Anda di halaman 1dari 43

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kasus

2.1.1 Definisi

De Quervain Syndrome merupakan gangguan yang menyebabkan peradangan

serta disertai nyeri dari selaput tendon yang berada di sarung sinovial dimana

mempunyai fungsi untuk memayungi otot EPD dan otot APL,Tendon,dan otot

extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus yang mempunyai peran dalam

mengendalikan posisi orientasi menobang beban serta menjaga kestabilan dari sendi

ibu jari (Suryani,A.2018).

2.1.2 Anatomi Fungsional

Dalam pembahasan anatomi fungsional dan biomekanik ini, akan dibahas

mengenai tulang, otot, tendon, ligament, inervasi, vaskularisasi, dan biomekanik dari

lengan bawah dan tangan yang mendapat pengaruh langsung dari kasus De Quervain.

2.1.2.1 Osteologi

Tulang (os) adalah organ yang padat, elastis, keras yang menyusun sistem

kerangka. Fungsi tulang sama dengan fungsi kerangka yaitu memberikan kekuatan

pada badan, memberikan bentuk, sebagai alat gerak pasif, juga sebagai pelindung

organ dalam yang lunak tanpa mengganggu fungsinya. Pada bagian ini akan dibahas

mengenai tulang-tulang daerah lengan bawah dan tangan.

4
5

Ossa Manus

Ossa Manus terdiri dari Ossa Carpi, Ossa Metacarpi dan Ossa Digiturum/

Phalanges.

(1) Ossa Carpal

Os Carpus terdiri atas 8 tulang yaitu : deret proximal terdiri dari a. Os

Naviculare (os scapoideum), merupakan tulang besar dalam baris proksimal, di

proksimalnya bersendi dengan os radius, di distal dengan os multangulum majus

dan os multangulum minus sedangkan di medial dengan os lunatum dan os

capitatum. b.os Lunatum, bentuknya seperti bulan sabit, di proksimal bersendi

dengan os radius dan diskus articularis, di medial dengan os triquetrum, di lateral

dengan os naviculare dan di distal dengan os capitatum. c.os Triquetrum,

bentuknya seperti piramid, dengan bagian apeknya mengarah ke medial. Dasarnya

menghadap ke lateral dan bersendi dengan os lunatum. Di proksimal bersendi

dengan diskus artikularis dan di distal dengan os hamatum.d.os Pisiforme,

merupakan os carpal yang paling kecil.

Pada deret distal terdiri dari : a.Os Multangulum majus (os trapezium), pada

bagian distal terdapat permukaan sendi yang menyerupai pelana untuk os

metacarpal I. Antara permukaan sendi distal dan medial terdapat sendi yang lebih

kecil untuk bersendi dengan os metacarpal II. Di proksimal, os

multangulummajus bersendi dengan os naviculare,b. Os Multangulum Minus (os

trapezoideum), pada bagian dorsal lebih lebar dari pada permukaan volar.

Bersendi di proksimal dengan os naviculare, di distal dengan os metacarpal II, di


6

lateral dengan os multangulum majus dan di medial dengan os capitatum. c.os

capitatum, merupakan os carpal yang paling besar, diproksimal bersendi dengan

os naviculare dan os lunatum. Dilateral bersendi dengan os multangulum minus.

Dimedial dengan os hamatum dan dilateral terutama dengan os metakarpal III

serta sebagian dengan ossa metakarpalia II dan IV. d.os Hamatum pada

permukaan volarnya terdapat hamulus yang melengkung ke lateral. Hamulus

(bangunan seperti lidah) berhubungan dengan m. fleksor digiti minimi brevis dan

ligament pisohamatum.

Di distal bersendi dengan ossametakarpalia IV atau V, dilateral dengan os

capitatum, diproksimal dan dimedial dengan os triquetrum sedangkan

diproksimal dan lateral dengan os lunatum.

(2) Ossa Metacarpal

Terdiri atas 5 os metacarpus tangan masing-masing mempunyai capitulum,

corpus dan basis. Pada mereka semua terdapat permukaan sendi pada salah satu

ujungnya (basis) untuk bersendi dengan ossa carpalia dan pada ujung lainnya

(capitulum) untuk phalanges. (1) Os Metacarpal 1 yaitu berbentuk pelana, (2) Os

Metacarpal II mempunyai lekukan yang menghadap ke proksimal untuk

bersendi dengan os carpal dan pada sisi medial dengan metacarpal III (3) Os

Metacarpal III pada sisi dorsal basis metacarpal III tedapat processus styloideus

dan di sisi radial terdapat permukaan sendi untuk metacarpal II, proksimal
7

berhubungan dengan ossa carpalia dan pada sisi ulnar terdapat dua permukaan

sendi untuk bersendi dengan os metacarpal IV, (4) Os Metacarpal IV di sisi

radial mempunyai dua permukaan sendi tetapi di sisi ulnar hanya mempunyai

satu permukaan sendi, (5) Os Metacarpal V.

(3) Os Phalang

Setiap jari terdiri lebih dari satu tulang dinamakan phalang proksimal,

medial dan distal. Kecuali thumb yang hanya mempunyai dua phalang sehingga

jumlah keseluruhan sebanyak 14 buah. (1) Os Phalang Proksimal I, mempunyai

corpus, capitulum (trochlea) dan basis.

Basis mempunyai lekukan sendi oval, suatu permukaan sendi untuk ossa

metacarpalia, (2) Os Phalang Medial II, basis os phalang medial mempunyai

permukaan konveks untuk menyesuaikan diri dengan bentuk capitulum phalang

proksimal, (3) Os Phalang Distal, basis phalang distal juga mempunyai

mempunyai pinggiran. Pada ujung distal terdapat permukaan volar yang kasar

untuk insersio tendon m. flexor digitorum profundus. (4) Ossa Sesamoid, secara

teratur terdapat pada sendi-sendi antara metacarpal dan phalang proksimal atau

thumb.
8

Gambar 2.1Ossa Carpal. (R. Putz, 2007)

Keterangan Gambar 2.1

1. Phalanxdistalis
3.Phalanxproximalis
2.Phalanxmedi
9

4.Phalanxdistalis 15.Os triquetrum

5.Phalanxproximalis 16.Os pisiforme

6.Ossasesamoidea 17.Os capitatum

7. Os metacarpiI 18.Os hamatum

8.Proc.Styloideusossis metacarpiIII 19.Hamulus ossis hamati

9. Os trapezoideum 20.Basisossis metacarpi

10. Os trapezium 21.Carpus ossis metacarpi

11. Tuberculumossis trapezii 22.Caput ossismetacarpi

12. Tuberculumossis scaphoidei 23.Basisphalanges

13. Os scaphoideum 24.Corpus phalanges

25.Caput phalangis

26.Tuberositas
phalangisdistal.

14.Os lunatum

2.1.2.2 Myologi
10

Otot adalah suatu organ atau jaringan yang merupakan alat gerak aktif

yang memiliki kemampuan berkontraksi sehingga menyebabkan gerakan atau

tegangan.

1) Otot-otot Lengan Bawah

Otot Lengan Bawah dibagi menjadi tiga bagian yaitu otot lengan bawah bagian

ventralis, radialis dan dorsalis.

(1) Bagian Ventralis

Otot yang terdapat pada bagian ventral lengan bawah : terdiri dari

kelompok superficialis dan kelompok profundus.

a. Kelompok Superfisial

Terdiri dari : (a) Musculus Pronator Teres. Otot ini terdiri daridua

caput yaitu caput humerale dan caput ulnare. Caput humerale

berorigo pada epicondylus medialishumeri, dan caput ulnar berorigo pada

facies medialis ulnae disebelah distal processus coronoideus ulnae.

Insersionya pada sepertiga tengah facies lateralis radii. Persarafan : n.

medianus. Fungsinya pada sendi siku caput humeri untuk pronasi dan fleksi

sedangkan untuk caput ulnare untuk pronasi. (b) Musculus Flexor Carpi

Radialis, origonya pada epicondylusmedialis humeri, fascia antebrachii.

Insersionya pada permukaan palmar basis ossis metacarpi II. Persarafan : n.

medianus. Fungsinya pada sendi siku untuk fleksi dan pronasi sedangkan

untuk sendi pergelangan tangan untuk fleksi palmar. (c) Musculus

Palmaris Longus, origonya pada epycondylus medialis humeri, fascia


11

antebrachii. Insersionya pada aponeurosis palmaris. Persarafan : n.

medianus. Fungsinya pada sendi siku untuk fleksi dan pada sendi

pergelangan tangan fleksi palmar. (d) Musculus Flexor Carpi Ulnaris

terdiri dan dua caput yaitu : caput humeral origonya pada epicondylus

medialis humeri, dan caput ulnar origonya pinggir dorsal ulna.

Insersionya pada os fisiforme. Persarafan : n. ulnaris. Fungsinya pada

sendi siku untuk fleksi dan pada pergelangan tangan untuk fleksi palmar.

b. Kelompok Profundus

Terdiri dari : (a) Musculus Flexor Digitorum Profundus, origonya

pada facies volar ulna dan membrana interossea. Insersionya pada phalang

distal jari II-V. Persarafan : R.Interoseus anterior n. medianus dan. ulnaris.

Fungsinya untuk fleksi sendi-sendi jari II-V. (b) M. Flexor Pollicis Longus,

origonya padafacies anterior radii. Insertionya pada phalang distal I.

Persarafan : R. Interoseus anterior n . medianus. Fungsinya untuk fleksi

thumb. (c) Pronator Quadratus, origonya pada facies volaris ulnae pada

bagian distal. Insersionyapada facies volar radii. Persarafan: R. Interoseus

n. medianus. Fungsinya untuk pronasi.

(2) Bagian Radial

Kelompok otot yang terdapat pada bagian radial lengan bawah yaitu

kelompok Superficialis : (a) M. Brachioradialis, origonya pada margo


12

radial humeri. lnsersionya pada prossesus styloideus radii. Persarafan : R

Profundus n. radialis. Fungsinya untuk fleksi.(b) M. Extensor Carpi Radialis

Longus, origonya pada margo lateralis humeri sebelah distal origo m.

brachioradialis. Insersionya pada basis ossis metacarpalis II. Persarafan : R

rofundus n. radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk fleksi, supinasi,

dorso fleksi dan abduksi radialis radiocarpea dan articilatio intercarpea.

(c) M. Extensor Carpi Radialis Brevis, origonya epicondylus lateralis humeri.

Insersionya pada basis ossis metacarpalis III. Persarafan : R. Profundus n.

radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk fleksi, pronasi dan supinasi.

(3) Bagian Dorsalis

Otot yang terdapat pada bagian dorsalis lengan bawah dibagi

dua kelompok yaitu kelompok superficialis dan profundus.

a. Kelompok Superficialis

Terdiri dari : (a) Musculus Extensor Digitorum, origonya

epicondylus lateralis humeri, Insersionya pada aponeurosis dorsalis

pada jari Persarafan : R. Profundus n. radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk

ekstensi sedangkan untuk sendi pergelangan tangan untuk fleksi dorsal. (b)

Musculus Extensor Digiti Minimi, origonya pada epicondylus

lateralishumeri.Insersionya pada aponeurosis dorsal jari 5. Persarafan : R

Profundus n. radialis.Fungsinya untuk ekstensi jari-jari ke V. (c) M.

Extensor carpiulnaris, origo pada caput humeral epicondylus lateral humeri


13

dan pada caput ulnar terletakpada fascia antebrachii. Insersionya pada

permukaan dorsal basis ossis metacarpi V. Fungsinya untuk ekstensi.

b. Kelompok Profundus

Terdiri dari : (a) Musculus Abduktor Pollicis Longus, origonya pada

Seperempat distal facies posterior ulnae, membrane interossea. Insersionya

pada phalang distalis pollicis. Fungsinya untuk ekstensi. (b) Musculus

Ekstensor Pollicis Brevis, Origonya pada Facies posterior radii, membrane

interossea. Insersionya pada basis phalanges proximalis thumb. Fungsinya

untuk ekstensi.

2) Otot Wrist

Pada otot ini akan dibagi dalam tiga kelompok yaitu otot interossei,

otot thenar, otot hipotenar.

(1) Kelompok Interossei

Terdiri dari: (a) M. Lumbricales I-IV, origonya pada sisi radial tendo I dan

II, serta sisi-sisi tendo II-IV M. flexor digitorum profundus yang saling

berhadapan. Insersionya berinsensi di sebelah radial aponeurosis dorsalis jari II-V.

Persarafan : n. medianus (I,II), n. ulnaris (III,IV). Fungsinya pada sendi

metacarpofalangeal (III-V) untuk fleksi abduksi radial sedangkan pada sendisendi

jari (II-V) untuk ekstensi. (b) M. Interossei Palmares I-III, origonya pada sisi ulnar

os metacarpi II, sisi radial ossa metacarpi IV dan V. Insersionya menyebar ke

aponeurosis dorsalis jari II,IV dan V. Persarafan : R. Profundus n. ulnaris. Fungsinya

pada sendi metacarpofalangea (II,IV,V) untuk fleksi sedangkanpada sendi-sendi


14

jariuntukekstensi. (c) M. Interossei Dorsalis I-IV,origonya pada sisi-sisi ossa

metacarpiyang saling berhadapan.

Insersionyamenyebar ke aponeurosis dorsalis jariPersarafan : R.Profundus

n. ulnaris.Fungsinya pada metcarpofalangeal joints (II-IV) untuk fleksi sedangkan

untuk sendi-sendi jari (II-IV) untuk ekstensi.

(2) Kelompok Thenar

Terdiri dari : (a) M. Abduktor Pollicis Brevis, origonya pada

retinaculummusculorum flexorum dan tuberculum ossis scapoidei. Insersionya

pada sesamoideum radial sendi metacarpofalangea thumb, tepi radial basis

phalangproximalis thumb, berinsersi ke aponeurosis dorsalis thumb. Persarafan: n.

medianus. Fungsinya pada sendi carpometacarpal thumb untuk abduksi dan opposisi

sedangkan pada sendi metacarpofalangeal thumb untuk fleksi. (b) Musculus

Fleksor Pollicis Brevis, origonya pada caput superficial terdapat di retinaculum

musculorum flexorum dan pada caput profundum terdapat di ossa

capitatum,trapezium, trapezoideum, basis ossis metacarpi I. Insersionya pada os

sesamoideumradial pada sendi metakarpofalangeal thumb, tepi radial basis

phalang proksimalisthumb, berinsersi ke apeneurosis dorsalis thumb. Fungsinya pada

sendi karpometacarpal thumb untuk opposisi dan adduksi sedangkan pada sendi

metacarpofalangea thumb untuk fleksi. (c) Musculus Opponens Pollicis, origonya

pada retinaculum musculorum dan tuberculum ossis trapezii. Insersionya pada seluruh

tepi radial os metacarpi I. Persarafan : n. medianus dan n. ulnaris. Fungsinya pada

sendi karpometacarpal thumb untuk oposisi. (d) Musculus adductor Pollicis,


15

origonya pada caput obliqum terdapat di os capitatum, basisossis metacarpi II,

lig.carpi radiatum sedangkan pada caput transversum terdapat pada permukaan

palmar os metacarpi III.

Insersionya pada os sesamoideum ulnar,pada sendi metacarpofalangea

jointthumb, tepi ulnar basis phalang proksimalis thumb, berinsersi ke

aponeurosisdorsalis thumb. Persarafan : Ramus Profundusn. ulnaris. Fungsinya

pada sendi karpometacarpal thumb untuk oposisi sedangkan pada

metacarpofalangea thumb untuk fleksi.

(3) Kelompok Hypothenar

Terdiri dari : (a) Musculus Abduktor Digiti Minimi, origonya pada retinaculum

musculorum flexorum, hamulus ossis hamati. Insersionya pada permukaan ulnar os

metacarpi v. Persarafan : R. Profundus n. ulnaris. Fungsinya pada sendi

karpometakarpal (v) untuk oposisi. (b) Musculus Flexor Digiti Minimi Brevis,

origonya pada retinaculum musculorum flexorum, hamulus ossis hamati.

Insersionya pada basis phalanges proximalis jari 5, aponeurosis dorsalis jari 5.

Persarafan : Ramus Profundus n. ulnaris. Fungsinya pada sendi karpometakcarpal(v)

untuk oposisi, sendi metacarpofalangea(v) untuk fleksi, sendi-sendi jari(v) untuk

ekstensi. (c) Musculus Opponen Digiti Minimi, origonya pada hamalus ossis

hamati dan retinaculum flexorum. Insersionya pada permukaan ulna os metacarpi v.

Persarafan : R. Profundus n. ulnaris. Fungsinya pada sendi karpometacarpal (v) untuk

oposisi thumb.
16

Selubung tendon lengan bawah, pada ujung distal lengan bawah melekat erat

fasia (sehelai jaringan fibrosa yang membentang di bawah kulit membentuk atau

membungkus bagian otot pada permukaan dorsal ulna), fascia ini diperkuat oleh

pita transver untuk membentuk ekstensor retinakulum pada permukaan dorsaldan

fleksor retinakulum pada permukaan palmar, retinacula ini memberikan saluran

untuk tendon-tendon sebagai otot.

Dibawah ekstensor retinaculum terdapat 6 ruang dorsal yang mengandung

selubung tendon dan sisi radialis ke sisi ulnaris. Pada ruang (1) terdapat tendon m.

abductor pollicis longus dan extensor policis brevis (2) terdapat tendon m.

extensor carpi radialis longus dan brevis (3) terdapat tendon m. extensor pollicis

longus (4) tedapat tendon. pollicis digitorum dan extensor indicis. (5) terdapat

tendon m. pollicis digiti minimi paling panjang diliputi selubung synovial. (6)

terdapat tendon m. extensor carpi ulnaris.

Keterangan Gambar 2.2


4

1. M. Extensor digitorum, Tendines

2. M. Extensor pollicis brevis


3. M. Flexor carpi ulnaris
5

17

1 6

Gambar 2.2Otot-Otot Lengan Bawah Tampak Lateral (R.Putz, 2007)


18

Keterangan Gambar 2.3

7 1. M. adductor pollicis, caput


6
transversum
5
2 . M. Flexor pollicis brevis,
4
caput superficiale
3
3 . M. Flexor pollicis brevis,
2
1 caput profundum
7
4 . M. Abductor Pollicis Brevis

5. M. Opponens pollicis

6. M. Flexor pollicis brevis, caput

superficiale

7. M. Abductor pollicis

Gambar 2.3Otot Pada Tangan(R. Putz, 2007)

2.1.2.3 Tendon
19

Tendon adalah penghubung antara tulang dan otot. Tendon ada yang
dibungkus dengan pembungkus tendon (tendon sheath), tendon berfungsi untuk
menghantarkan kekuatan dari otot ke pengungkit tulang sehingga menghasilkan
gerakan persendian.Pergelangan tangan bagian dorsal yang terdiri dari otot-otot
ekstensor dibungkus oleh sebuah retinakulum ekstensor yang berjalan melalui tulang-
tulang karpal. Retinakulum ini terdiri dari jaringan fibrosa. Bagian medial dari
retinakulum ini melekat pada os pisiform dan os hamate sementara bagian lateralnya
melekat pada bagian distal dari os radius. Ada enam kompartemen jaringan fibrosa
yang melalui otot-otot ekstensor ini. Kompartemen ini dipisahkan satu sama lain oleh
jaringan fibrosa. (Moore, 2013)
Setiap kompartemen dibungkus oleh tendon sheath yang berisi cairan sinovial
yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan selama gerakan dan
semuanya dibungkus oleh retinakulum tadi. Struktur kompartemen dari radial ke
ulnar adalah kompartemen pertama yang terdiri dari tendon otot ekstensor polisis
brevis dan tendon otot abduktor pollicis longus, kompartemen kedua yang terdiri dari
tendon otot ekstensor carpi radialis brevis dan tendon otot ekstensor karpi
radialislongus, kompartemen ketiga yaitu tendon otot ekstensor polisis longus,
kompartemen keempat yaitu tendon otot ekstensor digitorum dan otot ekstensor
indicis, kompartemen kelima adalah tendon otot ekstensor digiti minimi, dan
kompartemen keenam adalah tendon otot ekstensor carpi ulnaris.
 
20

7
6 Keterangan Gambar 2.4
1
5
1. M. flexor carpi ulnaris

2. Vagina communis tendinum musculorum


4
flexorum

3. Vagina synoviales digitorum manus


2
4. Vagina tendinis musculi flexoris pollicis
3
longi

5. Vagina tendinis musculi flexoris carpi

radialis

6. Vagina tendinum musculorum abductoris

longi et extensoris pollicis brevis

7. Vagina tendinis musculi flexoris

pollicis longi

Gambar 2.4Sarung Tendon, Vaginae Tendinum Tangan(R. Putz, 2007)


21

7 Keterangan Gambar 2.5

1
1. Retinaculum musculorum extensorum
2
2. M. Extensor carpi radialis brevis, Tendo
3
6 3. M. Extensor carpi radialis longus, Tendo
4
5 4. M. Extensor pollicis brevis, Tendo

5. M. Extensor pollicis longus, Tendo

6. M. Extensor carpi ulnaris, Tendo

7. M. Extensor digitorum, Tendines

Gambar 2.5Tendon Tangan (R.Putz, 2007)


22

Keterangan Gambar 2.6

1. Lig. Ulnocarpale Palmare


9 1
2. Lig. Pisohamatum
8
2 3. Lig. Pisometacarpale
3
4. Lig. Carpo Metacarpale Palmare
4
5. Lig. Metacarpalia Palmaris

6. Lig. Palmaria

5 7.Lig. Metacarparia Tranversal

Profunda

8. Lig. Carpiradiatum

6 9. Lig. Radiocarpale Palmare


7

Gambar 2.6Sendi dan Ligament Tangan Tampak Palmar (Putz, 2007)


23

2.1.2.4 Ligament

Pada sendi pergelangan tangan dan tangan terdapat ligament, yaitu : (1)

Ligament radiocarpale palmare, Ligament ini membentang dari processus stiloideus

radii, ditepi volar fasies articularis carpea radii menuju ke ossa naviculare,

lunatum dan trikuetrum. (2) Ligament radio carpeum dorsal, ligament ini

membentang dan posterior facies articularis carpea radii menuju ossa naviculare,

lunatum dan triquetrum. (3) Ligament Colaterale carpi radiale, ligament ini

membentang dan processus stiloideus radii menuju ke os naviculare. (4) Ligament

collaterale carpi ulnare,ligament ini membentang dariprocessus ulna menuju ke os

triquetrum. (5) Ligament Carpometacarpea dorsale yang menghubungkan ossa

carpal dengan metacarpal bagian dorsal. (6) Ligament Carpometacarpea palmar

menghubungkan ossa carpal dengan ossa metacarpal pada permukaan palmar.

2.1.2.5 Biomekanik

Biomekanik adalah ilmu tentang gerakan tubuh pada manusia. Biomekanik

pada sendi wrist terdiri dari osteokinematik dan arthrokinematik.

1) Osteokinematik

Osteokinematik adalah pergerakan yang terjadi pada tulang. Osteokinematik

pada sendi wrist memiliki dua derajat kebebasan gerak yaitu fleksi-ekstensi,

abduksi-adduksi. Osteokinematik yang terdapat pada ibu jari terdapat tiga sendi

yang terdiri dari metacarpophalangeal joint, interphalangeal joint dan

carpometacarpal. Pada metacarpophalangeal memiliki 2 gerakan yaitu fleksi dan


24

ekstensi, fleksi memiliki lingkup gerak sendi 0°-55° sedangkan untuk ekstensi 0°-

5°. Sendi interphalangeal merupakan sendi engsel dengan 2 gerakan fleksi dan

ekstensi. Pada sendi carpometacarpal sendi ini merupakan tipe sendi saddle dimana

berperan besar pada ibu jari, sendi ini memiliki empat gerakan diantaranya fleksi 45°,

ekstensi 0°, abduksi 60°, adduksi 30°

2) Arthrokinematik

Arthrokinematik adalah gerakan yang terjadi pada permukaan sendi. Gerak

arthrokinematik pada radiocarpal joint adalah pada palmar fleksi translasi distal

radius ke dorsal, dorsal fleksi translasi distal radius ke arah palmar, ulnar deviasi

translasi ke arah radial. Radial deviasi ke arah ulnar, traksi ossa carpea ke arah

distal searah axis os radii, sedikit serong ke palmar-ulnar. Pada carpometacarpal

joint 1 gerak arthrokinematik fleksi translasi metacarpal ke ulnar, ekstensi

translasi ke radial, abduksi translasi ke dorsal, adduksi translasi ke palmar, traksi

ke distal sepanjang axis os metacarpal. Pada metacarpophalangeal 1 gerak

arthrokinematik fleksi translasi palang proksimal ke palmar, ekstensi ke dorsal,

traksi ke distal sesuai axis longitudinal phalang(I.A. Kapandji, 1982).

2.1.2.6 Inervasi
25

Inervasi yang terdapat pada pergelangan tangan dan tangan berasal dariFlexus

Brachialis yang berasal dari vetebra cervical 5 sampai dengan vetebra thoracal 1.

(Pearce,2010)

1)Nervus Medianus

Berasal dari flexus brachialis dengan dua buah caput yaitu medial dari

fasciculus medialis dan caput lateral dari fasciculus lateralis. Kedua caput tersebut

bersatu pada tepi bawah m. pectoralis minor, serabut-serabut di dalam

truncusberasal dari tiga segmen cervical bawah dan dari segmen thoracal

pertama medulla spinalis. Cabang motoriknya berjalan ke sebagian besar otot

fleksorpronator dari lengan bawah, mensarafi n. interoseum, anterbrachium

volaris. Misalnya otot m. fleksor digitorum profundus jari II-IV, m. fleksor pollicis

longusjuga mensarafi n. digitalis vollaris communis. Dimana Ramus

muscularismensarafi : m. abductor pollicis,opponent pollicis sedangkan caput

superficialisyaitu m. fleksor pollicis brevis. Mensarafi : m. lumbricalis II III dan


,

kulit dorsal jari II-IV dan kulit dataran dorsal jari I.

2) Nervus Ulnaris

Merupakan cabang yang terbesar dari fasciculus medialis

plexusbrachialis. Serabut saraf ini terdiri atas serabut-serabut yang berasal dari

segmen C8 dan Thl.Cabang-cabang motorik dalam lengan bawah mensarafi m.

fleksor carpi ulnaris dan caput ulnaris m. fleksor digitorum profundus. Cabang-
26

cabang motorik di dalam tangan mensarafi seluruh otot-otot profundus yang kecil

yang berada di sebelah medial tendon m. fleksor longus thumb tangan kecuali dua

buah m. lumbricales yang pertama.

3) Nervus Radialis

Merupakan cabang yang besar dan plexus brachialis. Serabut-serabutnya

berasal dari tiga segmen cervical terakhir serta dari segmen thoracal pertama

medula spinalis. Cabang-cabang motorik dalam lengan yang mensarafi m. triceps, m.

anconeus dan bagian atas kelompok supinator sampai extensor dan otot-otot lengan

bawah.

Cabang Terminalnya : a) R. Profundus, berjalan melewati m. supinator,

abductor pollicis longus dan extensor pollicis, dan n. interoseus

(antebrachii)dorsalis, m. extensor pollicis, melalui membrane interosea menuju

dataran dorsal manus. b) R. Superficialis, berjalan melewati m. supinator, m.

brachio radialis, m. brachialis dengan extensor carpi radialis longus, berjalan di

atas ligament carpi dorsalis ke distal di atas processus styloideus radii ke telapak

tangan. Disini memberikan cabang : n. ulnaris yang akhirnya di luar fascia pada

telapak tangan menyebar menjadi lima nervus digitalis dorsalis dimana berjalan

kearah distal menuju jari sebanyak 4 buah, dan 1buah pada dataran radial jari III

yang menginervasi kulit dorsum dan jan I-III.


27

1
a
b
c

Keterangan Gambar 2.7


2
a. Fasiculus Medialis

b. Fasiculus Posterior
3
c. Fasiculus lateralis
4
1. Flexus Brachialis Pars

infraclavicularis

2. N. Medianus

3. N. Radialis

4. N. Ulnaris

Gambar 2.7Saraf-saraf Extremitas Atas (R.Puzt, 2007)

2.1.2.7 Vaskularisasi
28

Pada bagian ini akan dibahas mengenai arteri dan vena yang terdapat pada

lengan bawah dan tangan.

1) Arteri

Arteri adalah pembuluh nadi yang membawa darah yang berisi O2 dari

jantung ke jaringan, kecuali arteri pulmonalis yang mebawa darah ke pulmonal

dimana mengandung CO2. (1) Arteri yang akan dibahas oleh penulis yaitu : Arteri

Radialis berasal dari cabang A.brachialis yang berjalan kearah distal dan lateral di

bawah brachioradialis. Dibagian distal lengan bawah arteri radialis terletak di

permukaan anterior radius dan melingkari lateral radius. (2) Arteri

princepspollicis berasal dari arteri radialis sewaktu akan memasuki telapak tangan

yang berjalan kearah distal pada palmar Os metacarpal lalu bercabang di phalang

proximal membentuk menjadi dua cabang yang berjalan di sisi-sisi sepanjang

phalang. (3) Arteri Radialis Indicis berasal dari arteri radialis tetapi dapat juga

berasal dari arteri princeps pollicis dan berjalan di sepanjang sisi medial phalang I

dan di sepanjang lateral A.Digitales palmares propriae ke ujung distal jari. (4) Arteri

arcus palmaris Superficialis merupakan lanjutan dari arteri ulnaris, Arcus Palmaris

superficialis cabang-cabang yang lain, berjalan melengkung kearah lateral.

Keterangan Gambar 2.8

1. A. Ulnaris

2. R. Carpi Palmaris

3. R. Carpi Dorsalis
29

1
15
2
14
3
4
13

12
5
11
11
6
10
7

9 8

Gambar 2.8Arteri Telapak Tangan Tampak Palmar(R.Putz, 2007)

2) Vena
30

Vena adalah pembuluh darah balik yang mengantar darah kotor menuju ke

jantung yang bersisi pembuluh darah kecil yang terbentuk dari penyatuan kapiler-

kapiler, yang akan dibahas tentang vena : (1) Vena chepalica dimulai dari sisi

radial dorsum manus dari cabang-cabang jalinan vena dan menerima darah dari

telapak tangan melalui vena-vena Intercarpitalis, kearah proksimal berjalan pada sisi

radial antebrachii menuju ke fosa cubiti.(2) Vena basilica melanjutkan melalui

sulcus bicipital ke trigonu deltoidea pectoralis dimana menembus fascia dan

berjalan ke vena axilaris. (3) Vena arcus venosus dorsalis manus berasal dari sisi

ulnaris dorsum manus, berjalan pada sisi ulnaris antebrachii ke fossa cubiti yang

berhubungan dengan vena cephalicamelalui vena mediana cubiti.

2.1.3 Patologi

Patologi adalah cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sebab-

sebab dan hakekat penyakit, juga mempelajari perubahan perubahan anatomi maupun

perubahan fungsional berkenan dengan adanya penyakit tersebut (Hudaya, 2009).

Dalam pembahasan patologi ini penulis akan membahas : Etiologi, gambaran klinis,

tanda dan gejala klinis, prognosis, dan diagnosa banding.

Mekanisme terjadinya De Quervain syndrome adalah karena adanya kelelahan

atau trauma kecil yang berulang-ulang secara perlahan dan makin lama semakin

menjadi berat. De Quervain syndrome ini dapat menimbulkan degenerasi dini pada
31

jaringan yang tertekan. Dimana terjadi rasa sakit yang timbul dari otot yang overuse

(Mujianto, 2013).

2.1.3.1 Etiologi

Etiologi adalah Cabang Ilmu Kedokteran tentang sebab dan asal penyakit.

(Dorland, 1998).De Quervain terjadi akibat dari aktifitas yang berlebihan pada otot-

otot pergelangan tangan yang akan menyebabkan kerusakan, biasanya pada

tendon m. extensor polisis brevis dan m. abduktor pollicis longus (Hudaya, 2009).

Sumber lain menyebutkan ketika berulang kali melakukan gerakan-gerakan

tangan dan ibu jari seperti menggenggam, mencubit, atau memeras dapat

menyebabkan peradangan tenosinovium yang disebut tenosinovitis. Peradangan ini

dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada tendon dalam selubung tendon. Jika

kondisi ini berlangsung terus menerus maka akan menghambat pergerakan tendon

saat menggerakan ibu jari (Mujianto, 2013)

2.1.3.2 Gambaran Klinis

Pada kondisi ini tampak adalah keadaan meradang yang mana tampak cairan

yang terdapat serosa dan fibrin setelah cairan tersebut di absorbsi jaringan di sekitarnya,

maka tendon dalam selubung tendon serta sarung tendon mengalami kerusakan

sehingga apabila terjadi suatu gesekan akan mengakibatkan rasa sakit, sebab

permukaan tendon itu sendiri melengket akibat peradang.


32

2.1.3.3 Tanda dan Gejala Klinis

Gejala yang sering muncul adalah nyeri tekan, dan kesulitan dalam aktivitas

menggenggam. Menurut Prasetya Hudaya (2009), beberapa gejala yg dapat terjadi

akibat penyakit De Quervain diantaranya adalah : (1) Jika ditekan terasa tidak

nyaman pada daerah tersebut, (2) Terkadang terasa adanya hambatan gerak pada

thumb, (3) adanya nyeri tekan pada daerah proccesus styloideus radii, (4) Gerakan

aktif menimbulkan nyeri yang hebat.

Menurut Barbara G. Stanley dan Susan M. Tribuzi, (1999), perbaikan pada

tendon di ikuti oleh tiga fase, (1) fase peradangan berlangsung hingga hari ke 4-7,

fase ini terjadi pembengkan pada jaringan sekitar, jaringan kolagen mulai

terbentuk sedikit demi sedikit dan penyembuhan tendon terjadi bersama

dengan jaringan disekitamya, (2)fase fibroplasia berlangsung hingga hari ke 7, pada

fase ini pembentukan jaringan kolagen terjadi secara terus menerus, dan

jaringan baru yang terbentuk sangat mudah rusak bila terjadi penekanan yang

berlebihan, (3) fase perbaikan berlangsung hingga 4 minggu, fase ini telah

terjadi penguatan terhadap jaringan kolagen yang terbentuk dan mulai terbentuk

jaringan yang baru. Untuk digunakan aktif secara normal kembali 3-4 bulan.

2.1.3.4 Diagnosa Banding

Carpal Tunnel Syndrome timbul akibat tertekannya nervus medianus di

dalam sindrom terowongan karpal atau penyakit saraf menengah di pergelangan

tangan, adalah suatu kondisi medis di mana saraf tengah (medianus) tertekan di

bagian pergelangan, mengakibatkan parastesia, mati rasa dan kelemahan otot


33

ditangan. Gejala malam hari dan bangun di malam hari adalah tanda-tanda

sindromterowongan karpal.perbedaan antara Carpal Tunnel Syndrome dengan De

Quervain yaitu pada letak nyeri, CTS terasa nyeri pada nervus medianus sedangkan

pada De Quervain terdapat nyeri pada tendonnya.

2.1.3.5 Prognosis

Prognosis dari De Quervain pada dasarrya tergantung pada lokasi dan

tingkat keparahan tenosynovitis, gejala dapat bertahan selama beberapa hari atau

beberapa minggu. Jika berlebihan atau terus bertambah, rasa sakit dapat

memperburuk dan bertahan selama beberapa bulan.

2.2 Deskripsi Problematika Fisioterapi

PadakasusDe Quervain Syndrome ini di dapat problematika sebagai berikut :

2.2.1 Nyeri

Nyeri adalah suatu kondisi tidak enak yang merupakan pengalaman

emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun

potensial dan terkadang nyeri digunakan untuk menyatakan adanya kerusakan

jaringan (Parjoto,2006) .

Nyeri diakibatkan dari aktifitas yang berlebihan pada otot-otot pergelangan

tangan yang akan menyebabkan kerusakan, biasanya pada m. extensor pollicis

brevis dan m. abduktor pollicis longus meradang dimana tampak cairan yang terdapat

serosa dan fibrin setelah cairan tersebut di absorbsi jaringan di sekitarnya, maka tendon

dan selubung tendon serta sarung tendon mengalami kerusakan sehingga apabila terjadi
34

suatu gerakan akan mengakibatkan rasa sakit, sebab permukaan tendon itu sendiri

melengket akibat peradang. Nyeri yang timbul adalah nyeri tekan dan nyeri gerak

untuk mengetahui aktualisasi nyeri pada kasus ini dilakukan pemeriksaan dengan

menggunakan skala nyeri (VAS). VAS (VisualAnalogue Scale) adalah cara pasien

melihat gambar yang kita sediakan dan digambaritu sudah ada grafik dan angka 0

serta 10. Pada grafik tersebut bilamana 0 adalah tidak nyeri dan 10 adalah sangat

nyeri. Pelaksanaannya dibagi menjadi tiga yaitu nyeri diam, nyeri gerak, dan nyeri

tekan

2.2.2 Keterbatasan Luas Gerak Sendi

Lingkup gerak sendi adalah luas lingkup gerak yang dapat dilakukan oleh

suatu sendi. Goniometer adalah alat untuk mengukur lingkup gerak sendi,

Goniometer digunakan sebagai alat evaluasi yang paling sering digunakan dalam

praktek fisioterapi. Keterbatasan gerak yang terjadi pada kasus De Quervain

syndrome sinistra yaitu keterbatasan gerak aktif dan keterbatasan gerak pasif pada

saat ekstensi thumb dan abduksi thumb. Pada De Quervain

syndromesinistraketerbatasan gerak disebabkan oleh adanya nyeri, sehingga pasien


35

akan membatasi gerakan danmempertahankan sendi pada posisi yang nyaman yang

dapat mengakibatkan sirkulasi darah menjadi tidak baik, maka ototsecara otomatis

akan memendek dan terjadi pengendapan cairan synovialsehingga memungkinkan

terjadinya spasme, kontraktur otot dan perlengketansendi.

2.3 Teknologi Intervensi Fisioterapi

Teknologi yang akan digunakan dalam kasus ini adalah menggunakan

modalitas Infra Reddan Terapi Latihandengan teknik Force Passive Movement untuk

menguranginyeridanketerbatasan gerak sendi thumb padakasusDe Quervain

syndrome.

2.3.1 UltraSound

Ultrasound (US) termasuk jenis thermotherapy (terapi panas) yang berfungsi


untuk mengurangi nyeri yang dirasakan di dalam tubuh baik nyeri berat maupaun
ringan. Terapi Ultrasound (US) ini merupakann salah satu terapi dengan
menggunakan arus litrik yang dialirkan melalui media berupa trandsducer yang di
dalamnya mampumenghasilkan gelombang suara. Ultrasound (US) memberikan
gelombang suara tinggi dengan frekuensi 1 atau 3MHz (>20.000 Hz) (Sudarsini,
2017).

2.3.1.1 Generator Infra Red


36

Generator infra red di golongkan menjadi dua, yaitu non luminous dan

luminous.

1) Non luminous generator

Generator non luminous memproduksi sinar infra red dengan panjang

gelombang 7.700 A sampai 150.000 A atau kurang dari batas ini. Bila sinar visibel

ikut terpancar, pancaran yang maksimum sekitar 40.000 A.

Struktur lampu non luminous : (1) terdiri dari kawat penghantar yang dililitkan

pada bahan isolator, seperti porselin atau firecly. Bila arus listrik dialirkan pada

kawat penghantar tersebut sehingga menjadi panas, akan memancarkan sinar infra

red. Jika panasnya sudah mencapai titik optimum, kawat akan nampak red

sehingga lampu ini tidak murni jenis non-luminous, (2)tipe kedua mirip dengan

tipe pertama, hanya ditambahkan plate tipis yang terbuat dari bahan firecly sebagai

penutup, sehingga lilitan kawat tdak kelihatan dari luar.Plate firecly di cat hitam

dengan maksud mengurangi pancaran sinar visible, (3) tipe ketiga dari generator

ini adalah plate firecly yang di dalamnya berisi graphite red yang berfungsi

sebagai kawat penghantar, kemudian dialiri arus listrik. Arus listrik tersebut akan

memanasi kawat penghantar, kemudian secara konduksi memanasi firecly dan

akan memancarkan sinar merah.

2) Luminous generator

Generator ini mengeluarkan sinar infra red, sinar visible dan sebagian kecil

sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang dihasilkan berkisar antara 3.500

sampai 40.000A. Diantara panjang gelombang ini yang paling padat sekitar 10.000A.
37

Sinar yang dipancarkan dari generator luminous dihasilkan oleh satu atau lebih

lampu pijar. Strukturnya terdiri dari filament yang terbuat dari bahan kawat tungsten

atau karbon yang dibungkus dalam gelas lampu, di dalamnya dibuat hampa udara

atau diisi dengan gas tertentu dengan rendah tekanan. Pengeluaran udara dalam

bolam yang dimaksudkan untuk mengindari oksidasi dari filament tersebut. Jika

oksidasi terjadi, maka produk oksidasi akan menempel pada permukaan dalam dari

bolam, sehingga terjadi penghalangan pancaran sinarnya.

2.3.1.2 Klasifikasi Sinar Infar Merah

Klasifikasi sinar infra merah yang akan di bahas pada sub bab ini adalah
berdasarkan panjang gelombang, yaitu yang gelombang panjang dan gelombang
pendek.

1) Gelombang panjang (Non Penetrating)

Memiliki panjang gelombang di atas 12.000 A sampai dengan 150.000 A.

Daya penetrasi sinar ini hanya sampai kepada lapisan superficial epidermis yaitu

sekitar 0,5 mm.

2) Gelombang pendek (Penetrating)

Memiliki panjang gelombang antara 7700 – 12.000 A. Daya penetrasinya

lebih dalam, mencapai jaringan sub kutan yang dapat mempengaruhi secara langsung

terhadap pembuluh darah kapiler, pembuluh darah lymphe, ujung-ujung syaraf dan

jaringan-jaringan lain di bawah kulit.


38

2.3.1.3 Efek Fisiologis dan Efek Terapeutik Infra Red

Pengaruh fisiologis infra red jika di absorbsi oleh kulit, maka panas akan

timbul pada tempat di mana sinar tersebut di absorbsi. Infra red yang bergelombang

pendek (7.700 A – 12.000 A) penetrasinya sampai pada lapisan dermis atau sampai

ke lapisan di bawah kulit, sedang yang bergelombang panjang di atas 12.000 A

penetrasinya hanya sampai pada superficial epidermis.

.Dengan adanya panas ini temperatur naik dan pengaruh-pengaruh lain akan

terjadi. Pengaruh tersebut antara lain :

1) Meningkatkan proses metabolisme

Telah dikemukakan oleh hukum Vant’t Hoff bahwa suatu reaksi kimia akan

dapat dipercepat dengan adanya panas atau kenaikan temperatur. Proses metabolisme

terjadi pada lapisan superficial kulit sehingga pemberian oksigen dan nutrisi kepada

jaringan lebih diperbaiki,begitu juga pengeluaran sampah-sampah pembakaran.

2) Vasodilatasi pembuluh darah

Dilatasi pembuluh darah kapiler dan arteriol akan terjadi segera setelah

penyinaran sehingga kulit akan tampak kemerah-merahan tetapi tidak merata,

berkelompok seperti bergaris-garis. Keadaan ini sebenarnya merupakan reaksi tubuh

terhadap adanya sinar panas dan reaksi peradangan. Erytema ini disebabkan oleh

adanya energi panas yang diterima ujung-ujung saraf sensorik yang kemudian

mempengaruhi pengaturan panas (heat regulation mechanism).


39

Untuk ini vasomotor reaksi ini dengan jalan pelebaran pembuluh darah

sehingga sejumlah panas dapat dirasakan keseluruh jaringan melalui sirkulasi darah.

Dengan sirkulasi darah yang meningkat, dengan demikian kadar sel darah putih dan

sel anti body dalam jaringan tersebut meningkat. Pemeliharaan jaringan menjadi lebih

baik dan perlawanan agen penyebab proses radang juga semakin membaik.

3) Pigmentasi

Penyinaran yang berulang-ulang dengan infra redradiation dapat

menimbulkan pigmentasi pada tempat yang disinari. Hal tersebut disebabkan oleh

adanyakerusakan pada sebagian sel-sel darah merah tersebut.

4) Pengaruh terhadap saraf sensorik

Pemanasan yang ringan mempunyai pengaruh sedatif terhadap ujung-ujung

saraf sensorik, sedangkan pemanasan yang lebih akan menimbulkan iritasi.

5) Pengaruh terhadap jaringan otot

Kenaikan temperatur disamping membantu terjadinya rileksasi juga akan

meningkatkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Spasme yang terjadi akibat

penumpukan asam laktat dan sisa-sisa pembakaran lainnya dapat dihilangkan dengan

pemberian panas. Hal ini terjadi karena pemanasan akan mengaktifkan terjadinya

pembuangan sisa-sisa metabolisme.

6) Destruksi jaringan

Terjadi bila penyinaran yang diberikan menimbulkan kenaikan temperatur

jaringan yang cukup tinggi dan berlangsung lama, sehingga diluar toleransi penderita

ini menyebabkan kerusakan akibat luka pakar yang terjadi.


40

7) Menaikan temperatur tubuh

Penyinaran yang luas dan berlangsung cukup lama dapat mengakibatkan

kenaikan temperatur tubuh. Hal ini terjadi karena penyinaran akan memanasi darah

dan jaringan yang berada di daerah superficial kulit, panas ini kemudian akan

diteruskan keseluruh tubuh. Penurunan tekanan darah sistemik oleh karena adanya

panas akan merangsang pusat pengaturan panas tubuh untuk meratakan panas yang

terjadi dengan jalan timbul dilatasi yang bersifat general, vasodilatasi ini akan

menjadikan tahanan perifer menurun. Penurunan tahanan perifer akan diikuti dengan

penurunan tekanan darah sistemik.

8) Mengaktifkan kerja kelenjar keringat

Pengaruh rangsang saraf yang dibawa ujung-ujung saraf sendorik dapat

mengaktifkan kerja kelenjar keringat di daerah yang diberi penyinaran.

2.1.3.4 Efek Terapeutik Infra Red

Pengaruh terapeutik dari sinar infra red radiation secara garis besar adalah

sebagai berikut :

1) Mengurangi / menghilangkan Rasa Nyeri

Penyinaran infra red radiation dapat menurunkan rasa nyeri yang ditimbulkan

karena adanya timbunan sisa-sisa hasil metabolisme yang disebut zat ‘P’ yang

menumpuk di jaringan. Dengan pemberian sinar infra red radiation akan

memperlancar sirkulasi darah, sehingga zat ‘P’ juga akan ikut terbuang dan rasa nyeri

akan berkurang.

2) Rileksasi otot
41

Rileksasi otot akan mudah dicapai jika jaringan otot dalam keadaan hangat

dan rasa nyeri tidak ada. Sinar infra red radiation selain mengurangi nyeri juga dapat

menaikan suhu tubuh sehingga dengan demikian otot menjadi rileks.

3) Meningkatkan suplai darah

Adanya kenaikan temperatur akan menimbulkan vasodilatasi yang akan

menyebabkan terjadinya peningkatan darah kejaringan setempat. Ini terutama terjadi

pada jaringan superficial dan efek ini sangat bermanfaat untuk penyembuhan luka dan

mengobati infeksi jaringan superficial.

4) Mengurangi sisa-sisa hasil metabolisme

Penyinaran yang luas akan mengaktifkan glandula gudoifera (kelenjar

keringat) di seluruh badan, sehingga akan meningkatkan pembuangan sisa-sisa hasil

metabolisme melalui keringat.

2.3.1.5Aplikasi Infra Red

1) Metode aplikasi

Pada dasarnya pemasangan lampu di atur sedemikian rupa sehingga sinar

yang berasal dari lampu jatuh tegak lurus terhadap jaringan yang diobati. Baik itu

lampu lominous maupun lampu non lominous. Jarak penyinaran untuk lampu non

lominous antara 45 – 60 cm, sedangkan untuk lampu lominous antara 35 – 45 cm.

Jarak ini bukanlah merupakan jarak yang mutlak karena masih dipengaruhi oleh

toleransi penderita.
42

2) Adapun prosedur aplikasi pada penggunaan sinar Infra merah meliputi :

(1)Persiapan alat yaitu perlu dipersiapkan alat serta pemeriksaan alat antara

lain meliputi kabelnya dan jenis lampu.

(2) Persiapan penderita untuk posisi penderita di atur senyaman (comfortable)

mungkin disesuaikan dengan daerah yang diobati.

(3) Pengaturan dosis pada pengguna lampu non lominous, jarak lampu antara 45-

60 cm, waktu penyinaran 10 – 15 menit, dan sinar diusahakan tegak lurus

dengan daerah yang diobati. Pada penggunaan lampu lominous, jarak lampu

35 -45 cm, waktu penyinaran 10 – 30 menit dan sinar diusahakan tegak lurus

dengan daerah yang diobati. Waktu dan jarak penyinaran diatas tidak mutlak,

tetapi disesuaikan dengan toleransi pasien.

(4) Evaluasi dilakukan sebelum penyinaran dan setelah dilakukan penyinaran.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien sebelum dilakukan

dan setelah dilakukan penyinaran. Hal ini juga untuk menghindari penyinaran

yang terlalu panas dan terlalu banyak mengeluarkan keringat. Hal yang harus

diperhatikan selama melakukan penyinaran adalah menjaga kontak dengan

pasien dengan cara selalu menanyakan kepada pasien tentang reaksi panas

yang ditimbulkan akibat penyinaran

2.3.1.6 Indikasi dan Kontra Indikasi


43

Indikasi pemberian infra red yaitu pada kondisi peradangan setelah sub akut

antara lain kontusio, muscle strain, muscle sprain, trauma synovitis. penyakit arthritis

(rhematiod arthritis, osteoarthritis, myalgia, lumbago, neuralgia, dan neuritis),

gangguan sirkulasi, penyakit kulit, persiapan latihan dan massage.

Kontra indikasi pemberian infra red adalah daerah dengan insufiensi pada

darah, gangguan sensibilitas kulit dan adanya kecenderungan terjadinya pendarahan.

2.3.2 Terapi Latihan

Untuk kasus De Quervain ini, terapi latihan dilakukan dengan menggunakan

Force Passive Movement.Terapi latihan adalah usaha pengobatan dalam fisioterapi

yang dalam pelaksanaanya menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara

aktif atau pasif(Kisner, 2007).

2.3.2.1 Force Passive Movement

Force passive movement merupakan bagian dari pasisive exercise

dimanapassive exersice itu sendiri merupakan suatu gerakan yang di hasilkan

darikekuatan luar dan merupakan kontraksi otot yang disadari. Kekuatan luar

tersebutdapat berasal dari gravitasi, mesin, individu atau bagian tubuh lain dari

individu itusendiri. Sehingga Force passive movementmerupakan gerakan yang

berasal dari terapis atau luar dimana pada akhirgerakan diberikanpenekanan. (Kisner

Colby, 2007).
44

2.3.2.2 Tujuan Force Passive Movement

Forced passive movement bertujuan untuk menambah atau meningkatkanluas

gerak sendi (ROM) dengan jalan mencerai beraikan struktur yang melengket(yang

menghambat gerakan persendian) atau dengan mengulur jaringan yangmemendek.

Tekhniknya hampir sama dengan relaxed passive movement, tapi disinilebih

diperhatikan adanya penguluran selama gerakan, fiksasi yang sempurna dan

padaakhir gerakan diberikan penekanan yang mantap.

Pemendekan jaringan dapat diatasi dengan pemberian penekanan yang

kuatmantap dan tiba-tiba pada setiap akhir gerakan. Ini harus dikerjakan dengan hati-

hatidan hanya sekali saja. Penderita harus tetap relax, tetapi oleh adanya penekanan

yangtiba-tiba mungkin akan terjadi spasme otot, juga akan terjadi exudasi

didalampersendian tersebut. Penarikan yang kuat dan menetap pada otot-otot

(ligamentligamen)yang memendek dapat memberikan penguluran tanpa

menimbulkankerusakan. Penarikan tersebut dapat pula merangsang reseptor pada

tendon (golgitendo) sehingga akan timbul pencegahan terhadap aktifitas otot.

2.3.2.3 Prosedur Melakukan Forced Passive Movement

Forced passive movement merupakan tekhnik latihan yang padadasarnya

adalah latihan pasif sehingga perlu diperhatikan ketentuanmelakukan passive

movement sebelum dilakukan latihan meliputi:

(1) Bagianyang tidak digerakkan harus tersupport dengan benar


45

(2) Bagian yang harusdigerakan harus dipegang dengan benar dan comfort

(3) Gerakan-gerakan yangterjadi bisa dari distal ke proksimal atau sebaliknya

(4) Pegangan harus dekat dengan sendiuntuk memberikan gerakan yang

memungkinkan

(5) Gerakan harushalus, teratur dan pengulangan gerakan diberikan dengan selang

waktuatau tempo

(6) Pengubahan pegangan juga harus terjadi dengan halus danposisi pengaturan

tangan/pegangan seminimal mungkin yang diperlukan.

2.3.2.2 Teknik Pelaksanaan Force Passive Movement

(1) Persiapan pasien yaitu pasien terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang latihan

yang akan diberikan. Pasien diposisikan senyaman mungkin, pada kasus ini

pasien duduk di bed dengan tangan kiri diganjal bantal. Pastikan keadaan umum

pasien baik dan siap untuk melakukan latihan.

(2) Persiapan terapis yaitu terapis dalam posisi senyaman mungkin dan

dapatmenjangkau pasien dengan baik terhadap gerakan yang dilakukan, dalam

kasus initerapis berada di samping kanan pasiendengan memfiksasi pada bagian

proksimal sendicarpometacarpaldan mensupport pada sendi proksimal phalang

proksimal.

(3) Pelaksanaanterapi meliputi terapis menggerakan ibu jari kiri pasien ke arah

ekstensi sendicarpometacarpalkemudian lanjutkan ke arah abduksisendi

carpometacarpalsampai batas nyeri dengan gentledan terapis menahan beberapa


46

saat kurang lebih 7 detik dengan intensitas tekanan yang toleran. Gerakan ini

dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan dengan 6 kali repetisi.

Menurut Kisner(2007) dosis terapi latihan yang digunakan adalah sebanyak

enam kalipengulangan, disesuaikan dengan kondisi umum pasien, apabila kondisi

umumpasien baik dapat diulang sampai sepuluh kali pengulangan dan untuk

repetisi dilakukan sebanyak enam kali. Setelah latihandiberikan evaluasi atau cek

kembali keadaan umum pasien, berikan waktuistirahat untuk pasien, dan berikan

latihan edukasi untuk dilakukan di rumah.

2.3.2.4 Efek dan Penggunaan Force Passive Movement

(1) Melepaskan perlengketan

(2) Menambah luas gerak sendi (ROM)

(3) Mencegah pemendekan sruktur disekitar sendi

Anda mungkin juga menyukai