Anda di halaman 1dari 4

PETUNJUK PENUGASAN

PERKULAIAHAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Mata kuliah : MKU Bahasa Indonesia


Materi perkuliahan : Ejaan Bahasa Indonesia
Dosen : Rahmat Prayogi, S.Pd., M.Pd.

Petunjuk:
Temukanlah berbagai kesalahan ejaan yang terdapat dalam tulisan di bawah ini kemudian
perbaiki sesuai dengan aturan ejaan yang benar.

Prasyarat:
Mahasiswa telah membaca materi Ejaan Bahasa Indonesia pada buku MKU Bahasa
Indonesia.

RADHAR PANCA DAHANA,


PENYAIR PEMBERONTAK

Radhar Panca Dahana, demikian sosok pria berdarah jawa(1) yang bersahaja ini di kenal.
Namanya merupakan akronim dari nama kedua orang tuanya, haji(2) Radsomo dan Suharti.
Selain dirinya, 6 sodara(3) kandungnya juga memunyai nama depan Radhar.
Kehidupan masa kecilnya sangat keras. Sang ayah pernah di fitnah(4) sebagai antek komunis.
Ayahnya pula(5) yang mendidiknya dengan penuh ke disiplinan(6) bahkan cenderung
autoriter(7). Dalam publikasinya, Radhar menceritakan bagaimana sejak kecil ia dan sodara-
sodaranya(8) sudah di ajari(9) berhitung angka hingga jutaan, pulang ke rumah harus tepat
waktu, dan rajin belajar. Jika melanggar, hukuman berupa sabetan rotan harus siap-siap mereka
terima. “Ini supaya kalian bisa disiplin, tumbuh jadi orang kuat,” kata Radhar menirukan
ayahnya.
Selain itu, seluruh anak lelaki di kuncung(10) dan di gunduli(11) dengan di sisakan(12) sedikit
rambut diujung(13) kepalanya. Namun dari semua sodaranya(14), hanya Radhar Panca Dahana
yang kerap membangkang dan mendapat hukuman yang sangat keras.
Soal minat dan bakatpun(15), Radhar merasakan ketidakcocokkan dengan orang tuanya yang
menginginkannya menjadi pelukis, sementara ia amat menyukai teater dan menulis.
Sangking(16) seringnya mendapat hukuman fisik, Radhar jadi nggak betah(17) di rumah.
Puncaknya sekitar ahir(18) tahun 1970, ia sering minggat dari rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta
Selatan, untuk mencari tempat yang membuatnya nyaman dan merasa di terima(19). Kawasan
bulungan(20) menjadi pilihan tempat pelarianya(21), tempat yang di kemudian hari turut andil
membentuk pribadinya seperti saat ini.
Sifat pemberontaknya tak hanya ia tunjukan(22) di lingkungan keluarga, namun berlanjut juga di
bangku sekolah. Sejak SD (Sekolah Dasar), Radhar di jauhi(23) teman-temannya karena
tabiatnya yang terkesan ingin "menguasai" lebih banyak area publik. Di bangku SMA (Sekolah
Menengah Atas) pun sifat itu terus berlanjut, ia menolak sistim(24) sekolah, bahkan pernah
bertengkar dengan gurunya. “Sekolah,” katanya, “justru membuat saya tertekan,” (25)
Memasuki masa SMP (Sekolah Menengah Pertama), ia makin giat menulis Cerpen, Puisi,
sehingga membuat Ilustrasi. Beberapa karyanya dimuat di majalah Zaman, yang waktu itu
redakturnya adalah Danarto. Radhar menyamarkan jati dirinya dengan nama Reza Morta Vileni
sebagai penata artistik. Nama samaran itu diilhami oleh nama kenalannya, Rezania, MHum, yang
piawai berdeklamasi. Sedangkan nama Radhar dicantumkan sebagai reporter.
Pada periode ini, Radhar amat produktif mengarang cerpen remaja. Terlebih ketika itu di Jakarta
tengah menjamur berbagai majalah kumpulan cerpen, seperti Pesona dan Anita, yang kerap
memuat karya-karya Radhar. Cerpen karya Radhar Panca Dahana kala itu juga mengisi majalah
remaja seperti (26)Gadis, Nona, dan Hai, bahkan majalah dewasa, yakni Keluarga dan Pertiwi.
Karirnya(27) sebagai jurnalis di atas standard(28) pemula sehingga cepat berkembang ketika ia
diterima bekerja di harian Kompas. Valens Doy, seorang wartawan senior berpengaruh(29),
menempatkannya sebagai pembantu reportert atau reportert lepas(30). Radhar kemudian diminta
menulis berbagai macam rubrik, mulai dari olah raga, kebudayaan, pendidikan, berita kota
tentang kriminalitas, hingga masalah hukum. Kemampuan itu didapatnya(31) dari kebiasaannya
yang sejak kecil sudah hoby(32) membaca.
Akan tapi(33), pekerjaannya sebagai journalist(34) terhenti saat orang tuanya tak
mengijinkan(35) dia untuk bekerja. Dengan berat hati, tahun 1987 (?) (36) Radhar pun kembali
ke bangku sekolah. Untuk menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA saja, Radhar
menghabiskan waktu enam tahun lantaran(37) ia kerap berpindah-pindah sekolah, yakni di SMA
11, SMA Negeri 46 Jakarta, dan sebuah SMA di Bogor. Menurutnya, hal itu adalah buah dari
kekecewaannya karena tidak diijinkan(38) bekerja oleh orangtuanya.
Saat duduk di bangku SMA pun, Radhar kerap bertengkar dengan guru lantaran(39) menolak
sistim(40) sekolah. Sikap kerasnya itu boleh jadi(41) akibat pengaruh buku bertema berat yang
sering dibaca(42) kemudian ditelannya bulat-bulat tanpa mencernanya(43). Seperti pemahaman
Ivan Illich tentang formalisme pendidikan dalam buku berjudul Bebas dari Sekolah serta buku
berjudul Pendidikan Kaum yang Tertindas buah karya Paulo Freire. Ia juga rajin membaca buku-
buku Prof. dr.(44) Koentjaraningrat.
Ketika itu pula, Radhar mulai merambah dunia teater. Sebenarnya, teater bukanlah hal yang baru
bagi Radhar sebab ia telah naik panggung teater ketika berumur 14 tahun. Saat itu(45) ia
memerankan tokoh perempuan bernama Rebecca dalam drama Jack dan Penyerahan. Di
Bogor, Radhar kembali meneruskan hoby(46) lamanya itu dan bergabung dengan bengkel Teater
Rendra.
Namun, keberadaannya di bengkel Teater Rendra tak bertahan lama. Karena berselisih mengenai
manajemen grup dengan si empunya(47) sanggar, Radhar akhirnya memutuskan mengundurkan
diri. Ia bicara dengan Rendra. Pembicaraan itu menyepakati keluarnya Radhar dari bengkel
Teater. Selain kepada Rendra, Radhar saat itu juga dekat dengan Noorca M Masardi dan Anto
Baret. Ketiga orang itulah yang sering memberi nasihat mengenai apa yang patut di
perbuatnya(48). Bahkan atas anjuran Anto Baretlah, Radhar kemudian memutuskan untuk
melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
Radhar awalnya amat berharap bisa diterima di program studi Ekonomi Pembangunan,
Universitas Pajajaran (UNPAD). Sayangnya(49) Radhar tidak diterima kuliah di Unpad, namun
diterima di Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Indonesia (UI). Meski demikian, Radhar berhasil
menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 2,5 tahun. Setelah berhasil menyabet gelar sarjananya,
Radhar kembali menekuni hobinya berteater dan meneruskan karirnya(50) sebagai wartawan.
Kesibukan yang amat menyita waktu membuat Radhar tidak acuh pada tata administrasi di
kampusnya. Masalah itu baru diselesaikanya pada saat ia akan pergi ke Prancis untuk
menyelesaikan kuliah S2-nya di jurusan sosiologi(51) Ecole des Hautes Etudes en Science
Sociales pada tahun 1997 dengan meriset postmodernisme di Indonesia. Di Prancis, Radhar
bermukim di besancon, sebuah kota kecil berjarak 450 km di timur(52) Paris. Tiga bulan
kemudian, Evi Apriyanti, istri Radhar menyusul lantaran(53) merasa hawatir(54) akan kondisi
suaminya yang seorang diri dinegara(55) orang.
Sumber:
www.tokohindonesia.com dengan sejumlah perubahan.
Nama : Nandiar Yandika Dwiprada
NPM : 2115012031
Kelas A
S1 Arsitektur
Komentar:

1. Kata ‘jawa‘ menjadi ‘Jawa‘.


2. Kata ‘haji‘ menjadi ‘Haji‘ karena merupakan nama gelar.
3. Kata ‘sodara‘ merupakan bentuk tidak baku dari ‘saudara‘.
4. Di fitnah menjadi difitnah.
5. Kata ‘pula‘ sebaiknya diganti dengan ‘juga‘.
6. Kata ‘ke disiplinan‘ menjadi ‘kedisiplinan‘.
7. Kata ‘autoriter‘ditulis menjadi ‘otoriter‘.
8. Kalimat “sodara-sodaranya“ menjadi “saudara-saudaranya“.
9. Di ajari seharusnya disambung menjadi diajari.
10. Di kuncung disambung menjadi dikuncung.
11. Di gunduli disambung menjadi digunduli.
12. Di sisakan disambung menjadi disisakan.
13. Kata ‘diiujung‘ dipisah menjadi ‘di ujung‘.
14. Kata ‘sodaranya‘merupakan bentuk tidak baku dari ‘saudaranya‘.
15. Kalimat “bakatpun“ dipisah menjadi “bakat pun“.
16. Kata ‘sangking‘ dapat diganti dengan ‘karena terlalu‘ sehingga kalimatnya menjadi
“Karena terlalu seringnya mendapat...“.
17. Kalimat “nggak betah“ diganti dengan kalimat “tidak nyaman“.
18. Kata ‘ahir‘ menjadi ‘akhir‘.
19. Kata ‘di terima‘ menjadi ‘diterima‘.
20. Kata ‘bulungan’ menjadi ‘Bulungan‘, karena merupakan nama daerah.
21. Kata ‘pelarianya‘ dilengkapi menjadi ‘pelariannya‘.
22. Kata ‘tunjukan’ dilengkapi menjadi ‘tunjukkan’.
23. Kata ‘di jauhi‘ menjadi ‘dijauhi‘.
24. Kata ‘sistim‘ menjadi ‘sistem‘.
25. Kalimat tersebut kurang rapi, sehingga yang benar adalah “Sekolah hanya membuat
saya tertekan,“ katanya.
26. Kalimat “...mengisi majalah remaja seperti...“ kurang tanda baca, sehingga penulisan
yang benar adalah “...mengisi majalah remaja, seperti: Gadis, Nona, dan Hai...“.
27. Kata ‘karir‘ menjadi ‘karier‘.
28. Kata ‘standard‘ menjadi ‘standar‘.
29. Tanda baca koma seharusnya dihilangkan sehingga menjadi “...senior berpengaruh
menempatkannya...“.
30. Kata ‘reportert‘ menjadi ‘reporter‘
31. Kata ‘didapatnya’ sebaiknya diganti menjadi ‘didapat’.
32. Kata ‘hoby’ menjadi ‘hobi’.
33. Kalimat “akan tapi, pekerjaannya…” seharusnya dilengkapi menjadi “akan tetapi,
pekerjaannya…”.
34. Kata ‘jurnalist’ menjadi ‘jurnalis‘.
35. Kata ‘mengijinkan‘ salah karena merupakan bentuk tidak baku dari kata ‘mengizinkan‘.
36. Tanda tanya dihilangkan
37. Kata ‘lantaran‘ sebaiknya diganti dengan kata ‘karena‘.
38. Kata ‘diijinkan‘ menjadi ‘diizinkan‘.
39. Kata ‘lantaran‘ sebaiknya diganti dengan kata ‘karena‘.
40. Kata ‘sistim‘ menjadi ‘sistem‘.
41. Kalimat “boleh jadi“ sebaiknya diganti dengan kata “kata“.
42. Kata ‘dibaca‘ seharusnya dipisah menjadi ‘di baca‘.
43. Kata “mencernanya“ sebaiknya diganti menjadi “memahaminya”.
44. Kata “dr.” seharusnya menggunakan huruf kapital karena merupakan gelar akademis,
bukan gelar dokter sehingga penulisan gelar yang benar adalah Prof. Dr. Koentjaningrat.
45. Tanda baca koma sebaiknya ditambahkan setelah kalimat “saat itu“ sehingga penulisan
yang benar adalah “Saat itu, ia memerankan…”.
46. Kata ‘hoby’ menjadi ‘hobi’.
47. Kata ‘si empunya’ sebaiknya diganti dengan ‘si pemilik‘.
48. Kalimat “...patut di perbuatnya.“ sebaiknya diganti menjadi “...patut dilakukannya“.
49. Kata ‘sayangnya‘ sebaiknya diganti menjadi ‘akan tetapi‘
50. Kata ‘karir‘ menjadi ‘karier‘.
51. Kata ‘sosiologi‘ seharusnya menggunakan huruf kapital menjadi ‘jurusan Sosiologi‘.
52. Kata ‘timur‘ seharusnya menggunakan huruf kapital menjadi ‘Timur Paris‘.
53. Kata ‘lantaran‘ menjadi ‘karena‘.
54. Kata ‘hawatir‘ menjadi ‘khawatir‘.
55. Kata ‘dinegara‘menjadi ‘di negara‘.

Anda mungkin juga menyukai