Anda di halaman 1dari 4

a.

Panggung Krapyak dan sekitarnya


: Vegetasi di seputar Panggung Krapyak,
terdapat asem kembar di kanan dan kirim bangunan Panggung Krapyak. Kemudian
artefak, terdapat bangunan Panggung Krapyak, sisa - sisa tembok beteng krapyak di
halaman rumah Pak Kelik (Kampung Minggiran), Makam Krapyak. Dan nama nama
kampung di sekitarnya (Kampung Segaran, Kampung Njanganan) dll.
b. Nama kampung berdasarkan nama Pangeran/Bangsawan : Kadipaten, Suryoputran,
Ngadisuryan, Panembahan, Mangunegaran, Wijilan, Yudonegaran, Pakuningratan,
Notoprajan, Purwodiningratan, Ngadiwinatan, Notoyudan, Jogonegaran, Sutodirjan,
Sosrodipuran, Sosromenduran, Sosrowijayan, Jogoyudan, Suryonegaran,
Cokroningratan, Cokrokusuman, Sindunegaran, Danurejan, pugeran dll.
c. Nama kampung berdasarkan Abdi dalem
: Musikanan, Ngrambutan, Kenekan,
Bludiran, Kemitbumen, Gebulen, Sekulanggen, Pandean, Mantrigawen, Pesindenan,
Gamelan, Namburan, Siliran, Patehan, Polowijan, Rotowijayan, Suranatan, Gerjen,
Gendhingan, Ngampilan, Gedhongtengen, Gedhongkiwa, Pajeksan, Dagen,
Mertolulutan, Kumetiran, Gandhekan, Jlagaran, Gowongan, Bumijo, Sitisewu,
Panumpung, Gemblakan, Keparakan Tengen dan Kiwa, Numbakanyar, Maosan,
Gebanyanan, Minggiran, Mijen.
d. Nama kampung berdasarkan Prajurit : Langenastran, Langenarjan, Wirobrajan,
Ketanggunan, Bugisan, Patangpuluhan, Suronggaman, Daengan, Jagakaryan,
Mantrijeron, Prawirotaman, Jageran, Surokarsan, Nyutran.
e. Vegetasi di dalam kraton :
- Pohon Waringin menlambangkan pangayoman, keadilan juga sifat abadi.
Waringin juga melambangkan, Manunggaling kawula lan Gusti, atau rakyat
dengan pemimpin, atau bersatunya manusia dengan Tuhan yang memberikan
hidup. Yang diwujudkan melalui ringin kurung yang ada di Alun alun Karaton.
Di
dalam
bahasa
Sansekerta,
pohon
Waringin
juga
disebut nyagrodha atau satavrksayang merupakan perwujudan dari kosmos
Dewa Wisnu.

Pohon Tanjung terdapat di dalam Prasasti Siwagrha (856 M), yang disana
disebutkan bahwa di pelataran candi Prambanan bagian timur tumbuh pohon
Tanjung yang digunakan sebagai sarana turunnya para Dewata ke bumi. Lalu
cabang cabang pohon tanjung berfungsi untuk memberikan pengayoman.

Tanaman Gayam melambangkan ayom (teduh) atau ayem (tentrem). Pohon


Gayam ini dapat menjaga kebersihan dan beningnya air.

Tanaman Sawo Kesik banyak terdapat di pelataran Kedhaton atau dalemipun


para dharahing Nata (tempat para bangsawan). Tanaman Sawo Kecik memiliki
makna sarwa becik (selalu dalam kebaikan).

Pohon Asem memiliki arti sengsem (menyenangkan hati, senyum yang indah),
sedangkan daun dari pohon Asem yang berjari enam, memiliki nama sinom
anom (berjiwa muda). Dan sinom juga nama dari rambut wanita yang halus.

Tumbuhan Kemuning melambangkan kesucian dan beningnya pikiran. Berasal


dari kata ning - hening dari kemu - ning

Tanaman Bo (Bodhi) berasal dari bahasa Sansekerta assttha, yang berhubungan


dengan pencerahan sang Buddha Gautama. Di tanah Jawa tanaman bodhi
disamakan dengan tanaman Keben, yang di dalam Karatan Ngayogyakarta
ditanam di plataran Kamandhungan Ler. Tanaman Keben ini juga disebut
tanaman perdamaian.

Tanaman Kepel adalah genggaman tangan manusia, yang memiliki arti greget
(niat) dalam bekerja. Sedangkan watu berarti dasar. Pohon Kepel ini
melambangkan manunggaling sedya kaliyan gegayuhan (bersatunya niat
dengan kerja).

Pohon Jambu Darsana berasal dari kata sudarsana yang berarti tauladan atau
contoh, sedangkan Tlampok Arum juga disebut Jambu Dompolan yang
melambangkan kerukunan. Makna kedua tanaman filosofis ini, bahwa sebagai
pemimpin harus bisa menjadi contoh taulanan terhadap yang dipimpinya, yang
sabdanya selalu harum. Sehingga dapat menjadi pemimpin yang
mempersatukan serta merukunkan orang orang yang dipimpinya.

Anda mungkin juga menyukai