demam semakin menyebar, kami
tak akan membutuhkan setengah dari tenda yang kami punya.
Aku memasukkan jurnal kedalam kantong kanan bajuku dan
terus berjalan.
Mama mengirim jurnal ini di kiriman terakhirnya. Dalam
kotak kiriman hari Thanksgiving, tapi baru kuterima semalam,
Coklat dan kentangya masih bagus, tapi Ayam kalkunnya sudah
basi dan kuenya berubah menjadi mortar yang keras. Aku harap
aku punya mortar untuk ditambahkan ke amunisiku.
Pria lain selalu membawa jurnal, Tapi aku tak pernah, Aku
berpikir mengapa mengingat semua hal yang ingin ku lupakan.?
Dalam suratnya Ibu memberitahuku mengapa.
“Kau akan menjadi tua suatu hari nanti, Isaiah, Kau akan
berpikir tentang perang ini...pada anak-anak yang kau tahu, dan
kota yang kau lihat---dan kau akan terus mengingatnya.”
“Letnan !”
Sersan Raines muncul dari belakang tenda rumah sakit,
mukanya terlihat kebingungan.
“Ada banyak pria yang datang ke tenda, tuan,”
Suaranya yang tiba-tiba berhenti menghentikan jantungku,
Forrest kah yang datang ?
“Siapa ?” Teriakku, lalu berlari mendekat, “Siapa yang
datang kemari, ?”
“Aku tak yakin tuan,”
“Demi Tuhan, Raines, ! Bicaralah,”
“”Aku rasa mereka pasti budak yang melarikan diri dan
bersembunyi di lembah.”
Aku mulai bernafas lagi, menyebalkan saat Raines bersikap
begini. telah membuatku begitu tertarik. Kita tak ada waktu
untuk lelucon semacam ini, Hal sepele, Kerjaan Kopral kurang
kerjaan.
“Apa yang mereka inginkan ?” Ucapku singkat, “Makanan ?”
“Tidak, Tuan,” Ucap Raines berat, “Mereka berkata bahwa
mereka datang kesini untuk berperang.”
Aku tertawa hingga tak bisa kuhentikan. Perpaduan antara
gelisah dan terkejut dan rasa sebal pada ide tak masuk akal ini.
Aku berdiri di sudut tenda rumah sakit itu.
Tiga lusin pria, mungkin lebih, berdiri didepanku, Pendek,
tinggi, gemuk, kurus. Dengan pakaian aneh, dan celana yang
sekaligus jadi pakaian dalam. sepertinya mereka lahir ke dunia
dengan satu pakaian dan itulah yang mereka kenakan hingga
sekarang.
Begitu juga dengan kaki mereka yang melepuh yang bahkan
belum pernah kulihat pada pasukanku yang sakit, semata-mata
karena tak pernah pakai Boots. Didekat mereka di tanah
bertumpuk tas mereka yang diikat di batang kayu.
Aku menatap wajah mereka terakhir, dengan kemampuan
yang pasti berbeda dari pasukanku disini, Dengan kulit hitamnya
yang berbeda-beda.
“Apa yang akan kita lakukan ?” Tanya Raines. Memecahkan
kesunyian saat aku mengamati mereka, “Menggunakan mereka
sebagai Contrabands ?”
Contrabands adalah sebutan yang kami berikan pada orang-
orang di masa awal perang. Sebelum adanya proklamasi
emansipasi. Dulu saat Perserikatan bangsa menyadari bahwa
mereka bisa mempekerjakan mantan budak, bukan sebagai
prajurit tapi sebagai buruh.
Aku tak menjawab Raines. Tiga puluh wajah berdiri
didepanku,menunggu jawabanku.
Kepada siapa aku harus berbicara ? Kepada siapa aku harus
menatap ? Aku melihat pada seorang kulit hitam yang tinggi, tapi
dia langsung mengalihkan pandangannya ke tanah,
Jadi aku menatap mereka semua dan berkata, “Aku letnan
Fitzhenry. Aku melihat bahwa kalian datang kesini untuk
membantu perserikatan, Aku senang akan hal ini, Kami butuh
bantuan, Serangan pemberontak akan segera terjadi.”
Sekarang, mereka saling berbisik.
“Kita harus mempersiapkan pertahanan, inilah prioritasku, “
lanjutku lagi, “Tak ada waktu untuk mengurus gabions atau
chevaux-de-frise. Kita butuh kerjasama, sederhana, dan tepat
sasaran, dan kami butuh kalian menggali cepat.”
Seorang lelaki terkecil dengan rambut topi lebar, maju
kedepan.
“Kami datang kesini untuk berperang, tuan.”
Aku menatap mereka semua. Menimbang bagaimana caranya
mengungkapkan penolakanku pada kata-kata yang tepat.
“Apakah kau mengerti bahwa menjadi perajurit harus melalui
banyak ujian,? Bekerja hingga lelah adalah salah satu bagian dari
kemenangan......”
“Kami akan menggali pertahananmu, Letnan, tapi saat musuh
menyerang, Biarkan kami berperang juga,”
“Siapa Namamu.?” Ucapku.
“Namaku Jacob.”
“Kau harus memanggilku sesuai jabatan,” Ucapku tajam.
“Ya, Letnan,”
“Sangat jelas bahwa kau tak bisa berperang,” Ucapku dengan
frustasi, “Sangat jelas bahwa kau tahu ini tak mungkin.”
“Kami lelaki merdeka, Letnan !, Semua orang di garis ini lebih
baik mati daripada kehilangan kemerdekaan kami,”
Lagi, Mereka saling berbisik, tentunya mendukung ucapan
Jacob.
“Berperang diluar pertanyaanku,!” Jawabku balik, lalu
menatap Raines, Aku mengangap ucapan ikhlas dan masuk akal
dari Jacob mengangguku. “Kami bisa memberikan pada kalian
perlengkapan dasar, Boots,kaus kaki, sedikit makanan, sebagai
ganti kerja buruh kalian, kami butuh lubang galian !, Raines akan
membagikan sekop dan cangkul, dan apapun yang bisa dia
temukan, Hany kerja keras lah yang bisa kuberikan pada kalian,
“Teriakku keras. “Ini semua yang bisa kuberikan.”
Mereka tak bisa berperang, Tak mungkin, Orang-orangku
saja tak akan bertahan, penduduk kota, sekarang orang-orang
lemah yang mendukung perserikatan, mungkin pemberontak,
pasukan tempur mesti bersatu, tak bisa dipisah.
Dan mereka tak terlatih, mereka tak akan bisa menembak
jika musuh datang.
Betul bahwa kami kekurangan orang. Dengan hanya dua puluh
lima orang, kami akan melawan, Berapa banyak pasukan yang
dibawa Forrest ? seratus,? , lebih ,?
“Kalian semua, ikuti aku,” Teriak Raines. sambil berjalan ke
gudang perlengkapan.
Perintah Raines tak ada yang mematuhi.
Jacob tak terima.
Dia tetap berdiri, menatapku dengan mata hitamnya yang
segelap malam.
“Kami akan melakukan pekerjaan yang membuat Lincoln
bangga.” Ucapnya akhirnya, Tersenyum pahit, dengan malas dia
mengikuti Raines, Lelaki lainnya mengikuti dia.
Aku takut aku akan kalah beradu berpendapat, Lagipula aku
rasa ini hanya permulaan.
BAB 05.
Jake

Brrr-ing. !
Aku terbangun. Mengambil telepon sebelum mataku terbuka.
Meletakkanya di kupingku, kubuka mataku.
“Halo ?”
“Oh, hai, Jake, “ Ucap Cassie.
Aku menguap, sekarang masih 04.55 A.M
“Maaf. aku pasti telah salah menekan panggilan cepat, dan
sekarang karena kita sudah tersambung aku ingin
memberitahumu bahwa Toby meminta padaku agar berterima
kasih atas pinjaman catatan sejarahmu, Aku kira dia
menyukaimu.”
“Bagus, “ Ucapku, “Okay,Pergi beri makan ayam, atau apapun
yang bisa kau lakukan di jam segini.”
“Yang benarnya, memberikan obat-obatan pada hewan, “Bye”
Cassie berbicara tak masuk akal tentang Toby tadi
sesungguhnya adalah kode kami yang berarti bahwa ada masalah
dengan Hork-Bajir yang merdeka.
Aku harus mengeceknya ke lembah mereka. Sekarang.
Aku keluar dari kamarku melintasi lorong, Mendengarkan
sesuatu, Tak ada suara, Rumahku di pagi ini terasa dingin, carpet
terasa dingin saat kakiku melangkah diatasnya. Aku berjalan
mendekati kamar Tom, dan dengan hati-hati membuka pintunya.
Dia sedang tertidur.
Aku menatapnya sebentar. Tak ada pergerakan. Aku
melangkah masuk, lantainya berbunyi keras, Aku membeku, Tom
tetap tak bergerak,Aku mendekatinya dan menyentuh selimutnya,
Jantungku berdetak keras, Apa yang mesti kukatakan saat dia
terbangun, ?
Aku menekan selimut itu pelan, Selimut itu terasa lembut.
Bantal, Kamar tidur Tom penuh dengan selimut.
Tom pasti keluar bekerja sebagai Yeerk.
Lagi.
Dengan cepat, dan diam aku keluar dari kamarnya dan pergi
mengintip ke kamar orang tuaku, keduanya terlihat sedang
tertidur,
Aku melangkah pelan menuruni tangga, meminum segelas jus
orange dan menulis pesan pada orang tuaku.
Kami pergi pagi-pagi sekali, Pergi langsung ke sekolah,
Jangan khawatir, Aku akan makan Telur McMuffin.
Aku menempelkan catatan itu di mesin pembuat kopi dan
berjalan keluar dari dapur, Aku keluar dan memanjat pohon di
kegelapan lalu morph jadi burung Peregrine Falcon. Lalu terbang
mengudara di langit pagi.
Langit pagi terhampar diantaraku, Setiap orang di jalan,
setiap mobil yang lewat, dan setiap rumah, terlihat jelas semua,
Setiap orang bisa saja pengendali, dan pengendali bisa ada di
mana saja, tapi sedikit dari pengendali itu yang tinggal di hutan,
sama seperti rumah dan jalan, semakin sulit ditemukan di hutan,
dimana setelah memasuki hutan, aku bisa bernafas dengan lega.
Aku selalu berpikir aku selalu tahu jalan ke lembah Hork-
Bajir, tapi setiap kali aku ingin kesana setelah dekat aku selalu
tersesat, Timur tiba-tiba menjadi barat dan utara berubah jadi
selatan. Lembah itu tiba-tiba ada dikanan, selalu berganti-ganti,
Dan aku tak pernah yakin dimana aku harus menemukan lokasi
sesungguhnya.
Hal ini terjadi lagi pagi hari ini, Aku terbang berputaran
karena tersesat, Tiba-tiba....
Aku terbang ke punggung bukit mengikuti cahaya pertama
dari matahari pagi, di punggung bukit ini ada aliran hawa yang
terbentuk, aku mengikutinya hingga sampai di perkemahan, Aku
hinggap di cabang pohon sebelum akhirnya turun ke tanah untuk
demorph.
Yang lainnya sedang menunggu.
<Halo, Pangeran jake,> Ax menatapku dengan mata utamanya,
sedang mata tanduknya memandang sekeliling. <Situasinya sangat
buruk, koloni ini dalam bahaya.>
Ax tak pernah bersikap begini, bahkan saat dia beraksi
sendirian saat menculik Visser Two dari pesawat,dimana Visser
Two menyarankan agar Amerika menembakkan nuklir ke china, dia
tak pernah menatapku langsung ke mata, dan baiknya, Aku
bersukur dia sekarang tetap begitu.
Ya, Ax telah bekerja keras, dan dalam cara yang aneh dia
selalu percaya bahwa akulah yang akan mengambil keputusan.
Atau bahkan keputusan dimana membiarkan kematian dari
ratusan orang untuk menyelamatkan jutaan lainnya.
Aku sangat bangga dengan Ax, marah juga padanya, AKu
merindukan saat-saat dimana pertemanan kami lebih sederhana
dari ini, Berharap semuanya jadi lebih baik, Tapi sekarang, Kami
bersama-sama mencegah perubahan besar diantara kami.
Inilah yang akan kami lakukan.
“Mengapa ?” Tanyaku, “Apa yang terjadi, ?”
Marco menganguk pada Toby, Hork-Bajir muda dengan
kemampuan khusus, Sang ‘Peramal’, Tingginya tujuh kaki, hampir
sama dengan tinggi Hork-Bajir pria dewasa.
Kebanyakan Hork-Bajir tak bersinar terang, pengecualian
pada Tobi, Beberapa Hork-Bajir berkata bahwa dia sang
Clayvoyant, seseorang yang bisa melihat ke masa depan sebelum
terjadi. Dan semua Hork-Bajir merdeka selalu meminta petunjuk
dan pendapat darinya.
Toby berdiri di tengah lingkaran dengan Ax, Marco, Cassie
dan Rachel. Tobias bersandar di bahu Rachel. Hork-Bajir lainnya
berdiri di samping orang tua Marco, mendengarkan dari jarak
jauh.
“Ada apa Toby,? Apa yang terjadi,?”
“Kami menyerbu fasilitas Yeerk semalam, Jake.” Jawabnya,
“Satu hari perjalanan dari sini, kami menyelamatkan empat orang
kami, “ Dia berhenti sebentar dan menatap aliran hawa disini,
“Tapi seorang Pejuang kami telah tertangkap.”
BAB 06.

Keheningan mengikuti ucapan Toby.


Ini sangat buruk.
Ditangkap berarti mimpi buruk, sesuatu yang sangat kami
takuti, Kecuali jika kau kabur atau mati, Tertangkap berarti
pengkhianatan bagi semua orang yang kau cintai, dan semua hal
yang kau hargai.
Sebab seorang tawanan akan dimasuki otaknya oleh Yeerk,
Setiap informasi berharga, setiap pengetahuan yanag ada,
semuanya diambil dan dicuri oleh Yeerk untuk digunakan.
Yeerk yang telah mencuri ingatan Hork-Bajir merdeka akan
tahu lokasi dan akan membawa pasukan ke lembah ini. Ya, Ellimist
telah membuat susah orang yang mau masuk ke lembah, tapi
dengan seorang pemandu, Yeerk dengan pasti akan menemukan
jalan kesini.
“Ini tak masuk akal,” Ucap Marco.
“Tak ada jalan lain,.” Cassie setuju, “Bahkan dengan
pertolongan kami, Toby, kau tak bisa berperang dengan pasukan
Yeerk. Mereka punya senjata hebat, banyak bala bantuan, mereka
lebih banyak daripada seratus orang pasukanmu, “Cassie
menunjuk pada keramaian Hork-Bajir disana, “Enam puluh orang
dari kalian tak akan sanggup berperang, dan tak akan sanggup.”
“Ini tak adil,” Ucap Rachel marah.
<Tidak,> Tobias setuju, <Tapi pilihan apa yang kita punya,?>
Toby terdiam, Dia tak menunjukkan ekspressi apapun, Dia
memandang Ax.
“Hutan ini terlalu tebal jadi tidak efektif bagi Bug fighter,
benarkan, ? Dia bertanya, “Dan lembah ini terlalu sempit,”
Mata tanduk Ax menyelidiki lembah ini, <Hal itu betul, Tapi
fakta itu hanya menaikkan persentase kemenangan sedikit sekali,
>
Toby memandangku sekarang, “Apakah kau akan membantu
kami melindungi lembah kami ini, Jake, ? Rumah kami ?”
Aku sedikit sebal karenanya, Toby tampaknya tak sadar
akan sifatku, Jika kami mencoba menyerang Yeerk kami pasti
akan dibantai,
“Kami ingin membantu,” Ucapku, “Tapi tidak jika hanya akan
menjatuhkan kalian.”
Toby menatap pepohonan, Lalu berbalik ke perkemahan, Dia
menanam batang pohon yang tadi dipegangnya ke tanah.
“Lembah ini adalah rumah kami,” Ucapnya keras. “Kami tak
akan menyerah. Kami akan tinggal dan bertempur.”
Marco memasang ekspresi ‘terserah’. “Biar ku perjelas apa
yang kudengar disini. Kalian semua ingin mati, benarkah ?” Dia
menatap sekeliling pada Hork-Bajir lainnya yang dengan sopan
mundur dari diskusi kami. “Jangan gila, ! Ibu, Ayah ? Apakah
kalian ikut bersama mereka ?
Orangtua Marco sama-sama malu seperti Hork-Bajir lainnya.
Mereka berdiri tenang tanpa ekspresi. Lalu melangkah dari
tempat itu.
Aku menyeka keningku, mencoba berfikir. Waktu terus
berjalan. Yeerk mungkin sudah dalam perjalanan kemari, Kami
harus buat persiapan.
Aku memanjat pohon setinggi sepuluh kaki sehingga semua
orang di perkemahan ini bisa mendengar dan melihatku.
“Dengarkan, !” teriakku, “Yeerk mungkin akan tiba disini
besok pagi, Paling cepatnya. Mereka akan membunuh atau
menjadikan kalian sebagai pengendali jika kalian tak meninggalkan
tempat ini sekarang. Setiap orang harus bersiap untuk pindah,
Kami akan membantu mencari Perkemahan baru.”
Tak ada satupun yang bergerak.
“Jake,” Ucap Toby, “Tak akan ada Yeerk yang mengusir kami
dari rumah kami ini. Aku ingin tinggal dan bertempur, begitu juga
dengan orang-orang kami.”
Sorakan terdengar dari para Hork-Bajir merdeka disini.
Aku tak bisa percaya apa yang sedang kudengar.
“Tunggu !” Teriakku, “Kau tahu bahwa Yeerk telah
mengembangkan senjata mereka, Kau telah melihat Laser Dracon,
Selamatkan diri kalian !” Aku menatap Toby “Kabur sekarang,
Hiduplah untuk bertempur esok hari !”
Tak ada yang menjawab.
Marco melangkah dengan marah kearah kedua orang tuanya.
sepertinya dia ingin memberi tahukan pemikirannya pada mereka.
Rachel menatapku dengan tatapan anti takutnya. Dia ingin agar
aku mempertimbangkan kembali keputusanku.
Baiklah, Kita semua berbeda pendapat. Keputusan akan
diambil berdasarkan pemilihan. Aku melompat dari Pohon.
“Ayolah, !” Teriakku, putus asa, otakku merasa tertekan.
“Siapa yang ingin tinggal, berdiri disini bersamaku, Siapa yang
ingin mati ditangan Yeerk, berdiri disana bersama Toby.”
Tak ada omelan, tak ada yang bergerak.
<Ini keputusan kalian,> Ucap Tobias pada Hork-Bajir. <Tapi
kalian harus mendengarkan Jake, dia ingin yang terbaik.>
“Kami juga, “ Ucap Cassie.
Aku menatap Ax. Dia berdiri agak jauhan, sendirian, dia tak
memberikan pendapatnya.
Pertanyaan serius untuk Andalite, terutama sekarang pada
Ax. Ikut campur dimana kau tak seharusnya ikut. Mungkin hanya
menyelamatkan yang ada, atau keluar. Biarkan mereka
menentukan nasib mereka sendiri.
Seorang Hork-Bajir muda melangkah keluar dari keramaian
dan berjalan kearah Toby. Dia berdiri disampingnya. Jara Hamee
dan Ket Helpek gabung dengannya. Yang lainnya mengikuti.
Sampai semua Hork-Bajir didalam koloni ini bergabung
bersama pemimpin mereka.
BAB 07.
Isaiah Fitzhenry

Aku membuka tabir di tenda rumah sakit dan memasukinya.


Cahanya menjadi gelap. Udara yang segar menjadi berbau, berbau
busuk tajam.
Bau dari kesakitan dan kematian.
Aku melangkah maju, Mataku tegang melihatnya.
“Ah !”
AKu menabrak sesuatu yang hangat, lembut dan melangkah
mundur saat yang kutabrak itu bersuara dengan nada tinggi .
“Aku mohon maaf !” Aku meraba-raba untuk menemukan
pegangan tenda. “Sally, apakah itu kau ?”
Saat mataku sudah sesuai dengan cahaya gelap ini, aku
melihat seorang wanita berdiri disamping meja, sedang memeras
baju yang penuh darah dalam sebaskom air.
“Ya, Saya Letnan. “Sally menjawab lebih ceria dari apa yang
kuharap. “Apakah kau ingin melihat tawanan ?”
“Itu benar, Sally.” Sally Miller adalah seorang wanita yang
berasal dari kota. Jika Sinkler’s Ridge menjadi berharga dalam
peta. Hal itu harus berterima kasih pada dia. Kami akan
kehilangan banyak anggota jika tak ada dukungan moral yang
orang-orangku temukan dari perawatan kami.
“Ke sini,” Ucapnya, “Kami mengasingkannya dari yang lainnya
jadi dia tak akan membuat yang lain jadi kesal. Tentu saja dia
dalam kendali, Aku juga memeriksa lukanya.”
“Kau luar biasa, Sally,”
“Suamiku memberikanku kesempatan, Tapi orang-orang itu
membutuhkanku, Letnan, dan aku percaya pada mereka.” Dia
menarik kain pembatas antara tenda dan post. “Lantaran
Perserikatan,” Di menekan kata tadi, lalu berbalik meninggalkanku
dengan pasukan musuh yang sedang berbaring di lantai.
Pergelangan tangan dan sikunya terikat. Perban putih
membalut lukanya disekitar otot biseps kiri telah mulai dipenuhi
darah.
Dia menatapku dengan mata yang penuh tantangan.
“Jadi Perserikatan punya anak kecil yang berwenang.”
Ejekan itu mengenai kebanggaanku dan menimbulkan
marahku. Aku sudah siaga bahwa hal seperti ini akan terjadi. Aku
tak butuh diingikatkan.
“Namun,” Jawabku, “Orangku berhasil menembak dan
menangkapmu, Hal seperti itu bukan permainan anak-anak.”
“Aku berhasil memotong jalur kalian,” Jawabnya bangga pada
dirinya sendiri, “Tanpa telegraph, Kalian akan terlupakan, seperti
hidup di padang pasir. Perbedaannya disini bahwa kalian akan
segera diratakan.”
“Apakah itu benar ?” Ejekku, tentunya tak percaya.
“Pastinya Benar !” Jawabnya marah, “Panglima Forrest punya
lima ratus prajurit di Springville, ditambah pasukan cadangan.....”
Dia berhenti,
Matanya melebar saat dia menyadari apa yang telah dia
katakan.
Aku tahu pasukan musuh yang akan datang seperti, Berapa
jumlahnya, dan posisi mereka.
“Terima kasih kuucapkan padamu, Tuan,” Ucapku, Sambil
membungkukkan badan. “kau sangat berguna,”
Dia menendang-nendang udara, seperti ingin menendangku,
tapi rasa sakit di lengan atasnya tak mengizinkan hal itu, dia
terjatuh, berkeringat banyak sambil mengutuk padaku.
Dan aku lupa akan rasa marahku, terganti rasa simpatiku
padanya.
Pemberontak level rendah ini sedang berperang untuk apa
yang dia anggap benar, untuk rumahnya, orang-orangnya.
Dia telah sangat keliru.
Tapi hal itu tak merubah semangat gagah berani mereka.
Kami mengubah keputusan, Aku berharap bisa berkumpul
bersama mereka.
Aku mengembalikan posisi kain pembatas tadi.
“Kau ingin menngunjungi orang-orangmu sekarang ? Tanya
Sally, matanya menatap kain pembatas dimana orang tadi
tergeletak.
Tidak, Aku tak ingin melihat mereka, Aku tak ingin melihat
penderitaan dimana aku tak bisa melakukan apapun untuk
meringankannya.
Aku ragu-ragu.
“Hal itu bagus untuk dukungan moral mereka,” Ucap Sally.
“Dan temanmu, Kopral Carson, telah bertanya tentangmu.”
“Ya, Tentu saja,” Ucapku, Aku masuk ke kain tabir lainnya.
Tubuh anggota detasemenku terbaring tanpa emosi tersusun
rapi ditenda ini seperti ikan sarden yang tertidur.
Aku berjalan di lorong sempit, Melihat sia-sia tanda adakah
yang sembuh.
“Isaiah,” Satu suara memanggilku.
Mata Mac Carson yang setengah terbuka menatapku. Kopral
Carson dan aku tumbuh bersama, sekolah ditempat yang sama,
dan sekarang bertempur bersama-sama. Kecuali tanda luka di pipi
kirinya yang aku tak punya. Dia terlihat seperti lelaki yang ku
kenal, Bertulang besar, gigi putih, rambut hitam, dan mata hijau.
Aku berlutut dan meletakkan tanganku di keningnya. Sangat
panas.
“Ada kabar apa ?” Bisiknya.
“Dua puluh lima orang.” Ucapku datar. “Itu semua yang kita
punya, Pasukan Forrest mungkin lebih dari lima orang orang,”
Mac bersuit.
“Tiga puluh orang datang dari lembah kemari pagi ini.”
Lanjutku, “Mereka ingin berperang.”
“Terima kasih tuhan,” Ucap Mac. Keluarganya sangat
perhitungan pada doktrin penghapusan perbudakan. “Kau butuh
orang dan mereka ada disini untuk berperang juga, sekarang.”
“Pikirkan dengan masuk akal, Mac !. Kau terdengar seperti si
kecil yang memimpin mereka,”
“Jacob ?”
“Bagaimana kau tahu mereka ?” tanyaku terkejut.
“Aku pernah berjumpa dengannya saat kami datang ke kota.
Dia datang sendirian, mencari pekerjaan, kami berbagi roti
bersama.”
“Kau berbicara padanya,?”
“Aku harus bilang ya, ! Dia sangat terpelajar,” Ucap mac. “dia
bisa menulis dan membaca, tapi dia menyembunyikannya dari
tuannya yang telah menjualnya ke selatan. Dia tak pernah tahu
siapa ibu dan ayahnya, mereka telah dijual atau ditukarkan, atau
bentuk menjengkelkan lainnya.”
“Apakah dia pernah cambuk ?”
“Aku membayangkan begitu, mungkin tak sering, aku
terkadang berfikir bahwa hidup dibawah tekanan cambuk dan
hukuman lebih buruk daripada benda itu sendiri, bahkan lebih
buruk.”
“Aku kira begitu, “Ucapku, Sambil menatap temanku yang
tak punya kehidupan lagi, aku hampir yakin bahwa tubuh
disebelah mac tak bernafas lagi.
“Apakah kau bisa mengerudungi kakiku.?” Tanya mac.
Aku bergerak ke ujung jaketnya dan menariknya, Jari
pertama dari kedua kakinya telah berdarah dan berwarna
cokelat.
“Gigitan beku,” Dia berkata dengan senyuman lemah.
Aku mengerudungi selimut wool itu dibadannya.
“Raines tak berpikir bahwa kita bisa bertahan dari musuh.”
Ucapku.
Mac terbatuk dan mengangguk.
“Biarkan orang kulit hitam itu bertempur,” Ucapnya.
Aku berdiri dengan frustasi.
“Isaiah,” Ucap Mac sambil menangkap lenganku. “Merekalah
harapan kita,”
BAB 08.
Jake

“Mereka akan berperang tanpa kita,” Ucap Cassie kagum,


sepertinya dia tiba-tiba merubah pikirannya tentang apa yang
harus kami perbuat. “Mereka membahayakan segalanya demi
kebebasan.”
“Kita harus menghormati itu,” Ucap Rachel, “Dan kita
berjanji pada Hork-Bajir untuk membantu,”
Aku tetap tak percaya pada apa yang telah terjadi.
<Ini semua mengagumkan,> Ucap Tobias pada kami pribadi.
<Hork-Bajir itu tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan,>
“Okay,” Ucapku, “Kami akan menolong kalian,”
Marco menatapku dengan ekspresi tanpa daya, Dia tahu ini
pendapat yang tak bisa kami menangkan.
Cassie menatapku untuk memastikan apa yang kuucapkan itu
benar.
Toby tersenyum aneh, senyuman Hork-Bajir yang
menakutkan.
“Tobias, seperti biasa kau mengamati dari udara. periksa
daerah sekitar dan lihat jika kau bisa menemukan jalan kabur.
Aku punya firasat bahwa kita butuh itu, Marco pergilah jumpai
Erek, lihat apakah beberapa Chee bisa menggantikan kita
dirumah, untuk siapa yang membutuhkannya.”
Toby menatapku,
“Jika kita butuh kabur,” Aku mengoreksi diriku sendiri dan
tersenyum.
Aku mulai menggambar peta kasar area ini ditanah dengan
tongkat. Toby berjalan kearah aku menunduk.
“Terima kasih,” Ucapnya.
“Yeah, well..... Aku hanya berharap orang-orangmu mengerti
mereka mau kemana, Ini pasti tak bagus,”
“Mereka mengerti lebih dari apa yang kau sampaikan Jake,
mereka telah terpanggil untuk membela diri mereka sendiri
sebelumny, mereka telah melalui banyak.....”
Aku mengangguk dan menatap peta kasarku.
Sesaat kemudian, aku mengelilingi perkemahan ini untuk
memeriksa persiapan perang kami, dengan saran dari Rachel dan
Ax, Hork-Bajir menyiapkan senjata di pohon.
Seorang Hork-Bajir dengan batang kayu kecil di
punggungnya dan seikat tali di tangannya memanjat pohon, Dia
terlihat seperti seorang tekhnisi telepon yang sedang
memperbaiki telepon, setelah mencapai ketinggian tiga puluh kaki
tangannya membuat lubang di pohon dikokohkan dengan lubang
yang dibuat kedua tangannya dan diikat dengan tali, setelah itu
dia turun, tak sampai sepuluh menit jadilah penyamaran Hork-
Bajir di batang pohon.
Saat perkakas yang diabuat tadi selesai, dia naik lagi untuk
mencoba tenaga perkakas itu. setelah dirasa cukup dia turun dan
membuat perkakas sejenis di pohon lain.
Hork-Bajir yang lebih muda naik ke perkakas yang sudah
selesai dan melengkapinya dengan tombak dan anak
panah,Senjata yang dibuat oleh Hork-Bajir wanita dengan
kecepatan dan kemampuan kerja yang hebat.
Hork-Bajir yang lebih tua, yang tak terlalu cepat memohon
pohon bertugas menggali lubang serta parit disekitar
perkemahan, Setelah lubang dan parit selesai dibuat, Anak-anak
Hork-Bajir turun kebawah dan memasang kayu-kayu runcing
disitu, Siapapun yang jatuh ke lubang jebakan itu akan berubah
badannya menjadi bolong-bolong seperti keju swiss. Jika kayu
runcing sudah habis dipasang maka anak-anak Hork-Bajir
membantu memasang ranting-ranting kayu diatas jebakan itu
dipasang, setleh itu ditumpuki dedaunan hingga tertutup
seluruhnya.
Puas dengan hasil kerja mereka, Aku memanggil Toby dan
lainnya untuk membahas strategi perang.
“Kita disini,” Aku menunjuk dua jalur panjang, yang berupa
jurang sempit. “Di sisi seberangnya ada jurang dan ngarai
tentunya mereka kesulitan untuk memanjat tanpa peralatan
khusus. Jadi aku pikir para Yeerk akan datang kelembah dari
jalan ini, “Ucapku, Menunjuk sebuah jalur, “Dari utara lembah,”
“Hal itu bagus bagi kita,” Ucap Marco.
<Jalan itu akan memperlambat mereka, > Ax setuju, <Tapi itu
juga jalan kabur kita, Tobias berkata bahwa itu satu-satunya
jalan kabur kita dari lembah ini hanya dari arah utara,>
Ax menunjukkan tempat dimana lembah melebar di arah utara,
sekitar satu mil dari perkemahan. <Dinding lebah akan lebih
mudah dipanjat di titik ini, tapi kita tetap melambat dan
kesusahan.?
Aku menatap Toby.
“Kalian akan lebih baik memanjat dinding lembah sekarang,
dan berperang dari sana,”
“Kami akan mempertahankan rumah kami,”
<Kita dapat masalah baru,> Ucap Tobias. <Aku menemukan
sekumpulan orang yang ingin berkemah, dan mereka ada di jalur
Yeerk.>
“Aku rasa kita harus menyakinkan mereka untuk pergi daris
sana.” Ucapku.
Cassie memegang lengan Toby, “Bahkan jika kalian bertahan
hidup, kalian juga harus tetap bersembunyi, kemana kalian akan
pergi nantinya, ?”
“Jika kami terpaksa mundur sementara, “ Ucap Toby tenang,
“Kami akan pergi ke bukit.”
“Tapi pepohonan yang ada di bukit berbeda dengan yang ada
di lembah, Dan pepohonan itu tak menjadi perlindungan yang kuat,
kalian harus mulai beradaptasi lagi dari awal.”
<Dan bukit ini terlalu dekat dengan pemukiman manusia,>
Tambah Tobias, <Tak akan aman untuk tinggal disana terlalu lama,
Terkadang kalian akan berjumpa dengan manusia,”
“Mungkin ini saatnya Para Hoork-Bajir bercampur dengan
manusia,” Ucap Rachel, “Kita tak bisa berharap Ellimist akan
muncul dan menolong kita jika kita berharap padanya, Jika orang-
orang baik tahu apa yang sedang terjadi, banyak hal yang bisa
terjadi, entah itu baik atau buruk.”
Marco menyeringai, “Berita kila : Orang-orang manusiamu
tak akan memberi toleransi pada alien setinggi tujuh kaki sebagai
tetangga mereka. Maksudku, Toby jadi wanita penjaga gawang, ?
Pikirkan tentang itu.?
Toby menundukkan matanya.
“Maafkan aku, Kami tak berpikir kalian aneh, tapi beberapa
orang di jalan berpikir begitu ? Toby, manusia bahkan tak bisa
bersikap baik pada sesama manusia yang mendukung tim
sepakbola yang berbeda.”
“Ya.” Ucap Toby pelan, “Aku telah mempelajari bahwa
manusia tak perduli pada orang diluar kelompoknya.”
“Itu tak selalu benar,” Ucapku.
< Penelitianku tentang sejarah manusia menyebutkan bahwa
pendapat Toby dan Marco keduanya benar.> Ucap Ax hati-hati.
<Dalam sejarah, Manusia adalah makhluk yang sedikit
bertoleransi di dalam galaxy. Memisahkan berdasarkan Suku,
agama, Ras, dan golongan.”
“Jadi, apa yang kau usulkan Ax ?” Tanya Cassie. “Mengirim
Hork-Bajir ke planet yang jauh,? Karena semua manusia tak mau
toleransi pada ereka, ? Itu bukan jawabannya Ax,?
“Ini bau,” Ucap Marco. “Tapi lihat apa yang telah manusia
lakukan pada binatang, Jika ada kesempatan untuk mendominasi
mereka akan melakukannya, Bukannya harimau atau gajah yang
mendominasi, Di Neptunus yang jaraknya jauh dari Bumi, Toby
kalian akan lebih baik ada disana, karena semakin jauh kalian dari
manusia akan lebih baik jadinya,”
Untuk sementara ini, Toby tak berkata apa-apa.
“Tapi kami semua berbeda dari kalian?” Jawabnya.
Dia menatap ke perkemahan. Pada Hork-Bajir yang sedang
menggendong anaknya yang sedang menangis.
Anak itu tadi terjatuh, Ibunya dengan hati-hati
menggendong anak itu untuk menenangkannya.
Tidak, Hork-Bajir juga tak ada bedanya sama sekali dengan
manusia.
BAB 09.
Isaiah Fitzhenry

Saat matahari terbenam. Sersan Raines dan dua orang


prajurit lainnya berjalan denganku di jalan utaman Sinkler’s
Ridge.
Sally Miller dan suaminya, Joe sedang mengadakan perayaan
natal. mereka dengan baik hati mengundang kami, dan dengan
penuh hormat kami senang menghadirinya.
Aku mengatur orang yang bertugas jaga dan meninggalkan
sersan Spears sebagai komandan sementara sampai kami kembali.
Anggota jaga kami menyebar luas dari bukit hingga hutan-hutan
disekitar kota, kami harus tahu sebelum musuh menyerang.
Beberapa penduduk kota serta Joe Miller ikut juga, mereka
membawa cangkul mereka membantu kami membuat parit
disekitar kota. Mereka tak ingin bekerja berdekatan dengan
orang-orang kulit hitam itu, bahkan tak ingin memandang mereka.
Mereka berkata bahwa orang-orang Jacobs adalah aib bagi
perserikatan.
Mungkin. Tapi tak seorangpun menyangkal akan pekerjaan
yang telah mereka lakukan, Pepohonan menyelimuti arah utara
Topper Hill, Pertahanan kuat yang bisa kami buat dalam waktu
singkat.
Dan orang-orang Negro itu bekerja keras, kebanyakan dari
mereka menggali sepanjang sore, dan mungkin akan terus
menggali hingga besok.
Kami berhenti didepan rumah berpapan putuh dengan lilin-
lilin berkedip-kedip di jendela rumahnya. Musik mengalun keluar
melalui dinding dan pintu rumah itu, AKu menaiki tangga dan
membiarkan anggota ku mengetuk pintu rumah.
Aroma Roti Kayu manis dan Vanilla menerjang hidung kami
saat pintu terbuka. Sally menyambut kami dengan hangat,
“Letnan, Halo, Raines, Selamat datang,”
Sally terlihat anggun dengan rambut pirangnya dan baju
merah yang serasi dengan bibir merahnya. Dia melangkah mundur
untuk membiarkan kami masuk. dan mengangguk saat kami
melewatinya.
Kami terbawa alunan musik dan suara-suara yang ada.
Rainess membuka kotak musik yang ada di pojokan rumah, dan
mengeluarkan alat musik dari dalamnya seperti anak kecil yang
membuka hadiah di pagi natal.
Tweed mengangkat Tamborin, Kopral Fox mengeluarkan
sepasang tulang dari jaketnya. Tak ada kata-kata yang keluar,
mereka bergabung dengan pemain biola dan mulai memainkan lagu
baru, Dengan kata-kata yang pernah kudengar sebelumnya.
“ I Hear the bugke sound the calls
for reveille and drill/
for water, stable, and tattoo,
for taps----and wall was still.
i hear it sound the sick-call grim.
aand seethe men in line.
with faces way as they drink down
their whisky and quinine”

Stress karena serangan yang akan datang meleleh sudah.


Penduduk kota bertepuk tangan dan menghentekkan kaki mereka
sesuai irama. Dua anak muda yang sering memainkan drum,
kelihatan menonton dari tepi jalan melalui jendela.
“Selamat mala, Letnan,” Ucap Joe Miller. “Selamat Natal,”
Dia berjenggot, biasa dalam kehidupan sebagai seorang petani.
Kumis dan jenggotnya bahkan lebih merah dari rambutnya.
Senyumannya sangat sesuai dengan wajahnya.
“Dan untukmu juga, Miller, “ Jawabku “Seperti yang kau
lihat, orang-orangku senang bisa bebas dari tugas sejenak.”
“Kemari,” Miller menarik lenganku dan membawaku ke meja
panjang didekat jendela, “Ini makanan yang Istriku Sally
persiapkan.”
Mulutku ternganga. saat aku memandang meja perjamuan itu.
Diatas meja tersebar semua makan yang kumimpikan di
tidurku. Susu, Keju, Kue, Daging Ham rebus, Ayam Kalkum,
puding, acar, dan roti yang baru saja keluar dari panggangan.
“Makanlah,”Ucap Miller , “Kumpulkan tenaga yang kau
butuhkan untuk menyelamatkan kota ini.”
Aku mengambil roti kayu manis.
“Aku berharap bahwa aku sendirian bisa menyelamatkan
kota ini.” Ucapku khusuk. “Seperti yang kau tahu, pangkatku
rendah, kita mungkin harus mempersenjatai orang-orang yang
datang ke kemah hari ini, Mereka ingin berperang, dan mereka....”
“Apakah kau gila?!” Muka Miller berkerut mendengar
ucapanku,
“Aku yakinkan padamu, aku tak gila,” Ucapku pelan.
Raines muncul dibelakangku di sebelah bufet meja, Lagunya
telah selesai dimainkan, tamu-tamu bertepuk tangan gembira.
Miller memberi salam pada Raines.
“Letnanmu berkata bahwa dia ingin mempersenjatai
sekelompok pelarian Negro dan membiarkan mereka berperang
melawan pemberontak,” Ucap Miller, memaksa tertawa dengan
tenggorakan keringnya lalu menepuk pundak Raines. “Apakah dia
seseorang yang suka bercanda, Raines ? Atau apakah dia banyak
minum tadi sore,?”
“Aku yakinkan kau tuan, Ucapku, cukup keras untuk
mendiamkan beberapa orang tamu, “Tak ada canda disini, begitu
juga aku tak ada orang mabuk dalam detasemenku.”
Miller membeku, Seperti banteng yang ingin menyerbu
“Sekali kau mempersenjatai Negro itu, apa yang akan
menghentikan mereka jika mereka gila,?”
“Apakah kau telah berjumpa dengan mereka, Tuan,? “
Ucapku.
“Aku tak akan mendekat lebih dekat dari jarak lima kaki dari
mereka, Aku tak ingin menjumpai para serigala yang telah
membuat semua kekacauan ini, mereka akan mengambil ayam kita,
babi kita, dan rumah kita. !”
“Para pemberontak akan melakukan hal yang lebih buruk, jika
mereka menguasai kota ini, Negro itu menawarkan bantuan,
mereka mempersembahkan jiwa mereka.”
“Jika kau memperlakukan mereka dengan baik, mereka akan
percaya itu,” Warna muka Miller berubah, “Demi tuhan, Jika kau
membiarkan mereka berperang, mereka kan percaya bahwa
mereka ditakdirkan untuk merdeka. kemanakah mereka akan
pergi setelah ini, ? Apakah kau akan membiarkan mereka tinggal
di Sinkler’r Ridge ? Di rumah di jalan utama?”
Suara celotehan para tamu berhenti, kebanyakan dari
mereka berhenti untuk mendengarkan perdebatan kami.
Mac pernah sekali berkata padaku bahwa percampuran
adalah masa depan kita, satu-satunya jalan.
“Kau percaya kedamaian akan terjadi,? Aku bertanya,
walaupun aku tahu jawaban Miller.
“Sialan, aku setuju,!”
“Joe, tenangkan dirimu, !” Sally menenangkannya.
“Letnan, orang-orang itu belum terlatih, mereka akan
mengganggu pertempuran kita nantinya” Ucap Raines.”Lagipula,
dalam tembakan pertama mereka pasti akan kabur duluan.”
“Aku rasa kau salah, Rainess,” Ucapku datar.
“Kau salah, Letnan,” Ucap Miller.”penduduk Sinkler’s Ridge
semua membahas isu ini,” kita membuka tangan untuk sekumpulan
pelarian.
Kepalanya bergoyang.
“Jika kau tetap menolak dukungan dari budak itu, kau
akan kehilangan dukungan mereka,” Ucap Miller.
Sally berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu,Dia
mengerti apa maksud suaminya, tapi dia tak setuju.
“Ayolah,” Ucapku, Fox dan Tweed bangkit dari kursinya
“Sepertinya kita tak disambut lagi.”
Kami meninggalkan kehangatan rumah itu, keluar dari
rumah putih itu untuk rasa dinginnya malam dan langit gelap, kami
semua terdiam berjalan kembali ke perkemahan.
Spears melaporkan bahwa petugas jaga tak menemukan
adanya gerak-gerik di bukit serta hutan.
Aku naik ke tempat tidurku dan menutup mataku.
Semua yang kulihat di sana adalah makanan berwarna-
warni di perjamuan, Api lilin yang menghangatkan serta senyuman
Sally.
Dan semua yang kudengar adalah alunan musiknya.
BAB 10.
Jake

Semakin lama kupandang peta buatan itu, semakin kusadari


bahwa tak akan ada Hork-Bajir yang akan bisa diungsikan saat
Yeerk datang kemari.
Aku membayangkan pertempuran itu di otakku. Aku bisa
merasakan pemandu itu memasuki lembah ini dan menembakkan
laser Draconnya pada semua benda yang bergerak. Aku melihat
gerombolan Taxxon datang merayap ratusan mulut yang tak
terhentikan yang akan mengunyah apa yang kelihatan.
Kami bisa memperlambat Yeerk, membuat perubahan yang
bisa membuat Visser berpikir untuk mundur, tapi ujungnya Visser
pasti tak akan bisa diacuhkan.
Pembantaian nanti akan membuatku sakit,
Aku harus mencari jalan lain, mencari jalan keluar, mungkin
ada sesuatu yang kulupakan.
Aku morph jadi peregrine falcon dan terbang ke selatan
lembah, Lembah ini seperti saluran angin, aliran kuat udara di
lembah ini menahanku diatas sama seperti angin termal.
Mata pemburuku bisa menangkap pergerakan, sesuatu yang
terang dan berwarna kelihatan di hutan, Aku turun untuk
menghampirinya. melalui pucuk pohon dan aku bisa melihat adanya
tenda di tanah, tiga tenda biru, satu hijau, satu kuning, dan satu
ungu, Aku terbang lagi, dan melewati mereka.
Satu grup terdiri dari enam belas orang. Empat manusia
dewasa dan lainnnya anak-anak sekolah. ini pasti orang-orang
berkemah yang Tobias ucapkan tadi.
Aku hinggap disalah satu cabang pohon. Aku bisa mencium
bau daging yang dimasak, hot dog aku pikir. dan aroma
marshmallow.
Jarakku kurang dari lima kaki dari grup itu, Aku bisa melihat
segalanya peralatan berkemah bersebaran, Piring besi dan
sendok, sepatu boot, jaket wool, serta kaus kaki yang
dikeringakan di cabang pohon. Tas yang terbuka, memperlihatkan
peralatan kemah yang terjatuh ke tanah.
Dilihat dari banyaknya sampah yang mereka kumpulkan di
salah satu cabang pohon, mereka sudah lebih dari tiga hari disini.
mereka bukan pengendali, Kecuali mereka punya Kandrona
portable ditasnya,,
Aku memeriksa keadaan kemah disini, aku melihat seorang
dengan jaket kuningnya. Aku menatapnya, membesar fokusku
padanya, lalu pelan-pelan aku berganti memandang anak kecil
disampingnya.
Aku melihat mereka secara langsung.
Kami harus membuat orang berkemah ini keluar dari daerah
ini.
Aku terbang mengikuti ujung lembah dan mengikutinya
hingga terus ke utara, mengikuti arus udara yang mengalir melalui
lembah, melalui koloni dan terus mengalir.
WHUUMPH !.
Batang pohon kecil tumbang. jatuh menimpa semak-semak.
Siapa yang akan menebang pohon disini.?”
Aku berbalik dan mendarat diatas cabang pohon. Batang
pohon kecil itu jatuh kedalam air, bukannya mengikuti aluran air,
tapi diarahkkan ke kolam.
Aku melihat dua kepala kecil berwarna kolat mendorong-
dorong kayu itu keujung kolam, hingga menyatu dan bertumpuk
dengan kayu lainnya.
Salah satu binatang penebang itu naik ke darat. Tingginya
tiga kaki, dilapisi bulu licin berwarna cokelat, ekor yang panjang
dan tipis diseret di belakang tubuhnya.
Berang-berang .
Dinding kayu yang menahan aliran air dikolam itu telah jebol.
dan berang-berang itu bekerja keras memperbaikinya. Jika
dinding kolam itu jebol, banjir akan melanda koloni Hork-Bajir,
dan terus membasahi lembah.
Ini kenyataan yang bagus.
Banjir air menghantam koloni. sekaligus menyerang yeerk.
Aku mengukur ukuran kolam itu dan jarak yang akan dilewati
banjir air yang akan menerjang lembah.
Tak bagus.
Air di kolam ini akan habis duluan sebelum Yeerk sampai.
Banjirnnya hanya melanda sebentar, setelah kolam ini kosong, tak
ada banjir lagi.
Ide hebatku mulai muncul, aku ingin terbang saat berang-
berang itu menutup bendungan mereka yang jebol, Dinding
bendungan itu semakin tinggi, ketinggian air semakin naik dengan
cepat.
Sampai akhirnya airnya mengenai tubuhku yang sedang
bertengger di bendungan itu.
Jika dua berang-berang bisa membangun bendungan. Lima
berang-berang bisa membangun lebih banyak bendungan.
BAB 11.

“Kita akan membanjiri mereka. “ Umumku pada mereka “Kita


akan mengusir Yeerk dari lembah ini dengan air.”
Berang-berang itu telah memulainya diatas sana untuk kita,
kita hanya perlu meluaskan bendungan untuk menampung lebih
banyak air, agar cukup untuk tsunami kecil.
“tak cukup waktu !” Ucap marco. “Aku pikir seseorang pasti
kelelahan,”
“Aku baik-baik saja,”
Tobias Tertawa, <Kau tahu, misi ini sangat penting, Aku
berpikir untuk morph jadi sesuatu yang lebih,, aku tak tahu, lebih
terkenal, maksudku, berubah jadi Berang-berang untuk
menyelamatkan satu koloni alien, itu seperti menempatkan James
Bond dibelakang roda minivan. dengan stiker yang berbunyi, “Ibu
terbaik di dunia,” >
“Sangat lucu, Dengar, Kita telah berubah jadi tikus tanah,
kita telah berubah jadi semut, dan kita berhasil.”
“Tapi apakah ini akan berhasil?” Tanya Rachel.
“Ada ide lain?” Jawabku.
Kita tak perlu morph untuk pergi ke bendungan berang-
berang itu, hanya butuh waktu lapan sampai sepuluh menit jika
terbang, saat kita sampai disaana kita....
Whaack ! Whack ! Sploossh! Sploossh !
Terdengar suara begitu di bendungan dan tak ada seekorpun
berang-berang yang kelihatan. Air di kolam itu beriak tanda baru
saja dimasuki.
“Mereka pasti mendengar suara kita datang,” Ucap Cassie.,
“Berang-berang akan memukulkan ekor mereka ke air jika mereka
merasa dalam bahaya,”
Kolam ini terlihat menjanjikan, Terlihat lebih besar
dibanding saat kami lihat dari udara.
Seperti Danau, ini pasti tempat memancing yang hebat.
Jika ada di belakang rumahku pasti kujadikan kolam renan.
Tapi aku tahu kami butuh lebih, Aku hanya tak tahu
seberapa besar.
<Tiga hingga empat ribu meterk kubiv,> Ucap Ax. <Aku
percaya segitu yang kita butuhkan untuk membanjiri lembah,>
Marco menatap Ax. “Ax, kau terus membuat kami jadi makin
bodoh saat kau berbicara seperti orang pintar,” Ucap Maraco.
Seekor berang-berang muncul ditengah kolam, mendorong
cabang pohon dengan hidungnya, dia menempatkan cabang pohon
itu di bendungan dan menyelam kembali kedalam air.
Kami menunggu dan terus menunggu.
<Paru-paru yang hebat,> Ucap Tobias.
“Tidak. Dia mungkin masuk ke penginapan. lihat cabang
berbentuk kubah disana,yang penuh dengan lumpur diatas air itu,
ada udara disana,” Cassie menjelaskan.
penginapan? Ucap Marco tertarik, “Api unggun, cokelat
panas, Britney Spears, Brandy mungkin, gadis-gadis, berang-
berang itu tahu caranya hidup !”
“Penginapan itu sarang mereka,” Cassie tertawa “Seperti
beruang punya kandang dan burung punya sarang ?”
“Bagaimana cara kita menyerap DNA berang-berang jika
mereka tetap disarangnya ?” Ucap Rachel.
Cassie menyebrangi air, “Pintu masuknya ada dibawah air,”
Ucapnya, “Mungkin kita bisa menangkap berang-berang saat
mereka keluar.”
Dia meraih sarang berang-berang itu dan mendorongnya. Air
berlumpur memercik ke dagunya.
“Aku tahu,” Ucapnya “Aku pikir seseorang harus memukul-
mukul sarangnya untuk menakuti berang-berang agar mau keluar.”
“Apa kau bercanda ?” Ucap Marco sambil menyebrangi air.
Rachel, Ax dan aku mengikutinya. “Cukup lembut, Cassie punya
pikiran menakuti berang-berang agar keluar dari sarangnya,”
“Diamlah, dan bantu, aku tak ingin melukai mereka,”
Marco memukul sarang itu dengan cabang kayu.
“Aku dapat !” Jerit Cassie. “Ooowww.! Dia mengigitku,!”
“Cassie lepaskan !”
“Aku baik-baik saja,” Ucapnya cepat, lalu mengangkat
Berang-berang itu keatas permukaan air. Berang-berang itu tetap
tak sadar saat DNAnya diserap. Beratnya berkurang saat diseret
di air.
Bagus, Berang-berang ini beratnya sampai empat puluh pond,
berat dan kuat. Tubuh yang kuat seperti pekerja industri. Satu
demi satu, termasuk Tobias kami menyerap DNA berang-berang
ini.
Berang-berang ini berenang ke air saat kami selesai.
“Kau tahu,” Ucap Cassie, terpaksa tersenyum, Darah masih
menetes dari tangannya. “Saat ibuu berkata padamu untuk tak
meletakkan tanganmu di sarang berang-berang pasti kau tak
mendengarkannya.”
BAB 12.
Isaiah Fitzhenry

24 Desember 1864.
Ayam jantan Joe Miller berkokok jam setengah enam pagi,
tak memberikan jawaban apakah dia bertahan di malam,
prediksinya tentang serangan Negro.
Saat kopiku sedang di didihkan, aku mencari kantung gula,
aku tak dapat satupun, aku harus minum kopi pahit hari ini.
Ini terasa seperti nasib buruk.
“Cepat, Cepat ! “
Suara serak sersan Spears bergema di pagi yang dingin ini.
Pagi ini aku meninjau lembah, Aku melihat sersan Spears sedang
berdiri di kabut pagi, sedang mengawasi pekerjaan Jacob dan
teman-temannya. Yang sedang bekerja di bawah menggali lubang
dan parit.
Senapan Spears ditunjang dibahunya, memang begitulah
seharusnya, aku telah memerintahkan semua orangku agar
membawa senjata di setiap kegiatan mereka.
Tapi dari pengamatanku, Tangan Spears terlalu dekat
dengan pelatuknya.
“Mereka pemalas, Letnan.” Ucap Spears dari jauh dengan
keras, saat melihatku mendatanginya. “Jika orang-orang kita
kerja keras, sekarang pasti sudah selesai.”
“Masalahnya yang kulihat sekarang, Spears tanah disini beku
sekeras granit.”
“Tidak, Tuan,” Ucap Spears berbicara dengan aksen
Skotlandia, “tanah disini selembut mentega, benarkan itu anak-
anak.? lembut seperti mentega.”
Jacob melihat keatas, menatapku. melambaikan tangannya
dan berjalan kearahku dari tanah galian. “Aku ingin berbicara
pada anda tentang..”
“Kau !” Teriak Spears.
Jacob terdiam.
“Kembali ke posisimu dan mulai bekerja. !”
Jacob ragu-ragu.
“Letnan,” Dia memanggilku. “Ini tentang penempatan...
DOR !
Suara senapan ditembakkan di udara.
Jacob terjatuh ke tanah.
Spears mulai tertawa, Dia menembak kearah langit.
“Spears !” Teriakku.
Dia meletakkan senapan itu kembali ke bahunya. Jacob
berdiri di tempat. Mata semua orang kulit hitam itu menatapku.
“Ya, Tuan?” Jawab Spears.
“Pergilah memeriksa pergerakan musuh, bawa beberapa
orang bersamamu.”
“Apa kau membebaskanku dari tugas ini ?”
“Aku akan disini hingga kau selesai.”
“Baiklah, Tuan,”
Spears turun dari tempatnya dan melewati tanpa suara.
Walaupun dia bawahanku, aku tak bisa mendiamkan kelakuannya
didepan orang-orang itu, aku harus menariknya.
“Kembali bekerja, !” Teriakku, “Jacob kemari !” Panggilku.
Aku mengambil alih tugas Spears mengawasi pekerjaan ini.
Aku bisa merasakan alasan mengapa Jacon ingin berbicara
denganku. penempatan lubang ini tak sesuai, aku menyadari hal
itu, jika kami memindah ini mundur seratus kaki dari kota, kami
bisa menempatkannya dibelakang aliran sungai, pertahanan alami
yang ada disini, Benteng buatan tuhan.
“Jacob,” Ucapku ramah, “Kau punya pendapat untuk
dibagikan.”
Dia mengangguk.
“Ya... Letnan, posisi ini bukan tempat terbaik, *Rebs datang
dari bawah naik keatas, membuat mereka lebih dekat ke kota,
dengan itu kalian punya kesempatan lebih banyak untuk
menembak. lalu saat mereka masuk ke aliran sungaui mereka akan
lebih tertahan lagi.
“Aku pikir kau benar,” Ucapku.
Spears dan tiga anggotanya berangkat menuruni lembah
dengan berkuda, Saat kudanya melewati aliran sungai kudanya
meringkik keras.
“Bronco !” Jerit Spears.
Kuda itu masuk juga kedalam air, melangkah dengan aneh
diantara batu dan lumpur.
Aku dan Jacob menatap saling mengerti, Aliran sungai itu
benteng yang kami butuhkan.
“Perintahkan pada teman-temanmu mulai menggali lagi,”
Ucapku, “Tapi kali ini sesuai dengan rencananmu.”
Aku menunggu Jacob menerima perintah baru ini.
“Bagaimana dengan senapan ?” Tanyanya. Harapan terpancar
dimatanya.
“Mengapa kau ingin bertempur ? Setelah kalian selesai
mengerjakan tugas ini, kalian bisa kembali ke lembah dengan
aman. apakah kalian belum mendengar apa yang dilakukan prajurit
di Benteng Pillow ? Apakah kau tahu nama Natahan Bedford
Forrest ?”
Wajah Jacob mengeras. Dia tahu nama itu, Tapi aku ingin dia
tahu kenyataan.
“Tepat disana di Tennesse, dilembah sana beberapa hari
yang lalu, Pasukan berkuda Panglima Forrest menguasai benteng
Perserikatan di Missisipi. Pasukan Negro yang ada didalam
menyerah, tapi Forrest tak menawan mereka, dia membunuh
mereka semua tanpa ampun, Jacob itu pembunuhan.”
“Aku tahu, Letnan. Jika mereka menemukan kami, mereka
juga akhirnya akan membunuh kami, juga.”
Ketenangannya membuatku merinding, dia tahu
kebenarannya dan tetap ingin berperang.
“Orang-orang kota tak akan mengizinkan hal itu.” Ucapku
merubah arah pembicaraan. “Begitu juga dengan beberapa orang-
orangku, Kau tahu Spears, dia tak akan berperang disampingmu.”
Jacob tetap keras kepala.
“Kau butuh orang,” Ucapnya, mengulangi ucapannya hari itu,
“Kami ada disini.”
Aku menatap marah kearah perkemahan dan kota. Apakah
Jacob tak melihat bahwa ini hal mustahil ? Ya, kami memang
kekurangan orang. Ya, kami memang butuh orang, Ya, memang
bunuh diri jika mengikutkan mereka.
“Berikan kami kesempatan, Letnan.”
Gerbong kereta bermuatan peralatan rumah tangga
terparkir didepan beberapa rumah di kota, Orang-orang kulit
putih sedang memuat barang-barang mereka dan bersiap untuk
kabur.
Aku menatap rumah Joe dan Sally Miller, tak ada gerbong
disana.
Clop-Clop, Clop-clop, Clop-clop/
Suara kaki kuda berlari.
Muka Spears merah dan penuh keringat, suara kibaran jaket
dan ringkikan kuda terdengar mendatangi.
“Letnan !” Jerit Spears. “Mereka kurang dari satu mil lagi
dari sini !”
BAB 13.
Jake.

Aku membawa Ax dalam program “Pengembangan


Bendungan”, Dia punya keahlian dalam mekanik dan hal lainnya.
Beberapa orang berkata bahwa bendungan alami buatan berang-
berang sesungguhnya adalah bentuk efisien untuk menahan air.
“Mekanik Cairan adalah salah satu keahlianku sebagai
seorang Aristh.” Ucap Ax.
“Apa yang belum pernah kau kerjakan.” Keluh Marco.
“Aku belum pernah membangun kumpulan penyerang dari
cairan organic selulosa.”
“Kami bicara dalam bahasa inggris, bung,”
“Tidak Marco, Aku mengerti maksud Ax,” Ucap Rachel
bersemangat. “Dia tak pernah membuat bendungan dari kayu,
lumpur dan lumut.”
Cassie mempertimbangkan keadaan keluarga berang-berang
ini yang pekerjaannya akan kami ambil alih.
“Mereka ketakutan, mereka pikir kita predator, Kita harus
menyakinkan mereka bahwa kita teman.”
“Apa yang harus kita lakukan,” Ucap Marco.
“Mengembangkan bendungan ini adalah cara tercepat menampung
banyak air.”
Marco sedang morph. Ada cipratan besar dari air, suara
keras saat ekornya memukul air.
<Luar biasa !> Teriakknya <Gigi depan ini sangat
hebat,Biarkan aku menggigit kayu, manis, Aku ingin membangun
bendungan.>
Cassie giliran berikutnya yang morph, lalu Rachel, berang-
berang ini binatang yang manis, kecuali matanya yang kecil.dan
gigi lancipnya yang besar. seperti pahatan kayu saja.
Berikutnya aku mempelajari bahwa gigi lancip berang-berang
tak berhenti tumbuh, Jika berang-berang tak menggunakannya
untuk menebang pohon, maka giginya akan tumbuh terus hingga
mencapai tanah.
<Kita mulai dari sana untuk membangun kanal kecil disudut
kolam ini,> Ucap Ax, <Diarah sana dimana ada pohon kecil yang
tumbuh serta beberapa pohon yang telah ditumbang, kita butuh
material disana untuk membangun bendungan, Rachel dan Cassie,
tetap bersamaku, Marco ?>
<Lagi jalan,>
Tobias dan aku ada pekerjaan lainnya. Aku morph dan
bersama Tobias kami terbang hingga diluar jangkauan dari
pembangunan bendungan dibawah, penerbangan singkat ke
perkemahan, kami berhati-hati mendarat jauh agar tak ada
seorangpun yang melihat kami demorph dan morph dalam kasus
Tobias.
Lalu kami berjalan kearah tenda berwarna. Terima kasih
tuhan akhirnya kami bisa morph dengan beberapa pakaian. Hasil
dari beberapa percobaan kami, Anak lelaki dengan T-shirt dan
Jeans lebih wajar dilihat daripada dengan pakaian tipis Spandex.
Kami mendatangi perkemahan itu, Seorang anak tinggi
berkacamata yang pertama melihat kami.
“Hai,” Ucapnya.
“Hai,” Jawabku.
Lalu kami hanya berdiri saja disitu.
<Jake? Pemimpin tak kenal takut ? Apakah kau punya
rencana atau hanya tersenyum dan kelihatan bodoh dengan
pakaian morphing kita?> Ucap Tobias dalam bahasa pikiran
pribadi.
“Tenang saja, Aku akan mengatasi ini,” Bisikku, “Aku Jake,”
Ucapku pada anak tinggi itu.
***
Seorang lelaki keluar dari tendanya. Lelaki yang melihatku
dengan teropongnya. “Apa yang dilakukan dua remaja jauh
didalam hutan ? Dia bertanya seraya melangkah keluar. “Dimana
peralatan kalian,?”
<Pertanyaan Bagus. Jake.>
“Kami berkemah di ujung sana,” Ucapku, Sambil menunjuk
dinding lembah.
“Benar,” Tambah Tobias.
Kami terdiam dan saling menatap. suasana ini semakin
menggelikan.
“Dengar,” Ucapku,”Kami datang untuk memberitahu kalian,
untuk segera pergi dari tempat ini, Kami baru saja bertemu
dengan penjaga hutan dan dia memberitahu kami bahwa taman
ditutup, ada Badai besar akan lewat disini, Penjaga hutan itu
berkata bahwa mereka telah memperkirakan angin dan banyak
salju akan menghantam kita. Semua orang harus segera berkemas
dan pergi dari area ini sebelum matahari terbenam,”
Seorang gadis berdiri dari sekumpulan anak-anak yang duduk
didekat api unggun dan datang mendekati kami. Kira-kira dia
seumuran Tom.
“Tak pernah turun salju seawal ini.”
“Yeah, Aku tahu,” Jawabku cepat. “Itulah bahanya badai ini,
tak ada yang bersiap, maksudku siapa yang punya perlengkapan
pakaian dingin,? Benar?”
Gadis itu menyeringai.
“Aku akan baik-baik saja. Aku pernah mendaki gunung
McKinley,”
“Emily, Lewis ?” Panggil pria berteropong itu, “Biarkan aku
yang menangani ini,”
<Mereka tak perduli,> Ucap Tobias dalam bahasa pikiran
pribadi.
<Radang dingin itu berita buruk lo,” Ucapku mencoba
bersikap serius dan khawatir.
“Lihat,” Ucap Pria dengan teropong itu. “Kalian para remaja
butuh mempelajari satu dua hal tentang tata tertib. Orang-orang
butuh butuh rasa saling percaya di alam liar ini. Kau tak bisa asal
membuat cerita bohong untuk mendapatkan perkemahan orang
lain.”
Lelaki itu memegan TV portable kecil yang sedang
menyiarkan acara komersial SUV.
“Acara perkiraan cuaca memperediksikan bahwa langit cerah
dan tak ada angin untuk tiga hari kedepan.” Suaranya bercampur
dengan kejengkelan orang dewasa dan penuh percaya diri .”Kami
akan tetap disini.”
Aku merasa kupingku semakin panas. Dua pria dan wanita
keluar dari tenda, bertanya pada anak-anak apa yang akan
terjadi. aku mulai merasa sedikit sakit. seakan-akan aku akan
segera dikirim ke dalam kamarku selama seminggu untuk
mempertanggung jawabkan perilakuku.
“Dengar,” Ucap Tobias keras. “Kalian harus percaya pada
kami, Jika kalian tak keluar dari lembah ini sekarang, sesuatu
yang sangat buruk akan terjadi, hidup kalian dalam bahaya.”
Mereka tak merespon. Emily menatap Lewis. lalu pada pria
lainnya. Seorang anak didekat api unggun mulai tertawa, tak
terlalu lama semua anak diperkemahan ini tertawa, empat orang
dewasa dan dua belas anak kecil tertawa pada dua pecundang.”
“Cari kehidupanmu sendiri,” Ucap Emily.
Aku berbalik pada Tobias. “Okay, aku putus asa, Aku tak
ingin melakukan ini, tapi aku pikir kita tak punya pilhan lain.”
“Apakah kau yakin ?” Bisik Tobias. “Apa yang terjadi jika
salah seorang dari mereka ngamuk. ? atau menyerang kita ? atau
menceritakan hal ini pada media local.? Jika Yeerk mendengar
dua anak kecil sedang morphing...”
“Aku tahu Tobias,” Potongku. “Aku tahu konsekuensinya.”
Inilah tugasku, Untuk mengetahui konsekuensi perbuatan
kami.
Aku mulai morph.
“Hal ini baik-baik saja.” Ucap Tobias, “Apa yang akan kalian
lihat akan mengejutkan kalian,tapi jangan panik, kami hanya ingin
membantu kalian.”
Lewis yang pertama bereaksi. Dia mengusap kacamatanya
dan melangkah mundur. meraba-raba dengan tangannya yang
bebas hingga dia menabrak pohon, mulutnya terbuka lebar.
Lelaki itu melepaskan TV di tangannya dan meletakkannya
diatas dedaunan. Mukanya menjadi pucat.
Salah seorang anak didekat api unggun itu berdiri dan
berlari mengumpat dibalik pepohonan.
“Jangan ketakutan, “Ulang Tobias.
Morphing tak begitu menarik, sangat mengganggu dan
fantastis. Tentu saja orang-orang yang berkemah disini pada
ketakutan semuanya.
Tubuh manusiaku mulai berputar secara kasar. Gigi besar
muncul dari mulutku seperti permen karet. Kupingku pindah ke
ujung kepalaku, Bahuku membesar, tulang belakangku memanjang,
kulitku mengeras, bulu-bulu warna orange dengan garis-garis
hitam bermunculan di sekujur dagingku, seperti cairan yang
ditumpahkan dari tempatnya. Hingga akhirnya aku jatuh kedepan,
dengan badanku yang seberat lima ratus pound.
Aku sekarang jadi Harimau Siberia jantan, berdiri didepan
sekelompok orang yang gemetaran, ditempat tak seharusnya ada
Harimau Siberia disini.
Aku mengaum ramah, cukup bagi mereka agar sadar bahwa
aku harimau betulan.
Saat Tobias mulai demorph, aku mulai demorph juga jadi
manusia.
Emily mundur, terjatuh ke tanah hutan, air mata mengalir
keluar dari matanya.
Elang Ekor merah memekik sekali lalu morph lagi jadi
manusia.
“Siapa.... apa kalian ?” Lelaki tadi menjerit.
“Ceritanya panjang,” Ucapku, saat berubah jadi manusia
seutuhnya. “Aku tak bisa menjelaskan pada kalian sekarang, tapi
kalian harus percaya bahwa kami tak akan menyakiti kalian,”
Orang yang berkemah terdiam semua. setidaknya tak ada
seorangpun yang berlari.
“Besok sebelum siang,” Ucapku lembut, “Sepasukan alien
akan lewat disini, Jika kalian tetap disini, mereka akan membunuh
kalian semua,”
BAB 14.
Isaiah Fitzhenry

Jantungku berhenti berdetak.


Spears bernafas terengah-engah.
“Tak sampai se-mil lagi dari sini ! Satu detasemen pasukan
berkuda milik Panglima Forrest, seratus orang atau lebih.”
“Bunyikan alarm !” Perintahku, “kumpulkan semua orang kita
kesini dengan semua benda yang kita punya, Bayonets, musket,
revolvers,... tombak.. Kita tak siap akan kedatangan mereka,”
Spears belari kearah kemah dengan pandangan putus asa di
matanya.
Jacob berlari kebawah tetap menggali bersama teman-
temannya. mereka tetap menggali lubang pertahanan.
“Jacob !” Teriaku dari atas. “Kalian telah selesai, bawa
orang-orangmu dari situ, !”
Orang-orangku yang bertugas jaga berlarian dari hutan,
berteriak-teriak berlari kearahku seperti setan sedang mengejar
dibelakang mereka.
Jacob mengangkat sekopnya.
“Aku akan tetap disini, Letnan.”
Dia seorang yang bodoh. !
Orang-orangku yang ada di tenda berlarian dan menerjang
kelembah ini, mereka melepas jaket dan parkas saat mereka
datang kemari, mengencangkan bayonet dan musketnya sekalian.
“Ambil posisi kalian,” Jerit raines. sambil menarik pistol dari
ikat pinggangnya. “Bidik, tapi jangan menembak !”
Satu persatu orang-orangku sudah tiba dibelakang gundukan
tanah, Raines, Spears. Roth, O’Connell, Mc Donnell. Price....
Kami hanya beberapa gelintir.
“Kasih tuhan,” Aku bernafas. menarik revolverku keluar.
Suara Drum pemberontak bergema dari hutan, Panglima
Forrest ada didepan kami.
Aku melihat kearah pepohonan.
Pohon-pohon itu tiba-tiba menjadi berlipat ganda, dua kali
lipat, tiga kali lipat. !
“Tahan !” Jeritku, tak yakin akan efek didepan sana. secara
bersamaan ilusi itu menghilang dan aku tahu apa yang kulihat
didepan sana.
Hutan didepan sana dipenuhi dengan kuda coklat,
ditunggangi oleh pasukan berjaket abu-abu.
“Letnan,” Raines memandangku. “Mereka akan menerjang
kemari !”
Jacob dan orang-orangnya terus menggali, dan terus
menggali.
“Menunduk, kalian orang-orang bodoh !” Teriakku, “Kalian
akan tertembak !”
Beberapa orang berbaring di tanah kotor, salah seorang naik
ke lembah menuju kemah.
Tapi Jacob dan yang lainnya mengabaikan peringatanku,
“Bersiap untuk menembak,,,,,,”
Hutan itu dipenuhi teriakan serta geraman musuh.
“Yeeeeeeheee ! Hah ! Yooooop ! Yeeeeeeeeha !” Teriakan
para pemberontak.
“Aku akan mematuhimu pimpinan !” Spears berteriak.
Pemberontak itu keluar dari hutan, jumlah mereka hanya
lima puluh atau lebih, mereka berteriak-teriak sekeras suara
satu kota.
Suara pacuan kuda semakin keras, dan keras. terngiang
ditelingaku.
Para pemberontak itu berlompatan dari pohon yang mereka
tebas, melompati cabang-cabang hingga aku hampir jelas melihat
muka mereka.
Aku hampir bisa melihat putih di mata mereka.
Aku melangkah keluar dari garis pertahanan dan
membidikkan revolverku pada seorang penunggang kuda pirang
yang sedang mengarahkan carbine nya padaku.
Perintah berkelibatan didalam pikiranku, ...
Menunggu meledak.
“TEMBAK !” Teriakku.
“TEMBAK !” Teriak Pemimpin pemberontak.
Pihak perserikatan menarik dua puluh empat pelatuk dan
mengarahkannya pada musuh.
Pihak pemberontak membalasnya.
“Ahhh !”
Darah bercipratan ke muaku, Prajurit Foster memegang
lehernya, Darah mengalir keluar dari jarinya. dia terjatuh ke
tanah yang dingin.
“Ahhh !”
Seorang Negro tertembak di dadanya ! dia jatuh ke tanah
dan bergulingan. Jacob tetap tak berlindung, Dia mengangkat
sekopnya seperti senjata.
“ISI ULANG !”
Aku menembak targetku, kena pahanya. Tapi dia terus
menerjang. Aku menembak lagi, meleset. !
Dua kuda pemberontak terjatuh, Seorang pria terjatuh dari
tunggangannya.,
“TEMBAK !”
Orang-orangku menembak lagi sebelum pihak pemberontak
bisa mengisi ulang, Tugas yang sulit saat menuggang kuda.
Tiga pemberontak terjatuh di timur, enam atau lebih di
timur,
“BAYONETS !” Teriakku, tak ada waktu untuk tembakan
berikutnya. Aku mengambil musket Foster dan meng-genggamnya
keras. Api membara di nadiku.
Suara gempuran kaki kuda semakin mengguntur, berlari,
menekan tanah, mendekati pertahanan kami,
“MAJU !” perintahku.
Kami menusuk kedepan, bergerak banshee,
Pasukan berkuda musuh berjatuhan, tercerai berai, yang
masih tertinggal menarik pedangnya, tapi terlambat ! Kami sudah
menerjang mereka !.
Pasukan perserikatan menusuk pasukan pemberontak,
menjatuhkan mereka dari kudanya, dimana-mana yang kulihat
hanyalah pukulan. tusukan, hajaran.
Seorang pemberontak menarik pedang dari pelindungnya dan
bersiap menyerang O’Connel,
“Bersiap, Anak-Anak ! Aku berlari kedepan untuk menembak
seorang musuh dengan revolverku. aku tak menyadari hingga
terlambat.
DOR !
Tembakan Carbine-nya mengenaiku.
“Ahhh !”
Peluru itu masuk ke perutku, melemparku kebelakang !
Aku jatuh di tanah kotor, dan memegangi perutku, Tak ada
udara !
Pasukan pemberontak tergertak, berbalik dan mundur.
Tak ada udara. !
Kepalaku terasa kosong dan penuh, tenang dan gila.
“Letnan !”
Itu suara Jacob, Dia memerintahkan orang-orangnya untuk
membawaku ke belakang, dibalik pertahanan.
Tanganku dipegang oleh tangan yang kekar, mengangkatku
dari tanah yang kotor.
Disekitarku, orang-orangku terlibat pertarungan dengan
pemberontak yang terjatuh dari tunggangannya.
Pemberontak yang masih berkuda tercerai-berai saat
mundur.
Jacob mengangkat sekopnya seperti lembing, menghajar
pemberontak dari samping, pengendara kuda itu terjatuh dari
tunggangannya.
Empat orang lainnya menghajar penunggang lainnya, sertea
menjatuhkan mereka dari kudanya.
Orang yang membawaku tadi meletakkanku dan berlari
kedepan untuk menolong orang yang terluka lainnya.
Aku menyobek jaketku dan meraba-raba perutku mencari
luka tembak tadi, tulang rusukku patah, tapi tak ada darah, tak
ada peluru, tak ada lubang.
Mengapa !
Kepalaku pusing, langkah kaki berhenti disampingku. Aku
melihat keatas dan menatap wajah Joe Miller. Dia memegang
shotgun ditangannya. satu revolver diikat pinggangnya. tak lupa
pisau di bootnya, dia tersenyum dan mengambil sabuk yang tadi
kubuang.
Sabuk itu rusak, hampir terpotong jadi dua, dan terlipat
ditengahnya.
Dia menyerahkan sabuk itu dan menunjukkan peluru yang
tersangkut disitu.
“Kau pria yang beruntung, Letnan, Sabuk itu
menyelamatkanmu.”
Aku telah tertembak dan selamat. Tak ada kata yang bisa
mengungkapkannya.
“Budak-budak itu,” Ucap Joe Miller, “Aku akan memberikan
penghargaan atas kerja keras mereka.” Dia menatap medan
perang, dimana pasukan perserikatan mengurung tawanan
pemberontak, lalu menatapku lagi.
“Ini hanya keberuntungan semata,” Ucapku “Percobaan akan
pertahanan kita, Pasukan pemberontak akan segera datang lagi.”
Miller mengangguk.
“Itulah sebabnya kauh butuh bantuan dari setiap orang yang
kau temukan. “ Ucapnya, melihat pada Negro disana,
“Persenjatai mereka, Latih mereka, dan biarkan mereka
berperang.”
BAB 15.
Jake

Orang yang berkemah itu percaya.


Rasa takut di wajah mereka melembut. Seorang Dewasa
mencari anak yang ketakutan tadi yang bersembunyi dibalik
pepohonan, Sisanya saling bertatapan antara mereka, lalu
dialihkan padaku.
Aku tak mengerti.
“Kami akan mengikuti instruksi kalian.” salah seorang pria itu
berbicara, sekitar dua belas lainnya mengangguk.
<Okay, ini terlalu mudah,> Ucap Tobias secara pribadi.
Pria yang tadi berbicara maju kearah kami, seakan-akan
pukulan dari cabang pohon akan membuat kami menghilang.
“Aku menunggu seumur hidupku untuk berhubungan,”
Ucapnya tiba-tiba. “Namaku Richard Carpenter, Apa sebutan diri
kalian, ? Di sytem mana rumah kalian ?
“System apa ?”
“Di tata surya mana kalian berasal.? Apa kalian berasal dari
federasi ? apakah kapal kalian ada di orbit atau di tanah ?
Tak bisa dipercaya, aku hampir tertawa.
“Uh,” Ucapku, “Kami berasal dari bumi. sama seperti kalian.”
“Ah, Ya,” Ucap Richard, “aku selalu tahu bahwa kalian hidup
bersama kami, aku punya teman yang pernah melihat kapal kalian.”
“Kami tak punya kapal.” Ucap Tobias.
Richard menarik tangan Tobias, menjabatnya lama, lalu
menjabat tanganku.
“Aku merasa terhormat berjumpa denganmu. sangat-
sangaat-sangat terhormat.”
“Apakah kalian bisa menjadi apapun yang kalian inginkan.?”
Ucap Lewis.
“Tidak, tidak semuanya, tapi banyak hal, semua binatang
yang kami sentuh, “ Ucapku.
Yah, Morphing sangat tak nyaman. tapi itu telah terjadi
sangat lama hingga aku bisa mengingatnya. sangat-sangat keren.
Lewi menyeringai, “jadi seperti apa wujud kalian sebenarnya,
?”
“Kami hanya anak normal biasa dengan kekuatan khusus.”
Ucap Tobias hati-hati. “Kami bukan alien.”
“Jika kalian tak ingin disebut alien, kami tak akan menyebut
kalian alien,” Ucap Richard sambil mengedip.
<Jake, ? Orang-orang ini terlalu banyak menonton Star
Wars.>
“Dengar ,” Ucapku, ada Alien yang sedang mengambil alih bui,
kami hanya anak biasa, kau tahu, dari sini, mencoba untuk
menghentikan mereka, Alien yang jahat.
Kening Emily berkerut,
“Ceritanya panjang,” Ucap Tobias, “Percaya saja pada kami,
tolonglah, kalian harus pergi dari sini.”
“Bisakah kalian memindahkanku dari sini.” Tanya Lewis.
“Atau bisakah kalian membuat perlindungan disekitar kami,”
Ucap seorang anak dengan rambut berduri serta berkacamata,
“kau bisa menyembunyikan kemah kami sehingga kami bisa
melihat semua aksi yang ada. !”
“Yeah !. ucap salah seorang wanita dewasa.
“Okay, dengar,” Ucapku, “Ini kehidupan nyata, ini bukan
salah satu episode Star trek, Aku bukan kapten Picard, aku tak
bisa memindahkan kalian kemanapun.”
“Justin,” Ucap Richard pada anak berambut pirang. “Mereka
tak bisa menunjukkan tekhnologi mereka pada kita, itu bisa
melanggar hukum mereka.”
“Oh, Benar, “ Ucap Justin keras, “Tentu saja,”
Richard menatap ku.
“Aku tahu bahwa membuka rahasia dirimu adalah salah satu
pelanggaran hukum kalian, tapi kalian telah berlaku benar, kami
telah siap untuk berhubungan,”
Tobias mendengus.
“Apakah kalian anggota resmi penggemar Star Trek atau
sejenisnya,?
“sebenarnya iya,” Ucap Emily malu, “orang tua kami, juga,
seperti ayahku disini, “ Ucapnya sambil menunjuk Richard, “ini
acara perkemahan rutin, kau tahu, beberapa hari tanpa komputer
dan video dan sejenisnya.”
“Jadi kalian bukan dari federasi.” Tekan Richard,
Aku dan Tobias membantu mengemasi kemah, Tak sampai
satu jam semuanya sudah selesai, semua barang sudah ada
dipikulan mereka.
“Kalian harus mengambil jalan tercepat untuk keluar dari
lembah ini,” Jelasku, “Yeerk akan datang dari selatan, jadi kalian
tak bisa kearah sana,”
“Siapa itu Yeerk.? “ tanya Emilly.
Aku menatap Tobias, dia mengangkat bahu lalu mengangguk.
“Aku akan menceritakan pada kalian,” Ucapku, “Tapi kalian
harus berjanji untuk tak menceritakan apapun tentang apa yang
telah kalian lihat atau kalian dengar. kerahasian itu penting,
untuk keselamatan kalian dan juga kami, untuk, uh, Federasi,
apakah kalian bisa diandalkan,?”
“Tentu saja,” Ucap seorang wanita dewasa, “Jika ada hal
yang bisa lakukan, seperti menjaga rahasia intergalaxy.”
Aku mengabaikan tekanan diperutku, aku sudah mengambil
resiko untuk orang-orang ini, dan aku tahu bahwa hidup mereka
ada ditanganku,tapi waktu terus berjalan, banyak hal sudah
berubah.
“Okay, Yeerk adalah makhluk parasit, dalam lingkungan alami
mereka hanyalah siput buta, tuli dan bisu, mereka butuh tubuh
dimana mereka bisa hidup dan menjadi kuat,jadi mereka
menginvasi otak spesies lainnya. seperti Hork-Bajir.”
“Hork-Bajir?” Ulang Lewis.
“Alien alami yang tak berbahaya, hampir semuanya sekarang
menjadi budak Yeerk, Yeerk akan datang untuk menghancurkan
koloni kecil dari Hork-Bajir di lembah ini, dan menginfeksi setiap
Hork-Bajir yang selamat.”
“infeksi ?” Ucap Justin,
“Yeah, Infeksi,” Ucapku, “Yeerk akan merayap masuk
kedalam kepalamu melalui lubang telinga, lalu mereka
menempelkan diri mereka ke otakmu, menjadikan kau budak,
mengambil alih pikiranmu, kau menjadi seorang pengendali,
seorang tawanan dalam kepalamu sendiri. sederhanya, kau harus
ucapkan selamat tinggal pada kebebasanmu, Yeerk akan
memanipulasi dirimu untuk mendapatkan tubuh lainnya bagi
Yeerk.”
Justin membuat mimik aneh, “Mengapa orang-orang tak
berkata tidak pada para pengendali itu ?”
“Tak semudah itu,” Ucap Tobias, “pengendali terlihat dan
bertingkah seperti kau dan aku,yang membuat mereka sangat
berbahaya. dengar Yeerk itu sumber pengkhianatan, tak ada
seorangpun yang bisa dipercaya.”
“tak seorang pun,” tekanku,”bukan tetangga, bukan keluarga,
bukan teman, itulah sebabnya mengapa kalian harus tutup mulut
tentang semua yang telah kalian dengar dan lihat, sebab jika para
pengendali mendengarmu, kau akan jadi sejarah,”
<Percobaan bagus,> Ucap Tobias kering,<Tapi kau tahu ada
seseorang yang akan bicara,>
“Baiklah, aku ingin membantu,” Ucap Emily, “kami akan
membebaskan Hork-Bajir dan menghancurkan Yeerk !”
Tobias mengerutkan dahinya, “Mengingatkanmu pada
seseorang Jake ?”
“Yeah,” Ucap Lewis, “Ayo kita bantu Alien yang baik !”
“Tunggu,” Tangis Richard, “Ibumu mungkin akan kehilangan,”
Lewis menggengam tangan ayahnya.
“Alien betulan, ayah,”
Richard menatap mata anaknya.
“Kau benar Nak” Ucapnya, “Ini kesempatan sekali seumur
hidup, kami akan bergabung dengan pertempuran ini !”
Tobias menatapku,<Jake , mereka tak mengerti, kau harus
menjelaskan pada mereka.>
“Aku pikir kalian tak mengerti apa maksudku,” Ucapku
menatap pada mereka semua.
“Kita berbicara tentang perang sungguhan, penuh rasa sakit,
dan darah, bahkan kematian, “ Ucapku, “daging berhancuran,
serta isi perut yang terburai, bahkan rasa takut yang akan terus
menghantuimu,ini bukan sebuah perjalanan ke taman bermain, ini
bukan acara tv atau video game, ini kenyataan dengan
kemungkinan mati.”
“Aku mengerti,” Ucap Justin,”dan aku akan pulang kerumah,
maaf teman-teman, tapi aku bukan pahlawan,” dia menyerahkan
task kecil pada Lewis. “Ambil beberapa gambar, okay, lew.? Hal
ini sangat sempurna untuk website kita,”
“Kerahasiaan, ingat !” Teriakku.
Justin menatapku.” oh, iya,”
Lalu dua orang melangkah pergi mengikutinya, tersisa tiga
belas orang lagi, Sepertinya mereka akan ikut bersama kami.
<Apakah ini hal bijak,> Ucap Tobias, <maksudku, bisakah kita
melakukan hal ini,? bisakah kita membawa mereka ke Hork-Bajir
merdeka,? Bisakah kita mengikutkan mereka ?”
“Kita telah punya, dan lagipula, “ aku munculkan alasanku,”tak
akan ada seorangpun yang percaya dengan laporan alien dari
sekumpulan penggemar Star Trek, Harapku.”
Kami membawa ke tiga belas orang itu , sepuluh anak lelaki
dan tiga dewasa, satu mil kedepan ke pemukiman Hork-Bajir.
Kami sampai di ujung koloni, satu lusin Hork-Bajir terlihat
membentuk dua baris, di kedua sisi jalan, Toby berdiri di tengah.
“Selamat Datang.” Ucapnya. “Kami merasa terhormat dengan
kehadiran kalian, kami berterima kasih atas bantuan kalian,”
Anggota kemah itu tak bersuara, mereka hanya melangkah
maju melewati cabang pohon dan pisau-pisau tajam itu.
“Dari mana kau tahu bahwa kami akan datang,?” Tanyaku
pada Toby.

“Pohon-pohon yang membisikkan padaku tentang teman baru


yang akan membantu kami, teman manusia yang akan bergabung
dengan pertempuran ini. “ Ucapnya, “aku melihat Jake, Aku
melihat banyak hal.”
BAB 16.
Isaiah Fitzhenry

Pihak perserikatan kehilangan lima jiwa, Pihak pemberontak


kehilangan tiga belas jiwa.
Kami telah bertempur dengan baik. dengan tembakan akurat
dan pertempuran jarak dekat yang berani.
Tapi kami tahu kemenangan kami itu hadiah yang manis,
kegelimangan sesaat akan kemenangan.
Pasukan berkuda Forrest akan kembali kapan saja dengan
kekuatan penuh.
Aku juga percaya pencegahan perang pasti tak sedahsyat
perang sesungguhnnya. Seperti yang telah Mac katakan. Kami tak
tahu kapan mereka akan menyerang dan kami tak bisa mencegah
mereka datang kemari. Hal ini telah kami pikirkan ratusan kali.
Sinkler’s Ridge akan hancur.
Semua orang tahu fakta ini, tapi tak seorangpun yang akan
membiarkannya, bahkan sekejap sekalipun.
“Perhatiaaaaaaan !”
Aku memperhatikan barisan hampir tiga puluh orang kulit
hitam, Mereka berbaris kaku didepanku, matahari telah masuk ke
peraduannya, sinarnya tak lagi bisa menghangatkan badan kami,
kabut yang muncul dari pernafasan yang dikeluarkan dari hidung
setiap orang kelihatan penuh dengan perasaan
Mereka baru saja dipersenjatai.
Senapan dari orang-orangku yang sakit, juga senapan dari
mereka yang tewas, lebih dari cukup untuk mereka.
Salah seorang Negro muda dengan rahang kotaknya, tak bisa
menahan rasa bangga dihatinya.
“Aku harap tuanku bisa melihatku sekaran !”
Dia mengangkat senapannya dan membuatnya seakan-akan
menembak Negro lain disebelahnya.
“Bersiaaaaaap !” Ulangku, melangkah semakin dekat pada
mereka.
Seorang Negro muda meletakkan senapannya disisi tubuhnya
dan berdiri siap.
“Senapan ini bukan mainan !” Potongku, “Siapa namamu ?”
“Samson,” Jawabnya, matanya menghindari tatapanku.
“Apa kau tahu apa yang kau pegang di tanganmu?”
“Senjata, Tuan ?”
“Springfield musket model 61 dengan laras senapan dan
bayonet. “Aku mengklarifikasi pada semua agar bisa
mendengarnya. Aku menggenggam senjataku erat-erat. “Beratnya
sembilan pound dan panjangnya lima puluh delapan inchi,” Senjata
ini jadikan sebagai sahabatmu, Kesempatan yang kau punya untuk
berperang dengan musuh, Apakah kau mendengarku, Samson ?”
Dia menggangguk. Aku mundur dan Sersan Raines melangkah
maju, Dia akan mengajari prajurit baru ini cara mengisi ulang
peluru.
“Sepuluh ronde, !” Ucap Samson, “Bagaimana kami bisa
belajar cara menembak pemberontak hanya dengan sepuluh kali
percobaan ?”
“Diam !” Potong Raines.
Sekarang gilirannya mengajar, dan aku akan membiarkannya.
“Jangan bicara hingga disuruh ! Jangan bertindak hinga suru
!, Jangan isi ulang senjatamu hingga...”
“Apakah ini peluru ?” Ucap Samson tiba-tiba. Wajahnya
melebar tak percaya saat melihat peluru berkaliber 0.58
ditangannya. “Peluru-peluru ini bahkan tak lebih besar dari
kacang polong !”
Emosi mengalir ke wajah Raines, Jacob melangkah maju.
“Diam, teman !” Dia memanggil Samson. “Ini pelurunya, saat
mereka ditembakkan dari senapan, mereka bisa dengan mudah
menembus tulang di badanmu,”
Raines mengambil nafas dalam-dalam.
“Samson, maju dan isi pelurumu !”
“Tuan ?”
“Isi !”
Samson mengambil kantung mesiu yang di sangkutkan di
pinggangnya, lalu membukanya.
“Aku tak tahu caranya.”
“Aku akan mengajarimu, aduk mesiu ini kedalam tempatnya.
Samson memegang tempat mesiu itu dengan cara yang aneh,
lalu mulai memasukkan bubuk mesiunya.
Sobek sedikit kain, taruh peluru itu diatasnya.
Samson merobek sedikit kain dari kantongya, membuka
kantongnya, mengambil peluru dan meletakkkannya diatas kain
dan memasukkanya laras senapan.
“Dorong kedalam !”
Samson mendorong mesiu itu kedalam laras, Lalu
menjatuhkan senapan itu ketanah, menunduk dan mengambilnya
lagi, mengangkat pelantak dan mendorongnya masuk kedalam
laras hingga peluru itu bisa bercampur dengan mesiu.
“Dia terlihat seperti orang bodoh !” Ucap seseorang yang
sedang berbaris.
“Dia tak akan kelihatan bodoh saat pemberontak
menyerang,” Balas Jacob.
“Mesiunya. !” Teriak Raines.
Jari Samsong membuka kantung lainnya, mengambil
peledaknya, lalu memasannya,
“Tembak !”
Ada sebaris cangkir besi di pagar yang berjarak lima puluh
kaki dari sini.
Samson mengangkat senapanya. Menutup satu matanya,
menarik nafas, dan ditahan.
DOR !
Satu cangkir di pagar sana terjatuh, Orang-orang yang
sedang berbaris pada bertepuk tangan.
Samson bisa melihat tembakanya mengenai cangkit itu,
matanya melebar penuh rasa bangga.
“Yeehaaa, ! Jika Tuanku bisa melihat ini...”
“ISI ULANG !” Teriak Raines. Perlahan-lahan dia
mengarahkan revolvernya kearah kepala Samson.
Orang-orang pada terdiam.
Samson tersenyum gugup, dia menurunkan senapannya,
memegang barel senapan.....
“Ah !”
Barelnya panas dan Samsong langsung melepaskannya. tapi
menangkapnya kembali sebelum jatuh.
Jari-jarinya sekarang gemetaran, Mesiunya tumpah, dia
merobak kain, mengambil peluru....
Dor !
Raines menembakkan revolvernya keudara.
Samsong mengaduk mesiu itu, memasukkan pelurunya,
memasang peledak lalu menutupnya.
Dor ! Raines menembak lagi.
Badan Samsong gemetaran sekarang, Dia mengangkat
senapan itu, kelihatanyaa seperti cabang pohon yang terhembus
angin, senapannya bergoyang-goyang.
Dor !
Samson menembak, Dan meleset.
“ISI ULANG ! CEPAT !” Teriak Raines.
Samson menatap Raines seperti tatapan orang gila, tapi dia
mengambil juga tempat mesiu, barel, pelantak , dan pelurunya.
Dor !
Dor !
Tembakan lain dilepaskan diatas kepala Samson. saat dia
mengisi ulang dan menembak yang ketiga kalinya.
Dan meleset.
“Berhenti,” Perintah Raines, tiba-tiba tenang.
Samsong keringatan, gemetaran, dan terengah-engah, Dia
berdiri semampunya. senapannya ikut gemetaran juga.
Raines menunggu hingga suara bising tembakan tadi mereda.
“Dalam peperangan, dengan suara tembakan meledak di
kupingmu, serta orang-orang tertembak di sampingmu, Prajurit
yang baik bisa mengisi ulang dan menembak tiga kali dalam
semenit, dan tembakannya kena semua, Darah akan bercipratan
kemuka kalian. Tuan-Tuan, Kau mungkin akan tertembak di kaki
dan tanganmu, tapi kau harus mengingat tiga kata dihatimu. “ Isi-
tembak-Isi ulang, Tuan-Tuan sekalian, Isi ulang senjatamu !”
Aku berbalik ke markas dan menonton pelatihan itu dari
jendela.
Di ujung pelatihan itu tak ada satupun cangkir yang tersisa
diatas pagar. Mungkin rel kereta ini tetap akan hancur, tapi
orang-orang tadi belajar lebih cepat dari orang-orang yang
pernah kulihat sebelumnya.
Mungkin karena semangat Jacob dan teman-temannya lebih
tinggi.
“jaga mesiumu tetap kering !” Teriak Raines saat mereka
akan bubar. Seorang di baris depan Samson Kantung mesiunya
terjatuh. dan begulingan di salju.
Samson menunduk dan mengambil kantung mesiu itu lalu
mengembalikannya. Dia berbalik pada Sersan Raines.
“Jaga mesiumu tetap kering. !” Dia mengulangi kata itu
dengan senyum hati-hati
BAB 17.
Jake

Pihak Hork-Bajir berjalan menyambut kami, Peserta kemah


menjaga jarak, rasa takut dan ingin tahu terpancar dari wajah
mereka.
“Mereka tak akan menggigit.” Ucapku “Setidaknya Hork-
Bajir merdeka tak akan melakukan hal itu, Pisau mereka hanya
digunakan untuk memanen kulit pohon, Mereka bahkan tak
menyakiti lalat.”
Hork-Bajir itu pelan-pelan mengulurkan tangannya yang
berpisau untuk menjabat tangan Richard, Richart tersentak, tak
tak bergerak.
“Halllloooo,” Ucap Hork-Bajir itu, bersalaman dengan
Richard, Setelah selesai Richard memeriksa tangannya, tak ada
goresan sedikitpun.
Muncul kilatan cahaya. !
“Ini Hari terbaik bagi hidupku !” Ucap Lewis, sambil
memasukkan kamera kedalam tasnya.
Tanpa kata-kata aku mengambil tas itu, mengeluarkan
kamera, membuka kamera itu lalu kurobek filmnya. Lalu
kukembalikan kamera yang sudah kumasukkan kedalam tas itu
padanya.
Lewis menelan ludahnya.
“Jake !” Ayah Marco berlari kemari, “Jadi benar,? Kita
kedatangan orang yang ingin membantu ?”
“Ingin dan siap,” Balas Richard, sambil menyalami Ayah
Marco.
“Jika begitu ayo kemari, kita sudah hampir kehabisan waktu,
!”
Tiga belas orang peserta kemah itu mengikuti ayah Marco ke
lembah dimana ibu Marco sedang menunggu. Aku bersumpah
bahwa kedua orang itu pasti sudah terbiasa hidup di alam bebas.
Mereka terlihat lebih muda serta bahagia dari apa yang pernah
kulihat. Sepertinya membantu kehidupan Alien terdampar adalah
panggilan takdir mereka.
Aku tak percaya dengan apa yang kulihat diatas lembah,
Sebuah pondok dengan obor yang menyala sekarang telah
berubah menjadi semacam pabrik.
Inilah yang terjadi. Hork-Bajir di tempat pertama
mengambil tumpukan cabang pohon dan memotongnya dengan
pisaunya yang tajam, dia menguliti dan memotong dahan yang
tersisa, lalu memberikannya pada Hork-Bajir di tempat
selanjutnya. Hork-Bajir ini akan memeriksa kayu, dicek kelurusan
kayunya, jika bengkok maka kayu itu akan dipotong dua dan
diberikan pada Hork-Bajir muda yang akan meruncingkannya dan
akan dipasang di bawah lubang jebakan.
Cabang yang telah lolos pengawasan akan diberikan pada
Hork-Bajir yang lebih tua, Mereka akan memasang mata tombak
yang lancip di ujung cabang itu, Alur yang telah diberikan
sebelumnya membuat proses pengikatan mata tombaknya. Barisan
terakhir dari Hork-Bajir akan membawa tombak yang telah jadi
untuk dipasang pada pos yang ada dipohon-pohon.
Richard, Lewis, Emily, dan seorang ibu dari peserta kemah
bernama Meg dan Chloe mendapat tugas dibarisan pembuat
tombak. Aku tak pernah melihat pekerja yang seperti mereka.
“Aku akan memeriksa kemajuan pembangunan bendungan,”
Ucapku pada ayah Marco. “Aku akan kembali,”
Tobias telah lebih dulu demorph dan terbang, kami tak
punya pilihan lagi, Yeerk mungkin akan menyerang kami saat
malam tiba, mereka mungkin ingin membuat serangan kejutan.
Aku morph jadi burung hantu dan terbang ke pembangunan
bendungan,Penglihatan super dari burung hantu ditambah dengan
terangnya sinar bulan membuat bisa melihat proses pembangunan
bendungan itu dari udara, Kayu-kayu baru ditempelkan diatas
bendungan yang ada, Ketinggian air sudah lebih tinggi dua kaki
dari keadaan sebelumnya. Air menyebar kebagian hutan lainnya.
<Kemana saja kau, Pangeran Jake?> Ucap Marco sembari
menempatkan lumpur ke celah yang ada di bendungan itu, <Kau
telah melewatkan kesenangan yang ada dengan teman baru kita,
Tuan dan Nyonya beruang,>
Aku mendarat ditumpukan kayu dan mulai demorph.
<Dan mereka merupakan pembantu yang hebat,> Ucap Cassie,
<Pertamanya mereka memang taku pada kami, tapi akhirnya
mereka menyadari keberadaan kami disini untuk membantu, jadi
mereka kembali bekerja,>
“Hebat,” Ucapku.
Aku harus mengatakannya pada mereka, tapi tiba-tiba, aku
ingin agar tak harus mengatakannya.
“Aku,, Uh,,,, Dengar,,Peserta kemah dari lembah bawah ingin
membantu para Hork-Bajir itu,”
<Maksudmu mereka tahu ?> Ucap Rachel, <Jake, Apa kau
bodoh,?>
“Waktu mendesak membuat perhitungan jadi mendesak,”
Ucapku, “Kau yang mengatakan kalimat itu di rapat semalam,”
“Oh, Okay, memang, terima kasih telah mendengarkan,”
<Ini pasti permulaan dari sesuatu yang besar,> Ucap Cassie
penuh semangat, <Tenaga sukarela kita yang pertama,>
<Benar,> Ucap Rachel, <Mereka pasti akan memberitahukan
pada orang-orang untuk bergabung dalam pertempuran ini,>
<Masalah sesungguhnya, !> Teriak Marco marah, <Jake, siapa
yang memutuskan untuk memunculkan diri kita kehadapan umum
?>
“Baiklah,,kau,, sesungguhnya,” Ucapku, “Dan hal itu bukan
pendakwaan saja, ini kenyataan, saat kau menceritakan hal ini
pada orang tuamu, kau melakukannya dan sekarang aku yang
melakukannya.”
<Orang tuaku adalah kasus yang berbeda,> Balasnya,
<Mungkin bisa jika mereka pelaut atau marinir di pangkalan udara
semalam, aku tak tahu, tapi ayolah, Jake, kau bahkan tak tahu
siapa peserta kemah itu, untuk siapa mereka bekerja, mereka
berhubungan dengan siapa, dari mana asal mereka,>
“Mereka sekumpulan penggemar Film Sci-fi yang percaya
sebelum aku dan Tobias memberitahu mereka apapun,” Aku
mencoba tersenyum, mencegahku untuk terlihat sekhawatir diri
Marco, “Mereka mengira kita dari Federasi Galaxy, bisakah kau
percaya ini,”
Tak ada seorangpun yang tertawa,

Hitung mundur telah dimulai.


Ini semua akan berakhir, sebentar-sebentar lagi.
BAB 18.

<Pangeran Jake,> Panggil Ax, <Waktu terus berjalan, kami


butuh bantuanku untuk menyelesaikan bendungan ini,>
Tak ada kata lagi tentang apa yang sudah kulakukan, dengan
semua hal yang telah kami alami, semua yang telah terjadi di
perang ini, Ax tetap menganggapku sebagai pimpinannya. Tetap
menuruti setiap perintahku dan menerima segala keputusanku.
Bukan itu yang dikhawatirkan Ax, atau siapapun juga.
Selama mereka tetap setia, selama mereka tetap mengerti bahwa
aku akan mengambil tanggung jawab penuh atas kemunculan kami
kali ini, tak ada seorangpun yang menyalahkanku, bahkan Tobias
sekalipun.
Aku fokus pada DNA baru yang ada ditubuhku,
SWZOOP !
Tubuhku mulai menyusut, tangan dan kakiku terhisap masuk.
FWUMP !
Aku terjatuh ke tanah,
PING PING PING.....
Bulu-bulu tebal bermunculan disekujur tubuhku, tiba-tiba
aku merasa hangat, seperti memakai pakaian basah tapi hangat.
POOT.POOT.
Kaki belakangku muncul kembali sebagai kaki kecil mungil,
THWUMP.
Berat badanku tertumpu ke belakang tubuhku.
Aku memutar kepalaku.
Tulang ekorku terus memanjang hingga dua kaki panjangnya
dari tubuhku dan ekor ini sangat tebal, datar, seperti dayung
besar.
Morphing tak bisa ditebak prosesnya, perubahan dramatis
sering terjadi.
Akhirnya, tengkorakku mulai menyusut, membentuk otakku
menjadi sesuatu yang baru, tulang kepala sekeras batu, lebih
berat dari tulang manusia, muncul di rahangku.
Dan terus tumbuh.
Aku membuka dan menutup rahangku, Aku bisa merasakan
kekuatan hebatnya. seperti pahat besar milik tukang kayu, yang
ada di mulutku.
Rahang berang-berang tak sekuat harimau, tapi punya
stamina yang mengagumkan.
Dan pikiran berang-berang sungguh cerdik, selalu bisa
memecahakn setiap masalah.
Berang-berang ini sangat bersemangat bekerja, pikirannya
selalu hidup.
Ada pekerjaan yang akan kuselesaikan !
Pikiran seorang penggila kerja.
Ada anak pohon didepan, juga cabang yang jatuh didepan,
pilih salah satu dan bergeraklah !.
Aku seperti lebah pekerja.
Seekor semut dengan pengetahuan hebat,
Aku berenang ke kolam yang gelap, hangat, dengan kepalaku
yang selalu berada diatas air, bulu berang-berang yang berminyak
membuatku tetap kering.
Aku mengikuti kanal kecil, jauh dari kolam mendekati Ax
yang sedang menggerogoti pohon besar.
<Kita butuh batang pohon ini sebagai katub utama,> Ucapnya.
Aku keluar dari air dan mulai mengunyah kayu.
Oh, terasa sangat enak saat aku menancapkan gigi-gigiku
diserat kayu, cara tercepat untuk mencabiknya.
Mengupas setiap serat yang ada, menggigit tiap serat kayu.
Tiba-tiba Ax berteriak, <Berhenti ! Mundur !>
Suara kayu yang jauh, memenuhi kolam,
Creeeeeeekkkkk !
Suara mengagumkan dari kayu yang tumbang.
Ba-Booom !
Kayu itu jatuh ke tanah.
Pikiran berang-berang tenang, tapi tiba-tiba.
Batang kayu itu tak sesuai dengan kanal, tapi merintanginya,
Aku Dan Ax mendorongnya dengan kaki belakang kami, kayu itu
bergerak, tapi kami tak bisa menggelindingkannya.
<Kami butuh bantuan disini !> Teriakku.
Marco dan Cassie datang membantu, Kami berempat
mendorong kayu itu bersama-sama. Kayu itu bergerak
sedikit,Tapi tetap tak bergerak kemanapun.
Berang-berang jelmaan kami frustasi, sepertinya kami
gagal.
Tiba-Tiba....
“Rrrrrrooooooooaarrr !”
Kayu itu terangkat keudara, mengikuti saluran kecil yang
kami buat dan meluncur ke tengah kolam, membuat air bergejolak
keras... lalu kolam itu tenang kembali.
<Kau butuh alat yang tepat untuk suatu pekerjaan,> Rachel
dalam wujud Beruang Grizzly berkata bangga dibawah sinar bulan
<Sekarang mari kita susun ke tempatnya.>
Tuan dan Nyonya berang-berang menghilang dari pandangan
Rachel, kami berlima mendorong kayu itu, seperti perahu yang
mendorong tanker oli dipelabuhan.
Kayu itu bergerak dengan lancar dikolam menuju bendungan.
Ax telah merancang tempat kayu besar itu, Kami mendorongnya
masuk. arus yang datang dari atas bendungan menyelesaikan
sisanya.
<Apakah kalian siap?> Ucap Tobias dari atas.
<Hampir,> Ucap Ax bangga, <Volume air telah melebihi
prediksiku,>
<Lebih baik begitu, > Balas Tobias, <Sebab Yeerk kurang
sejam lagi akan datang kesini, dan Jake? Mereka lebih banyak
dari yang kita kira.
BAB 19.
Isaiah Fitzhenry

Sampai sekarang belum ada tanda-tanda kedatangan pasukan


Forrest.
Apakah dia menunggu subuh baru menyerang ?
Forrest punya reputasi bagus soal serangan dalam
kegelapan malam, menyerang ganas tanpa kelihatan.
Prajurit Negro berlatih sekali lagi, lalu mengumpulkan
senapan mereka dan pergi melakukan penggalian lagi.
Saat aku sedang menginspeksi pekerjaan mereka, aku
mendengar seorang prajurit Negro bernyanyi pelan.
“Letnan,” Panggil Jacob, “Orang-orangku sangat senang akan
pelatihan dan makanan disini.”
“Kami telah memenangkan perang tahun lalu dengan lebih
banyak orang-orang seperti kalian,” aku berhenti sejenak “Jacob
apakah kalian ingin bergabung dengan menjadi prajurit resmi ?”
“Tuan ?”
“Bersumpah untuk melayani perserikatan. Aku dan seluruh
orang kulit putih disini mengira hal itu mungkin terjadi,”
“Beritahu kepada kami apa yang mesti kami lakukan, “
Jawabnya bersemangat.
Nyanyian berhenti, semua kepala sekarang memandang
kepadaku.
“Berkumpul semua, seandaianya, aku,, uh, aku belum pernah
melakukan hal ini,”
Aku punya salinan sumpah yang kutemukan milik walikota
Shaw.
Aku menariknya salinan itu dari kantongku.
Pekerja Negro yang penuh keringat itu berkumpul semakin
dekat.
“Angkat tangan kanan kalian, “
Tiga puluh tangan kuat dan kekar diangkat keatas.
“Sekarang aku akan membacakan sumpah ini sekali sebaris,
Kalian mengikutinya, Dengar ?, Mulai dengan nama kalian masing-
masing,,,,, mari kita mulai sekarang,,,”
Aku berdehem untuk membersihkan tenggorakanku, lalu
membuka kertas yang berisi “Sumpah Bergabung,”
Aku membayangkan diriku sebagai Lincoln, aku mencoba
mengeluarkan suara kepresidenan yang kupunya.
“Saya Isaiah Goodhue Fitzhenry, Dengan hati tulus
bersumpah bahwa aku akan bersungguh-sungguh berbakti untuk
Amerika Serikat, dan......”
“Letnan ?”
“Samson ?”
“Bisakah kau berhenti berbicara ?”
“Tentu saja.”
Aku mendengarkan mereka satu persatu bersumpah.
Jacob, Samson, Moses, Washington, Jackson, Jefferson,
dan Tennessee
Tiga puluh orang yang bersumpah.
Besok kami akan berperang lagi.
Dan berdiri atau jatuh bersama.
Aku melanjutkan sumpah tadi.
“Dan aku akan melayani dengan baik dan penuh iman, serta
akan menyerang musuh dan pengganggu lainnya.....”
Apakah Panglima Forrest ada di tendanya sekarang, sedang
bermain kartu, menghisap tembakau, atau sedang menulis,
mungkin ?.
Penuh percaya diri bahwa dia akan mengalahkan komandan
muda di gunung ini ?.
“Dan setia dan patuh pada perintah Presiden Amerika
Serikat serta perintah atasan yang diberikan padaku,,,”
Perintah yang terakhir kami terima, semoga bukan.
“Sesuai dengan aturan dan surat dari angkatan perang
Amerika Serikat.”
Mereka mengikuti sumpah terakhir ini.
Keadaan sunyi sejenak mengikuti habisnya pembacaan
sumpah, aku memeriksa sebentar, dan mengatakan inilah akhir
dari sumpah tadi.
Mereka sekarang Prajurit.
Sorakan bergembira meledak.
Mereka berlompatan gembira, sampai-sampai aku ikut dalam
histeria kegembiraan mereka.
Mereka semua bertepuk tangan.
Membiarkan mereka bernyanyi-nyanyi gembira,
mengingatkan ku pada kenanganku dirumah, hingga aku melihat
semuanya.
Api unggun.
Saudara perempuan ku sedang membaca buku dilantai dekat
perapian.
Mama sedang duduk di kursinya, dengan tas buatannya.
Aroma kue yang sedang dipanggang di dapur, kelembutan
bulu Rovers saat aku menyentuhnya.
Suara nyanyian mama dalam nada Sopranonya.
Aku sedang dirumah,
Jika kau tewas di pertempuran, mungkin besoknya aku akan
ada dirumah lagi.
BAB 20.
Jake

Kami mulai demorph, ditempat masing-masing, Yeerk


mungkin akan menyerang saat subuh, Ini waktunya pertunjukan.
<Tobias, Apa yang telah kau lihat, ?>
<Kau tahu mataku tak terlalu berguna saat malam, tapi aku
bisa melihat adanya sepasukan Hork-Bajir bersenjata. Lebih dari
seratus orang, dan semuanya memakai ikat tangan biru di
lengannya,>
Jantungku mulai berdetak, Ikat tangan Biru, Pasukan elit
dari Visser One.
“Ceritakan apa saja yang telah kau lihat,”
<Tak bohong Jake, Hampir sama banyaknya dengan Taxxon
yang datang,>
Perutku berbunyi.
<Oh, dan satu Andalite,>
Visser One, musuh lama kami, mantan Visser Three,
Pengendali Andalite, Panglima dari semua Yeerk di bumi, Hanya
misi penting yang akan diikuti langsung oleh Visser One.
“Tak akan ada pesta tanpa adanya iblis itu, “ Ucap Marco
Aku mengirim Tobias duluan ke perkemahan Hork-Bajir,
Kami mengikuti dari belakang melintasi hutan dan lembah, Saat
kami tiba disana, Tobias sedang mengumumkan berita ini ke
kalangan.
<Yeerk akan datang, semuanya ambil posisi untuk berperang,
>
Bahasa pikiran merupakan hal baru bagi para peserta kemah,
Emily menyentuh kepalanya karena pusing mendengarnya.
“Tidak, kau tak kehilangan kesadaranmu, “ Ucapku, “Morph
membuatmu bisa berkomunikasi dengan telepati, Yang tadi itu
Tobias, “ Aku menunjuk pada Tobias di dahan pohon.
<Hei, Aku bisa melihat peserta kemah itu dari jarak satu mil
!> Ucap Tobias secara pribadi padaku, <Beritahu pada mereka
untuk melepas jaket kuningnya, mereka gampang terlihat,>
“Kalian harus bersatu,” Ucapku, “Simpan jaket kalian dan
apapun yang berwarna orange, kuning atau hijau, lalu cari tempat
untuk berkamuflase. sesuatu yang tak sesuai dengan alam akan
membuatmu terbunuh lebih cepat. “
Peserta kemah itu melepaskan perlengkapan mereka.
Lewis mengambil posisi tempur dengan seorang pejuang
Hork-Bajir yang tangan kanannya telah terpotong saat
penyerangan ke fasilitas Yeerk.
Udara penuh dengan tekanan sebelum perang, Setiap badan
mengeluarkan rasa takut dan Adrenalin yang besar.
Richard menatap anaknya diam-diam.
“Jika ada yang terluka segera bersembunyi ke balik batu
besar disana,” Teriakku, “Siapapun yang terbunuh di peperangan
ini, akan ditinggalkan hingga perang selesai, “
Richard berjalan kearah ku, mengenakan kacamata dan
wajahnya terlihat bersih.
“Saat kau bilang ‘Terbunuh’ “ Tanyanya pelan, “Maksudmu,
terbunuh sebagai di bekukan, atau ditangkap, bukan ?”
“Untungnya, Mr. Carpenter, maksudku terbunuh itu ya mati.”
Mata Richard melebar, dan aku tahu itu fase pertama dari
kepanikan, Bukankah aku telah memberitahukan bahaya dari misi
ini bukan, ? Ya, Lelaki ini hanya membiarkan rasa senang
menggebu-gebu di hatinya, Jika dia panik, dia bisa mengacaukan
segalanya.
“Oh, Tuhanku, “Teriaknya, Dia merasa bahwa peringatanku
sebelumnya hanya sebuah permainan, Beberapa dialog dari
Episode Deep Space Nine,” Aku tak sadar akan hal ini, Aku
berhenti, aku akan pulang, Lewis ! Emily ! Turun dari sana !”
Aku memegang bahunya, berusaha menenangkan dan
mendiamkannnya, “Ini sudah terlambat,” Ucapku, “Kau tak bisa
pulang sekarang,”
“Aku tak akan kemana-mana !” Teriak Lewis dari posnya
diatasa pohon, “Mereka butuh bantuan kita,”
Richard melepaskan tanganku, “Turun sekarang, atau kau
akan kehilangan hakmu untuk sebulan !” Teriaknya.
“Tidak, Ayah, “ Teriak Lewis keras, “Aku akan disini,”
<Diam !> Teriak Tobias, <Mereka semakin dekat,>
“Morph mode tempur, Sekarang !”
Richard menatapku, Terdiam, panik, ketakutan, menungguku
untuk menyelematkannya.
Aku mulai berubah menjadi harimau, “Pergi dari sini Richard,
“ Ucapku saat aku masih punya mulut manusia, “Pergilah ke balik
batu besar disana, kau akan baik-baik saja, tetaplah diam disana,

Dia menatap anaknya, lalu padaku. mulutnya terbuka tapi tak
ada suara yang keluar,lalu dia berbalik dan berlari keatas lembah.
Langit diarah timur mulai bersinar, Sebentar lagi matahari
akan terbit, Hork-Bajir merdeka mulai mengatur posisi ada yang
memanjat pohon dan merayap ke semak-semak. Kami semua dalam
mode tempur, Harimau, Gorilla, Grizzly, dan serigala, Ax tetap
siaga di bendungan.
Tak ada suara lain di perkemahan ini kecuali desiran angin
pada dedaunan, kami menunggu. Jantungku berdetak keras.
Pertempuran ini pasti kami akan kalah, pastinya.
BAB 21.

Terdiam, Cahaya dari matahari semakin terang. Kabut abu-


abu mulai berhilangan.
Kwreeell !
Suara dahan patah.
<Diam !> Komandoku, Pertahan kita berguna untuk serangan
kejutan, tanpa itu....
Pergerakan !
Dan suara lainnnya.
Suara hentakan kaki menghentak lembah. Aku mencari-cari
dibalik kabut, Sedikit gerakan menarik perhatianku, Pisau, yang
ada di badan Hork-Bajir setinggi tujuh kaki.
Dia berhenti di ujung perkemahan, Menatap pelan-pelan,
mengarahkan Laser Draconnya pada apapun yang bergerak.
Lebih banyak langkah kaki, lebih banyak pisau, lebih banya
Hork-Bajir dengan ikat tangan biru dilengannya hingga ujung
perkemahan ini penuh dengan prajurit musuh. Mereka berhenti
dan memandang sekeliling, mencari.
Lalu, seorang Hork-Bajir terkecil melangkah maju ke tengah
perkemahan. Dia seorang Hork-Bajir merdeka yang tertangkap
dan sekarang jadi pengendali, Yeerk di kepalanya yang
mengarahkan musuh kemari, Pekerjaannya untuk membawa Hork-
Bajir merdeka, untuk mengkhinati orang-orangnya.
<Bersiap !>
Senjata yang kami punya,---Tombak dan panah, gigi, dan
cakar, hanya bekerja pada pertempuran jarak dekat, Serangan
kami hanya bisa diluncurkan di detik terakhir.
<Ikuti perintahku,,,>
Hork-Bajir yang berikat tangan biru mulai bergerak maju,
dalam beberapa detik mereka akan jatuh ke lubang jebakan kami,
dan disitulah saat mereka bisa kami serang.
Hork-Bajir yang baru saja jadi pengendali membawa sesuatu
yang seperti Handphone, ke mulutnya.
“Semuanya hilang, Visser,”
Tak masuk akal, Dia melaporkan bahwa kami tak ada disini,
mungkin prajurit itu akan menyerah berbalik lalu pulang.
Tapi kemudian dia mengarahkan telunjuknya ke pepohonan
dan membeku, kami telah ketahuan.
<SERANG !>
Pthoo ! Pthoo ! Pthoo ! Pthoo ! Pthoo ! Pthoo !
Hujan tombak, panah dan batu lancip menghantam musuh
sebelum mereka bisa menembak.
“Guaaaaarrrrrrr !”
Cassie berlari diatas tanah, Rahangnnya menggigit
pergelangan tangan seorang Hork-Bajir.
<Ah !>
Pingulnya berdarah, Dia tak melepaskan gigitan itu.
<Heeyaaah !>
Marco, Gorilla gila menerjang Kawanan musuh.
Whooompf ! Whoompf !
Tinju mautnya menjatuhkan dua pejuang musuh.
Thwoossh ! Thwoossh ! Thoossh Thossss.
Toby menyabit musuh dengan pisau di pinggan, lutut, dan
tangannya, dengan kemampuanya dia bisa menghindari serangan
musuh.
Hork-Bajir merdeka pada berteriak, Melompat dari posnya
di atas pohon ke punggung musuhnya, Menusukkan pisau tajam
mereka dalam-dalam ke punggung musuh.
ZING ZING ZING !
Suara pisau yang disabetkan di udara, saat Hork-Bajir
berperang dengan sesama Hork-Bajir dalam perang sipil ini.
Aku bergerak, mengatupkan rahangku pada Hork-Bajir
terkecil, menyeretnya keluar dari barisan kami,Dua Hork-Bajir
merdeka menunggu untuk mengendalikannya. Mereka akan
membawanya ke orang tua Marco, di kemah prajurit terluka,
Mereka akan menahanya, menyembunyikannya. Berharap bahwa di
akhir pertempuran mereka akan membebaskan Yeerk yang ada di
kepalanya.
Aku berlari kembali ke pertempuran.
Menerjang musuh yang aku lihat, menggigit dalam-dalam ke
leher musuh, merasakan saat ototnya terkoyak, menyaksikan
musuh terjatuh.
Tseeww !
Udara diatasku meraung saat tembakan Dracon melewatinya.
menyinarkan cahaya biru dan putih seperti petir.
Aku menerjang Hork-Bajir lainnya.
BAM !
Menubruknya ke batang pohon.
Thump !
Kami terjatuh dan saling bergulingan.
Menjatuhkannya kebadan Hork-Bajir yang tewas, Lembah ini
sudah dipenuhi mayat Hork-Bajir. baik yang merdeka maupun
pengendali.
Grizzly Rachel mengamuk, menerjang seorang Hork-Bajir
yang sedang mengarahkan Draconnya pada pepohonan.
Woooomph !
Tseeew !
Dor !
Menghantamnya, menjatuhkannya ke batu, tapi dia telah
menarik pelatuknya. Pohon itu Hancur dan terbakar, Pos yang ada
berjatuhan.
Jerit kesakitan terdengar...
Hujan panah dan tombak kembali meluncur, melewati pisau-
pisau tajam Hork-bajir musuh dan masuk kedalam daging.
“Ghaaaahh !”
Udara disini sekarang berbau kematian, Lewis dan Emily,
Meg dan Chloe, serta peserta kemah yang lain dan Hork-bajir
saling melemparkan Tombak kearah musuh.
Musuh kalang kabut, berlarian, mundur..
Mundur ?
Suasana terdiam sejenak. lalu Hork-Bajir merdeka mulai
berteriak. Berlompat-lompat, serta menari-nari.
Mereka yang ada dipohon berloncatan turun, tangisan riuh
rendah terdengar mengisi udara, Para Pejuang memegang tombak
mereka di tangan. Bahkan Peserta kemah juga tersenyum,
Senjata Dracon curian juga tak lupa ditembakkan ke udara.
Aku tahu yang lebih baik, Marco, dan yang lainnya. kami tak
merayakan kemenangan ini.
Tarian kemenangan ini salah waktu.
Aku baru saja melihatnya. melalui pepohonan dan kabut.
Dengan diam-diam datang menghampiri para Hork-Bajir dan
peserta kemah yang sedang bersorak.
Visser One dalam wujud morph, Aku tak pernah melihat
makhluk seperti itu, Makhluk berkepala delapan yang
menyemburkan api, dengan kaki-kaki besar seperti batang pohon,
Leher ular, matanya seperti lelehan lahar.
Aku melangkah mundur.
Sebab dibalik makhluk seperti mammoth ular apalah itu, ada
prajurit Taxxon yang merayap. menyebarkan bau kematian.
<Ambil Posisi !> Teriakku . <Berhenti ! Lihat ! Mereka datang
lagi ! >
Suara kegembiraan sirna sudah, suara tertawa berubah jadi
putus asa, para pejuang mengangkat senjatanya. mengambil
tombak baru di tiap tangan.
Dan tiba-tiba terdengar suara memekkan telinga.
<Kalian kalah jumlah ! Menyerahlah, atau mati !>
BAB 22
Isaiah Fitzhenry

Di pagi hari natal.


Suara bising menbuatku terbangun, banyak terdengar suara
hentakan kaki di markas tempat ku tidur, Berpakaian lengkap,
berbaris rapi di markas.
Aku melompat, mengambil senjata laras panjang dan
revolverku, lalu kubuka pintu.
“Mereka ada disini,” Ucap Raines, Matanya melebar, mukanya
tetap tenang, “Sepasukan kecil di hutan, sama seperti kemarin,”
Kami membawa senapan di tangan dan berlari keluar.
Suara hentakan berhenti, dan saat ini suara yang terdengar
hanyalah suara langkah kaki pasukan perserikatan yang sedang
bertugas. Suara Riffle dikokang terdengar saat mereka berlari,
Kedengaran juga suara kantin yang diketok-ketok.
Tombak ada di kantin dan mereka ingin mengambilnya,
Sekalian membawa gandengan alat berat yang akan kami bawa.
“Sepertinya serangan langsung, Letnan, “ Ucapnya padaku,
sembari tangannya memasukkan peluru ke laras senapannya.
Aku mengangkat teropongku dan memfokuskannya pada
pasukan pemberontak yang ada di hutan. Jantungku mulai
berdetak, aku bisa melihat deru nafas kuda mereka saat berlari,
jubah abu-abu mereka, juga pedang tajam yang ada di pinggannya.
Mengapa mereka tak lebih banyak dari semalam ?
Apakah tawanan pemberontak telah berbohong ? Apakah
pasukan musuh tak lebih dari seratus seperti yang Spears lihat?
“Letnan !”
Aku berbalik padanya, Sepuluh orang yang sedang berlari
kearahku, Shotgun dan garpu besar ada di tangan mereka,
Pasukan Joe Miller.
“Ini kota kami, dan bersama tuhan, kami akan berperang
untuk menjaganya. “
Mereka hampir seluruh lelaki yang tersisa di Sinkler’s Ridge,
Bahkan lelaki pemain Drum memegang revolver di tangannya.
Senyumanku terasa pedih, tapi tetap menyakinkan, “Senang
melihatmu disini, Joe, Ini serangan langsung, Maukah kalian
berperan sebagi pengapit, kalian akan menyerbu dari kiri-kanan
pertempuran. ?”
Joe mengarahkan lima orangnya untuk bergerak ke timur
dan sisanya bersamanya ke arah barat.
“Mulai membidik !” Perintahku.
Pasukan pemberontak ada di ujung hutan, mengapa mereka
tak menyerang ? Apa yang sedang mereka tunggu ?
Aku meneropong merek lagi, mengarahkannya pada pasukan
pemberontak, Aku melihat seorang bersembunyi di semak-semak.
Pria kurus, dengan rambut hitam dan tulang pipi menonjol
membuatnya terlihat kejam. Bintang tertera di kerah bajunya.
Kuda di sampingnyajuga terlihat mencolok, Bayang-bayang hutan
menutupi mata pria itu, Di dadanya tak hanya satu karbin, tapi
ada dua.
Apakah dia Forrest ?
Mengapa dia tak menerjang kami, ? Mengapa ?
“Raines ? Spears ? Apakah kalian siap ?”
“Ya , Letnan !”
“Jacob ?”
“Siap tuan,”
Apakah ini hari kekalahan Forrest ?
Joe Miller tiarap dibelakang lubang galian, mengarahkan
senjatanya dari balik tumpukan tanah.
Kami telah siap. Tapi aku merasakan sesuatu..... Sesuatu yang
salah....
“Serang !”
Pasukan pemberontak keluar dari hutan melompat,
menerjang, menebas semak yang menghalangi.
“Membidik !” Perintahku gugup.
Pasukan pemberontak mengangkat senapan mereka.
“Spears, Tembak !”
Dor-Dor !
Meriam ditembakkan.
Boooooom !
“Ahhh !”
Dua kuda dan penunggangnya terlempar jatuh.
“Tembak !”
Dor ! Dor !
Untuk sesaat rasa bangga bergolak di dadaku, Ini pasukan
terbesar yang pernah ku komandoi...
“Tembak !” Panglima musuh berteriak.
Suara tembakan bergemuruh di udara, dibarengi jeritan
kematian.
“Yaahhhh !”
“Ahhh !”
“Ah-Ahhhhh !”
Orang-orang berjatuhan, menangis, menjerit-jerit.
Samson rubuh, dan juga Spears.
“Siaga, Bung !, Isi ULANG !”
Aku mendengar suara senjata yang diisi ulang dengan cepat.
“Tembak !”
Kami menembak lagi, pasukan musuh terus menerjang.
Jeritan dan tangisan memenuhi kupingku saat kami
menjatuhkan musuh.
“ISI ULANG !”
“TEMBAK !”
Pasukan musuh bergerak, mereka mundur kebalik pepohonan.
Secara bersamaan hujan turun, butiran es menerpa wajahku.
“Mereka mundur !” Teriak Raines.
Apakah mungkin, ?
Forrest mungkin lebih baik mati daripada dikalahkan.
Tidak, ada sesuatu yang salah disini.
Semuanya salah.
BAB 23.

Hujan semakin deras, membuat lubang galian penuh dengan


lumpur,
Pasukan pemberontak menyebar mundur masuk ke hutan-
hutan,
Ini tak mungkin kemenangan.
Jacob sedang mengaduk campuran bubuk mesiu di
senapannya.
“Jacob,” Panggilku, “Kalian telah berperang dengan baik,
Kalian telah menunjukkan bahwa kalian bisa berendeng dengan
orang kulit putih, sekarang pergi !, Kabur ke bukit !”
Jacob terus mengisi ulang senjatanya.
Orang-orang ada disekitar kami, kulit hitam dan kulit putih,
semuanya mendesah,
Semuanya berdarah, beberapa lagi berdiri tanpa perasaan.
Pasukan cadangan sedang melakukan apa yang mereka bisa,
Membalut pasukan yang terluka.
Menawarkan minuman dari kantin.
“Dengarkan aku, Jacob ! Forrest akan kembali, Dia akan
menawan kami, tapi dia akan membunuh kalian, Apakah kau
mendengarku ? Selamatkan orang-orangmu, Jacob, Ini
kewajibanmu sebagai pemimpin.”
Jacob menatapku sekarang.
“Aku ingin kalian semua agar tetap hidup, Kembali ke bukit
dan tetap tinggal untuk berperang di lain hari,”
Tak ada seorang pun yang bergerak.
“PERGI !” Teriakku, sambil mengoyang lengannya.
Tetap, tak ada yang bergerak.
Tiba-tiba, Suara Drum bergema dari arah timur.
Kami membeku, Aku, Jacob, semua orang.
Suara Drum lainnya bergema di arah barat.
Arah timur dan barat kami merupakan batu-batu karang,
mustahil untuk menungang kuda disana.
“Kami akan tetap disini,” Ucap Jacob.
“Kau akan mati,”
“Letnan, Tuanku bisa membawaku kemanapun dia mau, Tapi
aku tetap memilih untuk mati berperang sebagai lelaki merdeka,
daripada seorang Budak yang mati konyol karena ketakutan.”
Sorakan Pemberontak terdengar seperti nyanyian iblis.
Dibawah guyuran hujan, aku bisa melihat kuda-kuda
berlompatan dari bebatuan karang.
“Mereka menyerang dari arah timur !” Teriak Miller dari
seberang.
“Dan dari selatan, !” Teriak Rainess. “Mereka menunggang
kuda dari selatan lagi !”
“MEMBIDIK ! !”
Dibawah, Lumpur sudah memenuhi bootku, Dari atas, Hujan
menerpa punggungku.
“Bidik kemana, ? Teriak Raines.
“Pada Target terdekat. !”
Orang-orangku mengangkat senapan mereka,
Penduduk kota juga mengangkat Shotgun mereka,
Kami diterjang dari tiga arah, ditambahi lagi kabut yang
mulai muncul.
“TEMBAK, !” Teriakku.
Kami menembak ke timur, barat, dan selatan,
Terdengar jeritan dari musuh, kami menembak dengan
bagus, mereka berjatuhan !.
Tapi tetap tak cukup.
Dari timus saja tak kurang ratusan musuh yang menerjang
dari balik batu karang.
“ISI ULANG !”
Semua diguyur hujan, air hujan memasuki laras senapan,
merusak bubuk mesiu,
“TEMBAK !” Teriak pemimpin pemberontak.
Tiba-tiba waktu berhenti,
Aku menembakkan revolverku pada gerombolan musuh yang
mendekat,
Mereka semakin dekat,
Lebih dekat.
Bammm !
Gelombang ledakannya menghempaskanku ke lumpur.
Dadaku, !
Aku merabanya, tak perlu membuka jaketku, ada darah
disana,
Sedikit lagi dari jantungku.
Darah mengalir dari jari-jariku.
Menyembur ke rusukku.
“Tidak, ! Aku bernafas pelan.
Aku membalik kepalaku, melihat apakah ada harapan.
Bantuan....
pasukan pemberontak sudah menjebol sisi timur...
Aku bisa melihat Jacob yang sedang bertempur.
mengayungkan pedangnya seperti tongkat, sama seperti saat dia
mengayunkan sekopnya di hari pertama.
Menghajar pasukan musuh yang mendekat.
Tidak, Dibelakangmu ! Jacab !
Dor !
Jacob, tertembak di punggungnya.
Dia menatapku,
Dia terjatuh,
Begitu juga aku.
Bersama.
BAB 24.
Jake

Pasukan Hork-Bajir yang mundur berhenti sekitar jarak


lempar tombak kami, Mereka berbalik, lalu membidikkan Dracon
mereka ke pepohonan, Menembak mati seorang Hork-Bajir
merdeka.
Hork-Bajir merdeka berteriak, Berlompatan dari posnya
dipohon. Api menyebar dari pohon ke pohon, bersama dengan
pejuang berani yang tak sempat melarikan diri.
Lalu........
“Sssssssny-sssssnit-ssssssnit-sssssssnaaaa !”
Taxxon menyerbu perkemahan.
“Skreeeeeeeee !”
Gelombang pertama Taxxon masuk ke lobang jebakan dan
langsung tertusuk tombak, Tubuh-tubuh Taxxon tersate, dua,
tiga, hingga Tombak itu penuh dan bisa dilewati gelombang
Taxxon berikutnya. Taxxon-Taxxon itu menerjang Hork-Bajir
yang bergelimpangan di tanah, sebagian memakan temannya
sendiri yang telah mati,
“Rrrrroaaaagh !”
Aku melompat, membenamkan gigiku ke badan musuh,
kulitnya seperti bola, menjijikkan, rasanya seperti Balon yang
dipenuhi udara panas.
Aku bergerak dari tubuh yang tadi kugigit mati.
Aku melihat saat Rachel meremas Taxxon itu hingga
meledak,
Mendengar Cassie menggertak musuh, dan Marco berkoar-
koar dengan tubuh Gorillanya.
<Tobias !> Tak ada jawaban, Aku berteriak dengan suara
pikiran kupancarkan sejauh mungkin, <Air itu, Beritahu Ax,
sekarang, !>
Hork-Bajir tua dan muda berlarian, menjerit, meraung,
Hutan disekitar mereka terbakar, penembak jitu menembaki dari
balik hutan yang terbakar.
Dimana-mana, Hork-Bajir merdeka berjatuhan satu persatu.
<Keluar dari Perkemahan ini !> Teriakku, <Semuanya lari ke
bukit, Banjir akan datang, !>
Tapi mengapa aku bisa seyakin ini ? Mengapa Tobias tak
menjawab ? Apakah dia sudah tertembak jatuh, ? Apakah Ax
akan mendengar pesanku. ?
Seekor Taxxon bergerak dibelakangku, Aku langsung
berbalik, membenamkan taringku dalam-dalam kebadannya.
Pertempuran ini jadi kacau, dan ini tanggung jawabku.
Aku berbalik dan berlari ke lembah, tepat menuju Ax hingga
dia bisa langsung mengerjakan tugasnya.
Tiba-tiba....
Zwiiiip ! Zwiiip !.
Benda aneh berwarna orange melayang di udara. Bola Api
terbang.
Visser One !
Aku membeku.
Makhluk Raksasa berkaki delapan, sebesar batang pohon,
menerjang masuk ke hutan, Tanah langsung bergoyang saat
kakinya memijak, Pohon-pohon besar diinjak seperti rumput.
Delapan kepala mengerikan dengan mata orange menyala.
Lalu.....
“Tseeeee!”
<Tobias ! Tidak !>
Tobias, menukik ke arah monster itu berkali-kali, mencakar
mata besarnya , mencabik dagingnya dengan paruh lancipnya.
Tapi dia hanya lalat bagi Monster raksasa Visser, bukan rasa
sakit yang didapat, melainkan rasa menyebalkan karena diganggu
makhluk kecil. Delapan lengan monster itu bergerak-gerak di
udara, mencoba menangkap Tobias, Tobias harus terbang jauh,
sebab Tentakel dari makhluk itu mengerjarnya terus.
<Tobias, Berhenti ! ini perintah !>
Aku merasa tenggorokanku menutup, mulutku ditutup rasa
takut, Aku mengirim suara putus asa pada Ax, berdoa semoga dia
bisa mendengarnya.
<Buka bendungan,lepaskan banjir sekarang, SEKARANG ! >

Teriakan menyayat. !
Tobias terpukul salah satu tentakel monster itu. Dia
terpukul jatuh ke pepohonan.
Monster Morph dari Visser itu melangkah kearah Hork-Bajir
yang berlarian, Bola-bola api berhamburan dari mulutnya, Hork-
Bajir tua dan muda terbakar semuanya.
Tak ada pilihan, aku berlari, melewati tubuh Taxxon yang
tewas serta melompati Hork-Bajir yang terbakar, ku fokuskan
semua tenaga ke kaki belakangku, Aku melompat.
Aku melompat ke Visser, Ku tanamkan taring empat inchi-ku
kedalam leher salah satu kepala monster itu.
<Kau tak berdaya,> Raung-nya. <Kau akan mati, >
Kugigit semakin keras, kukatupkan rahangku sekeras
mungkin, kubantu mencakar-cakar luka disekitar gigitan itu.
Aku melayang-layang di udara, hanya gigitanku pada lehernya
yang menahanku.
Darah monster itu yang panas mengaliri mulutku.
Tapi selama aku disini, Visser tak bisa menyemburku dengan
apinya. Jika dia menyembur, dia akan melukai dirinya sendiri.
Dia bisa menggigitku dengan giginya dari lain kepala, dengna
gigi besinya yang berkilauan.
Tsssss !
<Ahhh !>
Aku berputar dan menghindari gigitannya. Mencakar lebih
dalam agar tetap bertahan.
Tssss.
Gigi panas dari monster itu menerkam punggungku. Dagingku
terkoyak !
Whumph !
Aku kehilangan pegangan. Jatuh ke tanah. Bergulingan ke
aliran sungai.
Aku mencoba berdiri. tapi tekanan keras dari atas
menekanku. Menekanku sehingga aku tak bisa bernafas.
Visser meraung, dua dari delapan lapan cakarnya
mencengkram leherku. Tiga dari delapan kepalanya mengendus
wajahku.
Dan aku tahu bahwa aku akan mati.
BAB 25.

Thoop ! Thoop ! Thoop !


Bola api menyembur dari mulutnya.
Aku menutup mataku dan berteriak.
<Ahhhhhh !>
Lalu...
Rasa dingin menyergap tubuh harimauku.
Aku terguling, hanyut dibawa arus sungai.
Badanku berputaran, kehilangan kendali....
Apakah ini rasanya kematian karena api ? Aneh. apakah ini
akhir perjuanganku. ?
<Aaaarrgh !>
Suara Visser One, merebak di telingaku, Apa ini ?
Aku membuka mataku, bukan api, tapi Air, !
Bendungannya sudah dibuka !
Dan aku bisa melihat Monster Visser hanyut juga.
Delapan lengan bergerak-gerak lucu di udara.
Delapan leher panjang hanyut mengikuti banjir.
Api monster itu terpadamkan air.
<Ahhhh !>
Raungannya menggema diseluruh lembah ini.
Aku harus menyelamatkan diri.
Terbatuk-batuk, kemasukan air, tenggelam.
Dunia ini berasa bergerak cepat. seperti film yang diputar
dengan kecepatan maksimal.
Tubuh harimauku berguling-guling didalam air.
Monster aneh itu hanyut disebelahku. Tangan tentakelnya
menghantamku. Leher panjangnya menampar-nampar air.
Dia bisa membenamkanku jika dia mau.
Bahkan jika dia melakukan hal itu, kami berdua akan
tenggelam bersama.
Pergi kedarat Jake ! Bisikku pada diri sendiri..
Hork-Bajir berkumpul di sekelilingku. Pisau tajam mereka
merobek perut dan punggungku.
Aliran sungai ini ibarat neraka.
Lalu aku melihat..... Terbatuk, kemasukan air, Tidak !
Aku hanyut kearah kayu besar,
Tapi mungkin....
<Yaaaahhh !>
Ku panjangkan kaki depanku, mencengkram kayu itu dengan
cakar harimauku.
Harus bisa bertahan ! tapi aku terpeleset !
Arusnya menyeretku tubuhku.
Aku harus menggunakan kaki belakangku juga.
Aku harus memeluk pohon ini.
WHAP !
Salah satu tentakel Visser menghantam pohon diatas
kepalaku. tentakel itu terseret banjir.
Dan monster itu terseret banjir melewatiku. Apinya padam,
dia meraung-raung.
Aku tetap memeluk pohon. Semua badanku mati rasa.
Perlahan-lahan.
Tekanan air mulai berkurang.
Ketinggian air mulai berkurang, Akhirnya aku bisa
melepaskan pelukanku.
Aku terjatuh.
Jatuh di kubangan lumpur.
Aku menyeret tubuhku ke perkemahan, meronta-ronta dari
lumpur dengan tubuh penuh air dan darah.
Hork-Bajir yang tewas ada dimana-mana.
Taxxon yang hanyut bersebaran seperti balon kempes.
Yeerk kabur dari tubuh induk semangnya yang telah mati.,
Aku melihat Rachel , tetap dalam morph Grizzlynya. sedang
merangkak di lumpur.
Pada salah satu kaki besarnya mencengkram seorang Hork-
Bajir muda merdeka.
Anak Jara Hamee dan Ket Halpek. Rachel
menyelamatkannya.
<Jake !> Cassie dan Marco berlari kearahku.
Salah satu kakinya terluka parah. Kulit di dadanya terbakar.
Kami demorph.
“Ax telah melakukan tugasnya,” Ucapku pelan, saat jadi
manusia. “Kita telah melakukannya ,”
Tapi hal ini tak terasa seperti kemenangan,
Mengapa bisa terjadi, Dengan begitu banyak korban dari
kedua belah sisi.
Aku menemukan Lewis dan Emily, mereka mencoba berdiri.
Beberapa orang peserta kemah lainnya saling berpegangan.
<Jake !>
Aku melihat keatas, Seekor elang terbang berputaran.
“Tobias ! Kau masih hidup !”
<Yah, Aku morph, Ax juga selamat. Tapi Jake ? Banyak yang
tak selamat, Mr. Carpenter Jake, Richard ayah Emily dan Lewis
tak selamat,>
BAB 26.

Aku baru saja melihat hasil peperangan.


Aku mendengar tangisan pilu di lembah, Emily duduk di tanah
dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Lewis menatap adiknya.
Menatapnya dengan tatapan kosong.
Aku tak tahu apa yang harus kukatakan.
Toby mendapat luka sabetan panjang di dadanya, Darah
masih menetes dari jari-jarinya. Dia sedang mencari orang-
orangnya di pertempuran ini.
Menghibur mereka, memuji mereka.
Menjelaskan bahwa sekarang waktunya untuk meninggalkan
lembah ini.
Untuk sementara.
Orang tua Marco bertindak sebagai tim kesehatan, mereka
mengumpulkan pihak yang terluka untu segera dirawat.
Pejuang-pejuang yang tak bisa berjalan lagi segera ditandu
dengan tandu alami yang dibuat dari cabag pohon kulit pohon
serta tali.
Semua orang berdoa untuk pejuang yang telah tewas. Dan
mereka tahu bahwa sekarang waktunya untuk mundur.
Sekarang karena pepohonan telah terbakar habis, Visser
One mungkin akan datang dengan Bug fighter. Dia pasti marah
besar karena korban dari pihaknya di perang ini.
Perjalanan ini akan jadi perjalanan panjang penuh derita.
Aku menarik Toby menjauh saat dia sedang mempersiapkan
barang-barang yang akan dibawanya mundur.
“Kau tahu mereka akan segera kembali, Bukan hari ini, tapi
sebentar lagi, “
Dia mengangguk.
“Aku tahu, Jake, Tapi kami telah menang hari ini, memang
tidak terasa seperti kemenangan, tapi lembah ini sekarang milik
kami, selamanya. kami telah membayarnya dengan peperangan ini.
Dia menarik nafas panjang.
“Kami akan tetap disini hingga peperangan selesai, kami tahu
apa yang harus kami lakukan, kami punya kesempatan berperang
untuk kebebasan kami, ini yang memang kami inginkan,”
“Toby,” Ucapku lembut, “Aku tak tahu bagaimana cara
menghakhiri perang ini,”
“Tidak, Tapi akan berakhir, dan suatu hari.....” Ucapnya.
Dia tahu bahwa Yeerk akan menang, dan Hork-Bajir lainnya
akan dijadikan budak lagi.
Aku menyelesaikan perang ini untuknya.
“Suatu hari, “ Ucapku, “Kau bisa kembali ,”
Dia menatap mataku, mata yang penuh harapan.
Saat Hork-Bajir merdeka keluar dari lembah, Orang tua
Marco yang menjadi pemandu, aku langsung terbang ke
Peternakan Cassie.
Demorph dan berjalan pulang di sore hari ini.
Tobias telah berjanji bahwa saat aku pulang Chee yang
menggantikanku akan menghilang.
Orang tuaku, dan Tom, tak akan tahu apapun.
Aku lemah dan gemetaran saat sampai di depan pintu. Ya,
Aku kelaparan dan kelelahan, Tapi yang kurasakan lebih dari itu.
Aku menyelinap masuk dari pintu depan, Ibu, Ayah, dan Tom
berada di belakang rumah,
Aku langsung masuk ke Basement, Disini gelap dan sunyi.
Aku merasa aman disini, bersama dengan kotak-kotak yang
penuh kenangan.
Kenangan tentang pertempuran di masa lalu.
Aku membuka lembaran terakhir dari jurnal Fitzhenry.
“Suara langkah kaki kuda ada dimana-mana.... Jeritan dan
genangan darah, Orang-orang yang tewas... mimpi buruk tak
berakhir. Aku tak bisa bernafas dengan lancar. lenganku mati
rasa, Penglihatanku memudar.... semakin sempit.. aku merasa
berada di lorong yang gelap.
“Jake, Sayang, ? Makan siang sudah siap,”
Aku melompat, Suara Ibu menyadarkanku.
“Aku datang, Ma, “ teriakku, “Aku akan kesana,”
“Kau harus cepat, Cebol, “ Teriak Tom dibawah tangga, “Atau
aku akan memakan burgermu,”
Aku melihat catatan terakhir itu, dimana darah dan hujan
telah membuyarkan tintanya.
“Aku takut aku telah terbunuh, Aku harap aku telah
melakukan yang terbaik, Aku harap....”
Begitulah kata terakhirnya.
Fitzhenry telah berusaha dan dia kalah.

Bagaimana halaman terakhir kisahku dibaca ?


Bagaimana akhir dari kisahku, ?
“Aku harap aku telah melakukan yang terbaik,”
“Yeah,” Bisikku, sambil menutup buku. “Aku juga.”

Selesai.
Jika penasaran kelanjutannya baca Animorph 48. The Return.

Selesai,
Huta Raja Tinggi, 13 Januari 2016 14.43
Mohon Maaf jika ada kata-kata yang tak dimengerti. ^_^.

Anda mungkin juga menyukai