Anda di halaman 1dari 4

Untuk Naskah Novel, yang harus dikirim adalah: 1. Naskah novel secara utuh.

Jadi, jangan hanya mengirim bab 1 atau daftar isinya saja. 2. Sinopsis cerita. Ini sangat penting agar penerbit memiliki gambaran yang jelas mengenai isi novel kita sebelum mereka membacanya. 3. Surat pengantar. Memang ini tidak wajib, tapi diperlukan sebagai sopan santun terhadap penerbit. 4. Biodata penulis. Biasanya biodata ini dibagi menjadi dua jenis, dan sebaiknya kedua-duanya kita kirim.

Jenis pertama adalah biodata yang tujuannya sebagai arsip si penerbit saja, bukan untuk dipublikasikan. Pada biodata ini, kita harus mencantumkan nama asli, alamat lengkap, nomor telepon, nomor rekening bank, dan sejumlah data penting lainnya., Data seperti ini diperlukan untuk kepentingan administrasi dan komunikasi antara anda dengan si penerbit.

Jenis kedua adalah biodata yang isinya lebih kurang sama dengan biodata penulis yang biasa kita temukan pada buku-buku yang telah diterbitkan. Biodata inilah yang nantinya akan dimuat pada buku kita, jika diterbitkan.

5. Segmentasi naskah. Ini digunakan sebagai bahan pertimbangan tim marketing di penerbit tersebut. Segmentasi naskah cukup diuraikan dalam kalimat singkat, misalnya:Novel ini ditulis dengan bahasa sehari-hari, para tokohnya adalah anak SMA dan mahasiswa. Novel ditujukan bagi remaja usia 12-20 tahun yang beragama Islam.

6. Karakter para tokoh. Ini digunakan untuk membantu ilustrator dalam membuat gambar-gambar dalam novel kita.

Perlu diketahui, naskah kita cukup diketik dengan format biasa di MS Word. Masalah desain dan lain sebagainya akan ditangani oleh penerbit. Bagaimana dengan buku komik? Ada penulis yang bisa menggambar, jadi gambar dan naskah ditulis sendiri. Ada juga yang diserahkan ke ilustrator, penulis hanya menulis naskahnya. Jika ada pembagian honor, biasanya penulis yang membayar ilustrator. Bisa juga diadakan kerja sama dalam bentuk royalti.

Sedangkan Untuk Kumpulan Cerpen, kelengkapan naskah tak jauh beda dengan novel. Yang tidak wajib kita sertakan hanyalah nomor 2 (sinopsis) dan 6 (karakter para tokoh).

Untuk Naskah Nonfiksi, hampir sama dengan fiksi. Namun, untuk naskah nonfiksi kita bisa mengirim daftar isi saja tidak perlu mengirim naskahnya secara utuh. Hal itu karena sebuah penerbit dapat mengetahui gambaran isi dari naskah nonfiksi hanya dengan membaca daftar isinya. Kita juga bisa mengirim bab satu atau mungkin sinopsisnya saja.

Memang tidak ada salahnya jika kita mengirim naskah yang utuh dan siap diterbitkan. Semuanya tergantung pada keputusan dan juga kebijakan penerbit tentunya.

Pada naskah nonfiksi cukup penting bagi kita untuk menyertakan sebuah halaman yang berisi:

- konsep utama buku kita

- tujuan penulisan buku tersebut

- misi dan visi apa yang anda emban di dalam buku ini.

- apa keunggulan utama dari buku ini.

- jika buku kita punya tema yang mirip dengan buku-buku lain yang sudah terbit, ceritakan apa keunggulan buku kita dibanding buku-buku tersebut.

Kita dapat menceritakan semua poin ini di dalam satu atau dua halaman kuarto. Ini berfungsi sebagai bahan pertimbangan si penerbit untuk menerima atau menolak naskah kita.

Setelah merasa naskah kita lengkap, tentunya kita akan mengirimnya ke penerbit. Kita bisa mengirimkannya lewat pos atau mungkin lewat e-mail. Mana yang lebih baik? Memang saat ini mengirim lewat e-mail akan jauh lebih praktis. Namun menurut Hernowo, CEO Mizan Learning Centre, lebih baik mengirim lewat pos karena memudahkan penerbit untuk menilainya meski cukup merepotkan penulis.

Anda mungkin juga menyukai